Pagi pagi sekali Yusuf sudah siap untuk pergi ke sekolah.
" Sarapan dulu Suf, sekalian panggilkan om mu" pinta ustadzah Ulfi. Yusuf pun mengangguk dan langsung mengetuk pintu kamar Ibra.
Tok tok tok.
" Om Ibra, sarapan dulu" ucap Yusuf di depan pintu.
" Sebentar"
Ibra pun membuka pintu kamarnya. Yusuf pun tersenyum saat melihat Ibra penampilannya sedikit berbeda. Ibra memotong rambutnya menjadi lebih pendek dari sebelumnya.
"Om Ibra potong rambut ya?" tanya Yusuf.
" Hmmm, ganteng ya?" tanya Ibra sambil tersenyum senyum. Yusuf langsung berteriak.
" Umiiii, om Ibra sedang jatuh cinta" teriak Yusuf.
" Eeee jangan berisik" pinta Ibra. Ustadzah Ulfi hanya tersenyum saja.
" Ayo sarapan" pinta ustadzah Ulfi.
Mereka pun sudah duduk di depan meja makan.
" Mas Azam kemana mba?" tanya Ibra.
" Pagi pagi sekali mas mu sudah berangkat bersama ustad Soleh"
Mereka pun sarapan bersama. Tiba tiba Yusuf berbisik pada Ibra.
" Perempuan itu siapa om?" tanya Yusuf penasaran.
" Yang jelas bukan Zahira" jawab Ibra sedikit tertawa. Hingga Yusuf pun ikut tertawa.
" Kalian bisik bisik apa sih?" tanya ustadzah Ulfi.
" Ikh umi kepo" ucap Yusuf.
" Kalian malah main rahasia rahasiaan"
Setelah selesai sarapan, Ibra pun berangkat duluan karna ia harus mengajar lebih awal.
" Aku berangkat duluan ya, asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Ibra pun pergi dari rumah.
" Om mu kenapa Suf?" tanya ustadzah Ulfi.
" Om Ibra kayanya sedang jatuh cinta" jawab Yusuf. Ustadzah Ulfi pun tersenyum.
" Mi aku berangkat ya" ucap Yusuf berpamitan.
" Tunggu Suf umi titip sesuatu" ustadzah Ulfi pun memberikan amplop pada Yusuf.
" Apa ini Mi?"
" Ini undangan pengajian kita di pesantren" jawab ustadzah Ulfi.
" Untuk siapa?"
" Untuk ka Anisa, kau titip undangannya pada Erika adiknya ka Anisa"
" Aku tidak kenal Erika Mi" ucap Yusuf.
" Erika itu temannya Zahira, kalau kau tidak kenal Erika kau bisa titip pada Zahira" tutur ustadzah Ulfi.
" Memangnya harus pake undangan ya Mi?, bukannya bisa mengajaknya langsung" ucap Yusuf.
" Kan yang di undangnya itu orang spesial" ucap ustadzah Ulfi sambil tersenyum. Hingga Yusuf kini menjadi penasaran.
" Ka Anisa itu siapa Mi?" tanya Yusuf penasaran.
" Nanti juga kamu tau"
Yusuf pun mengangguk dan langsung pergi sambil membawa undangan itu.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Kini Yusuf sudah berdiri di perbatasan antara santri putra dan santri putri. Sebenarnya ia ingin bertemu Erika, karna ia belum begitu kenal dengannya, jadi ia fokus untuk menunggu Zahira. Para santri putri pun satu persatu masuk kelas. Kini Zahira sedang berjalan bersama Erika menuju kelas, tiba tiba Erika melihat Yusuf di perbatasan.
" Ira, itu calon imamu sedang apa berdiri di sana" ucap Erika. Zahira yang melihat Yusuf pun langsung tersenyum.
" Sepertinya dia sedang menungguku untuk dibawa ke penghulu" ucap Zahira sambil tersenyum senyum hingga Erika langsung mengeryitkan keningnya.
"Ya Allah, dosa apa aku punya teman yang genitnya naudzubilah" batin Erika.
" Sebentar ya aku temui ka Yusuf dulu" ucap Zahira.
" Ketahuan ustad Usman kau bisa dihukum" ucap Erika.
" Akukan tidak berdua duaan, di sana banyak santri santri yang lain. Lagian om ustad pasti memberi hukumannya yaitu menikahkanku dengan ka Yusuf hi hi hi" ucap Zahira sambil berjalan menghampiri Yusuf.
" Asalamualaikum ka Yusuf"
" Waalaikum salam Ira"
" Ka Yusuf sedang apa berdiri disini?" tanya Zahira.
" Nungguin Erika" jawab Yusuf. Seketika Zahira langsung cemberut kesal hingga Yusuf tersenyum.
" Kenapa kau cemberut seperti itu Ira?" tanya Yusuf.
" Ka Yusuf sendiri ngapain nungguin Erika" ucap Zahira ketus. Yusuf pun langsung memberikan undangan itu pada Zahira.
" Berikan ini pada ka Anisa. Dia kakaknya Erika kan?" tanya Yusuf. Zahira pun mengangguk sambil mengambil surat undangan itu.
" Sebenarnya sainganku itu Erika apa ka Anisa sih? ? ? ?" batin Zahira
" Ka Yusuf ngasih surat cinta pada ka Anisa?" tanya Zahira tak suka.
" Dari umi untuk ka Anisa"
" Tapi ini bukan surat cinta kan ka?" tanya Zahira memastikan.
" Itu surat undangan pengajian, aku duluan ya Ira, asalmualaikum" Yusuf pun pergi.
"Waalaikum salam"
Zahira pun menatap surat undangan itu.
" Memangnya harus pake undangan ya, bukannya bisa langsung bicara sama ka Anisa. Lama lama aku cemburu sama ka Nisa, jangan jangan ustadzah Ulfi mau menjadikan ka Nisa menantunya" gumam Zahira. Zahira malah mematung sambil memegangi undangan itu di perbatasan.
" Selebooooor sedang apa????"
Seseorang menyapanya dengan nada sedikit garang hingga Zahira sedikit bergidik ngeri.
" Mudah mudahan itu suaranya mang Ilham (suami bi Ratna), bukan suaranya om ustad" gumam Zahira penuh harap.
" Seleboooooor"
Perlahan Zahira menengokan kepalanya sambil berdo'a.
" Jangan marah jangan marah jangan marah"
" Sedang apa kau berada di perbatasan santri putra?, kau mau menggoda Yusuf ya?" tanya ustad Usman sedikit menyelidik. Zahira langsung menggelengkan kepalanya.
" Lalu amplop apa yang sedang kau pegang?" tanya ustad Usman.
" Ini undangan pengajian untuk ka Anisa dari ustadzah Ulfi" jawab Zahira.
" Benarkah?"
" Hmmm"
" Bagus kalau begitu, biar si Ani itu punya kegiatan positif selalin mendisain dan jait jait baju"
" Berarti aku sama Erika pas jam istirahat boleh kan pergi ke butiknya ka Anisa untuk memberikan undangan" ucap Zahira.
" Tapi ingat ya cuma nganterin undangan saja, setelah itu langsung pulang lagi ke pesantren" tegas ustad Usman. Zahira pun mengangguk.
" Tapi om ustad aku butuh ongkos buat pergi ke butiknya ka Anisa" ucap Zahira. Ustad Usman langsung mengeryitkan keningnya.
" Kau jangan macam macam ya Ira, kau fikir butiknya si Ani itu jauh?, butiknya ada di persimpangan jalan, dari pesantren jalan kaki juga sampai" tegas ustad Usman.
" Kalau jalan kakikan cape, aku mau pake ojek online"
" Modus"
Zahira malah tertawa.
" Buat beli es om ustad"
" Kalau kau ketauan malak sama si berondong, kau bisa di gantung di pohon mangganya ustad Azam" tegas ustad Usman.
" Aku ini anak yatim om ustad, ada hak ku didalam dompetmu" ucap Zahira. Hingga ustad Usman mengalah pasrah.
" Kau selalu menggunakan kelemahanku" ucap ustad Usman sambil memberikan uang 10.000 pada Zahira.
" Ko 10.000 om ustad?, akukan perginya sama Erika"
" Erika kau gendong saja"
Tiba tiba Zahira melihat ustad Riziq berjalan menuju kelas.
" Si berondong ke sini. Kabuuuuur" ucap Zahira sambil berlalu.
" Asalamualaikum selebor. Lagi lagi aku selalu kalah kalau di palak sama si Ira" gerutu ustad Usman.
* * * * * *
Jam istirahat pun tiba, Zahira dan Erika pun pergi ke butik dengan berjalan kaki.
Sesampainya di sana. Mereka mengetuk pintu butik tanpa membukanya sengaja ingin menggoda Anisa dan Elina. Tentu saja Anisa langsung bisa melihat mereka karna pintunya terbuat dari kaca.
" Masuk"
" Asalamualaikum" ucap Zahira dan Erika.
" Waalaikum salam"
Zahira dan Erika pun masuk ke butik.
" Erika, Ira?, ngapain kalian ke sini, nanti di hukum lagi loh sama ustad Usman" ucap Anisa.
" Kita udah izin dulu ko, om ustad juga sudah tau kalau kita mau ke sini" ucap Zahira.
Zahira pun memberikan undangan itu pada Anisa.
" Apa?" tanya Anisa.
"Undangan dari ustadzah Ulfi. Undangan pengajian di pesantren" ucap Zahira.
" Dateng ya ka, sekalian sama ka Elina" pinta Erika.
" Pengajian?"
" Hmmm"
" Mungkin kakak itu adalah tamu sepesialnya ustadzah Ulfi" ucap Erika.
" Tapi ka Anisa tidak akan menusuku dari belakang kan?" tanya Zahira memastikan.
" Sudah ka Nisa bilang, ka Nisa tidak suka berondong" tegas Anisa.
Zahira langsung mengangguk tersenyum.
" Iya insya Allah nanti ka Anisa usahakan datang" ucap Anisa.
Setelah ngobrol ngobrol sebentar, Zahira dan Erika pun pamit karna harus mengikuti pelajaran berikutnya.
" Ka kita pamit, asalamualaikum"
" Waalaikum salam hati hati" ucap Anisa dan Elina. Zahira dan Erika pun keluar dari butik.
Anisa langsung menatap undangan itu. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu butik kembali.
Tok tok tok.
" Kalian mau apa lagi katanya mau pulang ke pesantren" ucap Anisa tanpa melihat siapa yang datang.
Tok tok tok.
" Apa lagi" ucap Anisa sambil membalikan badannya menatap ke arah pintu. Tiba tiba.
Deg
Deg
Deg
" SYABIL"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Erna Masliana
ustadz Usman memang cerewet tapi paling baik
2024-07-27
1
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 Zahira bagian Yusuf
2024-07-27
1
Yayoek Rahayu
pinternya zahira modusin ustad usman...
2022-07-03
1