BAB 20 - Serangan Dadakan

"Giovanni! Kau ...” Kedua mata Zea terbelalak melihat darah keluar dari lengan Gio. 

Darah menetes ke pasir. Mendadak tempat itu terasa mencekam karena beberapa orang berpakaian hitam mengepung mereka semua.

"Balasan dari Tuan Romano.” Seseorang dengan kacamata hitam, berbadan kekar dan tinggi dengan santai memegang laras pendek yang mengeluarkan sedikit asap setelah tembakan yang mengenai lengan Giovanni.—Stefano Moretti.

"Kau punya nyali menyerang ku di tempat seperti,”ucap Giovanni dengan nada intimidasi yang mengerikan.

Giovanni memegangi tangan kirinya yang mengeluarkan darah segar. Para bawahan Giovanni yang memakai pakaian santai pun kini bersiaga dan juga masing-masing dari mereka mengeluarkan laras pendek, ditodongkan pada Stefano moretti.

"Turunkan senjatamu,"titah Federico yang telah pada posisi siaga dan bersiap untuk menembak Stefano Moretti.

Sementara lelaki suruhan William itu malah tertawa keras. "Tidak ada gunanya melakukan itu karena tempat ini sudah dikepung oleh Lucivero."

Pandangan Giovanni lalu mengitari area dan melihat banyak orang yang bersiaga dengan laras panjang di atas lereng. Lelaki itu berdecak tapi seringnya terpampang di wajahnya, tampak tidak pernah takut dengan ancaman itu.

Sementara Zea terbelalak melihat luka Giovanni, jantungnya berdebar cepat melihat kericuhan yang ada. Suasana pantai yang begitu damai dan menenangkan itu tiba-tiba berubah mencekam. Dalam suasana matahari yang mulai tenggelam seperti menjadi saksi begitu mengerikannya.

"Pantai ini telah kau pesan untuk dirimu sendiri dan antek-antekmu, jelas tidak akan ada orang lain selain kau dan orang-orang mu. Terlebih kau memesan tempat ini hanya untuk seseorang yang dinilai oleh Tuan William Romano sangatlah spesial. Itu membuat nyali balas dendamnya tertantang dan akan menyerangmu di sini. Sepertinya penilaian tuanku tidak pernah salah. Selain orang-orang mu tidak ada orang lain di sini, tidak akan ada media yang meliput. Siapapun yang menang, kita akan bertarung hingga titik darah penghabisan,"ucap Stefano penuh percaya diri dengan kedua tangannya melebar seperti sayap. "Tuan William Romano tidak berniat menghabisi kalian semua, tapi sepertinya aku memiliki rencana lain yang lebih indah. Jika aku bisa menghabisimu ... Giovanni Alteza, aku pasti akan mendapatkan hadiah yang luar biasa."

Stefano kembali menodongkan pistolnya yang kini diarahkan tepat pada tempurung kepala belakang Giovanni. "Aku pikir Mafia hebat sepertimu mampu menghindari seranganku dengan mudah, ternyata serangan pertama saja kau tidak bisa menghindariku. Aku jadi ragu tentang predikatmu sebagai mafia yang hebat itu."

"Berhentilah mengoceh, kau juga tidak berada di tempat yang aman di sini. Turunkan senjatamu sekarang." Fedrico yang tidak terima dengan hinaan pada Tuan Alteza nya pun angkat bicara.

"Akan aku turunkan setelah menghabisi Tuan Altezza mu." Stefano bersmirik meremehkan.

Kedua tangan Zea bergetar, melihat ketegangan tersebut. Dikelilingi oleh orang-orang yang bersih tegang membuat bulu kuduknya merinding, terlebih saat melihat luka Giovanni.

"Pergilah bersama Rosa, aku akan menangani mereka semua,"ucap Giovanni pada Zea.

"Tapi lukamu ..." Entah berasal dari mana perasaan peduli Zea muncul.

"Tidak usah pedulikan lukaku, aku sudah terbiasa dengan ini. Sedangkan kau belum terbiasa dengan semua ini." Giovanni berkata dengan nada yang lembut namun juga tegas, setelah menatap Zea, arah pandangnya kembali pada orang-orang yang mengepungmya. "Bagaimanapun juga ini adalah duniaku, aku belum berniat melibatkanmu dalam semua ini."

Tiba-tiba Rosa muncul dari belakang Zea dan menggaet tangan Zea untuk pergi.

"Tapi bagaimana dengan Giovanni??"tanya Zea khawatir.

"Tuan alteza akan baik-baik saja, dia sudah biasa menangani ini apalagi Lucivero. Stefano tidak ada apa-apanya untuk tuan alteza." Rosa menjelaskan dengan terus menarik tangan Zea. "Aku akan membawamu ke tempat aman terlebih dahulu."

"Siapa mereka semua?"katanya Zea penasaran.

"Mereka adalah Lucivero, musuh tuan alteza yang dipimpin oleh William Rumano. Sudah menjadi musuh bebuyutan, Aku hanya tidak menyangka mereka akan menyerang juga di sini. Untung saja tuan alteza selalu siap sedia membawa orang-orang hebat mereka di sisinya. Aku tambah mengaguminya, tuan alteza sangat hebat bukan??" Bahkan di saat genting pun Rosa masih sempat-sempatnya memuja-muja Giovanni alteza.

Sungguh diluar nalar.

Tapi, ada satu hal yang menarik perhatian Zea yaitu tentang William Romano. Lelaki yang terdengar tidak asing. Hingga Dia teringat tentang William yang dia temui.

"William Romano?"beo Zea.

"Iya, kenapa? Apa aku pernah bertemu dengannya?"

Tapi belum sempat Zea menjawab pertanyaan Rosa, Mendadak para bawahan LUCIVERO menghadang mereka.

"Gadis-gadis cantik ini mau ke mana? Siapa yang membiarkan Kalian pergi?" Kedua pria tersebut berseringai dengan tatapan penuh hasrat di mata mereka.

"Kami para wanita bukan tempatnya berada di sini, sebaiknya kau minggir atau rasakan akibatnya,"ancam Rosa yang membuat kedua pria itu tertawa terbahak-bahak karena menganggap Rossa hanya menggertak saja.

"Ah, jangan galak-galak ... mari kita bermain-main sebentar." Kedua pria itu tetap bersikeras.

Kali ini Zea akan bicara karena geram. Dia memasang kuda-kuda bersiap untuk menghajar lelaki itu. Tapi belum sempat melakukannya, kedua pria itu mengeluarkan pistol yang membuat Zea tidak berdaya dan terbelalak. "Pistol?"

"Tidak usah bermain-main, Kami punya pistol di sini."

Zea berdecak.

Namun, Rosa tetap tak mau kalah. "Kau pikir aku akan takut hanya karena kau memiliki pistol?" Zea bahkan terkejut dengan keberanian Rosa. Gadis yang biasanya hanya membicarakan tentang cinta sekarang terlihat cukup berani.

"Kau benar-benar punya nyali."

Kedua pria itu kemudian menarik pelatuk, bersiap untuk menembak Rossa Dan Zea. Tapi dengan gerakan yang cepat juga, Rosa berhasil melindungi dia dan mengeluarkan laras pendek dari balik bajunya.

Zea sontak terkejut melihatnya.

Bahkan Rossa memiliki pistol?

Kedua mata Zea terbelalak.

Terlebih saat Rosa memainkan pistol tersebut dengan handal seperti seorang ahli. Dalam hitungan menit, Rossa mampu melukai lengan dan kaki salah satu dari mereka.

Suara jeritan terdengar dengan latar belakang suara tembak-menembak terjadi di pantai itu.

Zea merasakan jantungnya berdebar kencang saat mendengar suara pistol yang bersahut-sahutan.

Rossa dengan beraninya maju ke depan dan hendak menghajar yang satu lagi, tapi naas kondisi kini berbalik, Rossa tertangkap.

"Rosa!"pekik Zea.

"Inilah akibatnya karena seorang wanita berani melawanku,"ucap pria itu dengan sombong.

"Nona Zea, pergi dan tinggalkan aku."

Zea terkejut. "Apa maksudmu?? Aku tidak akan meninggalkanmu."

Gila saja meninggalkan seseorang saat di dalam bahaya.

Lelaki yang kini mencekik leher Rossa mengangkat sudut bibirnya. "Kau memanggilnya siapa tadi? Nona Zea? Tampaknya aku akan mendapatkan bonus besar. Aku akan membawa Nona Zea mu itu dan mendapatkan hadiah dari tuan Romano."

Rossa menggigit tangan lelaki itu karena menodongkan pistol ke Zea. "Jangan berani-beraninya menyentuh dia, cabul. Aku membenci pria seperti mu."

"Akh ... lepaskan aku! Dasar jalang!" Dalam satu gerakan, lelaki itu memukul kepala Rosa hingga pingsan.

Zea terbelalak. Tangannya mengepal di kedua Sisi tubuhnya. "Rosa!!"

"Sekarang giliranmu ..." lelaki itu perlahan-lahan mendekati Zea. Langkah kakinya mantap karena membawa Jaya pada William akan memberikannya banyak bonus.

Sementara Zea sudah siap juga dengan posisi kuda-kuda. Langit sudah mulai gelap dengan latar belakang suara tembakan yang mencekam. debaran jantung Zea ikut meriuhkan isi pikirannya, hanya satu harapan gadis itu yakni dapat melawan lelaki di depannya dengan ilmu bela diri yang selama ini ia pelajari. Walaupun kemungkinannya tipis dan walaupun dia lumayan pesimis.

Dia akan mencobanya.

Tapi, saat lelaki itu sudah berjarak 1 meter dari Zea.

DOR

Suara tembakan tepat mengenai dahi lelaki itu hingga darahnya muncrat dan beberapa mengenai wajah Zea.

Seseorang yang melakukan itu tak lain dan tak bukan adalah Giovanni Alteza yang ternyata telah menggugurkan banyak anak buah Lucivero bahkan Stefano.

Dia mendekati Zea dengan kaos yang telah merembes darah dari musuh-musuhnya.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Gio menarik Zea pergi dari area pertempuran itu. Gio telah memerintahkan Federico untuk menangani sisanya dan membersihkan semua kekacauan yang terjadi.

Sementara Zea masih ternganga. Jantungnya masih berdebar-debar dengan semua yang terjadi, apalagi melihat lelaki yang akan menyerangnya tadi langsung tergeletak tak berdaya setelah ditembak oleh Giovanni.

Mendadak ketakutan pada lelaki yang menariknya sekarang kembali muncul ke permukaan. Satu hal yang pasti adalah ...

Giovanni bukanlah orang biasa.

Sementara William, memantau semua yang terjadi di balik layar dari drone yang diterbangkan olehnya. Setelah itu menggumamkan satu nama, "Zea Calista."

Terpopuler

Comments

LiliNini

LiliNini

btw kak Bee boleh ga gue minta fc tiap karakternya, biar gampang ngebayanginnya 😬🙏

2025-03-05

2

LiliNini

LiliNini

Kak Bee, asli makin ke sini makin seru 😭😭😭 berasa lagi nonton film tau ga 😭😭

2025-03-05

1

LiliNini

LiliNini

gue makin semangat nungguin updatenya tiap hari 🥰

2025-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Hutang
2 Bab 2 - Malam Pertemuan
3 Bab 3 - Zea adalah Properti
4 BAB 4 - Mimpi Buruk
5 BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6 BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7 BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8 BAB 8 - Taktik Kabur
9 BAB 9 - William
10 BAB 10 - Pertarungan
11 BAB 11 - Ketegangan
12 BAB 12 - Rantai Kehidupan
13 BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14 BAB 14 - Peraturan dan Janji
15 BAB 15 - Percobaan Membujuk
16 BAB 16 - Kebebasan Manis
17 BAB 17 - Perawatan
18 BAB 18 - Kebebasan?
19 BAB 19 - Kenangan Indah
20 BAB 20 - Serangan Dadakan
21 BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22 BAB 22 - Dugaan
23 BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24 BAB 24 - Giovanni Kembali
25 BAB 25 - Ciuman?
26 BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27 BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28 BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29 BAB 29 - Mereka dan Malam
30 BAB 30 - Rencana
31 BAB 31 - Ledakan
32 BAB 32 - Kecurigaan
33 BAB 33 - Kepergian Giovanni
34 BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35 BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36 BAB 36 - Tipu Daya
37 BAB 37 - Ancaman William
38 BAB 38 - Penderitaan
39 39 - Aku bukan properti!!
40 BAB 40 - Makan
41 BAB 41 - Perasaan Giovanni
42 BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43 BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44 BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45 BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46 BAB 46 - Sebuah Cara
47 BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48 BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49 BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50 BAB 50 - Luka Pengorbanan
51 BAB 51 - Pengorbanan Zea
52 BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53 BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54 BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55 BAB 55 - Kebimbangan Hati
56 BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57 BAB 57 - Aku Mencintaimu
58 BAB 58 - Senyuman Giovanni
59 BAB 60 - Sarapan Romantis
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 - Hutang
2
Bab 2 - Malam Pertemuan
3
Bab 3 - Zea adalah Properti
4
BAB 4 - Mimpi Buruk
5
BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6
BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7
BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8
BAB 8 - Taktik Kabur
9
BAB 9 - William
10
BAB 10 - Pertarungan
11
BAB 11 - Ketegangan
12
BAB 12 - Rantai Kehidupan
13
BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14
BAB 14 - Peraturan dan Janji
15
BAB 15 - Percobaan Membujuk
16
BAB 16 - Kebebasan Manis
17
BAB 17 - Perawatan
18
BAB 18 - Kebebasan?
19
BAB 19 - Kenangan Indah
20
BAB 20 - Serangan Dadakan
21
BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22
BAB 22 - Dugaan
23
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24
BAB 24 - Giovanni Kembali
25
BAB 25 - Ciuman?
26
BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27
BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28
BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29
BAB 29 - Mereka dan Malam
30
BAB 30 - Rencana
31
BAB 31 - Ledakan
32
BAB 32 - Kecurigaan
33
BAB 33 - Kepergian Giovanni
34
BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35
BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36
BAB 36 - Tipu Daya
37
BAB 37 - Ancaman William
38
BAB 38 - Penderitaan
39
39 - Aku bukan properti!!
40
BAB 40 - Makan
41
BAB 41 - Perasaan Giovanni
42
BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43
BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44
BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45
BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46
BAB 46 - Sebuah Cara
47
BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48
BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49
BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50
BAB 50 - Luka Pengorbanan
51
BAB 51 - Pengorbanan Zea
52
BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53
BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54
BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55
BAB 55 - Kebimbangan Hati
56
BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57
BAB 57 - Aku Mencintaimu
58
BAB 58 - Senyuman Giovanni
59
BAB 60 - Sarapan Romantis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!