Episode. 13

Lagi lagi aku kembali mendengar sesuatu yang jatuh ke air. Dari sekian banyaknya kerumunan di area kejadian, aku melihat seseorang telah mencoba menyelamatkan adik kecil di sana. Kepanikan masih saja terukir kala itu, desak-desakan pun mau tak mau terus saja terjadi, saut akan menyatu masih belum berakhir.

Hingga Adik itu pun akhirnya ....

" Buahhhhhhhhhh... Hohhss..Hohhhss... " suara nafas yang diambil setelah menyelam ke dalam.

Ikan ikan di sana tampak bingung berenang untuk menjauh dari tubuh manusia. Mereka selamat, keduanya tenggelam pada nafas yang terengah-engah. Tak lama kemudian Sirena Ambulance pun terdengar pada telinga kami semua. Kepanikan kami mulai sedikit mereda dengan melihat keduanya tidak jatuh pingsan.

" Tuktuktuk... " Hentakan kaki yang berlari secara massal.

Aku melihat sosok yang menyelamatkan adik kecil itu, ia masih belum bisa mengontrol aliran pernafasan, mereka berdua terbaring di atas rerumputan hijau. Yah! Kolam tersebut memang cukup dalam, sebab selain membuat lubang di dalam tanah, kami pun menambah sedikit bahan agar ia sedikit bisa di Pagari. Akan tetapi kami tak tahu bahwa kami akan seceroboh ini nantinya.

" Kevin!!! Kamu tidak apa-apa?!!!... " Seru salah satu kawanannya.

Sosok itu masih terus mengambil nafas yang terengah-engah, beberapa pertanyaan tidak ia jawab. Tak lama dari itu, para perawat pun datang dengan membawa tandu, ia sempat ingin di bawa juga oleh perawat, namun dengan cepat ia beranjak pergi dari sisi adik kecil disana. Ia menghilang di tengah tengah kerumunan orang-orang yang datang melihat keadaan adik kecil.

3 jam kemudian...

Ketika semua orang di pulangkan secara tiba-tiba....

Siang ini, usai dari kerja bakti. Ketiga Kepsek sepakat mengambil keputusan untuk mempercepat jam pulang siswa/i, dengan catatan bahwa kami yang bertanggung jawab tidak diperbolehkan untuk pulang melainkan tetap tinggal untuk pendapat ganjaran atas kelalaian kami semua selagi semua orang tidak ada untuk menyaksikan hukuman kami. Hal ini agar tidak adanya kesenjangan, kesalahpahaman, maupun hal buruk lainnya yang nanti akan kami dapatkan karena masalah ini.

" Kalian para OSIS!!! mengapa kalian begitu ceroboh!! kalian ini adalah anak SMP kelas 1 dan 2, tingkat pemahaman kalian jauh lebih banyak dibanding adik kelas kalian yang kelas 4 ini!!! ... Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini!!! Hah!!!.... Kalian tahu?!!.. Hal ini sangat buruk bagi nama baik kalian dan juga nama baik sekolah!! Sekarang jika sudah begini apakah kalian masih mau bertanggung jawab??!.. " Suara Ketua yayasan menggelegar di udara.

" ..... " Kami semua bungkam dalam kesedihan juga ketakutan.

" Bapak sudah tidak mau ini terjadi lagi!!.. Hal ini mau tidak mau harus ada kompensasinya... terserah kalian mau bagaimana, tapi yang jelas kalian harus meminta maaf pada orang tuanya! ...Mengerti!!!!??.. Ganjaran anak anak, saya sarankan jangan terlalu menghukum mereka terlalu berat, karena mau bagaimana pun juga kita sebagai Guru dari mereka harus mendapat hukuman yang lebih berat lagi... Untung saja..... " Ocehan Kepala Yayasan terhenti mendadak.

Kami menunggu kalimat terakhir dari Kepala Yayasan, akan tetapi tangannya malah di masukkan ke dalam saku celananya dengan mulut yang bungkam akan kata-kata. Ia meminta ijin untuk mengangkat telepon penting dari seseorang.

" Sekarang kalian bisa merenungkan kesalahan kalian di sini!! Bapak dan ibu guru akan kembali untuk memberi kalian hukuman atas kelalaian kalian!! " Pungkas KepSek SMP.

Ketiganya pergi meninggalkan kami semua, dan saat itu juga kericuhan kini mulai bergema dimana-mana.

" Fira?!! Lo kan yang jaga di dekat kolam!! kok Lo bisa sih lalai begitu!!?? " Tuduh Salah satu OSIS bernama Tuti.

" Loh kok malah salahin gue?? Kan Lo tau sendiri gue itu ijin ke toilet bentaran " Bela Kak Fira balik membentak.

" Yah tetap aja Lo seharusnya jangan pergi disaat seperti itu dong?!!!! " Lagi kak Tuti menunjuk-nunjuk.

" Lo nyari masalah yah Ama gue?!!! Salahin di Putrii noh!!! dia juga bagian kolam ...bukan cuman gue aja!! " Fira ikut menunjuk kak Putri.

Aku melihat aksi dari tuduh-menuduh di depan mataku, kau secara tidak sengaja aku melihat wajah Kak Nadiya yang tampak frustasi dengan kegaduhan yang ada, bahkan kak Putri pun tertunduk sedih karena ikut disalahkan. Tingkat keegoisan mereka sangat tinggi, sehingga tidak ada kekompakan dalam memikul beban bersama.

" Kok jadi salahin putri.. Area putri kan udah putri tutup....lagian papannya tutupnya kan ada dua... satu di bagianku, satunya lagi di bagianku Fir... " Saut kak Putri dengan pelan.

" Iya nih!!! jelas jelas itu salah Lo Fir!! Tempat kejadian di dekat tempat Lo berdiri sejak awal!! Dan lagi papan itu juga ! Kenapa ngak di turunin!?? kan sudah di bilang kalau sesi satu ama dua itu, papannya jangan di naikin tapi di tutup aja!!! kan ada kacanya kalo cuman mau sekedar liat ikan!!! " Oceh OSIS lain Kak Fitri.

" Kalian kok malah nyalahin ke gue semua sih???!!! kalian mau nyari masalah Ama gue?!!! Kalian lupa apa!! gue anak siapaa hah?!!!! " Tentang kak Fira dengan lagaknya.

" Kakak-kakak... Kalian jangan bertengkar.... ini bukan salah kak Fira aja... ini semua salah kita semua juga... kita selama berminggu-minggu ngerjain ini... jangan di buat seakan akan hasil kerja keras kita ini adalah hal buruk di sekolah... " Pungkasku ragu mencoba mengambil jalan tenang.

" Anak kecil kayak Lo tau apa?!!!.. Lo tuh kan yang punya ide ini???!!! ...jadi ini juga salah Lo juga!!! " Bentak Kak Fira padaku.

" Fiiiiirrr... udahlah.. bener tau katanya Afika... Lo tuh dah gede tapi otak lu kalah maen Ama anak kecil kayak dia.. " Bela kak Seto di tengah pertengkaran.

" Orang buluk kayak Lo mana tau!!! " Jawab Fira Kesal.

" Fira!! Lo bisa ngak sih ngomongnya baik baik aja... kalo Lo ngotot kek gini. itu sam aja Lo lagi nyari alasan!! " Lagi kak Putra membela.

" Puas Lo Skarang hah?!!... Puas!!!? " Bentak kak Fira yang mengarah pada Putri.

" Sekarang semua orang berpihak pada Lo!! sedangkan gue sendiri disini!! " Lagi Fira dengan mendorong-dorong tubuh kak Putri.

Rasanya sakit ketika mendapat bentakan darinya tidak dapat ku pungkiri, air mata yang ku tahan sejak kejadian tadi, kini tidak dapat ku tahan lagi. kegaduhan semakin membengkak, tak ada yang mau di salahkan.

" Baru gitu aja dah nangis! apa lagi gue yang dari tadi di salahin Mulu!!!!?? " Lagi kak Fira mengomel melihatku.

" Udahh!!! Diam!!!!! " Suara Kak Nadiya mengheningkan kegaduhan.

Mendengar suara teriakan Kaka Nadiya di selah pertengkaran mereka, mendadak terhenti lalu menatap wajah kak Nadiya yang sudah sangat memerah, matanya berkaca-kaca, seperti sedang menangis. Kami yang melihat itu malah bungkam dalam beberapa menit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!