BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata

Pagi setelahnya, Zea kembali menjelajahi setiap sudut mansion mewah milik Giovanni Alteza. Langit yang cerah memantulkan cahaya matahari ke lantai marmer putih yang berkilauan. Lorong-lorong panjang dengan pilar-pilar tinggi seakan tidak berujung. Lukisan-lukisan mahal tergantung di dinding, menampilkan adegan klasik dan potret keluarga yang entah siapa pemiliknya.

Namun, seindah apa pun tempat ini, bagi Zea, mansion ini tetap terasa seperti penjara.

Zea melangkah melewati ruang-ruang besar yang dipenuhi furnitur mahal. Ia sudah menghafal beberapa bagian rumah ini, tetapi belum menemukan titik lemah untuk kabur.

Ia menyadari sesuatu: setiap kali ia berkeliling, Federico selalu ada di belakangnya.

Langkah kaki pria itu tidak pernah tertinggal jauh. Ia mengikuti Zea kemanapun gadis itu pergi, seperti bayangan yang tidak bisa dihindari.

Zea mulai merasa frustasi.

"Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain membuntutiku?" tanyanya tajam tanpa menoleh.

Federico menghela napas. "Pekerjaanku adalah memastikan kau tidak melakukan hal bodoh."

Zea mendengus. "Jadi, kau memang sengaja mengawasi setiap gerak-gerikku?"

"Perintah Tuan Altezza," jawab Federico santai. "Dia tidak ingin kau kabur atau melakukan sesuatu yang bisa merepotkan."

Zea mengepalkan tangannya. Berarti memang tidak ada kesempatan baginya untuk kabur jika terus diawasi seperti ini. "Tuanmu itu terlalu banyak perintah, kenapa kau betah bekerja dengannya? Pergi saja lah."

"Dia atasanku, sudah sewajarnya dia memerintah. Kau juga hanya bawahan Tuan Altezza, turuti segala perintahnya."

"Tidak sudi." Zea berkata dengan lancang. "Siapa dia berani memerintah ku, bukan keluarga, bukan orang yang kusayangi ..."

"Tapi dia bisa memberikan mu neraka mematikan jika kau menentangnya,"ucap Federico dengan tenang bahkan saat menekankan kata 'neraka mematikan'.

"Tidak perlu terlalu membanggakannya. Kau seperti anjing yang selalu menuruti keinginan Tuanmu, tidak peduli jika kau diperintahkan untuk berenang di air sungai yang kumuh."

"Benar."

Zea tercengang dengan keterusterangan Federico. "Benar? Kau bahkan membenarkannya semudah itu?" Zea menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Terbuat dari apa orang-orang yang tinggal di mansion ini."

"Sama seperti mu, sama-sama makan pemberian Tuan Altezza."

"Berhentilah memujanya seperti tuhan! Itu menggangguku." Zea menunjuk tepat di depan wajah Federico.

"Terimalah kenyataan kalau kau juga berada di bawah genggaman tuan Altezza. Jangan melawan." Federico maju satu langkah. “Tuan Altezza bisa sangat marah jika kau melawan."

Zea menghela nafas kasar, "Baiklah-baiklah, Altezza, Altezza, Altezza, terus saja sebut nama itu. Tidak sebagai CEO, tapi sebagai Mafia gila di mansion ini pun, semua orang memuja Giovanni Altezza."

"Karena beliau memanglah hebat,"ucap Federico dengan santai.

"Hebat tapi membeli gadis-gadis untuk ia jadikan properti. Itu kejam!" Zea kembali berjalan menyusuri mainson, "dan apakah Altezza sering membeli gadis-gadis dari orang-orang yang berhutang padanya? Seperti yang dilakukannya padaku?"

Federico yang biasanya datar, kali ini mengangkat alis. "Tidak."

Zea terkejut dengan jawabannya. "Lalu, kenapa dia membawaku ke sini?"

Federico mengangkat bahu. "Biasanya orang yang berhutang akan dipaksa membayar dengan cara lain, atau kalau tidak, mereka akan kehilangan sesuatu yang lebih berharga. Tapi membawamu ke mansion ini? Itu tidak biasa."

Jawaban itu membuat dada Zea mencelos. Tidak biasa?? Yang benar saja!

"Kalau begitu, apa yang dia lakukan pada gadis-gadis lain?"tanya Zea penasaran.

Federico menatap Zea sejenak sebelum menjawab, "Mereka dijual kepada orang-orang kaya atau mucikari."

Mata Zea kembali terbelalak. Jadi, Giovanni memang menjual manusia?

Rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya. Jika Giovanni bisa menjual orang lain tanpa perasaan bersalah, bukankah ia juga bisa bernasib sama? Itu sangat mengerikan.

Tekad Zea untuk kabur menjadi semakin kuat. Zea harus keluar dari mansion itu sebelum bernasib sama seperti gadis-gadis korban Giovanni.

 

Saat berjalan lebih jauh, Zea tiba di sebuah area yang berbeda dari bagian mansion lainnya. Sebuah ruangan kaca yang didalamnya ada sebuah taman tam terawat.

Taman itu luas, dikelilingi pagar besi yang mulai berkarat. Tidak seperti bagian rumah yang lain yang penuh kemewahan, taman ini terlihat usang dan tidak terawat. Bunga-bunga layu, rerumputan tumbuh liar, dan beberapa bagian jalan setapak tertutup lumut.

Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian Zea.

Ia menoleh pada Federico. "Kenapa taman ini dibiarkan seperti ini?"

Federico menatap taman itu sesaat sebelum menjawab, "Itu milik seseorang yang sangat disayangi oleh Tuan Altezza."

Zea menaikkan sebelah alisnya. "Seseorang?"

Federico tidak menjelaskan lebih lanjut. Tapi, tampak jika lelaki itu menyembunyikan sesuatu.

Zea sebenarnya tidak peduli siapa pemilik taman ini, tetapi yang lebih menarik baginya adalah sesuatu yang tersembunyi di dalamnya.

Matanya menangkap sebuah pintu kecil di ujung taman.

Pintu itu tampak tua, tersembunyi di antara semak-semak yang mulai menjalar. Jika tidak melihatnya dengan teliti, mungkin ia tidak akan menyadari keberadaannya.

Jantung Zea berdebar. Apakah itu jalan keluar?

Ia mencoba menatap pintu itu tanpa menarik perhatian Federico, tetapi otaknya sudah bekerja mencari cara untuk bisa mendekatinya tanpa dicurigai.

 

Di tempat lain, Giovanni Alteza duduk di ruang kantornya di lantai tertinggi gedung Alza Group.

Ruangan itu luas dengan dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota metropolitan yang sibuk. Meja kayu besar di hadapannya dipenuhi dokumen, laptop, dan tablet yang menampilkan berbagai data perusahaan.

Di hadapannya, beberapa eksekutif perusahaan duduk dengan serius, mendengarkan presentasinya.

Giovanni bukan hanya seorang mafia, tetapi juga CEO brilian yang menguasai dunia bisnis dengan tangan besi. Setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar meyakinkan, membuat semua orang di ruangan itu tidak bisa berkedip sedikit pun.

Ia menjelaskan strategi terbaru perusahaan, bagaimana mereka akan mendominasi pasar dalam beberapa bulan ke depan, dan bagaimana mereka akan menyingkirkan pesaing tanpa memberi kesempatan untuk bangkit.

Namun, meskipun pikirannya sepenuhnya terfokus pada bisnis, Giovanni tetap memantau sesuatu yang lain.

Di layar kecil di sudut mejanya, kamera pengawas mansionnya menyala.Mata Giovanni menyipit ketika melihat sosok Zea mondar-mandir.

Giovanni mengetuk meja dengan ujung jarinya.

Ia sudah memperingatkan gadis itu untuk tidak mencoba kabur. Jika Zea berani menantangnya, maka ia harus bersiap menerima konsekuensinya.

Senyuman tipis terbentuk di sudut bibirnya.

"Apa kau sudah selesai, Tuan Alteza?" tanya salah satu eksekutif.

Giovanni menutup laptopnya dengan tenang. "Ya. Kita akan lanjutkan pertemuan ini minggu depan."

Ia berdiri, mengenakan jasnya dengan santai, lalu melirik Asher yang berdiri di sudut ruangan.

"Asher," katanya pelan, "siapkan mobil. Aku harus kembali ke mansion lebih cepat dari yang direncanakan."

Asher mengangguk tanpa bertanya. "Baik, Tuan."

Giovanni kembali melirik layar pengawasnya sekali lagi.

Jika Zea benar-benar mencoba sesuatu yang bodoh...

Maka ia akan memastikan gadis itu tidak akan pernah melakukannya lagi.

Episodes
1 BAB 1 - Hutang
2 Bab 2 - Malam Pertemuan
3 Bab 3 - Zea adalah Properti
4 BAB 4 - Mimpi Buruk
5 BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6 BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7 BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8 BAB 8 - Taktik Kabur
9 BAB 9 - William
10 BAB 10 - Pertarungan
11 BAB 11 - Ketegangan
12 BAB 12 - Rantai Kehidupan
13 BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14 BAB 14 - Peraturan dan Janji
15 BAB 15 - Percobaan Membujuk
16 BAB 16 - Kebebasan Manis
17 BAB 17 - Perawatan
18 BAB 18 - Kebebasan?
19 BAB 19 - Kenangan Indah
20 BAB 20 - Serangan Dadakan
21 BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22 BAB 22 - Dugaan
23 BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24 BAB 24 - Giovanni Kembali
25 BAB 25 - Ciuman?
26 BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27 BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28 BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29 BAB 29 - Mereka dan Malam
30 BAB 30 - Rencana
31 BAB 31 - Ledakan
32 BAB 32 - Kecurigaan
33 BAB 33 - Kepergian Giovanni
34 BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35 BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36 BAB 36 - Tipu Daya
37 BAB 37 - Ancaman William
38 BAB 38 - Penderitaan
39 39 - Aku bukan properti!!
40 BAB 40 - Makan
41 BAB 41 - Perasaan Giovanni
42 BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43 BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44 BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45 BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46 BAB 46 - Sebuah Cara
47 BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48 BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49 BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50 BAB 50 - Luka Pengorbanan
51 BAB 51 - Pengorbanan Zea
52 BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53 BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54 BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55 BAB 55 - Kebimbangan Hati
56 BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57 BAB 57 - Aku Mencintaimu
58 BAB 58 - Senyuman Giovanni
59 BAB 60 - Sarapan Romantis
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 - Hutang
2
Bab 2 - Malam Pertemuan
3
Bab 3 - Zea adalah Properti
4
BAB 4 - Mimpi Buruk
5
BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6
BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7
BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8
BAB 8 - Taktik Kabur
9
BAB 9 - William
10
BAB 10 - Pertarungan
11
BAB 11 - Ketegangan
12
BAB 12 - Rantai Kehidupan
13
BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14
BAB 14 - Peraturan dan Janji
15
BAB 15 - Percobaan Membujuk
16
BAB 16 - Kebebasan Manis
17
BAB 17 - Perawatan
18
BAB 18 - Kebebasan?
19
BAB 19 - Kenangan Indah
20
BAB 20 - Serangan Dadakan
21
BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22
BAB 22 - Dugaan
23
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24
BAB 24 - Giovanni Kembali
25
BAB 25 - Ciuman?
26
BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27
BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28
BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29
BAB 29 - Mereka dan Malam
30
BAB 30 - Rencana
31
BAB 31 - Ledakan
32
BAB 32 - Kecurigaan
33
BAB 33 - Kepergian Giovanni
34
BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35
BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36
BAB 36 - Tipu Daya
37
BAB 37 - Ancaman William
38
BAB 38 - Penderitaan
39
39 - Aku bukan properti!!
40
BAB 40 - Makan
41
BAB 41 - Perasaan Giovanni
42
BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43
BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44
BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45
BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46
BAB 46 - Sebuah Cara
47
BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48
BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49
BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50
BAB 50 - Luka Pengorbanan
51
BAB 51 - Pengorbanan Zea
52
BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53
BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54
BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55
BAB 55 - Kebimbangan Hati
56
BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57
BAB 57 - Aku Mencintaimu
58
BAB 58 - Senyuman Giovanni
59
BAB 60 - Sarapan Romantis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!