Episode. 12

Hari itu juga kami semua bergegas mengumpulkan ornamen penting dalam pembuatan taman di belakang sekolah ini. Tentu objek utamanya ialah kolom ikan di depan kami semua ini.

" Kak kita kumpulkan batu yuk! truss beri warna juga..biar nampak bagus juga... dan Afika juga Nemu ini di sana " Usulku lalu menunjuk sebuah Kaca di gudang.

" Wah boleh juga tuh dek!. tapi kali ini untuk di apakan? " Seru kak Nadiya kala menunjuk kaca di tembok.

" Oh ini buat di kolam kak.. inikan belom di semen, nah Afika berpikir bagaiman kalo kita sisain ruang sedikit di tepi kolamnya untuk kaca itu.. jadi semua orang bisa dengan mudah melihat aktivitas ikan di dalam kolam kan?? " Usulku asalan.

" Boleh boleh.. kan nanti ada teman Kaka yang bantuin semen kok sama ada pak Agus juga yang ikut bantuin, tapi atasnya mau di apakan? soalnya kalau di biarkan terbuka pasti adek Adek kelas yang jail bakalan masukin segala macam benda kan ke dalam kolam?? " Pungkas kak Nadiya yang tengah berpikir.

" Oh! Oh! Oh! Putri tau! Putri tau!. " Seru kencang kak Putri mengacungkan jari.

" Apa put?? " Nadiya.

" Ikut aku yuk!!! " Medorong kami semua.

Kami semua dibawanya ke tempat tumpukan papan-papan kayu sisa pembangunan bulan lalu.

" Kenapa dorong nya ke sini?? " Tanya kak Feby yang sedang mencoba berpikir.

" Kayaknya aku tau deh ...." Ucap kak Nadiya lalu tersenyum.

" A..Afika.. Afika juga kayaknya tau deh maksudnya kak Ebi. heheheh:) " Tambahku lalu ikut tersenyum.

Alhasil kami bertiga tersenyum pada Kak Feby yang masih juga belom menyadari kedatangan kita di sini.

" Kok kalian senyum ke aku?... kalian kok telepatinya ngak bagi bagi sih?!!! " Kesalnya rada imut.

Sontak kami bertiga saling memandang, dan mau tak mau kami pun terbelak tertawa ketika melihat kepolosan kak Feby saat ini.

3 Minggu kemudian...

" Selamat pagi anak-anakku sekalian.. pada pagi ini ibu akan menyampaikan sebuah kabar yang membahagiakan.... mungkin sebagian dari sini kita sudah ada yang tahu mengenai taman belakang sekolah bukan?.. Hahahah.. jadi khusus hari ini, ibu sebagai kepala sekolah, ibu akan mengosongkan jam belajar massal. " Pungkas Bu Kepala Sekolah di tengah Lapangan sewaktu Upacara berlangsung.

" Yeeeehhh!!!!!!!! Hhhuuuuuuuuu!!!! " Sorak serentak kami semua.

Dikala Kepsek sedang menyampaikan kabar gembira, sesungguhnya aku dan yang lainnya tengah berbaris di antara jalan menuju taman belakang yang tak jauh dari Upacara rutin berlangsung dilapangan.

" Tapi dengan satu syarat!..... kalian harus kerja bakti dahulu.... baru kita akan menuju belakang sekolah untuk melihat hasil jerih payah dari beberapa teman kalian, sodara kalian. Kami semua ingin mengucapkan terima kasih kepada semuanya karena telah berkerja sama dengan sekolah untuk membantu memanfaatkan halaman kecil di sekolah. Terima kasih atas support semuanya. Terima kasih kepada Kelas 4a2 dan juga seluruh anggota OSIS SMP. Karen berkat mereka kita dalat menikmati keindahan tangan kreatif milik mereka. " Pungkas Bu KepSek dengan antusias.

Tak lama setelah upacara, akhirnya seluruh siswa/i di beri tugas perkelasnya untuk kerja bakti. Yah Seluruhnya, kecuali kami yang lagi bersantai di belakang sekolah. Kami dibebaskan dari jadwal kerja bakti hari ini karena tugas kami yang sebelumnya telah memakan waktu tambahan jam pulang sekolah kami. yang terkadang hingga sang mentari terbenam pun kami masih setia dengan beberapa senter di beberapa tangan kami untuk tetap melanjutkan tugas KepSek. Tentunya dengan 5 orang guru lainnya yang ikut mengawasi pergerakan kami dan di tambah dengan Pak Agus juga temannya maka ada 7 orang dewasa yang siap membantu kami di selah pengawasan mereka pada kami.

Taman Belakang...

" Wahh mereka kasihan sekali harus panas panasan di pagi hari, Hihihihi... " Seru Kak Feby yang tengah mengintip ke Halaman sekolah.

" Husss!!. Nanti kamu di Jambak kakel baru tobat kamu yah. " saut kak Nadiya di belakangnya.

" Yah elah! KaKel doang mah hal kecil. " Timbalnya dengan mengutikkan jarinya dengan remeh.

" Iye tau gua tau kok!!! " Saut kak Putri yang langsung merangkulnya.

" Loh?! Emang Kaka ngak takut Kaka kelas yah?? Afika aja takut loh... jangankan Kakak kelas, Teman kelas Afika aja.. Afika rada serem hadapin... huuuuu... " Sautku keluh lalu merinding.

" Hahahhahaha.... Afika percaya kata kakak Ebi yah?! Hahhaha polos banget sih.... " Tawa kak Ebi dan diikuti dengan lainnya yang mendengar.

" Afika... Kamu tidak tau yah? Ebi bilang kamu ini tidak.... " Seru kak Seto lalu di bungkam paksa oleh Putri.

" Tidak apa. " Tanyaku penasaran.

Seketika semuanya tersenyum kaku padaku. bahkan beberapa temanku lainnya juga berpura pura tidak mendengarkan topik.

" Kok! Afika Anehh yah sama situasi ini??.... " Gumanku.

" Nanti juga Afika tau kok!! " Seru kak Nadiya lalu memutar badannya dan pergi.

" Eh Na-Nadiya tunggu!!! ... Afika nanti cepat pahami yah!!! " Pungkas kak Ebi lalu melambai tangan padaku dan menyusul kak Nadiya.

Aku melihat ketiga wanita itu berjalan ke arah lain, mereka tampak serius dengan obrolan mereka. Lama ku perhatikan dengan serius, tiba-tiba kak Nadiya malah menatapku dengan tajam.

" !?. Kok Kakak Nadiya liat Afika serem gitu yah? " Gumanku ketakutan.

" Afika kamu ngak tau yah?? " Suara itu milik kak Seto.

" Tau.... apah??? " Jawabku menunduk.

" Sebetulnya kak Seto mau kasih tau... tapi sepertinya tidak di ijinkan oleh mereka.. " Kak Seto menunjuk kak Febi sambil tersenyum.

Aku melihat arah yang ditunjuknya, dan dengan rasa sedikit khawatir di dalam diri, aku malah merasa aku adalah anak yang berbeda. Entah apa yang disembunyikan oleh mereka tentangku. Apakah aku sebegitu tidak boleh untuk mengetahui apa yang terjadi?

Tak lama merenungkan perkataan Kak Seto, Akhirnya moment yang telah di tunggu-tunggu sudah tiba saatnya.

" Ayok , Semuanya pada tiap titik tempat kalian berdiri masing-masing... Kalian harus menyambut teman-teman kalian dengan senyum yah!!... Hasil kerja kalian sangat bagus kok!!! " Teriak Bu Werry dengan senyuman.

" Baik buuuu!!!.... " Koor kami semua lalu bergegas.

Situasi seperti ini sengaja di gunakan agar anak-anak kecil yang datang melihat bisa lebih di kontrol keamanan, dan keindahan sekitar. Sebab mau bagaimana pun sekolah kami terdiri dari TK S/d Kampus, oleh karena itu KepSek-Kepsek sepakat bahwa mereka akan membagi sesi tiap Golongan Tingkat kanak-kanak, Dasar, Menengah 1, Menengah Kejuruan, dan Mahasiswa/i.

" Sesinya anak TK yah!... " Bisik Kak Rina padaku dan Kak Stive.

" Kayaknya kak Rina suka anak kecil yah?!! " Jawabku berbisik.

" Tentu saja, mereka kan imut walaupun kadang nakalnya masyah Allah naujubillah.... " Timbal kak Rina dengan senang.

" Sstt...diam! Brisik!! " Ketus kak Stive.

Mendengar teguran kak Stive, sontak kami pun membungkam mulut. Sesi pertama sangat lancar bahkan terkesan lucu lucu dengan adanya adik-adik ini. Akan tetapi.

!!!?.....

Syuurrrr........

" Aaaaaa!!!! " Teriakan histeris semua orang.

Usai mendengar suara benda yang jatuh ke air lalu diikuti suara teriakan dari beberapa orang, mendadak suasana bahagia di pagi hari berubah menjadi suasan yang mencekam. Setelah mencari tahu, rupa-rupanya salah satu adik kami tanpa sengaja terjatuh ke dalam kolam ikan! Padahal kami telah menutup kolamnya dengan papan, agar terlihat seperti tempat duduk dengan nuansa akuarium. Akan tetapi entah siapa yang telah membuka papan tersebut, setahuku papan itu hanya akan di buka jika ingin memberi makan pada ikan di sana saja. Kolam itu memang sangat sederhana, namun cukup dalam bagi seukuran anak dibawah usia 10 tahun bukan?..

Kepanikan tersebar di segala sudut, bahkan sampai terdengar pada Kepsek kami yang berada di halaman lain di sekolah ini. Aku yang kala itu tak jauh dari tempat kejadian, dengan tubuhku yang kecil malah membuatku dapat menerobos hingga paling depan.

" Heeii!!!??..tolong itu anaknya ngak tau renang tuh!!!! " Salah satu siswa menunjuk nunjuk anak yang tenggelam.

" Tolong dong! itu di tolong cepat!!! " Saut salah satu guru TK.

" Aduh gimana yah?!!... malah Afika juga kagak tau renang... takutnya niat mau tolong malah yang ada makin bodong!... " Batinku khawatir.

" Gluukk gluk gluk... " Suara gelembung yang beradu.

Syuur....glukkk...syuurr...

Anak tersebut terus bergerak di dalam kolam, aku tak tau harus berbuat apa? Semua orang dewasa hanya terus beteriak tanpa mencoba untuk bertindak. Aku harus terus memikirkan segala cara apapun dan akhirnya kembali mendorong tubuhku ke luar kerumunan, akan tetapi ketika aku baru saja ingin keluar dari desakan semua orang.Tiba-tiba...

" SYUUURRRR....!!!! " seseorang ikut terjatuh ke dalam kolam.

" Siapa lagi itu!!?? " Gumanku terkejut lalu kembali masuk dalam desakann

" Ya Allah... Afika belom dapat ide buat nolongin.... " Lagi ku berguman khawatir.

.

.

.

.

Yah Allah .. tolong! seseorang harus tolongin adeknya itu...

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!