kawan baru
Lelaki itu masuk dengan santai. Ransel di punggungnya nampak lebih besar dari badannya.
Melisa
Hai, kamu anak baru yang dibilang Bang Santo ya?
Melisa
Dan ini, Sani, Rani, dan Denia.
Mereka menyapa Leo bersamaan.
Sani
Apa itu di ransel kamu? kayak berat banget.
Leo
hanya beberapa alat tulis dan menggambar
Denia mendekat dan melihat peralatan yang dikeluarkan Leo dari tasnya
Denia
Waah ... ada cat air juga.
Denia
Bukannya kalau anak-anak itu cukup krayon aja, ya?
Leo
Eh, iya kah?
(menggaruk kepala sambil nyengir)
Leo
Aku tadi asal aja, sih ....
Leo
kupikir kalau alat tulis pasti udah banyak, dan aku bawa yang sekiranya belum ada aja.
Leo
Sebagian. Tapi, kalau kanvas ini, punya adek aku. Dia ....
Leo
Sudah tidak memerlukannya lagi.
Leo
Jadi daripada dibuang, sayang. kubawa aja ke sini.
Melisa
Waah ... trima kasih ya, Leo
Melisa
Oh, ya ... kamu mau kontribusi di mana?
Melisa
sesuai kuliah kamu atau ...
Leo
Bolehkah aku liat-liat dulu?
Melisa
Jadwalnya bisa liat di papan itu, ya ...
Melisa
Silahkan liat-liat dulu. Aku dan Sani mau siap-siap dulu.
Sani
Ran, Den ... aku tinggal dulu, ya ... kamu bisa liat-liat dulu juga.
Mereka bertiga mematung sejenak sebelum beranjak mengelilingi rumah itu.
Mencoba mencari apa tang bisa mereka kerjakan.
Mereka pun melihat sebuah kamar yang digunakan untuk menyimpan alat-alat belajar.
Setelah bertanya dengan seseorang yang lewat tadi, mereka memutuskan menata barang-barang yang dibawa Leo tadi di ruangan tersebut.
Denia
Eh, kamu kuliah di mana
Denia
Oooh. Aku di Management
Rani dan Sani juga.
Denia
Kami belum tahu, nih, harus ngapain kita di sini, yak?
Rani
Kan, bisa liat-liat dulu, gitu tadi katanya. Nanti kalau ada yang pas, baru kita masuk.
Rani
Heem ...
(Rani melengos melihat gelagat Denia yang mulai tebar pesona. Biasa!)
Sani
Ran, Den, hari ini aku ke daerah timur, sekitar pantai sana.Kalian mau ikut atau pulang dulu, atau di sini dulu?
Sani
Rani dan Denia saling memandang
Keempat gadis itu spontan menengok dan melongo.
Melisa
Kamu mau ikut juga?
Melisa
Kamu bisa tetap di sini. Bisa ngobrol-ngobrol dulu dengan Mas Imam di belakang
Wajah tampan itu nampak datar tanpa ekspresi saat melewati keempat gadis itu.
Denia
Kenapa tuh, cowok ganteng banget sih?
Sani
kirain apa.
(menjitak kepala Denia)
Rani
Kayak ga tau Denia aja. Semua cowok mah, ganteng buat dia.
Denia
Oh, Bang Rayan is number one.
Melisa tertawa melihat tingkah mereka bertiga.
Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, mereka pun tiba di sebuah saung yang tak jauh dari laut. Anak-anak berlarian di sekitar saung tersebut. Ada sekitar 8 anak yang berusia antara 6 sampai 8 tahun.
Mereka segera berhenti berlarian dan mulai mendekat saat Sani dan kawan-kawannya memasuki saung tersebut.
Comments