Akses keluar masuk pintu kelasku, kini telah dipenuhi oleh sebagian siswa yang bergerombolan hanya untuk melihatku yang kena marah oleh guruku atau Ustzda kami.
Aku memang sedih mendapati perlakuan seperti ini, namun tidak merasa sakit di dada. Aku mengepel lantai dengan baju seragamku yang basah, Setelah itu aku pun masih harus membersihkan pecahan piringku dan makanan yang tergurai berantakan.
Selera makanku mendadak hilang setelah melihat makanan yang telah tersaji kan setelah menunggu lama di antrian, kini mubazir terbuang di atas lantai.
" Huhhhfff.. setidaknya makanan ini adalah salah Afika kan?! maaf yah nasi, hiks. kamu jangan nangis kayak Afika yah?! Afika akan merasa bersalah kalau kamu nangis.. hikss " batinku seiring getaran tangis yang ku tahan.
Kembali pada alur topik sebenarnya.
" Afika!!... hikss... Afika juga mau punya teman mahh!!!. Afika.. Afika juga sama kecilnya dengan mereka kan???!!.. Tapi kenapa hanya Afika yang merasa di beda bedakan seperti itu???! Apa Islam seperti ini mah?!! Apa sekolah Islam harus pilih kasih yah?!! Kalo emang Iyah, Afika mau ke sekolah Adven saja mah?!! di sana Afika punya banyak teman dan Mam.merni yang sayang sama Afika...😭😭" Keluhnya di selah tangis yang terisak Isak.
" Afika... " Guman mama pelan.
Mendengar semua pengakuanku, akhirnya mama pun luluh. Ia medekapku dalam pelukan yang erat, ia juga tak luput dari tangisnya, dan di selah selah tangisnya, ia sempat berkata.
" Bukan Agama Islam yang salah sayang. Allah tidak perna mengajarkan ciptaannya seperti itu, Salahkanlah manusianya. Mereka yang buta akan penampilan dan sombong akan tahta. Semua Agama itu baik sayang, dan semua Agama memiliki ujian hidup masing masing, Saat ini kamu memang sendiri. Tapi suatu saat kamu pasti mengerti arti dari berbagai agama di dunia ini. Ajaran mereka pun tidak jauh dari ajaran kita kok sayang, Hanya saja kita perlu menghargai ajaran agama mereka, dan menghormati kepercayaan mereka. Mungkin saat ini Afika tidak mengerti, tapi mama yakin! Tidak lama lagi Afika akan mengerti! Kan Opah beda kepercayaan sama kita sayang. Kita semua Islam sedangkan Opah Afika Adven. Semua itu tidak apa apa, asal tau cara menghargai dan menghormati, bukan mencaci maki dan melempar hinaan... Cup cup sudah sudah... mama akan menghadap pihak sekolah besok... kamu tetap sekolah yah nak... jangan malu tapi tetap harus minta maaf sama semuanya yah.. terkadang meminta maaf bukan semata karena kita salah.. bisa saja tanpa sadari kamu telah buat mereka tidak nyaman... minta maaf bukan berarti kamu kalah sayang.... Seperti nabi Muhammad Saw, ia slalu memaafkan dan mengalah, entah orng baik atau jahat, ia tidak perna tuh dendam atau bertahan pada ego...Sudah sudah.. " Kalimat mama sangat panjang.
Semua itu sama Skali tidak aku pahami, namun aku tau itu pasti memiliki makna yang besar untuk ku nanti. Aku akan berusaha mengingat semua ucapan mama hari ini, Agar kelak jika aku telah mengerti banyak hal mungkin perkataan itu bisa menolongku?!
Keesokan harinya.
Mama pun menghadap semua pihak sekolah, ruang demi ruang, guru demi guru, pertanyaan demi pertanyaan, semua ia lewati dengan gentar. Demi putri kecilnya yang polos dan ia sayangi sepenuh hati. Tak ada seorang ibu yang ingin anaknya kesulitan, terutama di saat usianya masih sangat belia untuk melawan dunia yang kejam.
Seperti ibu dari seorang penjahat, mama terus terusan mendapat pertanyaan yang juga menguji mental hatinya.
Di hari yang sama aku pun tetap pergi bersekolah meski tatapan aneh terus mengiringi sorotan gerak gerik ku.
Aku tidak memperdulikan mereka, sebab hatiku sudah mati untuk mengenal orang asing, terlebih lagi aku pun menjadi benci dengan semua skenario hidupku.
Akan tetapi meski tau aku telah memalukan kelasku juga wali kelasku, Bu Titi tetap menyayangiku seperti ia menyayangi lainnya. Dan beberapa teman lelakiku juga ikut mendukungku, bahkan kak Fadli, Rizky, Farhan, dll. tetap menyemangati ku.
" Afika😊 Jangan sungkan kalau kamu mau cerita sesuatu, kita semua tetap menjadi temanmu kok!! " Seru Kak Farhan merangkulku.
" .... " Terdiam.
" Afika.. Aku tidak perduli dengan kata orang tuaku, walaupun benar aku akan di pindahkan, aku bisa meminta Fadli untuk memberi tahukan kabarku padamu. dan jika liburan aku akan bermain denganmu " Pungkas kak Reza kini telah berdiri di hadapanku.
" Afika.. minta maaf.. " Gumanku lalu tertunduk lemas.
"..." Hening.
" Entah mengapa sejak hari itu? Afika tidak lagi merasakan apa apa, hanya terasa kosong. Afika juga bingung ini perasaan apa?! " Lanjutku lalu memerhatikan wajah mereka satu per satu.
" Afika?.. itu disebut mati rasa.... perasaan hampa adalah istilahnya, dan bisa di artikan kosong, atau bila di ibaratkan dengan warna, seperti Hitam putih / Kelabu ☺️, Jangan risau!!!😂😂 " Jelas kak Rizky yang tengah tersenyum.
" Kalian tidak Jijik berteman dengan Afika? " Lanjutku bertanya memastikan.
" Hah???... " Koor mereka lalu saling memandangi.
" Hei jangan berlagak polos!! " Kali ini satu sentilan keras mendarat di jidatku.
" Kak Fadli!!!!! Sakit taaaauuuuuuu.. " Cemberut.
Seketika kami semua tertawa bersama.
Suasana sedih, takut, dan canggung, Kini terhempas oleh kehangatan yang diberikan oleh teman temanku. Seharusnya aku bersyukur masih memiliki mereka disini, dan lagi yang membenciku hanyalah anak perempuan saja.
" Afika, kak Rizky mau tanya dong?? " Ucap Rizky yang tengah menemaniku melihat ikan di rawa kecil dekat halaman sekolah.
" Iyah!! Boleehh.. " Sautku.
" Kalo Afika pindah sekolah, Kita masih bisa main? " Pertanyaannya menghentikan kegiatanku.
Aku menoleh sambil tersenyum lebar. Tanpa harus menjawab pertanyaannya sepertinya Kak Rizky sudah paham maksud dari senyuman itu.
" Jadi begitu yah?? " Tertunduk sedih.
" Kalo begitu...... " Ia beranjak lalu menyambar teriknya mentari di siang hari.
Melihatnya berdiri telah membuat mataku silau karena wajahnya kini sudah setara dengan titik sinar mentari, gelembung cahaya terlihat dari balik wajah itu.
" Ayok!! " Ia mengulurkan tangannya lalu menarik ku berlarian ke arah teman tema kami berkumpul.
Aku melihatnya dengan mata yang sipit, uluran itu tidak boleh ku sia siakan, sebab aku yakin! Suatu saat aku tidak akan lagi bertemu dia.
" Ayok kita main sepuasnya!!! Kenaikan kelas sudah dekatkan?!! Ayok buat liburan kali ini lebih menyenangkan lagi!!? " Kalimat itu muncul dengan lancar dari bibirnya.
Tercengang!
" ?!. Ayok!!!☺️ " Awal mendengarnya aku tersontak beberapa detik, lalu segera mengiyakan ajakannya.
Siang itu adalah siang yang penuh akan kenangan, tak terasa sudah 2 Minggu berlalu, dan lusa adalah hari kelulusan bagi kak Fadli dan lainnya, serta kenaikan kelas untuk ku, Ilham dan Yusuf.
Kenaikan kelas 2 SD, aku dipindahkan orang tuaku ke sekolah yang dekat dengan daerah pusat perkotaan. Yah disana walaupun kesannya sama saja, tapi aku bersyukur! setidaknya guru guru di sekolah yang sederhana ini sangat mempunyai tolenransi tinggi bagi kami yang penuh keterbatasan hidup☺️. Dan lagi setelah semua yang ku alami, akhirnya aku punya teman yang paling ku dambakan, Namanya Tyas dan Qolbi.
Mereka berdua adalah kawan pertamaku di sekolah baru ini. Sebetulnya masih ada Ruly juga, tapi ia pindah ke Jawa, padahal baru 3 bulan berteman. Hah........
" Tyas? Mau makan apa hari ini? " Tanyaku pada Gadis putih yang berbalut hijab putih pula.
" Hmm.. kamu ada Uang berapa?? " Jawab Tyas kembali melempar pertanyaan.
" Seperti biasa RP.2.000,- Heheh.. " Aku terkekeh
" Kamu Qol? Mau jajan apa nih?? " Lagiku kini beralih pada gadis hitam manis dengan lecutan lesung pipi dalam.
" Ehh?? Kayaknya makanan mie goreng enak deh, Beli yuk ..nanti minumnya aku yang traktir. gimana?? " Usul Qolbi memamerkan lesung pipinya.
" Asiikk!!!! " saut ku dan Tyas bersamaan.
" Aku jus jeruk!!!! Aku Coklat!! " Seru kami saling aut menu pada Qolbi.
" Iyah Iyah... hahha dasar kalian... " Tawa Qolbi terukir tulus diwajahnya.
Rupa rupanya, pilihan orang tuaku tidak salah!☺️
Karena mereka, aku bisa memiliki teman meskipun awalnya sangat canggung dan cukup makan waktu yang lama. Dan lagi, dari semua yang ingin berteman denganku, ternyata hanya mereka berdualah yang terus ingin menemaniku.
Selain itu seluruh kawanan lelaki di kelasku juga tak kalah baiknya dengan ku.
.
.
.
Yah Allah, terima kasih banyak!😭♥️
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments