penawaran
Rayan
Ya ampun perhitungan amat jadi calon sodara.
Sani
najis punya sepupu kamu Ray
Rayan
Idih. jangan benci amat ama aku. nanti jatuh cinta tau rasa
Sani memasang muka mual dan beraksi seakan mau muntah
Rayan
kusumpahin ntar kamu ga bisa hidup tanpa aku, loh
Sani
Ya Allah ... toloooong.
Sani
apa untungnya buat aku coba?
Sani
kasih penawaran dong.
Sani
rumah dan sertifikatnya?
Sani mengibaskan tangannya.
Rayan
minta yang wajar gitu napa?
Rayan
kalau aku bisa jadian ama Alia, kamu aku traktir kamu makan sebulan, gitu?
Sani dan Rayan terdiam untuk beberapa saat.
Sani memikirkan penawaran untuk Rayan. Sedangkan Rayan memikirkan langkah apa yang harus dia ambil selanjutnya.
teriak Sani mengagetkan Rayan
Rayan selalu memelesetkan kata-kata makiannya saat melihat Sani melotot padanya.
Rayan tahu, Sani paling ga suka Rayan mengucap kata makian yang kasar.
Sani
aku minta kamu bayarin aku travelling ke jogja sama dua temenku, selama 5 hari. Gimana?
Sani
Aku kan sedang mengajukan penawaran. kalau kamu ga oke, kita bisa saling menawar.
Rayan
Benar-benar mahasiswa ekonomi
Rayan
Aku juga pikir-pikir dulu deh.
Rayan
kamu kira aku anak sultan, yang punya duit kayak punya rumput depan rumah. Rimbun banget gitu?
Sani
pake perumpamaan yang lebih keren napa?
Sani menepok jidatnya pelan. ya iya, pelan. kalau keras, dia juga yang kesakitan. hehehe
Rayan
Yang nongol di pikiranku rumput, ya itu aja dipake. daripada mikir lama-lama.
Rayan
Toh, cuma perumpamaan doang.
Sani
Yang penting, kapan kita mulai bisnis kita
Rayan
Ntar aku hubungi kamu
Sani
Aku mau meluncur dulu. Ada janji nih, ama ...
Rayan memperhatikan Sani yang dengan cepat membereskan barang-barangnya. seolah-olah dia memang terburu-buru.
Rayan
terima kasih traktirannya ya Ray.
Rayan menyindir Sani yang berlalu begitu saja. Sayangnya, sindiran itu masih terdengar oleh Sani
Sani
Makasih traktirannya ya, Say
Rayan
ga cium jauh dulu San?
Sani setengah berlari meninggalkan meja. Rayan menatap tubuh gadis itu melesat keluar cafe, lalu berdiri sejenak di depan pintu. Menatap pada arloji yang menempel di tangan kirinya, lalu menengok kanan dan kiri.
Tak lama, senyumnya mengembang. Membuat parasnya menjadi lebih bersinar.
Berdebar dada Rayan melihat semua itu. Ada sedikit rasa sakit seperti tercubit saat melihat senyum manis Sani yang tak buat dirinya.
Di tepi trotoar, Rayan melihat sebuah motor gede berhenti, lalu dengan sigap Sani mendekatinya, menerima helm darinya, dan dengan cepat naik ke boncengannya.
Rayan terpaku.
Sani tak pernah mengenalkannya dengan lelaki itu.
Sejak kapan Sani berhubungan dengannya?
Rayan tersentak. Lalu berdiri cepat meninggalkan meja. Berinisiatif mengejar Sani.
Untung di cafe ini memberlakukan sistem bayar di muka. jadi, meski dia meninggalkan meja begitu saja, tidak akan ada drama kejar-kejaran antara customer dan pegawai cafe karena customer lupa bayar.
apa sih?
geje. hahaha
Comments