Dendam

Anisa nampak terkejut ketika melihat Syabil ada di hadapannya begitu pun dengan Elina. Hatinya mulai bertanya tanya dari mana Syabil bisa tau alamatnya di kota A. Jangan jangan dia mengancam tante Ayu atau dengan hal lainnya samai ia bisa mengetahui kalau Anisa tinggal di kota A. Lalu bagaimana jika Syabil bertemu dengan Ibra yang sudah menjadi musuh bebuyutannya waktu di Jakarta.

" Syabil?, kau di sini?" tanya Anisa seolah tak percaya. Syabil hanya tersenyum masam sambil mendekati Anisa.

" Jadi kau meninggalkan butikmu di Jakarta hanya untuk butik kecil seperti ini?, bahkan butikmu yang dulu 10 kali lebih besar dari ini" tutur Syabil dengan nada mengejek.

" Aku tanya, kau tau dari mana kalau aku tinggal di sini?" tanya Anisa.

" Tidak sulit bagiku untuk menemukanmu, lagi pula tidak penting aku tau dari siapa. Sekarang bereskan barang barangmu dan kita pulang ke Jakarta" tegas Syabil.

" Aku tidak mau, dan kau jangan seenaknya menyuruh nyuruhku seperti itu karna aku tidak suka" ucap Anisa tegas. Syabil malah tersenyum meremehkan.

" Sekarang kau sudah berani padaku?" ucap Syabil sambil mendekati Anisa.

" Jangan mendekatiku aku bisa teriak" ancam Anisa. Dilihatnya di luar ada 2 orang laki laki sedang berdiri mereka adalah Yudi dan Yuda ( kembar) anak buahnya Syabil yang selalu setia mendampinginya dari bangku SMA sampai sekarang.

" Waah wah wah, bahkan kau sekarang sudah berani mengancamku"

" Sebenarnya apa niatmu datang kemari?" tanya Anisa.

" Aku ingin menjemputmu untuk pulang ke Jakarta" jawab Syabil.

" Nggak, aku tetap mau disini" ucap Anisa kekeh.

Tiba tiba kedua anak buahnya Syabil masuk.

" Ayo bos, kita sudah di tunggu" ucap Yudi. Syabil pun mengangguk.

" Aku tidak akan menyerah, aku akan kembali lagi untuk menjemputmu" ucap Syabil sambil berlalu pergi. Anisa menjadi diam kebingungan, ia merasa sedikit takut dengan lelaki itu.

" Dia sama sama menakutkan seperti si Ibra" ucap Elina.

" Kalau dia kemari lagi bagaimana?" tanya Anisa.

" Sudah biarkan saja. Kalau tidak memaksa bukan Syabil namanya" ucap Elina.

* * * * * *

Adzan Zuhur pun terdengar dari masjid di dekat ruko.

" Allahu akbar allahu akbar"

Nisa dan Elina pun bersiap untuk pergi ke masjid. Mereka berjalan sambil menenteng tas kecil berisikan mukena. Sesampainya di sana, Anisa dan Elina pun pergi untuk mengambil wudhu terlebih dahulu. Setelah selesai, mereka berjalan kembali untuk masuk ke dalam, tiba tiba Anisa teringat dengan mukenanya.

" Astagfirullah, mukena ku ketinggalan" ucap Anisa.

" Sebentar ya sepertinya ketinggalan di tempat wudhu"

Saat Anisa mau pergi ke tempat wudhu, tiba tiba Ibra berdiri di hadapannya sambil memberikan tas kecil yang berisi mukenanya Anisa.

" Punyamu?" tanya Ibra.

Anisa pun mengangguk sambil mengambil tas itu dari tangannya Ibra.

" Terima kasih" ucap Anisa. Anisa nampak tersenyum melihat Ibra sedikit berbeda dengan tampilan rambut barunya. Hingga Elina mencubit kecil lengan sahabatnya itu.

" Kondisikan matamu" bisik Elina. Seketika Anisa langsung menundukan wajahnya.

" Kau tidak perlu takut kehilangan mukenamu, karna suatu saat jika Allah mengijinkan aku akan memberikan mukena untukmu" ucap Ibra.

" Tidak perlu, terima kasih, aku punya banyak mukena, bahkan di butik aku banyak menyediakan mukena untuk dijual" ucap Anisa. Ibra malah tersenyum.

" Bukan tanpa alasan dan tujuan aku memberikanmu sebuah mukena" ucap Ibra.

" Lalu alasan apa kau memberikanku mukena?"

" Sebagai mas kawin" jawab Ibra.

Anisa dan Elina langsung menganga tak percaya. Hingga Ibra tersenyum kembali.

" Tidak usah berekspresi seperti itu, aku permisi asalamualaikum" ucap Ibra sambil berlalu masuk ke masjid. Tiba tiba Elina berteriak.

" Ditunggu mas kawinnya"

Kini gantianlah Anisa yang mencubit lengannya Elina. Elina malah tertawa.

" Kenapa kau bicara seperti itu"

" Pilihan sekarang cuma ada dua Nis, yang pertama si Syabil yang egois dan arogan, yang kedua si Ibra si ustad preman pensiun yang kini masih tanda tanya" tutur Elina.

--

Setelah mengerjakan shalat zuhur, Anisa dan Elina pun keluar dari masjid itu, tiba tiba mereka terkejut karna melihat Syabil sedang bersandar di mobilnya, tepatnya dipelataran masjid.

" Ada Syabil Nis" bisik Elina.

Anisa hanya diam, sebenarnya ia ingin menghindar namun percuma. Syabil pun perlahan mendekati Anisa bersama dua orang anak buahnya ( Yudi dan Yuda). Namun tiba tiba Ibra baru keluar masjid dan lsngsung mendekati Anisa.

" Kalian belum pada pulang?" tanya Ibra.

Syabil nampak terkejut melihat Ibra begitu pun dengan Ibra. Ibra hanya diam sambil menatap laki laki yang ada dihadapannya itu, laki laki yang jari kelingkingnya pernah ia potong 7 tahun yang lalu.

" Waah wah wah, tidak kusangka aku akan bertemu ketua berandalan Jakarta di sini" ucap Syabil dengan nada sinis.

Ibra hanya diam saja sambil menatapnya. Kini giliran Syabil yang menatap penampilan Ibra dari ujung kaki hingga ujung kepala. Syabil merasa heran dengan penampilan musuh bebuyutannya itu yang kini mengenakan sarung, baju koko, dan kopeah.

" Waah wah wah, yud kau lihat penampilan laki laki yang ada dihadapan kalian ini. Seorang ketua berandalan Jakarta, sudah seperti iblis berpenampilan malaikat" tutur Syabil dengan nada sinis dan mengejek. Ibra hanya diam saja tak menanggapi.

" Kukira kau sudah mendekam di penjara, atau kau sudah mati karna overdosis, sekarang aku tanya kenapa kau berpenampilan layaknya laki laki sholeh, apa kau sudah merasa sesuci itu?" tanya Syabil dengan nada mengejek.

" Apa harus aku menjawab pertanyaanmu?" ucap Ibra. Syabil hanya tersenyum masam, lalu berjalan mendekati Anisa. Hingga Anisa dan Elina dilanda rasa ketakutan.

" Apa alasanmu pindah ke kota ini karna laki laki itu?" tanya sabil sambil menunjuk Ibra. Anisa hanya diam saja. Hingga Syabil menarik tangannya Anisa secara kasar. Hingga Anisa sedikit memekik kesakitan.

" Katakan, kau pindah ke sini ada hubungannya dengan si berandalan itu?" Syabil kembali menunjuk Ibra.

" Lepaskan tanganku sakit" ucap Anisa sambil berusaha melepaskan tangannya yang dicengkram Syabil.

" Lepaskan Anisa" ucap Ibra sedikit berteriak hingga kini Syabil menatap Ibra dan melepaskan tangannya Anisa dengan kasar. Anisa dan Elina nampak ketakutan, takut Ibra dan Syabil berkelahi, apalagi di pelataran masjid.

" Punya hak apa kau melarangku untuk mendekati Anisa?" tanya Syabil dengan tatapan tajam.

" Aku memang tidak punya hak apapun, tapi setidaknya kau bisa sedikit bersikap halus pada seorang perempuan" ucap Ibra. Syabil malah tersenyum masam.

" Sekali kali perempuan tidak tau diri seperti Anisa harus sedikit dikasarin hingga dia bisa tau terima kasih" ucap Syabil sambil menatap Anisa yang kini sudah ketakutan.

" Benarkan Anisa?" tanya Syabil.

Anisa hanya diam saja sambil menggenggam tangan Elina dengan eratnya. Tiba tiba para jamaah masjid keluar karna telah selesai melaksanakan salat zuhur.

" Sepertinya waktunya kurang tepat untuk berkenalan lagi denganmu Ibra, tapi aku akan kembali untuk menuntut balas" ucap Syabil sambil menatap jari jari tangan kanannya yang hanya tinggal menyisakan 4 jari, yang dihasilkan oleh perbuatan Ibra dimasa lalu. Syabil pun mengajak dua anak buahnya untuk pergi.

" Kau cari tau tentang Ibra" bisik Syabil pada kedua anak buahnya. Syabil dan kedua anak buahnya pun pergi.

" Kau tidak apa apa?" tanya Ibra pada Anisa. Anisa hanya menggeleng.

" Kami permisi, asalamualaikum"

Anisa mengajak Elina untuk kembali ke butik.

" Waalaikum salam"

Ibra pun menatap kepergian mereka.

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

dulu Anisa keenakan dg bantuan Syabil kayaknya.. makanya sekarang Syabil merasa dia berhak atas Anisa

2024-07-27

1

Jusmiati

Jusmiati

ya salah Annisa kenapa dulu mau Nerima pemberian Sabil....

2023-06-23

2

mieya723

mieya723

Ya memang awalnya Annisa salah nerima butik dari Syabil

2021-08-28

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Butik
3 Hari pertama
4 Zahira.
5 Surat.
6 Perasaan aneh
7 Ibrahim
8 Bergetar
9 Terkejut
10 Mengingatkan
11 Pertanyaan.
12 Curi pandang.
13 Aisyah dan Riziq
14 Patung manekin
15 Penasaran
16 Cemburu???
17 Berhijab? ? ?
18 Undangan
19 Dendam
20 Hujan
21 Hijrah
22 Senyum.
23 Menyelinap
24 Malik Ibrahim
25 Diculik
26 Tebusan
27 Di pulangkan
28 Di periksa
29 Janji
30 Ketika di uji
31 Marahnya Ibra
32 Di tangkap
33 Teguran
34 Menjenguk
35 Meminta maaf
36 Perubahannya
37 Penyesalan
38 Menutup mata
39 Pengorbanan
40 Menatap
41 Memberi kesempatan
42 Calon suami
43 Surat
44 Tertukar
45 Puisi Zahira
46 Lebih mengenalnya
47 Bayinya yang minta
48 Hanya Masa lalu
49 Semangka
50 Memohon
51 Pertanyaan
52 Persiapan
53 Pernikahan.
54 Dilema malam pertama
55 Oh Anisa
56 Menunduk
57 Malu
58 Lingrie
59 Berlarian
60 Pusiiiing
61 Sssttth.
62 mengukur
63 Syifa oh Syifa
64 Tatapan tajam
65 Kebodohanku
66 Cemburukah?
67 Berberes rumah.
68 Pindahan
69 Baju seragam
70 Walimatul urs'
71 Amplop
72 Isya
73 Daun pandan
74 Kunci
75 Arti nama Isya
76 Dosa
77 Sayur Toge
78 Takut Hamil
79 Ke Klinik
80 Salah Sasaran
81 Takut
82 Sarapan bersama.
83 Tinggal di Asrama
84 Penjagaan
85 Zahiraaaa
86 Penjahat bertopeng
87 Menculik.
88 Disekap
89 Geregeeeet
90 Penyelamatan
91 Rumah Sakit
92 Pulang
93 Ibu
94 Ikut duduk
95 Ketika
96 Pasar
97 Pasangan.
98 Sempurna ???
99 Mulas
100 Melahirkan.
101 Susu Formula
102 Kulit pisang.
103 Cantik
104 Bertanya.
105 Jamblang.
106 Undangan Elina. ( End )
107 pengumuman novel baru.
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Butik
3
Hari pertama
4
Zahira.
5
Surat.
6
Perasaan aneh
7
Ibrahim
8
Bergetar
9
Terkejut
10
Mengingatkan
11
Pertanyaan.
12
Curi pandang.
13
Aisyah dan Riziq
14
Patung manekin
15
Penasaran
16
Cemburu???
17
Berhijab? ? ?
18
Undangan
19
Dendam
20
Hujan
21
Hijrah
22
Senyum.
23
Menyelinap
24
Malik Ibrahim
25
Diculik
26
Tebusan
27
Di pulangkan
28
Di periksa
29
Janji
30
Ketika di uji
31
Marahnya Ibra
32
Di tangkap
33
Teguran
34
Menjenguk
35
Meminta maaf
36
Perubahannya
37
Penyesalan
38
Menutup mata
39
Pengorbanan
40
Menatap
41
Memberi kesempatan
42
Calon suami
43
Surat
44
Tertukar
45
Puisi Zahira
46
Lebih mengenalnya
47
Bayinya yang minta
48
Hanya Masa lalu
49
Semangka
50
Memohon
51
Pertanyaan
52
Persiapan
53
Pernikahan.
54
Dilema malam pertama
55
Oh Anisa
56
Menunduk
57
Malu
58
Lingrie
59
Berlarian
60
Pusiiiing
61
Sssttth.
62
mengukur
63
Syifa oh Syifa
64
Tatapan tajam
65
Kebodohanku
66
Cemburukah?
67
Berberes rumah.
68
Pindahan
69
Baju seragam
70
Walimatul urs'
71
Amplop
72
Isya
73
Daun pandan
74
Kunci
75
Arti nama Isya
76
Dosa
77
Sayur Toge
78
Takut Hamil
79
Ke Klinik
80
Salah Sasaran
81
Takut
82
Sarapan bersama.
83
Tinggal di Asrama
84
Penjagaan
85
Zahiraaaa
86
Penjahat bertopeng
87
Menculik.
88
Disekap
89
Geregeeeet
90
Penyelamatan
91
Rumah Sakit
92
Pulang
93
Ibu
94
Ikut duduk
95
Ketika
96
Pasar
97
Pasangan.
98
Sempurna ???
99
Mulas
100
Melahirkan.
101
Susu Formula
102
Kulit pisang.
103
Cantik
104
Bertanya.
105
Jamblang.
106
Undangan Elina. ( End )
107
pengumuman novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!