Jika kalian sekarang berada di dalam gedung bioskop, kalian akan melihat sebuah adegan dimana dalam satu frame menampilkan kegiatan Yang sama dari dua orang. Keduanya sama-sama menengadahkan kedua tangannya untuk berdoa, namun di tempat yang berbeda.
Aksa dan Love, malam ini sedang bersujud di tengah malam untuk berkomunikasi kepada Tuhan. Mengatakan segala keinginan dan harapan yang ingin mereka capai untuk hidup mereka.
Ketika Aksa meminta Love untuk memulai melakukan kegiatan itu siang tadi, malam ini gadis itu melakukannya untuk yang pertama kalinya. Aksa memang lebih religius dibandingkan Love. Aksa yang sejak kecil dididik untuk tak hanya menjalankan yang wajib saja, selalu patuh akan itu.
Love memang tak pernah meninggalkan kewajibannya, tapi untuk urusan sunnah, dia tak pernah menjalankannya. Dan ternyata Aksa bisa membuat Love melakukan sunnah dengan caranya.
Meskipun ini yang pertama kalinya, Love merasa jika terasa lega ketika selesai melakukan kegiatan berdoanya. Dia juga bersimpuh sampai lantunan adzan subuh berkumandang dan melakukan sholat subuh.
Waktu masih menunjukkan pukul setengah lima. Tak ada lagi rasa kantuk yang dirasakannya.
Jadi, untuk menghabiskan waktu sampai berangkat kuliah nanti, dia mencari sesuatu di ponselnya yang membuatnya penasaran.
Dan setelah beberapa detik dia mencari, muncullah akun tersebut dan beberapa gosip yang tertulis di sana. Tentu saja adegannya bersama Aksa kemarin sudah memenuhi akun itu.
Love hanya bisa menghela nafas saja ketika melihat itu. Menutup halaman tersebut, dia beralih membuka aplikasi chat.
Mengirim chat kepada kekasihnya.
Love : Abang Prince... 🙆🙆🙆
Love menunggu apakah lelaki itu akan membalasnya atau tidak. Karena yang dia yakini jika Aksa sudah bangun dan entah melakukan apa pagi-pagi begini.
Bunyi notifikasi chat terdengar dan Love langsung membukanya.
Prince : Bangun kan tadi?
Love : Iya. Ternyata lega juga ya habis lakuin sholat malam. Bisa konsentrasi aja doanya.
Prince : Iya, makanya mulai sekarang dibiasain.
Love : Insyaallah. Serius nanti kita nggak bisa ketemu?
Prince : Iya. Aku emang hari ini nggak ada kuliah. Dan seharian ngantor.
Love menghela nafas panjang karena dia harus menerima jika hari ini tak bisa melihat sang kekasih. Tapi mau bagaimana lagi, dia tak bisa melakukan apapun.
Meskipun baru kemarin mereka bertemu, tapi Love benar-benar merindukan Aksa. Apalagi setelah kejadian pernyataan cinta yang Aksa lakukan kemarin, dia semakin ingin membungkus Aksa saja dan membawanya ke rumah. Sepertinya dia memang agak kurang waras karena pernyataan cinta kekasihnya itu.
°•°
Waktu berlalu begitu cepat. Weekend kembali datang. Dan Love sedang menikmati sabtu paginya dengan tiduran di sofa ruang keluarga ditemani oleh bunda dan papanya. Suara tivi terdengar karena ayahnya sedang menonton sebuah acara.
Tak ada rencana apapun hari ini, bahkan Love pun harus menelan pil pahit karena Aksa tak mengajaknya kencan. Sedang sibuk katanya. Hubungan mereka memang belum diketehui oleh kedua orang tua mereka. Baik Aksa maupun Love masih menikmati masa-masa berdua saja sepertinya. Belum ingin melibatkan keluarga mereka dalam hubungan yang keduanya jalin.
Biya muncul dengan wajah mengantuknya dan langsung memeluk Sha. "Mami tadi masak apa?" tanyanya. Biya, adalah anak dari kakak Marvel. Jadi gadis itu adalah sepupu Love.
"Kesukaan adikmu tu. Ayam panggang." Biya melihat Love yang cuek saja langsung menarik kaki gadis itu sampai Love menjerit.
"Kak Biyaaa." katanya yang hanya dibalas kekehan oleh Biya. Kedua gadis itu memang selalu tak bisa diam. Terkadang bahkan mengusili satu sama lain.
Perbedaan umur mereka yang tak terlalu jauh membuat keduanya begitu akrab seperti saudara kandung. "Jalan yuk Dek." ajak Biya.
"Kemana?"
"Cari cowok."
"Kak!" interupsi Marvel membuat Biya cengengesan.
"Daddy mah gitu. Kita kan juga perlu pacar, biar ada yang ngapelin gitu loh." pelukan Biya beralih ke lengan Marvel dan menyenderkan pelipisnya di sana.
"Belajar aja dulu yang bener. Mau pacaran sekarang juga nggak akan nikah sekarang kan?" Biya berdecak dan melepaskan pelukannya dari lengan lelaki itu. "Emang kalau Love punya pacar, Daddy nggak ngizinin?"
Love berhenti memainkan ponselnya dan memasang pendengarannya baik-baik. Kalau sampai papanya tak mengizinkan dia berpacaran, repot sudah. Dia kan sudah terlanjur cinta banyak-banyak pada Aksa.
"Ya tergantung."
"Tergantung apa?" Love bertanya cepat sampai ketiga orang di sana menatapnya heran. Biya yang menyadari ada yang aneh dengan adiknya itu menyeringai.
"Nah kan. Aku yakin dedek tu pasti udah punya cem-ceman Dad." beruntung sekali Love bisa mengusai medan pertempuran. Jadi meskipun dadanya bertalu-talu, dia memasang ekspresi santainya.
"Makanya aku tanya papa 'tergantung apa' biar kalau aku suka seseorang, bisa mempertimbangkan orang itu." dalihnya. Padahal tangannya saja sudah terasa dingin tiba-tiba.
"Tanggung jawab, cerdas, dan beriman." Marvel menatap Biya dan Love bergantian. "Tanggung jawab ketika masih pacaran dengan sudah menikah itu beda. Waktu masih pacaran, tanggung jawab lelaki itu adalah salah satunya dengan memenuhi janji yang dia buat. Tanggung jawab dengan menjaga kekasihnya dengan baik. Tidak melakukan hal yang akan membuat kalian menyesal di kemudian hari."
Kedua gadis itu mengangguk. Dalam hati Love bersorak karena Aksa tak hanya memili tiga hal tersebut, tentu saja ada tambahan 'tampan' di dalamnya.
Astaga, bahkan Love sudah senyum-senyum sendiri karena memikirkan itu. Kan, dia jadi merindukan kekasihnya itu banyak-banyak, lagi.
Melihat Love tersenyum, Biya kembali bersuara. "Serius deh Dad, si Dedek pasti udah punya gebetan. Lihat tu, senyam-senyum sendiri." dengan reflek, Love melempar Biya dengan bantal sofa dan terjadilah 'duel' antara mereka.
Sedangkan Marvel dan Sha hanya memandang keduanya santai. Toh nanti mereka pasti akan akur kembali.
Dan benar saja, saat sore hari tiba, mereka berdua sudah rapi dengan pakaian mereka untuk pergi bersama.
"Kita mau kemana sih Kak?" mobil yang dikendarai Biya sudah meluncur di jalanan yang padat.
"Kita akan ke tempat nongkrong yang Ok punya. Dan yang pasti, bisa cuci mata karena weekend seperti ini, kita akan dilayani oleh cowok-cowok ganteng." Love tak pernah tertarik dengan pria-pria tampan yang dikatakan oleh Biya. Bukan karena dia tak normal, karena memang baginya Aksa sudah cukup untuknya.
Jadi, dia memutuskan untuk tak menanggapi ocehan Biya. Meskipun gadis itu mengatakan dan memuji jika para pria-pria itu benar-benar seperti titisan Arjuna.
Dekat dengan tempat yang dituju, Love mengenali jalanan ini. Jalanan untuk pergi ke kampusnya. Dan menyuarakan isi kepalanya.
"Akeda's Palace." Biya mengangguk sambil tersenyum.
"Betul. Kamu pasti sering ke sana kan, secara deket dengan kampus kamu. Tapi kamu pasti nggak akan tahu jika weekend, kafe itu lebih ramai dari biasanya." iya. Love memang tak tahu. Bagaimana bisa tahu jika dia tak pernah ke sana ketika malam hari. Dan biasanya jika kencan bersama Aksa pun, dilakukannya pagi sampai sore hari.
"Ayo." Love melihat ke arah luar dan ternyata dia sudah sampai di tempat tujuan. Kebanyakan melamun membuatnya tak sadar.
Mereka keluar mobil dan berjalan menuju pintu. Baru sampai pintu, sudah ada yang membukakan dari dalam, seorang pria tampan. "Selamat datang." sapanya sambil tersenyum. Love bergumam dalam hati jika apa yang dikatakan Biya memang benar. Ada banyak lelaki tampan di sana.
Masuk lebih ke dalam, pria-pria yang menggunakan seragam yang sama dengan pria yang menyambutnya tadi juga sedang berlalu lalang membawakan pesanan. Seragam mereka yang tidak biasa dengan seragam di hari yang lain. Atasannya kaos bermotif seragam tentara dengan celana panjang berwarna hitam. Kaosnya sedikit di gulung di bagian lengan.
Sungguh, perempuan mana yang tak lemah hati jika disuguhkan dengan para pria 'berseragam'.
"Gue nggak bohong kan, kalau kita bisa cuci mata di sini?" Love akui jika Biya lagi-lagi benar.
Mengangguk, Love menjawab. "Hem. Keren sih." Biya tersenyum.
Menunjuk ke arah kasir, dia kembali membuat Love kaget. "Kamu lihat yang di kasir itu? Itu pemiliknya." Love melihat ke arah yang ditunjuk Biya dan matanya melebar karena kekasihnya ada di sana.
Aksa, dengan bibir sesekali berbicara kepada pengunjung, juga menggunakan baju yang sama dengan para pria yang berlalu lalang di hadapannya. Jadi ini kesibukan yang lelaki itu maksud.
Dan apa Biya bilang tadi. Aksa adalah pemiliknya? Demi Tuhan, Love baru mengetahui tentang ini.
•°•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Uya Memang Surya
kaget aku,,😌
2020-12-02
0
Violet Agfa
astagfirullah..... pacar kok kudet bgtt yaaahhhh
2019-10-28
0
Dewi Jerry
Sempurna banget si Aska, Beruntung Deh Love.. Makin banyak Cinta..
2019-07-10
5