Prince Aksa

"Selamat pagi Prince Aksa." itulah sambutan yang selalu Aksa terima dari adik tingkatnya setiap pagi. Bukan semua adik tingkatnya tentu saja, hanya satu gadis yang begitu berani memanggil seperti itu kepada Aksa.

Ya. Hanya satu. Siapa lagi kalau bukan Love. Gadis yang terkenal cantik oleh penghuni sekolah yang berjenis kelamin laki-laki. Bukan hanya cantik, tapi juga jutek. Meskipun dia anak baru di sekolah, dia tak segan-segan menyemprot mereka yang berani mengganggunya.

Dan bukan rahasia lagi, jika Love tengah berjuang mendapatkan Aksa yang notabennya adalah pria pendiam dengan segala kharisma yang dimilikinya.

Aksa menoleh ke kanan dan langsung mendapati Love tengah memamerkan senyum menawannya yang hanya gadis itu berikan kepada 'Prince Aksa' nya ini.

"Pagi." hanya itu jawaban yang diberikan Aksa untuk Love. Aksa bukan pria yang bersikap sok cool seperti yang ada di dalam novel. Tapi beginilah memang dia, berbicara seperlunya jika ada yang penting, dan menjawab 'obrolan' yang orang lain tujukan padanya.

"Prince Aksa udah sarapan?" tanya Love yang berjalan di samping Aksa.

"Udah." singkat sekali. Tapi bagi Love, jawaban singkat yang diberikan Aksa untuknya adalah suntikan energi untuk seharian ini. Berlebihan sekali gadis itu.

Love tak lagi menanyakan hal yang tak perlu dan hanya menikmati aroma wangi yang menguar tanpa ampun dari tubuh Aksa. Mentari pagi, Aksa, dan aroma tubuh lelaki itu adalah duet luar biasa bagi Love.

Bahkan dia tidak akan bosan melakukan kegiatannya menunggu Aksa setiap pagi di tempat yang sama setiap harinya jika imbalannya begitu luar biasa seperti ini.

"Masuk dulu." pamit Aksa ketika dia sudah sampai di depan kelasnya. Dengan otomatis, Love berhenti melangkah dan membiarkan Aksa masuk ke dalam kelas. Bahkan lelaki itu tak memandangnya terlebih dulu. Tapi lagi-lagi Love tak peduli, membalikkan badan, kemudian dia melangkah untuk pergi ke kelasnya sendiri di lantai tiga. Dan kegiatan itu sudah dia lakukan selama satu semester ini.

"Cewek cantik dianggurin aja sih lo." baru saja pantatnya di dudukkan di bangkunya, Keno sudah berkomentar.

Aksa hanya mengedikkan bahunya dan membuka ponselnya karena sebuah video yang adiknya kirimkan untuknya. Senyumnya terbit seperti mendapat harta karun milyaran rupiah melihat adiknya mencak-mencak tak karuan karena ulahnya.

Tadi tuh ada di kamar, Bunda, terus nggak ada. Pasti abang yang sembunyiin. Soalnya Abang kan tadi masuk kamar adek. Itu suara adiknya.

Makanya kalau naruh barang itu yang rapi dong Dek, bunda kan udah ajarin kamu. Kalau nggak nemu ya udah pakai yang lain aja, entar kalau ditanya pak guru bilang aja lupa di cuci. Suara sang ibu terdengar.

Nggak mau. Kata sang adik lagi. Aksa sudah terkekeh melihat kedua perempuan kesayangannya ribut pagi-pagi. Apalagi melihat sang adik yang hampir menangis itu benar-benar menyenangkan sekali.

Yang Aksa tak paham adalah, kenapa sempat-sempatnya adiknya itu memvideo kegiatannya itu padahal dalam keadaan genting. Ya, keributan yang terjadi itu adalah karena ulah Aksa yang menyebunyikan celana olahraga sang adik sebelum dia turun untuk sarapan pagi tadi.

Entah menurun dari mana Aksa memiliki sifat isengnya itu. Ah, tentu saja dari sang bunda. Kalau ibunya menemukan apa yang di cari, mungkin perempuan itu hanya akan geleng-geleng kepala saja nanti. Bagaimana tidak, dia meletakkan celana adiknya di dekat air mancur depan rumahnya dengan tulisan 'celana murah. 1520. Jika berminat, uang harus pas' begitu.

"Adik lo tu ya Ak, masih SMP udah bening betul. Kenalin lah ke gue." Aksa langsung mem back video tersebut dan mengantongi ponselnya meskipun video yang dilihatnya belum selesai.

"Gue nggak denger kok lo ngomong apa." tanggapan itu membuat Keno mendengus sebal.

"Pelit banger lo. Cuma kenalan doang ini, tapi entar kalau emang doi mau sama gue, gue mah syukur banget."

"Lo ngigau ya? Perlu gue tempeleng buat balikin nyawa elo?" dan Keno hanya berdecak berkali-kali karena Aksa yang menyebalkan jika berkaitan dengan adiknya. Possesif brother, begitulah si Aksa.

°•°

"Gue tahu sih, elo tu di kenal sama cowok-cowok itu karena kecantikan elo. Tapi cantik aja buat apa kalau nggak punya otak." Love berhenti melangkah saat empat kakak kelasnya menghadang langkahnya.

Ini bukan pertama kalinya Love mendapatkan 'labrakan' dari kakak kelasnya karena menyukai Aksa. Karena Love memang begitu terang-terangan menunjukkan rasa sukanya terhadap lelaki itu. Aksa pun tak mendorong Love untuk pergi agar tak mengganggunya, tapi juga tak memberi respon yang berlebihan atas perasaan yang ditunjukkan kepadanya.

"Kata siapa gue nggak punya otak? Punya kok, kenapa? Lo mau pinjem?" suara Love terdengar santai tak gentar sama sekali meskipun ada empat gadis-gadis sok berkuasa telah memandangnya garang.

'Lo jual, gue beli' begitulah Love. Tidak akan segan untuk menghadapi mereka meskipun mereka adalah kakak tingkatnya. Untuk apa? Toh dia tidak pernah mencari masalah kepada mereka.

"Sialan. Berani banget lo."

"Kenapa gue harus nggak berani? Lo bahas otak tadi, sedangkan yang gue tahu, setiap manusia pasti selalu punya otak di dalam kepala mereka. Oh, atau jangan-jangan otak lo dipenjem ya sama udang?" tanggapan Love seolah melenceng dari maksud gadis-gadis itu. Tekniknya, Love pasti tahu arti 'tak punya otak' yang dimaksud oleh mereka.

Menolak peduli ucapan Love, salah satu dari mereka berkata. "Kalau lo punya otak, harusnya lo tahu kalau Aksa nggak akan naksir sama lo. Karena apa? Karena dia suka cewek yang cerdas. Bukan hanya modal tampang doang."

"Dikatakan oleh orang yang mendapatkan nilai 40 dengan rata-rata nilai 75." gadis itu melotot dan hampir maju untuk menampar Love, tapi berhenti karena Love kembali bersuara.

"Kalau kalian berani sentuh gue, urusannya bakal panjang. Gue bukan orang yang mudah ditindas loh tante." begitu katanya sambil melipat tangan di dada menantang. "Daripada lo urusin urusan gue, mending gunain waktu lo untuk belajar kalau mau lulus ujian. Dan urusin tu bedak lo yang ketebelan. Ini sekolah, bukan sanggar lenong." menyisakan geraman dari mereka, Love menatap malas dan pergi begitu saja dari hadapan mereka diikuti temannya di belakang.

Sepertinya sifat ibunya menurun untuk Love tak tanggung-tanggung.

Jika sudah begini, nafsu makan Love benar-benar hilang. Menyuruh Yua -- teman sekelasnya untuk pergi sendiri ke kantin. Karena dia sudah malas untuk ke sana. Jadi dari pada tidak melakukan apapun istirahat kali ini, dia melangkahkan kakinya ke belakang sekolah untuk mencari udara segar.

Masih dengan mendumel, dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan. Inilah Love, dia bisa bersikap sok tenang di depan mereka-mereka yang menyebalkan itu, tapi dia pasti akan marah-marah sendiri di belakang mereka.

"Gue nggak punya otak katanya?" gelengan kepalanya mendramatisir ucapannya. "Ayam aja punya otak loh, apalagi gue. Kalau bunda tahu gue dikatain nggak punya otak, bisa dipastiin mereka dapet semburan lahar panas dari bunda. Astaga, mines banget kelakuan mereka." begitulah kira-kira dumelan yang keluar dari bibirnya.

Karena lelah berdiri, Love melangkah kembali untuk duduk di kursi yang ada di sana dan melanjutkan dumelannya. "Kalau seisi sekolah ini bilang gue cantik, ya itu bukan salah gue dong. Bunda cantik, papa juga ganteng, wajar dong kalau duel mereka tercipta gue yang mempesona. Bahkan seandainya kalau mereka harus permak wajah mereka pun nggak akan bisa nandingin kecantikan gue. Itu wajar banget. Karena Tuhan begitu teliti menciptakan gue."

Menyenderkan tubuhnya, Love berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran menyebalkan yang berputar di otaknya. Menutup matanya berusaha menikmati semilir angin yang menyapa wajahnya.

Tapi kemudian sebuah langkah kaki terdengar di telinganya. Masih dengan mata terpejam, Love berusaha biasa, namun juga mengambil ancang-ancang untuk lari jika itu adalah suara kaki orang yang akan menjahatinya.

Tak lama, kursi disampingnya bergerak. Membuka matanya, Love bersiap berlari saat mendapati Aksa duduk di sana sambil bersedekap dan memandang ke depan sana. Sebuah buku tebal berada di pangkuannya.

"Prince Aksa." begitu reaksi Love saat melihat Aksa.

Menatap Love, Aksa berbicara. "Aku baru tahu kalau kamu sering mendumel dan menunjukkan percaya dirimu kepada keheningan. Emang faedahnya apa kamu ngelakuin itu?" Love hampir menjatuhkan rahangnya di bawah kakinya ketika suara Aksa yang terdengar merdu di telinganya. Meskipun dia tahu jika Aksa sedang mengoloknya tapi siapa peduli.

"Karena meskipun keheningan, harus ada yang tahu beginilah Love. Karena aku nggak akan pernah ngelakuin itu di depan orang lain."

"Dan itu akan ngebuat kamu terlihat bodoh saat ngelakuin itu."

"Dan aku nggak peduli." Love menatap Aksa dalam-dalam dan meneliti wajah lelaki itu.

"Kenapa prince Aksa ganteng banget sih?" Love begitu terlihat sekali terpukau oleh Aksa. Padahal, sudah hampir satu tahun ini dia mengejar Aksa, memandangi lelaki itu setiap hari, namun dia masih seperti melihat Aksa untuk pertama kalinya. Masih saja terpesona.

Suara Aksa terdengar. Namun sebelum itu, Aksa menatap Love lekat sampai membuat gadis itu salah tingkah.

"Karena bundaku cantik dan ayahku ganteng. Wajar dong kalau duel mereka tercipka aku yang ganteng? Lagian, Tuhan menciptakan aku dengan teliti." Love hanya bisa menganga karena jawaban Aksa yang menjiplak ucapannya tadi. Sangat diluar dugaan. Dan bagaimana Love makin tidak terpesona dengan Aksa jika lelaki itu bisa sekali menawan hatinya.

•°•

Terpopuler

Comments

ashkiya

ashkiya

aaahhhh suka aku..baru baca awalnya aja udah seru...gimana nanti baca kelanjutannya....

aku mau kasih tau satu hal thorrr...aku jarang banget ngisi kolom komen tp tiap aku baca novel selalu tinggalin like kok...

2020-12-30

0

Uya Memang Surya

Uya Memang Surya

hahah lucu aja c love..

2020-12-02

0

Cilla

Cilla

duel emak sama si bapak hahahah

2020-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Prince Aksa
3 Pelepasan Dan Mie Ayam
4 Sebuah Cerita Tanpa Deskripsi
5 Love Aksa
6 Akeda's Palace
7 Gara-gara Kulit Ayam
8 Gosip Atau Fakta
9 Prince dan Princess
10 Si Penggebuk Drum
11 Gara-gara Kak Biya
12 Terbongkarnya Rahasia
13 Sama-sama Backstreet
14 Belajar Bersama
15 Love Vs Kla
16 Diskusi Bersama Ayah
17 Seharian Bersama Pacar
18 Kesedihan Love
19 Kesalahan Siapa?
20 Kla Si Pembual
21 Meruntuhkan Ego
22 Petuah Aksa
23 Kembalinya Si Drama Queen
24 Undangan Untuk Love
25 Kunjungan Pertama
26 Sebentar Lagi
27 Keberangkatan Aksa
28 Hati Yang Kosong
29 Menata Hati
30 Kegundahan Yang Menyerang
31 Semua telah Berakhir
32 Menghadap Calon Mertua
33 Hukum Agama Dan Negara Menghalalkan Kita
34 Lelah Yang Membahagiakan
35 Epilog
36 Permainan Somplak
37 Ekstra Part - Spesial Idul Adha
38 Ekstra Part - Demam Duo Minion
39 Ekstra Part - I Live Alone
40 Ekstra Part - Kelahiran Sang Penerus
41 Lanjutan 1
42 Lanjutan 2
43 Lanjutan 3
44 Lajutan 4
45 Lanjutan 5
46 Lanjutan 6
47 Lanjutan 7
48 Lanjutan 8
49 Lanjutan 9
50 Lanjutan 10
51 Lanjutan 11
52 Lanjutan 12
53 Lanjutan 13
54 Lanjutan 14
55 Lanjutan 15
56 Lanjutan 16
57 Lanjutan 17
58 Lanjutan 18
59 Lanjutan 19
60 Lanjutan 20
61 Lajutan 21
62 Lanjutan 22
63 Lanjutan 23
64 Lanjutan 24
65 Lanjutan 25
66 Lanjutan 26
67 Lanjutan 27
68 Lanjutan 28
69 Lajutan 29
70 Lanjutan 30
71 Seri 1
72 Seri 2
73 Seri 3
74 Seri 4
75 Seri 5
76 Seri 6
77 Seri 7
78 Seri 8
79 Seri 9
80 Seri 10
81 Seri 11
82 Seri 12
83 Seri 13
84 Seri 14
85 Seri 15
86 Seri 16
87 Seri 17
88 Seri 18
89 Seri 19
90 Seri 20
91 Seri 21
92 Seri 22
93 Seri 23
94 Seri 24
95 Seri 25
96 Seri 26
97 Seri 27
98 Seri 28
99 Seri 29
100 Seri 30
101 Episode 31
102 Episode 32
103 Episode 33
104 Episode 34
105 Episode 35
106 Episode 36
107 Episode 37
108 Episode 38
109 Episode 39
110 Episode 40
111 Episode 41
112 Episode 42
113 Episode 43
114 Episode 44
115 Episode 45
116 Episode 46
117 Episode 47
118 Episode 48
119 Episode 49
120 Episode 50
121 Episode 51
122 Episode 52
123 Episode 53
124 Episode 54
125 Episode 55
126 Episode 56
127 Episode 57
128 Episode 58
129 Episode 59
130 Episode 60
131 Kisah 1
132 Kisah 2
133 Kisah 3
134 Kisah 4
135 Kisah 5
136 Kisah 6
137 Kisah 7
138 Kisah 8
139 Kisah 9
140 Kisah 10
141 Kisah 11
142 Kisah 12
143 Kisah 13
144 Kisah 14
145 Kisah 15
146 Kisah 16
147 Kisah 17
148 Kissah 18
149 Kisah 19
150 kisah 20
151 Kisah 21
152 Kisah 22
153 Kisah 23
154 Kisah 24
155 Kisah 25
156 Kisah 26
157 Kisah 27
158 Kisah 28
159 Kisah 29
160 Kisah 30
161 Kisah 31
162 Kisah 32
163 Kisah 33
164 Kisah 34
165 Kisah 35
166 Kisah 36
167 Kisah 37
168 Kisah 38
169 Kisah 39
170 Kisah 40
171 Kisah 41
172 Kisah 42
173 Kisah 43
174 Kisah 44
175 Kisah 45
176 Kisah 46
177 Kisah 47
178 Kisah 48
179 Kisah 49
180 Kisah 50
181 Kisah 51
182 Kisah 52
183 Kisah 53
184 Kisah 54
185 Kisah 55
186 Kisah 56
187 Kisah 57
188 Kisah 58
189 Kisah 59
190 Kisah 60
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Prolog
2
Prince Aksa
3
Pelepasan Dan Mie Ayam
4
Sebuah Cerita Tanpa Deskripsi
5
Love Aksa
6
Akeda's Palace
7
Gara-gara Kulit Ayam
8
Gosip Atau Fakta
9
Prince dan Princess
10
Si Penggebuk Drum
11
Gara-gara Kak Biya
12
Terbongkarnya Rahasia
13
Sama-sama Backstreet
14
Belajar Bersama
15
Love Vs Kla
16
Diskusi Bersama Ayah
17
Seharian Bersama Pacar
18
Kesedihan Love
19
Kesalahan Siapa?
20
Kla Si Pembual
21
Meruntuhkan Ego
22
Petuah Aksa
23
Kembalinya Si Drama Queen
24
Undangan Untuk Love
25
Kunjungan Pertama
26
Sebentar Lagi
27
Keberangkatan Aksa
28
Hati Yang Kosong
29
Menata Hati
30
Kegundahan Yang Menyerang
31
Semua telah Berakhir
32
Menghadap Calon Mertua
33
Hukum Agama Dan Negara Menghalalkan Kita
34
Lelah Yang Membahagiakan
35
Epilog
36
Permainan Somplak
37
Ekstra Part - Spesial Idul Adha
38
Ekstra Part - Demam Duo Minion
39
Ekstra Part - I Live Alone
40
Ekstra Part - Kelahiran Sang Penerus
41
Lanjutan 1
42
Lanjutan 2
43
Lanjutan 3
44
Lajutan 4
45
Lanjutan 5
46
Lanjutan 6
47
Lanjutan 7
48
Lanjutan 8
49
Lanjutan 9
50
Lanjutan 10
51
Lanjutan 11
52
Lanjutan 12
53
Lanjutan 13
54
Lanjutan 14
55
Lanjutan 15
56
Lanjutan 16
57
Lanjutan 17
58
Lanjutan 18
59
Lanjutan 19
60
Lanjutan 20
61
Lajutan 21
62
Lanjutan 22
63
Lanjutan 23
64
Lanjutan 24
65
Lanjutan 25
66
Lanjutan 26
67
Lanjutan 27
68
Lanjutan 28
69
Lajutan 29
70
Lanjutan 30
71
Seri 1
72
Seri 2
73
Seri 3
74
Seri 4
75
Seri 5
76
Seri 6
77
Seri 7
78
Seri 8
79
Seri 9
80
Seri 10
81
Seri 11
82
Seri 12
83
Seri 13
84
Seri 14
85
Seri 15
86
Seri 16
87
Seri 17
88
Seri 18
89
Seri 19
90
Seri 20
91
Seri 21
92
Seri 22
93
Seri 23
94
Seri 24
95
Seri 25
96
Seri 26
97
Seri 27
98
Seri 28
99
Seri 29
100
Seri 30
101
Episode 31
102
Episode 32
103
Episode 33
104
Episode 34
105
Episode 35
106
Episode 36
107
Episode 37
108
Episode 38
109
Episode 39
110
Episode 40
111
Episode 41
112
Episode 42
113
Episode 43
114
Episode 44
115
Episode 45
116
Episode 46
117
Episode 47
118
Episode 48
119
Episode 49
120
Episode 50
121
Episode 51
122
Episode 52
123
Episode 53
124
Episode 54
125
Episode 55
126
Episode 56
127
Episode 57
128
Episode 58
129
Episode 59
130
Episode 60
131
Kisah 1
132
Kisah 2
133
Kisah 3
134
Kisah 4
135
Kisah 5
136
Kisah 6
137
Kisah 7
138
Kisah 8
139
Kisah 9
140
Kisah 10
141
Kisah 11
142
Kisah 12
143
Kisah 13
144
Kisah 14
145
Kisah 15
146
Kisah 16
147
Kisah 17
148
Kissah 18
149
Kisah 19
150
kisah 20
151
Kisah 21
152
Kisah 22
153
Kisah 23
154
Kisah 24
155
Kisah 25
156
Kisah 26
157
Kisah 27
158
Kisah 28
159
Kisah 29
160
Kisah 30
161
Kisah 31
162
Kisah 32
163
Kisah 33
164
Kisah 34
165
Kisah 35
166
Kisah 36
167
Kisah 37
168
Kisah 38
169
Kisah 39
170
Kisah 40
171
Kisah 41
172
Kisah 42
173
Kisah 43
174
Kisah 44
175
Kisah 45
176
Kisah 46
177
Kisah 47
178
Kisah 48
179
Kisah 49
180
Kisah 50
181
Kisah 51
182
Kisah 52
183
Kisah 53
184
Kisah 54
185
Kisah 55
186
Kisah 56
187
Kisah 57
188
Kisah 58
189
Kisah 59
190
Kisah 60

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!