Bab 3 - Zea adalah Properti

“Kau mau membawaku kemana?!” Zea melihat ke kanan dan kiri saat mobil Lamborghini Aventador itu terus melaju kencang.

Aroma parfum seorang Giovanni Alteza begitu semerbak tapi tetap saja tak mengalahkan rasa takut Zea yang membuncah. Bahkan saat ditanya, pria itu masih diam saja.

“Aku bertanya padamu, jawab! kau bisu?!”sentak gadis itu.

“Diam atau aku akan membuatmu pingsan di sini.” Gio berkata dengan dingin.

Zea terbelalak dengan ancaman Gio. “Kau ..!”

“Tutup mulutmu.” Gio kini menatap tajam Zea.

Gadis itu seketika menelan ludahnya kasar mendapatkan tatapan mengerikan dari pria yang entah mau membawanya kemana. Dia kembali mengamati wajah Gio dari samping, nampak tidak asing.

“Kau ... Giovanni Al—" belum sempat menyelesaikan kata-katanya Gio telah memotongnya.

“Turun.”

Zea terkejut.

Giovanni berdecak dan langsung berjalan keluar mobil dan membukakan pintu mobil bagian Zea. Gio menyeret paksa Zea keluar .

Langkah-langkah cepatnya nyaris terseret di atas lantai marmer mansion mewah yang luas, dikelilingi dinding kaca raksasa yang memperlihatkan pemandangan hutan lebat di luar sana. Udara malam terasa dingin, tetapi bukan itu yang membuat tubuhnya gemetar—melainkan tatapan dingin pria yang kini menyeretnya tanpa belas kasihan.

Mansion nya bukan sekadar rumah biasa. Ini adalah benteng. Tingginya menjulang dengan arsitektur modern yang didominasi kaca dan beton hitam elegan. Lampu gantung kristal besar menggantung di langit-langit tinggi, menciptakan bayangan tajam di lantai marmer hitam yang berkilau.

Beberapa anak buah pria itu berdiri di sepanjang lorong, mengenakan setelan hitam rapi, tetapi aura mereka jelas bukan sekadar asisten atau pelayan biasa. Mereka menundukkan kepala saat pria itu melintas, memberikan hormat seolah ia adalah raja di kerajaan ini.

Gio Alteza.

Nama itu bergema di kepala Zea, membuat dadanya berdegup semakin kencang. Gio Alteza, CEO Alza Grup. Pria yang dikagumi banyak wanita, pebisnis sukses yang sering menghiasi majalah ekonomi. Bagaimana mungkin dia juga seorang mafia?

Zea ingin berhenti berjalan, ingin memberontak dan berteriak bahwa semua ini pasti salah. Tetapi genggaman tangan pria itu terlalu kuat. Tatapan matanya begitu dingin, seolah ia hanyalah pemilik barang yang sedang mengatur asetnya, bukan manusia yang baru saja membeli seorang gadis seperti dirinya.

Zea berusaha menarik tangannya. "Lepaskan aku! Aku bukan barangmu!"

Namun, bukannya menjawab, Gio justru mempererat cengkeramannya dan terus menyeretnya ke lantai atas mansion. Suara sepatu kulit pria itu bergema di tangga marmer, dentingan besinya terasa mengancam.

Sampai akhirnya, sebuah pintu besar terbuka.

Gio mendorong Zea masuk ke dalam kamar yang luas. Langit-langitnya tinggi dengan lampu gantung modern. Dinding-dindingnya dihiasi lukisan abstrak mahal, dan sebuah ranjang king-size dengan seprai hitam berada di tengah ruangan. Aroma kulit dan kayu cendana menyebar, khas ruangan yang dimiliki pria berkelas.

Namun, sebelum Zea bisa bereaksi, tubuhnya didorong ke atas kasur.

"Ugh!" Zea terhuyung, punggungnya menekan kasur empuk itu. Namun, sebelum ia bisa bangkit, Gio sudah di atasnya, satu tangan mencengkeram pergelangan tangannya, dan tangan lainnya bertumpu di sisi wajahnya.

Tatapan mengerikan Gio mengintimidasi penuh ancaman.

"Jangan pernah mencoba kabur," suara Gio rendah, nyaris seperti bisikan yang menyeramkan. "Aku tidak suka memburu sesuatu yang sudah menjadi milikku."

Zea menelan ludah. Nafasnya tercekat saat wajah pria itu semakin dekat.

"Dan kalau kau berani melawan…" Gio mempererat cengkeraman tangannya, menekan Zea lebih dalam ke kasur. "Aku pastikan kau akan menyesal, Zea Calista."

Zea memejamkan mata, tubuhnya bergetar. Ia tidak tahu apa yang akan pria ini lakukan. Zea bisa merasakan deru nafas Gio di lehernya.

“Kau milikku sekarang, mengerti?”ucap Gio dengan nada rendah dan serak, suara baritonnya yang seksi membuat Zea merinding.

“Milikmu?! Aku bukan barang yang bisa kau sebut sebagai milikmu.”

“Lantas apa? Kau tak lebih hanya seonggok daging yang dijadikan bayaran untuk menebus hutang paman dan bibimu. ” Gio menyeringai. “Malang sekali nasibmu,"ucap Gio dingin.

“Lepaskan aku!”

“Jika aku tidak mau?” Gio berseringai lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Zea, dia berbisik pelan. “Aku bisa melakukan apapun pada barang milikku.”

Zea mencoba meronta-ronta untuk lepas dari genggaman Gio tapi tidak bisa, tenaganya tidak sebanding dengan Gio. “Sudah kubilang berapa kali kalau aku bukan barangmu!!!” Zea menggigit leher Gio agar lelaki itu menjauh.

Tapi, yang terjadi justru Gio tertawa di lekuk leher Zea. “Kau pikir itu sakit, huh? Hahaha, tidak sama sekali.”

Zea terbelalak.

“Kau benar-benar bernyali melakukan itu padaku, Zea Calista.” Gio tambah mengeratkan genggaman tangannya pada Zea. “Kau sebut itu gigitan, hm? Ini gigitan yang sebenarnya.”

Giovanni menggigit daun telinga Zea membuat gadis itu tersentak dan merintih. “Akh. Sakit.”

“Bagaimana rasanya, huh? Maka dari itu, berpikirlah sebelum bertindak.”

Gio menjauhkan tubuhnya lalu menatap raut kesakitan Zea dengan seringai. “Wajah ketakutan dan kesakitan mu, aku menyukainya.” Lelaki itu membelai pipi Zea dengan lembut namun segera Zea mengelak.

“Masih saja bernyali.” Gio akhirnya mencengkram dagu Zea. “Propertiku tidak boleh melawan pada tuannya.”

“Lepaskan aku.. lepas!”

“Tidak sebelum kau faham posisimu.”

“Cih.”

“Kenapa? Masih mau melawanku?”ucap Giovanni dengan tatapan dingin. “Harusnya kau tau, di sini kau hanya sebagai barang ku, propertiku ... ”

Zea mengepalkan kedua tangannya yang ditahan oleh Gio. Dia ingin sekali marah dan mengamuk di depan Gio, ingin menghajar lelaki itu tapi kala itu Zea tidak berdaya.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti selamanya itu, Gio akhirnya melepaskan cengkraman tangannya pada Zea.

Pria itu bangkit dari atas kasur setelah menindih Zea. “Lihatlah dirimu yang begitu kecil seperti lidi. Aku bahkan bisa menghancurkanmu dengan sekali remasan tanganku,”ucap Giovanni sembari menggenggam tangannya sendiri.

Zea lantas terbelalak. “Kau benar-benar kejam!”

“Aku kejam karena aku memiliki kekuasaan dan kekuatan. Semua bisa kulakukan. Termasuk membelimu.” Giovanni bersmirk. “Dalam satu jentikan jari pun aku bisa memberikan surga dunia padamu, Zea Calista. Tapi, properti seperti mu harus dilatih dulu bagaimana cara tunduk ke tuannya.”

Zea terbelalak.

Sementara Giovanni berjalan, melangkah dengan angkuh, pergi meninggalkan Zea dalam kesendirian.

Pintu itu tertutup dengan suara ‘klik’ yang keras, mengunci Zea di dalam kamar luas itu.

Seketika, kesunyian terasa lebih menakutkan dibanding ancaman pria itu. Zea meringkuk di kasur king size itu. Sendirian dalam dinginnya malam. Zea hanya bisa menggigit bibir bawahnya ketakutan.

Apa yang akan terjadi padanya nanti? Bagaimana nasib akan membawanya bersama Giovanni Alteza? Zea memejamkan matanya, tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Telah diseret ke mansion besar di tengah hutan ini saja telah membuat nyalinya terombang-ambing. Ingin melawan tapi tidak mampu. Mengingat bagaimana Gio dengan mudah mengintimidasinya.

Episodes
1 BAB 1 - Hutang
2 Bab 2 - Malam Pertemuan
3 Bab 3 - Zea adalah Properti
4 BAB 4 - Mimpi Buruk
5 BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6 BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7 BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8 BAB 8 - Taktik Kabur
9 BAB 9 - William
10 BAB 10 - Pertarungan
11 BAB 11 - Ketegangan
12 BAB 12 - Rantai Kehidupan
13 BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14 BAB 14 - Peraturan dan Janji
15 BAB 15 - Percobaan Membujuk
16 BAB 16 - Kebebasan Manis
17 BAB 17 - Perawatan
18 BAB 18 - Kebebasan?
19 BAB 19 - Kenangan Indah
20 BAB 20 - Serangan Dadakan
21 BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22 BAB 22 - Dugaan
23 BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24 BAB 24 - Giovanni Kembali
25 BAB 25 - Ciuman?
26 BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27 BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28 BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29 BAB 29 - Mereka dan Malam
30 BAB 30 - Rencana
31 BAB 31 - Ledakan
32 BAB 32 - Kecurigaan
33 BAB 33 - Kepergian Giovanni
34 BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35 BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36 BAB 36 - Tipu Daya
37 BAB 37 - Ancaman William
38 BAB 38 - Penderitaan
39 39 - Aku bukan properti!!
40 BAB 40 - Makan
41 BAB 41 - Perasaan Giovanni
42 BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43 BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44 BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45 BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46 BAB 46 - Sebuah Cara
47 BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48 BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49 BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50 BAB 50 - Luka Pengorbanan
51 BAB 51 - Pengorbanan Zea
52 BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53 BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54 BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55 BAB 55 - Kebimbangan Hati
56 BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57 BAB 57 - Aku Mencintaimu
58 BAB 58 - Senyuman Giovanni
59 BAB 60 - Sarapan Romantis
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 - Hutang
2
Bab 2 - Malam Pertemuan
3
Bab 3 - Zea adalah Properti
4
BAB 4 - Mimpi Buruk
5
BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6
BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7
BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8
BAB 8 - Taktik Kabur
9
BAB 9 - William
10
BAB 10 - Pertarungan
11
BAB 11 - Ketegangan
12
BAB 12 - Rantai Kehidupan
13
BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14
BAB 14 - Peraturan dan Janji
15
BAB 15 - Percobaan Membujuk
16
BAB 16 - Kebebasan Manis
17
BAB 17 - Perawatan
18
BAB 18 - Kebebasan?
19
BAB 19 - Kenangan Indah
20
BAB 20 - Serangan Dadakan
21
BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22
BAB 22 - Dugaan
23
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24
BAB 24 - Giovanni Kembali
25
BAB 25 - Ciuman?
26
BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27
BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28
BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29
BAB 29 - Mereka dan Malam
30
BAB 30 - Rencana
31
BAB 31 - Ledakan
32
BAB 32 - Kecurigaan
33
BAB 33 - Kepergian Giovanni
34
BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35
BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36
BAB 36 - Tipu Daya
37
BAB 37 - Ancaman William
38
BAB 38 - Penderitaan
39
39 - Aku bukan properti!!
40
BAB 40 - Makan
41
BAB 41 - Perasaan Giovanni
42
BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43
BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44
BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45
BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46
BAB 46 - Sebuah Cara
47
BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48
BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49
BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50
BAB 50 - Luka Pengorbanan
51
BAB 51 - Pengorbanan Zea
52
BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53
BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54
BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55
BAB 55 - Kebimbangan Hati
56
BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57
BAB 57 - Aku Mencintaimu
58
BAB 58 - Senyuman Giovanni
59
BAB 60 - Sarapan Romantis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!