BAB 10 - Pertarungan

Zea yang netranya menangkap mobil Lamborghini Aventador milik Giovanni alteza seketika napasnya memburu, tidak teratur. Jantungnya berdebar begitu kencang seakan ingin menerobos keluar dari dadanya. Zea harusnya menyadari kalau hal ini akan terjadi. Kabur dari Giovanni Alteza bukanlah hal yang mudah.

“Siapa mobil di depan itu?” William bertanya-tanya sambil mengeratkan genggamannya pada setir mobil.

William menoleh ke arah Zea yang terlihat ketakutan, “Kau mengenalnya?"

“Tidak ada cara lain untuk mundur, ya?”

William menaikkan kedua bahunya ke atas. “Aku hanya tahu satu jalan dan jalan itu telah ditutup oleh seseorang di depan sana.”

Tak lama kemudian sosok Giovanni alteza keluar dari mobil mewah itu dengan gagah dan penuh kharisma dengan tatapan yang terasa akan menghunus siapapun yang melihatnya. 

Tanpa disadari oleh Zea, William menyeringai saat melihat sosok Gio berdiri diantara kedua mobil dengan tatapan menghunus ke bagian kemudi di mana William berada.

"Tampaknya lelaki itu ingin berurusan denganku,"gumam William.

"Aku harus kabur." Zea berucap dengan nada sedikit gugup.

"Hei, apa yang kau takutkan dari dia? siapa sebenarnya dia? kau mengenalnya?”

“Mmm ... aku ...”

Gawat. Sorot mata Giovanni tampak semakin menyeramkan untuk Zea.

"Aku akan turun dan menghadapinya.”

“Hei, jangan.”

“Kau tenang saja.” sebagai isyarat untuk menenangkan Zea, William menepuk bahu gadis itu dengan lembut lalu keluar dari mobilnya.

Sementara itu Zea hanya dapat melihat dengan panik, tenggorokannya kering serta nafasnya tercekat. Zea tidak mau terjadi sesuatu pada William, lelaki yang berniat baik untuk menolongnya.

Kedua mata Zea terbelalak saat melihat Giovanni mengeluarkan pistol dari balik sabuk celananya. Saat itu juga Zea langsung keluar dari mobil dan berjalan tepat di depan William, merentangkan kedua tangannya dan mencegah Giovanni untuk melakukan hal buruk yang dibayangkan oleh gadis itu.

“Jangan tembak dia!!”pekik Zea dengan ekspresi khawatir yang dominan.

“Hei, kenapa kau keluar dari mobil?” William menyentuh bahu Zea karena terkejut dengan pergerakan gadis itu yang tiba-tiba.

Tapi, Zea masih bersikeras berdiri di sana lalu kembali berkata ke William dengan nada panik, “Kau tidak mengerti, dia orang yang berbahaya! Dia Giovanni Altezza bisa menembak mu tanpa belas kasihan!”

“Menembak ku? Wah, itu menyeramkan. Kenapa ada manusia mengerikan di hutan ini? Seperti monster di film werewolf yang sering aku tonton.” William menjawab dengan nada santai seolah kejadian ini hanyalah tontonan semata, tidak menegangkan seperti yang dirasakan oleh Zea.

“Tidak sesederhana itu! Dengarkan aku! Kita harus—”belum sempat menyelesaikan kata-katanya, William telah menarik tangan Zea lalu membuat gadis itu berdiri di belakang menatap punggung William.  “Ada apa?”

“Aku yang akan melindungi mu.”

Zea mengerjap mendengar ucapan William. Melindungi? Dia semakin resah karena rasanya William masih belum memahami situasi genting yang terjadi. “Kau? Apa yang bisa kau lakukan? Salah satu cara untuk mengakhiri semuanya adalah kabur, bukan berurusan lebih panjang dengan Altezza!”

“Tenang saja.” Lelaki itu berbalik lalu menyentuh pucuk kepala Zea dengan lembut, memberikan seutas senyum manis yang membuat Zea berdebar. “Kau aman bersamaku, Zea Calista.”

Keterkejutan melanda tiba-tiba. Kedua iris mata gadis itu seketika mengecil saat William menyebut nama lengkapnya.  Padahal Zea belum pernah memperkenalkan namanya pada William. Tapi, bagaimana lelaki itu bisa tahu?

Sementara di sebrang sana, mata Gio menajam melihat William berdiri dengan kokoh melindungi Zea,  bahkan William dengan berani meletakkan tangannya di rambut Zea. Darah Gio terasa mendidih. Ingin menarik pelatuk dan menembak William saat itu juga. Bahkan jemarinya mencengkram grip pistol dengan mantap. Tinggal menunggu kesabarannya habis, Gio akan menghancurkan William.

“Berjalan kemari dan aku akan memaafkan sifat lancangmu, Zea Calista,”ucap Gio dengan nada tajam dan mengancam.

Sontak membuat nafas Zea semakin tercekat. Sudah sejauh ini, dia tidak ingin kembali ke mansion yang seperti penjara itu. “Aku tidak akan kembali padamu!” Zea berteriak dengan yakin—walau di dalam hatinya ada rasa takut yang membuncah.

“Setidaknya jangan bersama dengan pria itu.”

“Pria siapa yang kau maksud?”

“William Romano.” setelah menyebutkan nama itu, tangan kanan Giovanni terangkat menjuruskan pistol tepat akan mengenai dada William dari jarak lima meter.

“Jangan ... jangan tembak dia!!” Zea makin panik. Sekali tarikan saja, peluru pistol itu akan meluncur menembak William.

“Kalau begitu, maka kemari lah. Menjauh darinya,”titah Giovanni.

“Baiklah, aku akan ...”ucapan Zea menggantung di udara. Zea tidak sanggup melanjutkan perkataan bahwa dia akan kembali pada genggaman Giovanni Alteza lagi.

Zea pun memilih melangkahkan kakinya maju, tetapi saat ayunan kaki bergerak. William segera menghadang Zea.

“Jangan pergi kemana-mana, aku sudah berjanji akan melindungi mu kan?”ucap William sambil mengulurkan lengannya menghentikan langkah Zea.

Gadis itu kembali mengerjap. “Tapi ... dia akan menembak mu jika aku tidak ke sana.”

Mendadak Zea melihat seringai terbentuk dari bibir William.

“Dan kau pikir aku akan tertembak begitu saja?” setelah mengatakan itu, William segera menarik Zea dalam pelukannya, mendekap penuh kehangatan.

Tentu membuat Zea terkejut bukan main, dia merasa bingung apakah yang dikatakan William sungguhan atau hanya ingin terlihat keren saja.

Namun, hal yang lebih mengejutkan untuk Zea adalah saat William perlahan-lahan menggerakkan tangan untuk mengambil sesuatu di dalam rompi hijau army yang dikenakan lelaki itu. Sebuah pistol laras pendek yang membuat dia seketika tertegun, irama jantungnya kembali berdetak kencang.

“Kau membawa sebuah pistol? untuk apa ahli botani membawa pistol?” Zea seperti tidak percaya dan masih bingung serta bertanya-tanya.

Tapi sebelum pertanyaan itu terjawab, suara tembakan terdengar dari arah lawan yaitu Giovanni Altezza telah menembakkan satu pelurunya ke langit, menyiratkan pertarungan telah dimulai.

Kedua alis Giovanni bertaut menunjukkan amarah besar terlebih saat William menarik Zea dalam pelukan musuh bebuyutannya tersebut.

“Aku tidak menyangka kau akan turun langsung untuk mencari di mana keberadaan ku.” Giovanni berucap dengan nada yang ketus langsung menuju William sebagai target pembicara.

“Dan aku menemukan harta karun yang luar biasa, melebihi target ku,” ucap William makin mengeratkan pelukannya pada Zea.

Gadis yang ada dalam dekapan William itu ikut bertanya-tanya dengan situasi yang sedang terjadi, terlebih tampaknya Kedua lelaki itu saling mengenal yang membuat Zea semakin bingung. “Ada apa ini? apa kalian saling mengenal? harta karun apa yang kau maksud?” pertanyaan terakhir yang ditujukan untuk William.

“Lepaskan Zea Calista. Dia tidak ada hubungannya dengan kita,” ucap Giovanni mencoba untuk bernegosiasi.

“Melepaskan? Jangan membuatku terlihat buruk, gadis ini sendiri yang tidak mau bersamamu. Seharusnya kau yang membiarkan Zea Calista ikut bersamaku.” William menampakan aura yang berbeda saat berbicara dengan Giovanni. Sebuah aura mencekam yang berbahaya.

Zea pun merasa aura dan ekspresi itu sangat berbeda saat pertama kali dia menemui pria itu dan saat William bicara dengan Giovanni.

“Jangan membuatku kehilangan kesabaran, William Romano. Kau seharusnya bersyukur, aku masih mengasihani mu dengan tidak menghancurkan markas LUCIVERO.”

“Dan kau juga harusnya tahu posisimu sekarang bukan posisi yang tepat untuk bernegosiasi, aku yang diuntungkan di sini.” setelah mengucapkan kata itu, cengkraman lengan William saat memeluk Zea semakin erat yang membuat gadis itu merasa sesak.

“Tunggu, sebenarnya siapa kau? Dan apa itu LUCIVERO? Kenapa kau memelukku begitu erat, ini sangat menyakitkan.” Zea dengan sifatnya yang penasaran dan blak-blakan langsung mengutarakan keresahannya.

“Tetaplah di posisimu, kau akan aman bersamaku,” ucap William dengan ekspresi hangat tapi suara yang terasa dingin.

Saat mendengar perkataan William, bukannya merasa akan aman, Zea malah merasakan hal lain kalau dia tidak berada di tempat yang aman. Dan Zea menyadari, tampaknya berada di sisi William bukanlah hal yang bagus juga.

Menurut Zea kali ini, tidak ada bedanya antara Giovanni Altezza dan William Romano.

Tak lama kemudian, Giovanni menembakkan peluru dan mengenai kap mobil William, Zea yang mendengar suara dentingan itu seketika terkejut dan tubuhnya gemetar, dia seperti merasakan desiran aneh yang membuat jantungnya berdebar-debar setiap suara peluru terdengar dekat.

“Kau tidak bisa menyakiti Zea Calista, itu membuktikan gadis ini memiliki tempat yang spesial di dalam dirimu, Giovanni.” William berucap dengan nada yang mengerikan, makin memantapkan Zea kalau lelaki itu juga sangat berbahaya.

“William lepaskan, aku berjanji tidak akan pergi.” Zea pun mencoba membujuk dengan cara yang halus dan cantik.

“Aku sudah bilang padamu, kau akan aman bersamaku, jika aku melepaskan mu Giovanni itu akan memburu mu dan menembak mu. Percayalah padaku.”

Bagaimana bisa Zea percaya pada seseorang yang telah berbohong ternyata mengenali sosok Giovanni Altezza dan tampaknya mereka bersitegang karena sebuah konflik yang jelas Zea pahami, konflik tersebut bukanlah area yang aman untuk gadis itu.

“William Romano ... sekali lagi aku tegaskan ... lepaskan Zea Calista.” tatapan Giovanni kini makin menajam, kesabaran lelaki itu mulai terkikis sedikit demi sedikit.

“Tidak,”tandas William.

Saat yang menegangkan itu ... Zea menggigit bibir bawahnya, masih mencari cara agar dapat keluar dari konflik kedua manusia berbahaya itu. Apakah Zea bisa? apakah Zea mampu?

Episodes
1 BAB 1 - Hutang
2 Bab 2 - Malam Pertemuan
3 Bab 3 - Zea adalah Properti
4 BAB 4 - Mimpi Buruk
5 BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6 BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7 BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8 BAB 8 - Taktik Kabur
9 BAB 9 - William
10 BAB 10 - Pertarungan
11 BAB 11 - Ketegangan
12 BAB 12 - Rantai Kehidupan
13 BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14 BAB 14 - Peraturan dan Janji
15 BAB 15 - Percobaan Membujuk
16 BAB 16 - Kebebasan Manis
17 BAB 17 - Perawatan
18 BAB 18 - Kebebasan?
19 BAB 19 - Kenangan Indah
20 BAB 20 - Serangan Dadakan
21 BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22 BAB 22 - Dugaan
23 BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24 BAB 24 - Giovanni Kembali
25 BAB 25 - Ciuman?
26 BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27 BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28 BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29 BAB 29 - Mereka dan Malam
30 BAB 30 - Rencana
31 BAB 31 - Ledakan
32 BAB 32 - Kecurigaan
33 BAB 33 - Kepergian Giovanni
34 BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35 BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36 BAB 36 - Tipu Daya
37 BAB 37 - Ancaman William
38 BAB 38 - Penderitaan
39 39 - Aku bukan properti!!
40 BAB 40 - Makan
41 BAB 41 - Perasaan Giovanni
42 BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43 BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44 BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45 BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46 BAB 46 - Sebuah Cara
47 BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48 BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49 BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50 BAB 50 - Luka Pengorbanan
51 BAB 51 - Pengorbanan Zea
52 BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53 BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54 BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55 BAB 55 - Kebimbangan Hati
56 BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57 BAB 57 - Aku Mencintaimu
58 BAB 58 - Senyuman Giovanni
59 BAB 60 - Sarapan Romantis
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 - Hutang
2
Bab 2 - Malam Pertemuan
3
Bab 3 - Zea adalah Properti
4
BAB 4 - Mimpi Buruk
5
BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6
BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7
BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8
BAB 8 - Taktik Kabur
9
BAB 9 - William
10
BAB 10 - Pertarungan
11
BAB 11 - Ketegangan
12
BAB 12 - Rantai Kehidupan
13
BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14
BAB 14 - Peraturan dan Janji
15
BAB 15 - Percobaan Membujuk
16
BAB 16 - Kebebasan Manis
17
BAB 17 - Perawatan
18
BAB 18 - Kebebasan?
19
BAB 19 - Kenangan Indah
20
BAB 20 - Serangan Dadakan
21
BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22
BAB 22 - Dugaan
23
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24
BAB 24 - Giovanni Kembali
25
BAB 25 - Ciuman?
26
BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27
BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28
BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29
BAB 29 - Mereka dan Malam
30
BAB 30 - Rencana
31
BAB 31 - Ledakan
32
BAB 32 - Kecurigaan
33
BAB 33 - Kepergian Giovanni
34
BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35
BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36
BAB 36 - Tipu Daya
37
BAB 37 - Ancaman William
38
BAB 38 - Penderitaan
39
39 - Aku bukan properti!!
40
BAB 40 - Makan
41
BAB 41 - Perasaan Giovanni
42
BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43
BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44
BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45
BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46
BAB 46 - Sebuah Cara
47
BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48
BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49
BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50
BAB 50 - Luka Pengorbanan
51
BAB 51 - Pengorbanan Zea
52
BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53
BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54
BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55
BAB 55 - Kebimbangan Hati
56
BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57
BAB 57 - Aku Mencintaimu
58
BAB 58 - Senyuman Giovanni
59
BAB 60 - Sarapan Romantis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!