BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar

Mata Zea masih menatap tajam Giovanni Alteza yang berdiri hanya beberapa sentimeter di depannya. Bisa-bisanya pria itu dengan mudahnya mengatakan kalau dia akan membunuh siapapun demi mencapai puncak. Mendengar alasan Giovanni menjadi seorang mafia membuat Zea kesal.

Namun, Tubuh Zea seketika menegang ketika Gio bergerak dekat, membuat napasnya terasa sesak. Zea berdiri hendak pergi.

Namun, sebelum Zea sempat bergerak, Gio menjepitnya ke dinding. Lalu mencengkram dagu Zea dengan erat.

"Kau sudah tau kan bagaimana aku tidak akan segan membunuh orang-orang disekitarku, mereka yang tidak tunduk padaku," bisik Gio, suaranya dalam dan mengancam. Smirk tampil di wajah lelaki itu,"maka dari itu ... kau jangan main-main denganku, apalagi yang lebih parah ... mencoba kabur dariku.” ekor mata Gio menatap tajam Zea yang nafasnya tercekat.

Gadis itu seperti kehilangan kata-katanya.

Gio kembali bicara, “kau adalah properti ku dan kau harus selalu ada di sisiku, aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi.”

Zea menelan ludah. Jantungnya berdetak kencang di dalam dadanya. Ia bisa merasakan dinginnya dinding di punggungnya, juga kehangatan tubuh pria di depannya.

"Satu langkah saja mencoba kabur," lanjut Gio, ibu jarinya menyentuh bibir bawah Zea, "aku sendiri yang akan menghabisimu."

Zea terbelalak, mendengar kata menghabisi membuat Zea marah dan ingin melawan. Dia tidak ingin hidup dalam belenggu Giovanni alteza.

“Aku manusia yang butuh kebebasan!"ucapan menantang muncul dari mulut Zea.

Zia merasa takut tapi dia juga tidak suka dengan pengekangan Giovanni.

“Bebas? Kau pikir kau bisa kemana? Tempat ini dikelilingi hutan. Kau tidak akan bisa kabur kemana-mana.” Gio menyeringai kecil, tetapi tidak ada tanda-tanda kelembutan di dalam senyumannya. "Jangan mencobanya jika kau tidak ingin tahu jawabannya. Aku tidak main-main dengan ancamanku."

Sebelum Zea sempat membalas, suara ketukan di pintu memecah keheningan.

"Masuk," perintah Gio tanpa mengalihkan tatapannya dari Zea. Tapi, lelaki itu telah melepaskan cengkraman tangannya dari Zea.

Seorang pria berpakaian formal masuk ke dalam kamar. Dia adalah— Asher Aberald— sekretaris pribadi Gio yang sering terlihat dalam wawancara dan berita bisnis. Seorang pria dengan badan tinggi dan kacamata bertengger di hidungnya.

"Asher, "ucap Gio lalu mundur menjauhi Zea yang masih mengatur irama jantungnya. “Kau sudah menyiapkan semuanya?”

“Iya, tuan. Semua telah siap, dewan direksi juga akan datang pukul 9 pagi nanti.”

“Bagus.”

Tatapan mata Asher kemudian menangkap sosok Zea. “Dia .."

"Bukan urusanmu,"ucap Giovanni ketus dengan tatapan mata mengerikan untuk Asher. "Jangan melihatnya jika kau masih menyayangi bola matamu.”

Asher seketika bergidik dan mengalihkan pandangannya. Dia tau semua perintah Giovanni harus dituruti jika tidak, konsekuensinya sangatlah nyata.

"Kita berangkat sekarang."

Asher mengangguk sopan. "Baiklah, Mobil telah saya siapkan, Tuan Alteza."

Gio menatap Zea sekali lagi, tatapannya memperingatkan. “Kau ingat apa yang kukatakan tadi kan? Jangan berusaha kabur.”

Zea terbelalak merasakan desiran menakutkan dalam dadanya.

Lalu, Gio menambahkan ucapannya, “Mandi dan turun ke bawah, aku telah menyuruh Federico menyiapkan makanan untukmu. Makan. Aku tidak ingin melihat properti ku kurus kering."

“Aku bukan properti mu!”

“Lantas kau ingin ku panggil apa? Wanitaku?”

"Tidak juga!”

"Jika kau ingin menjadi wanitaku, kau harus belajar untuk menuruti semua perintah ku."

Setelah mengatakan itu Gio berjalan keluar bersama Asher.

---

Zea akhirnya mandi dan turun ke bawah menuruti perintah Gio. Dia dituntun oleh Federico.

Zea mengikuti Federico menuju ruang makan. Mansion ini memang luar biasa besar, bahkan ruang makan saja terasa seperti restoran mahal dengan meja panjang dan dekorasi klasik yang mencerminkan kemewahan pemiliknya.

Di atas meja, berbagai macam hidangan tersaji. Bau rempah yang menggoda memenuhi udara, tetapi Zea tidak bisa mengabaikan perasaan curiganya.

Saat piring diletakkan di depannya, Zeamenatap makanan itu dengan ekspresi waspada.

"Apa ini beracun?" tanyanya tanpa basa-basi.

Federico menatapnya datar. "Kalau begitu, aku juga akan mati, karena kami makan makanan yang sama."

Zea tetap menatapnya curiga. "Siapa yang bisa menjamin kalau kau tidak kebal racun?"

Federico menghela napas, lelah menghadapi kecemasan Zea. Ia mengambil sendok dan mengambil potongan daging dari piring Zea lalu memakannya. “Lihat? aku masih hidup. Makanannya aman."

Zea masih belum sepenuhnya percaya. Tapi perutnya yang kosong tidak bisa berbohong.

Dengan enggan, ia mulai menyuapkan makanan ke mulutnya. Rasa lapar mengalahkan ketakutannya, dan begitu makanan itu menyentuh lidahnya, ia menyadari betapa lezatnya hidangan itu.

Namun, saat makan, pikirannya tetap sibuk dengan satu hal—bagaimana cara kabur dari tempat ini?

---

Setelah selesai makan, Zea menatap Federico dengan hati-hati.

"Apakah aku diizinkan berkeliling mansion?" tanyanya, berusaha agar suaranya terdengar santai agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Federico menatapnya sebentar sebelum menjawab, "Tentu. Selama kau tidak melewati batas yang dilarang."

Itu adalah jawaban yang tidak sepenuhnya buruk. Zea tersenyum manis membuat Federico si pelayan muda mansion itu sedikit tercengang, tidak ada yang pernah menampilkan ekspresi cerah seperti itu di mansion ini. Sedikit ulasan senyum tercipta di bibirnya.

Dengan langkah hati-hati, Zea mulai berjalan di sepanjang koridor mansion.

Mansion ini lebih besar dari yang ia bayangkan. Setiap sudutnya dipenuhi kemewahan—marmer mahal, lukisan klasik, dan lampu gantung kristal yang megah di langit-langit.

Namun, semua itu tidak menarik perhatiannya.

Yang ia cari adalah jalan keluar.

Zea memperhatikan jendela-jendela besar yang ada di mansion ini. Beberapa jendela terlihat bisa dibuka, tapi dari luar, terlihat pagar tinggi dan penjaga yang berjaga di beberapa titik.

Ia melanjutkan langkahnya, menyusuri lorong-lorong yang lebih sepi.

Ia harus mencari titik lemah dalam mansion ini.

---

Zea tiba di sebuah lorong yang tampak lebih sepi dari yang lain. Tidak ada penjaga yang terlihat, hanya deretan pintu yang tertutup rapat.

Hatinya berdebar.

Dengan hati-hati, ia mencoba membuka salah satu pintu. Terkunci.

Ia beralih ke pintu berikutnya. Sama saja.

Zea mulai Frustasi, ia terus berjalan, mencoba menemukan sesuatu yang bisa membantunya. Hingga akhirnya, ia menemukan sebuah jendela kecil yang tampaknya mengarah ke luar mansion.

Zea mendekat, tangannya terulur untuk membuka kunci jendela tersebut.

Namun sebelum ia sempat menariknya, suara langkah kaki terdengar dari belakang.

Zea membeku.

"Sedang apa kau di sini?"

Suara dingin milik Federico terdengar di telinga Zea membuat gadis itu membeku. Zea perlahan berbalik, berusaha tetap terlihat tenang.

"Aku hanya penasaran dengan mansion ini," jawab Zea dengan nada ceria, mencoba bersikap santai. Sedang Federico jelas tau maksud terselubung Zea.

Federico langsung menatap Zea dengan tajam, seakan tahu betul bahwa Zea sedang menyembunyikan sesuatu.

"Jangan mencoba sesuatu yang bodoh," kata Federico dingin. "Kau mungkin mendapatkan izin untuk berkeliling, tapi itu bukan berarti kau bisa pergi sesuka hati."

Zea mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"

Federico melangkah lebih dekat. "Mansion ini bukan tempat yang bisa kau tinggalkan dengan mudah. Penjagaan di sini lebih ketat dari yang kau kira."

Zea mengepalkan tangannya. Jadi benar, mansion ini bukan hanya rumah biasa. Ini adalah penjara.

Federico masih menatapnya dengan waspada.

"Aku menyarankan kau menikmati waktumu di sini, Zea," katanya, suaranya lebih tenang. "Percayalah, kau tidak ingin melihat apa yang terjadi pada orang yang mencoba melawan Giovanni Alteza."

Zea menatapnya balik, tercengang. Zea menggigit bibir bawahnya merasakan irama jantungnya yang berdebar kencang.

"Tapi aku bukanlah properti yang bisa ia tahan di sini."

"Kau di sini sebagai Bayaran atas hutang paman dan bibimu, itu adalah konsekuensi dan fakta yang harus kau terima."

"Mereka yang berhutang dan kenapa aku yang harus ..." Zea tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. "Aku hanya ingin bebas ..."

"Telah masuk ke sini, berarti kebebasan hanyalah angan. Terimalah fakta yang ada dan jangan pernah berani menentang Giovanni Alteza."

Zea menggigit bibirnya.

Tidak ada yang berani menentang Giovanni.

Dan yang paling penting—tidak ada yang bisa kabur darinya.

Namun, satu hal yang pasti: Zea tidak akan menyerah begitu saja. Zea tidak ingin terkurung selamanya di penjara mansion yang terlihat mewah ini. Dia harus mencari jalan keluar. Zea bukanlah burung dalam sangkar. Zea bukanlah properti.

Episodes
1 BAB 1 - Hutang
2 Bab 2 - Malam Pertemuan
3 Bab 3 - Zea adalah Properti
4 BAB 4 - Mimpi Buruk
5 BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6 BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7 BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8 BAB 8 - Taktik Kabur
9 BAB 9 - William
10 BAB 10 - Pertarungan
11 BAB 11 - Ketegangan
12 BAB 12 - Rantai Kehidupan
13 BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14 BAB 14 - Peraturan dan Janji
15 BAB 15 - Percobaan Membujuk
16 BAB 16 - Kebebasan Manis
17 BAB 17 - Perawatan
18 BAB 18 - Kebebasan?
19 BAB 19 - Kenangan Indah
20 BAB 20 - Serangan Dadakan
21 BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22 BAB 22 - Dugaan
23 BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24 BAB 24 - Giovanni Kembali
25 BAB 25 - Ciuman?
26 BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27 BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28 BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29 BAB 29 - Mereka dan Malam
30 BAB 30 - Rencana
31 BAB 31 - Ledakan
32 BAB 32 - Kecurigaan
33 BAB 33 - Kepergian Giovanni
34 BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35 BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36 BAB 36 - Tipu Daya
37 BAB 37 - Ancaman William
38 BAB 38 - Penderitaan
39 39 - Aku bukan properti!!
40 BAB 40 - Makan
41 BAB 41 - Perasaan Giovanni
42 BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43 BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44 BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45 BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46 BAB 46 - Sebuah Cara
47 BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48 BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49 BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50 BAB 50 - Luka Pengorbanan
51 BAB 51 - Pengorbanan Zea
52 BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53 BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54 BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55 BAB 55 - Kebimbangan Hati
56 BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57 BAB 57 - Aku Mencintaimu
58 BAB 58 - Senyuman Giovanni
59 BAB 60 - Sarapan Romantis
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 - Hutang
2
Bab 2 - Malam Pertemuan
3
Bab 3 - Zea adalah Properti
4
BAB 4 - Mimpi Buruk
5
BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6
BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7
BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8
BAB 8 - Taktik Kabur
9
BAB 9 - William
10
BAB 10 - Pertarungan
11
BAB 11 - Ketegangan
12
BAB 12 - Rantai Kehidupan
13
BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14
BAB 14 - Peraturan dan Janji
15
BAB 15 - Percobaan Membujuk
16
BAB 16 - Kebebasan Manis
17
BAB 17 - Perawatan
18
BAB 18 - Kebebasan?
19
BAB 19 - Kenangan Indah
20
BAB 20 - Serangan Dadakan
21
BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22
BAB 22 - Dugaan
23
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24
BAB 24 - Giovanni Kembali
25
BAB 25 - Ciuman?
26
BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27
BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28
BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29
BAB 29 - Mereka dan Malam
30
BAB 30 - Rencana
31
BAB 31 - Ledakan
32
BAB 32 - Kecurigaan
33
BAB 33 - Kepergian Giovanni
34
BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35
BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36
BAB 36 - Tipu Daya
37
BAB 37 - Ancaman William
38
BAB 38 - Penderitaan
39
39 - Aku bukan properti!!
40
BAB 40 - Makan
41
BAB 41 - Perasaan Giovanni
42
BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43
BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44
BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45
BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46
BAB 46 - Sebuah Cara
47
BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48
BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49
BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50
BAB 50 - Luka Pengorbanan
51
BAB 51 - Pengorbanan Zea
52
BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53
BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54
BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55
BAB 55 - Kebimbangan Hati
56
BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57
BAB 57 - Aku Mencintaimu
58
BAB 58 - Senyuman Giovanni
59
BAB 60 - Sarapan Romantis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!