Janji Anissa

Janji Anissa

Prolog

Jakarta 2 Juli.

Ketika itu ada seorang gadis berumur 15 tahun namanya Anisa, yang sedang duduk di hadapan meja belajarnya, ia sedang asik mendisain sebuah pakaian karna cita citanya adalah menjadi seorang disigner. Anisa mengikat rambutnya menjadi seperti ekor kuda, Ia masih belum memakai kerudung ( belum hijrah). Saat ia sedang asik menggambar, tiba tiba terdengar keributan di sebrang depan rumahnya, karna penasaran Anisa pun membuka gorden jendelanya, kebetulan kamarnya berada dilantai 2. Anisa nampak terkejut melihat seorang laki laki yang sedang dimarahi oleh ayahnya sendiri, dia adalah Ibra (17 tahun) tetangga depan rumah Anisa sekaligus murid satu sekolah dengannya, Ibra adalah kakak kelasnya Anisa, hubungan mereka tidak terlalu dekat karna Anisa selalu takut kalau bertemu dengannya yang selalu bikin onar dan bisa dikatakan sebagai berandalan padahal Ibra menaruh hati padanya. Kebetulan kamar Ibra juga berada di lantai 2 tepatnya sejajar dengan kamarnya Anisa, rumah mereka hanya terhalang oleh jalan. Mereka bertetangga sudah hampir 2 tahun. Nisa tinggal bersama tante dan adiknya, ibunya sudah meninggal, ayahnya adalah seorang polisi yang sering bertugas kemana mana hingga memaksanya untuk tinggal bersama tante dan omnya di Jakarta.

Saat itu Ibra sedang dimarahi oleh ayahnya sendiri. Ibra yang bisa di katakan remaja yang badung, berulah selalu bikin onar dan selalu bolak balik masuk penjara.

" Dasar anak tidak tau di untung, mau jadi apa kau?. Ayah tidak pernah mengajarkanmu menjadi berandalan seperti ini. Kau membuat malu dan mencoreng nama baik keluarga" ucap pak Sulaiman pada putra lelakinya itu. Ibra hanya diam saja. Sebandel apapun dia, namun ia tak pernah berani melawan ayahnya. Ibra hanya mempunyai ayah dan satu kakak perempuan, ibunya sudah meninggal.

Plak.

Satu tamparan mendarat di wajahnya Ibra hingga lelaki itu tersungkur di dekat jendela. Ibra menatap Anisa yang kini sedang memperhatikannya di jendela kamarnya.

Deg.

Anisa nampak ketakutan saat Ibra menatapnya, ia langsung menutup gorden di kamarnya itu.

" Astaghfirullah alazim" ucap Anisa sambil mengelus ngelus dadanya.

* * * * * *

Keesokan harinya. Saat Anisa pulang sekolah bersama Elina sahabatnya, mereka berjalan berdua masih menggunakan seragam putih abu abu. Tiba tiba langkah mereka terhenti saat melihat sosok Ibra berhenti di hadapan mereka menggunakan seragam namun seragamnya sudah penuh dengan coretan coretan, karna hari ini adalah hari kelulusannya, namun entah Ibra lulus atau tidak, karna ia tidak perduli. Anisa nampak ketakutan saat Ibra mendekatinya.

" Sepertinya si Ibra mau memintamu untuk ikut tanda tangan dibajunya" bisik Elina. Anisa malah melangkah mundur karna takut, namun sahabatnya itu sedikit menahannya.

" Kalau kau lari, si Ibra akan murka" bisik Elina.

" Haai" sapa Ibra sambil tersenyum. Anisa hanya diam saja tak menjawab saapaan laki laki yang ada di hadapannya itu. Hinga Elina sedikit menyenggol pundaknya Anisa agar sahabatnya itu mau menanggapi saapaannya Ibra, karna kalau tidak Ibra bisa saja marah, dan kalau dia sudah marah maka habislah semua. Bisa di katakan Ibra mempunyai wajah yang tampan, namun laki laki itu mempunyai tubuh yang tinggi dan kurus, sudah jelas terlihat kalau dia mengkonsumsi obat obatan terlarang.

" Asalamualaikum" sapa Anisa.

Ibra hanya menjawabnya lewat senyuman hingga memperlihatkan lesung pipit di wajahnya yang hanya sebelah itu. Anisa dan Elina hanya mengeryitkan keningnya, karna Ibra tak menjawab salamnya.

" Mungkin dia non muslim" bisik Elina.

" Kau non muslim?" tanya Anisa.

" Aku muslim" jawab Ibra.

" Kenapa tidak jawab salamku" ucap Anisa kembali.

" Aku tidak pernah menjawab salam siapapun, tapi untukmu aku mau menjawabnya. Waalaikum salam" jawab Ibra.

" Islam KTP" batin Elina mengejek.

" Maaf, kami mau pulang, jadi berikan kami jalan" pinta Anisa.

" Hari ini adalah hari kelulusanku, maukah kau menuliskan namamu di baju seragamku" pinta Ibra. Anisa langsung melirik Elina. Nampak Elina menganggukan kepalanya. Ibra pun memberikan sepidolnya. Tangan Anisa sedikit bergetar saat menerima sepidol itu. Saat Anisa mau menuliskan namanya di bagian punggung, Ibra langsung melarangnya.

" Kau tulis namamu disini" tunjuk Ibra ke dadanya. Mau tidak mau Anisa pun menuliskan namanya tepat di dadanya Ibra. Tiba tiba Anisa terdiam saat melihat tangan kanan laki laki itu mempunyai tato bergambar burung elang yang bertuliskan nama Anisa di sana. Setelah selesai menulis namanya di bajunya Ibra, Anisa pun langsung mengembalikan sepidolnya.

" Kau tau kenapa aku menyuruhmu menuliskan namamu tepat di dadaku?, itu biar namamu tembus dan bersarang di hatiku" tutur Ibra. Anisa langsung menelan ludahnya dengan kasar, sementara Elina sudah ingin tertawa namun ia tahan.

" Aku sudah menuliskan namaku dibajumu, apa sekarang kami boleh pergi?" tanya Anisa.

" Tunggu dulu, aku ada urusan sedikit denganmu" ucap Ibra. Dapat dilihat wajah Anisa nampak begitu ketakutan. Apalagi saat melihat ada senjata tajam di pinggang lelaki itu. Sebuah cerulit yang sengaja diselipkan di pinggangnya hingga ujung cerulit itu menembus dan merobek sedikit baju seragamnya Ibra. Elina yang melihatpun langsung bergidik ngeri.

" Apa?"

Ibra melangkahkan kakinya semakin mendekat pada Anisa, membuat Anisa semakin mundur.

" Maukah kau menikah denganku" ucap Ibra pada Anisa.

Deg

Deg

Deg

Anisa nampak terkejut dengan ucapan yang dilontarkan oleh anak laki laki yang ada dihadapannya itu. Anisa malah diam mematung, tubuhnya bergetar ketakutan.

" Ini anak mabok kali. Datang datang ngajak kawin" batin Elina.

" Kenapa diam?" tanya Ibra.

" Kita tidak mempunyai hubungan apa apa, kenapa tiba tiba kau mengajaku menikah?" tanya Anisa. Ibra malah tersenyum.

" Kenapa?, apa kau tidak mau?" tanya Ibra kembali. Anisa langsung melirik pada Elina dan berbisik.

" Lin, kalau aku menolaknya apa kita akan meninggal sekarang" bisik Anisa sambil melirik ujung cerulit itu yang tidak sengaja keluar dari bajunya Ibra yang robek.

" Sepertinya begitu" jawab Elina sambil berbisik juga.

" Tapi aku tidak mau menikah dengannya, jangankan menikah dengannya, pacaran dengannya pun aku benar benar tidak mau" bisik Anisa.

"Ya Allah jika aku dan Anisa meninggal sekarang karna di bunuh si Ibra, tolong tempatkan aku disurgamu yang indah, dan untuk si Ibra, jebloskan saja dia di dalam nerakamu" batin Elina.

Anisa pun memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan laki laki yang ada di hadapannya itu.

" Maaf Ibra, umurku belum cukup untuk menikah" ucap Anisa.

" Aku siap menunggumu" jawab Ibra hingga Anisa mengeryitkan keningnya dan memberanikan diri menatap laki laki berandalan itu.

" Aku tidak mau menikah denganmu, hidupmu terlalu kacau, kau terlalu jauh dengan tuhanmu, kau tidak bisa menjadi imam yang baik untuku" turur Anisa.

" Jadi kau menolaku?"

" Anisa, kenapa kau menolaknya terang terangan, kau mau si Ibra ngamuk disini " batin Elina.

" Aku bukannya menolakmu, sebaiknya kau benarkanlah dulu hidupmu, dekatkan dirimu pada Allah. Setelah kau merasa hidupmu sudah berubah kejalan yang benar, baru kau boleh datang padaku" tutur Anisa. Ibra malah tersenyum.

" Jadi kalau hidupku sudah benar dan aku sudah dekat dengan Allah, apa kau mau menikah denganku?" tanya Ibra.

Deg.

Anisa nampak kebingungan. Hingga Elina berbisik padanya.

" Bilang iya aja dari pada berabe urusannya" bisik Elina.

" Tapi aku tidak mau menikah dengan Ibra" bisik Anisa.

" Dari pada itu cerulit kenalan sama kulit kita lebih baik bilang ya aja, lagi pula belum tentu Ibra itu hidupnya berubah lebih baik"

" Hmmm"

" Bagaimana?, kau mau menikah denganku saat aku sudah dekat dengan Allah?" tanya Ibra kembali. Meski sedikit ragu, Anisa pun mengangguk. Nampak Ibra tersenyum dengan jawabannya Anisa.

" Kau harus berjanji dulu padaku" pinta Ibra.

" Janji apa?"

" Janjimu Anisa"

Anisa langsung menatap Elina. Elina nampak mengangguk.

" Aku janji" ucap Anisa sedikit terpaksa.

" Kalau begitu sekarang ikrarkanlah janjimu" pinta Ibra. Anisa nampak bingung dan takut.

" Turuti saja kemauannya, kau tidak lihat itu cerulit dari tadi senyum senyum terus pada kita" bisik Elina.

" Aku takut"

" Ikuti kata kataku ya" pinta Ibra. Anisa pun mengangguk.

" SAYA ANISA MAHARANI AKBAR, MENGIKRARKAN JANJI DIDEPAN M.IBRA, DAN SAKSI ADALAH ELINA. MENGATAKAN: AKU BERJANJI KALAU IBRA HIDUPNYA SUDAH BENAR BENAR LURUS DAN DEKAT DENGAN ALLAH, MAKA AKU SIAP UNTUK MENIKAH DENGANNYA" tutur Anisa mengikrarkan janji. Ibra nampak tersenyum.

" Kau tidak akan ingkar dengan janjimu kan?" tanya Ibra. Anisa pun menggelengkan kepalanya.

" Kau harus ingat ya Nis, kalau kau berani ingkar, aku akan menculikmu dan mencilik ayahmu. Dan kalian berdua akan kubawa ke KUA" tutur Ibra.

" Kenapa kau bawa bawa ayahku?"

" Karna di setiap pernikahan butuh yang namanya wali nikah. Aku tidak takut meskipun ayahmu adalah seorang polisi" jawab Ibra.

" Ya aku tidak akan mengingkarinya" ucap Anisa sedikit takut. Ibra langsung mengangkat jari kelingkingnya ke hadapan Anisa.

" JANJI"

Dengan penuh ketakutan, Nisa pun mengikatkan jari kelingkingnya pada jari kelingkingnya Ibra.

" JANJI" ucap Anisa.

Ibra pun tersenyum lalu mendekati Anisa dan mengecup kilat bibir Anisa tanpa izin. Anisa nampak terkejut begitupun dengan Elina.

" Astaghfirullah alazim" ucap Anisa dan Elina. Ingin rasanya Anisa menampar laki laki yang berani menciumnya itu, namun apa daya Anisa begitu nampak ketakutan. Tiba tiba ada segerombolan anak sekolahan datang sambil membawa senjata tajam.

" IBRAAAAAAA" teriak Syabil ketua genk anak sekolahan itu, sekaligus musuh besarnya Ibra di sekolah. Sabil pun menaruh hati pada Anisa. Anisa dan Elina nampak terkejut dan ketakutan.

" Ayo Nis kita pergi dari sini, mereka pasti pada mau tawuran"

Anisa dan Elina pun pergi dari tempat itu. Tawuran pun terjadi begitu saja hingga polisi datang .

* * * * * * *

Malam pun tiba. Anisa dan bu Ayu tantenya sedang asik nonton berita. Mereka terkejut melihat Ibra dan anak anak yang lain di tangkap polisi yang tidak lain adalah ayahnya Anisa.

" Bukankah itu Ibra putranya pak Sulaiman" ucap bu Ayu. Anisa pun mengangguk.

" Anak itu tidak kapok kapok bikin ulah, ayahmu sampai bosan menangkapnya" tutur bu Ayu kembali. Nisa pun tersenyum saat melihat adiknya yang bernama Erika (9 tahun) sedang asik membaca Iqro. Anisa pun mendekatinya.

" Waah ade kakak pinter ya baca iqronya" puji Anisa.

" Sebentar lagi aku mulai membaca al quran ka" ucap Erika.

Tiba tiba Elina menelponnya.

"Asalamualaikum Lin"

" Waalaikum salam Nis. Nis kau sudah menonton berita tawuran sekolah kita?" tanya Elina.

" Hmmm, Ibra ditangkap"

" Kau tau Nis, Ibra telah memotong jari kelingkingnya Syabil"

Anisa terkejut mendengarnya.

" Astaghfirullah alazim"

Tiba tiba Anisa melihat Ibra keluar dari taxi bersama ayahnya. mungkin pak Sulaiman telah membebaskannya dari kantor polisi. Ibra dan ayahnya masuk rumah namun taxi tak kunjung pergi, hingga membuat Anisa penasaran dan berlari ke depan rumahnya. Tidak lama kemudian Ibra keluar bersama ayahnya sambil membawa tas besar.

Saat Ibra akan masuk kedalam taxi kembali, ia terdiam melihat Anisa berdiri sambil memegangi pagar rumahnya. Tiba tiba Ibra berteriak di sebrang jalan.

" SUATU SAAT AKU AKAN DATANG MENEMUIMU UNTUK MENAGIH JANJI YANG PERNAH KAU UCAPKAN PADAKU" teriak Ibra.

Tubuh Anisa bergetar, tidak bisa dibohongi kalau ia sedang ketakutan. Pak Sulaiman pun mendorong Ibra untuk masuk kedalam taxi. Pak Sulaiman sempat menatap Anisa. Anisa pun tersenyum sambil menganggukan sedikit kepalanya secara sopan. Pak Sulaiman pun membalas senyuman Anisa lalu masuk kedalam taxi. Taxi pun melaju meninggalkan komplek itu. Itu adalah terakhir kalinya Anisa bertemu dengan Ibra. Setiap hari Anisa selalu berdo'a dalam sujudnya, semoga ia tidak pernah bertemu lagi dengan yang namanya Ibra, laki laki yang memaksanya mengikrarkan sebuah JANJI.

Terpopuler

Comments

Tatik Tabayy

Tatik Tabayy

mampir,menarikkk

2023-10-09

1

🍁𝐑ᥲһmᥲ❣️💋🅰🅽🅸🅽👻ᴸᴷ

🍁𝐑ᥲһmᥲ❣️💋🅰🅽🅸🅽👻ᴸᴷ

akan kah nanti mereka ya, apa janji yang di ucapkan Anisa menjadi kenyataan nantiiinya

2023-08-06

2

🍁𝐑ᥲһmᥲ❣️💋🅰🅽🅸🅽👻ᴸᴷ

🍁𝐑ᥲһmᥲ❣️💋🅰🅽🅸🅽👻ᴸᴷ

Izin mampir kak

2023-08-06

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Butik
3 Hari pertama
4 Zahira.
5 Surat.
6 Perasaan aneh
7 Ibrahim
8 Bergetar
9 Terkejut
10 Mengingatkan
11 Pertanyaan.
12 Curi pandang.
13 Aisyah dan Riziq
14 Patung manekin
15 Penasaran
16 Cemburu???
17 Berhijab? ? ?
18 Undangan
19 Dendam
20 Hujan
21 Hijrah
22 Senyum.
23 Menyelinap
24 Malik Ibrahim
25 Diculik
26 Tebusan
27 Di pulangkan
28 Di periksa
29 Janji
30 Ketika di uji
31 Marahnya Ibra
32 Di tangkap
33 Teguran
34 Menjenguk
35 Meminta maaf
36 Perubahannya
37 Penyesalan
38 Menutup mata
39 Pengorbanan
40 Menatap
41 Memberi kesempatan
42 Calon suami
43 Surat
44 Tertukar
45 Puisi Zahira
46 Lebih mengenalnya
47 Bayinya yang minta
48 Hanya Masa lalu
49 Semangka
50 Memohon
51 Pertanyaan
52 Persiapan
53 Pernikahan.
54 Dilema malam pertama
55 Oh Anisa
56 Menunduk
57 Malu
58 Lingrie
59 Berlarian
60 Pusiiiing
61 Sssttth.
62 mengukur
63 Syifa oh Syifa
64 Tatapan tajam
65 Kebodohanku
66 Cemburukah?
67 Berberes rumah.
68 Pindahan
69 Baju seragam
70 Walimatul urs'
71 Amplop
72 Isya
73 Daun pandan
74 Kunci
75 Arti nama Isya
76 Dosa
77 Sayur Toge
78 Takut Hamil
79 Ke Klinik
80 Salah Sasaran
81 Takut
82 Sarapan bersama.
83 Tinggal di Asrama
84 Penjagaan
85 Zahiraaaa
86 Penjahat bertopeng
87 Menculik.
88 Disekap
89 Geregeeeet
90 Penyelamatan
91 Rumah Sakit
92 Pulang
93 Ibu
94 Ikut duduk
95 Ketika
96 Pasar
97 Pasangan.
98 Sempurna ???
99 Mulas
100 Melahirkan.
101 Susu Formula
102 Kulit pisang.
103 Cantik
104 Bertanya.
105 Jamblang.
106 Undangan Elina. ( End )
107 pengumuman novel baru.
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Butik
3
Hari pertama
4
Zahira.
5
Surat.
6
Perasaan aneh
7
Ibrahim
8
Bergetar
9
Terkejut
10
Mengingatkan
11
Pertanyaan.
12
Curi pandang.
13
Aisyah dan Riziq
14
Patung manekin
15
Penasaran
16
Cemburu???
17
Berhijab? ? ?
18
Undangan
19
Dendam
20
Hujan
21
Hijrah
22
Senyum.
23
Menyelinap
24
Malik Ibrahim
25
Diculik
26
Tebusan
27
Di pulangkan
28
Di periksa
29
Janji
30
Ketika di uji
31
Marahnya Ibra
32
Di tangkap
33
Teguran
34
Menjenguk
35
Meminta maaf
36
Perubahannya
37
Penyesalan
38
Menutup mata
39
Pengorbanan
40
Menatap
41
Memberi kesempatan
42
Calon suami
43
Surat
44
Tertukar
45
Puisi Zahira
46
Lebih mengenalnya
47
Bayinya yang minta
48
Hanya Masa lalu
49
Semangka
50
Memohon
51
Pertanyaan
52
Persiapan
53
Pernikahan.
54
Dilema malam pertama
55
Oh Anisa
56
Menunduk
57
Malu
58
Lingrie
59
Berlarian
60
Pusiiiing
61
Sssttth.
62
mengukur
63
Syifa oh Syifa
64
Tatapan tajam
65
Kebodohanku
66
Cemburukah?
67
Berberes rumah.
68
Pindahan
69
Baju seragam
70
Walimatul urs'
71
Amplop
72
Isya
73
Daun pandan
74
Kunci
75
Arti nama Isya
76
Dosa
77
Sayur Toge
78
Takut Hamil
79
Ke Klinik
80
Salah Sasaran
81
Takut
82
Sarapan bersama.
83
Tinggal di Asrama
84
Penjagaan
85
Zahiraaaa
86
Penjahat bertopeng
87
Menculik.
88
Disekap
89
Geregeeeet
90
Penyelamatan
91
Rumah Sakit
92
Pulang
93
Ibu
94
Ikut duduk
95
Ketika
96
Pasar
97
Pasangan.
98
Sempurna ???
99
Mulas
100
Melahirkan.
101
Susu Formula
102
Kulit pisang.
103
Cantik
104
Bertanya.
105
Jamblang.
106
Undangan Elina. ( End )
107
pengumuman novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!