Setelah lama main main di butiknya Anisa, Erika dan Zahira pun pamit pulang.
" Ka aku mau pulang, sebentar lagi masuk kelas kedua" ucap Erika.
" Ya sudah ka Anisa anterin"
" Aku ikut" timpa Elina.
Kini mereka pun berjalan menuju pesantren, melewati jalanan yang penuh dengan ruko ruko kecil dan pedagang pedagang di pinggir jalan namun tak membuat macet.
Mereka berempat pun mengendap ngendap masuk ke pesantren.
" Ssstth jangan berisik nanti ketahuan"
Mereka berjalan sambil berjinjit. Namun tiba tiba ada suara laki laki yang berdehem di belakang mereka.
" Ehem ehem"
Seketika mereka langsung menghentikan langkahnya. Namun takut untuk membalikan badannya untuk menatap siapa yang berdehem itu.
" Ka Aku takut" ucap Erika.
" Tenang Erika itu cuma suara kucing" ucap Elina.
" Tapi aku seperti tidak asing dengan suaranya. Itu seperti suaranya om ustad" ucap Zahira.
" SELEBOOOOR"
" Tuhkan bener"
Zahira dan yang lainnya pun langsung membalikan badan mereka masing masing hingga kini mereka berdiri di hadapan ustad Usman. Mereka sudah tersenyum getir.
" Zahiraaaa, Erikaaaa dari mana kalian?" tanya ustad Usman sambil menggeram.
" Eh om ustad, om ustad mau kemana?, tumben sekali terihat tampan begitu" rayu Zahira sedikit takut.
" Kau tidak usah merayuku seperti itu, hanya untuk menghindar dari kesalahan, saya sadar dari dulu saya memang tampan. saya adalah caver boy di kairo dulu" tutur ustad Usman percaya diri.
mereka langsung mengeryitkan kening masing mading.
"Percaya dirinya tingkat Dewa" batin Elina.
" Saya tanya kalian dari mana?" tanya ustad Usman kembali.
" Kita lagi belajar berkeliling buat pawai obor nanti pas tahun baru islam, he he" jawab Zahira asal.
" Alasan saja" gerutu ustad Usman.
" Maaf ustad, tadi Erika dan Zahira tidak izin dulu keluar pesantren" ucap Anisa.
" Heei Ani, kau jangan membela mereka" ucap ustad Usman. Tiba tiba Aisyah datang.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Ada apa ini rame rame?" tanya Aisyah.
" Nih adik ipar kesayanganmu yang menyebalkannya naudzubilah, dia keluar pesantren tanpa izin" tutur ustad Usman. Aisyah pun langsung menatap Zahira.
" Ira memangnya kau dari mana?" tanya Aisyah.
" Aku dan Erika dari butiknya ka Anisa" jawab Zahira sedikit takut, namun mata Aisyah malah berbinar.
" Dari butik?, waaah butiknya sudah buka ya hebaaat, kalau aku belanja dapat diskon gak?" ucap Aisyah antusias.
"AISYAAAAAAAH" geram ustad Usman.
" KA USMAAAAAN" balas Aisyah menggeram.
" Kalian berdua memang menyebalkan, tidak salah jika aku menobatkan kalian sebagai perempuan paling menyebalkan seantera pesantren" tutur ustad Usman.
" Terima kasih atas pujiannya ka" ucap Aisyah.
Ustad Usman langsung mengeryitkan keningnya.
"Sebenarnya yang gila itu aku apa Aisyah" batin ustad Usman.
"Yang gila itu ka Usman" jawab Aisyah. Ustad Usman kembali mengeryitkan keningnya.
" Kenapa kau bisa tau isi fikiranku Aisyah?" tanya ustad Usman. Aisyah malah tertawa.
"Karna aku sudah menyadap otaknya ka Usman" jawab Aisyah.
" Masa???"
Ke 4 orang itu hanya bengong menyaksikan perdebatan adik kakak yang ada di hadapan mereka.
" Ka Aisyah, om ustad, aku lelah menyaksikan kalian, boleh kami pulang ke asrama?" tanya Zahira.
" Ya sudah kalian boleh pulang, tapi ingat ya hari minggu kalian berempat temui saya di perkebunan, kalian akan saya kasih hadiah" ucap ustad Usman.
" Waaah ustad Usman baik sekali ya mau kasih kami hadiah, tapi kami tidak sedang berulang tahun" ucap Elina. Tiba tiba Zahira berbisik.
" Hadiah itu adalah hukuman"
Elina langsung menganga.
* * * * * * *
Setelah terbebas dari ustad Usman, mereka ber4 pun pergi ke asrama. Erika dan Zahira pun bersiap untuk masuk kelas kedua, mereka sudah menggunakan seragam. Elina lebih memilih tiduran di asrama karna terlalu lelah dengan aktifitas di butik tadi.
" Kakak anterin ya sekalian ingin tau kelas kalian" ucap Anisa"
" Ok"
" Tapi kelas aku beda ka sama Erika"
" Tidak apa apa nanti ka Nisa juga akan mengantarkanmu" ucap Nisa. Zahira pun tersenyum. Biasanya yang mengantarkannya ialah Aisyah atau ustad Riziq, Kalau Zahira menginap di rumahnya.
Setelah selesai berdandan, mereka bertiga pun berjalan menuju kelas. Pertama mengantarkan Erika terlebih dulu.
" Nah ka ini kelasku" ucap Erika.
" Waah kelasmu bagus ya. teman teman barumu di kelas mereka pada baik baik kan?" tanya Anisa. Erika pun mengangguk. Tiba tiba ustadzah Yasmin datang.
" Asalamualaikum" ustadzah Yasmin mengucap salam.
" Waalaikum salam"
Zahira dan Erika pun langsung mencium tangannya ustadzah Yasmin, kebetulan hari ini dia yang mengajar di kelasnya Erika. Anisa pun tersenyum pada ustadzah Yasmin dan langsung di balas olehnya.
" Kau di sini Ira, sebentar lagi masuk jam pelajaran" ucap ustadzah Yasmin.
" Iya ka, tadi nganterin Erika dulu. Oh iya ini ka Anisa kakaknya Erika. Dan ka Nisa, ini ka Yasmin kakak ipar aku dia istrinya ka Rasyid, dia juga guru pengajar di sini" tutur Zahira memperkenalkan.
Anisa dan ustadzah Yasmin pun bersalaman sambil tersenyum.
" Ira sebaiknya kau masuk ke kelasmu nanti kau terlambat" pinta ustadzah Yasmin. Zahira pun mengangguk.
" Ka Nisa anter ya Ira"
" Iya ka" jawab Zahira.
" Ustadzah kami duluan, Asalamualaikum" Anisa berpamitan.
" Waalaikum salam"
Kini Anisa berjalan menuju kelasnya Zahira. Setelah sampai di kelas, mereka bertemu dengan ustadzah Ulfi.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam, eh ada Nisa" ucap ustadzah Ulfi. Anisa pun tersenyum.
" Saya cuma mengantarkan Ira" ucap Nisa. Ustadzah Ulfi pun mengangguk tersenyum. Anisa terheran melihat teman teman satu kelas Zahira rata rata berumur 6 tahun, sementara Zahira sendiri berumur 16 tahun.
" Ira ka Nisa kembali ke asrama dulu ya. Ustadzah saya duluan asalamualaikum" pamit Anisa.
" Waalaikum salam. hati hati Nis, masih tau kan jalan menuju asrama?" tanya ustadzah Ulfi. Anisa pun mengangguk dan langsung pergi dari kelas santri putri.
"Ustadzah Ulfi orangnya sangat baik, dan dia juga sangat menyayangi Ibra" batin Anisa.
Setelah keluar dari kelas santri putri, tiba tiba Anisa dilanda penasaran yang menggelitik ingin masuk kelas santri putra hanya sekedar ingin tau. Anisa sedikit berjinjit melihat satu satu kelas santri putra di sana, kebetulan para santri telah masuk kelas semua. Pertama Anisa melihat kelas paling dekat dengan gerbang, di lihatnya ada ustad Riziq yang sedang mengajar. Nisa pun bergegas berpindah ke kelas yang satunya, dilihatnya ada ustad Usman yang sedang mengajar. Iya pun kembali melihat lihat kelas yang lain. Tiba tiba ia terdiam saat melihat Ibra sedang mengajar di depan kelas. Anisa mengintipnya di jendela kaca. Anisa terus memperhatikan bagaimana Ibra mengajar para santri dengan sabar dan telaten. Tiba tiba ada senyum yang lolos di bibir cantiknya. Anisa langsung memegangi dadanya, ada getaran getaran aneh yag tiba tiba muncul. Anisa langsung menundukan wajahnya.
" Kenapa dengan hatiku, apa aku sedang merasa ketakutan hingga dadaku bergetar dan berdebar tak karuan. Tapi kalau aku ketakutan, kenapa aku tiba tiba senyum" batin Anisa heran.
Saat Anisa menatap kembali ke ruang kelas itu, tiba tiba ia terdiam karna ustad Ibrahim si preman pensiun itu tidak ada di kelas.
" Kemana dia" gumam Anisa sambil mengedarkan pandangan mencari laki laki itu.
" Ehem ehem"
Deg
Deg
Deg.
Anisa terdiam saat mendengar ada suara laki laki berdehem di belakangnya. Iya yakin itu pasti Ibra.
" Asalamualaikum" Ibra mengucap salam. Perlahan Anisa membalikan badannya, ada rasa malu yang teramat sangat kalau ia ketauan curi curi pandang.
" Waalaikum salam"
Wajah Anisa sudah memerah. Ibra malah tersenyum.
" Ternyata Allah masih mengizinkan kita untuk bertemu, dan itu pasti ada alasan tersendiri kenapa dia masih mempertemukan kita" ucap Ibra. Anisa terdiam kebingungan, sebenarnya ia sedang malu karna ketahuan ngintip ngintip di jendela. Anisa hanya diam sambil menundukan kepalanya membuat Ibra kembali menatapnya.
" Kau sedang apa di sini Nis?" tanya Ibra kembali.
" A- aku tadi tersesat" jawab Anisa bohong, ia merasa gugup sendiri. Ibra pun melebarkan senyumnya.
" Jadi kau tersesat?"
" Hmmm"
" Kau tau Nis kenapa langkahmu sampai bisa tersesat hingga kakimu kini sampai berdiri dihadapanku?" tanya Ibra. Nisa hanya menggelengkan kepalanya.
" Karna Allah sedang merencanakan sesuatu untuk kita" jawab Ibra. Seketika Anisa langsung menatap Ibra.
" Merencanakan sesuatu?"
"Hmmm"
" Apa?"
Ibra malah tersenyum, hingga Anisa kembali menundukan wajahnya.
" Nanti juga kau tau sendiri" jawab Ibra.
Anisa hanya diam tak mengerti, ia pun langsung melangkah untuk pergi.
"Aku harus pulang, asalamualaikum" ucap Anisa. Namun tiba tiba Ibra menghentikan langkahnya.
" Tunggu"
Seketika Anisa langsung menghentikan langkahnya dan langsung menatap Ibra.
" Kenapa?"
" Bukannya kau bilang tadi tersesat?" tanya Ibra.
Deg.
Anisa menjadi gugup kebingungan. Sebenarnya Ibra ingin tertawa karna ia tau, Nisa bukannya tersesat, dia hanya ingin curi curi pandang padanya.
" Tunggu sebentar" pinta Ibra.
Ibra pun memanggil Yusuf yang sedang berada di dalam kelas.
" Yusuf" panggil Ibra.
Seketika Yusuf langsung menghampiri.
" Kenapa om?"
" Kau antarkan calon tantemu ini ke asrama putri, sepertinya dia tersesat" ucap Ibra sambil tersenyum senyum. Anisa langsung mengeryitkan keningnya.
" Iya om" jawab Yusuf sambil tersenyum.
Kini Yusuf dan Ahmad salah satu temannya di kelas, mengantarkan Anisa menuju asrama. Anisa sudah berjalan menunduk, ia benar benar di buat malu oleh ulahnya sendiri karna ketahuan ngintip ngintip.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Erna Masliana
itu mah debar cinta bukan ketakutan 😁🤭
2024-07-27
1
Nurliana Saragih
Zahira,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,???
😁😆😂🤣
2021-12-04
1
Selingkuhan Mu
saya tau ini cerita menghibur...tp jng terlalu di buat terkesan bebas di lingkungan pesantren...krn saya tau..gk mungkin ada santri yg terlalu hit..dan pembimbing yg selebor..dan utama..lungkungan pesantren gk bisa buat bebas pengunjung kesana kasini dlm lingkungan ..ap lgi di chps seblum nya ampe azan magrib.....pengalaman saya yg pernah nitip ank nimba ilmu di pesantren...dan untuk karakter ibra seblum tobat...nyaris mirif saya😋😋😋😋
2021-10-15
1