**7 TAHUN KEMUDIAN.
JAKARTA 1 SEPTEMBER 2020**.
Sekarang.
Anisa (22 tahun) tumbuh menjadi gadis cantik. Setelah lulus kuliah, Anisa menjadi seorang designer bersama sahabatnya Elina(23 tahun) Mereka berdua mempunyai pekerjaan yang sama mengelola sebuah butik di Jakarta. Sebenarnya butiknya milik Syabil (24 tahun). Syabil adalah kakak kelas Anisa waktu SMA, tepatnya musuh terberat Ibra. Jari Syabil kini bersisa 9 setelah Ibra berhasil memotong jari kelingkingnya. Sejak saat itulah Syabil menaruh dendam kesumat pada Ibra. Dan soal Ibra, sejak kepergiannya 7 tahun yang lalu, tidak ada yang tahu keberadaannya sekarang.
Ketika itu Anisa sedang bercermin mencoba menggunakan sebuah kerudung. Ia tersenyum sendiri.
" Cantik"
Tiba tiba tante Ayu membuka pintu kamarnya, ia tersenyum melihat Anisa sedang mencoba memakai kerudung.
" Cantik, kau ingin behijab Nis?" tanya tante Ayu. Anisa pun tersenyum lalu melepaskan kerudungnya itu.
" Aku belum siap tante, aku ingin hijrahku karna Allah, bukan karna yang lain" jawab Anisa. Tante Ayu pun tersenyum.
" Dekatkanlah dirimu pada Allah" pinta tante Ayu.
" Hmmm"
Tiba tiba Erika (16 tahun) adiknya Anisa masuk kamarnya Anisa dengan menggunakan gamis serta kerudungnya.
" Asalamualaikum" ucap Erika sambil berputar putar di hadapan kakaknya itu. Anisa dan tante Ayu pun tersenyum.
" Kau mau hijrah De?" tanya Anisa.
Erika pun mengangguk ngangguk.
" Aku mau masuk pesantren" ucap Erika sambil duduk di sisi tempat tidur.
" Jadi kamu beneran mau masuk pesantren De?" tanya Anisa kembali.
" Hmmm, aku sudah bicarakan ini sama ayah dan tante Ayu" jawab Erika. Anisa pun langsung menatap tantenya itu. Tante Ayu pun mengangguk tersenyum.
" Tapi pondok pesantrennya masih di Jakarta kan De?"
Erika langsung menggeleng.
" Pesantrennya di kota A" jawab Erika.
" Jauh sekali De, bukankah di Jakarta juga banyak pondok pesantren yang bagus bagus" ucap Anisa.
" Tapi aku sudah suka dan sudah tertarik dengan pesantren itu. Lokasinya, cara pengajarannya pokoknya aku suka" ucap Erika kekeh.
" Tapi De jarak Jakarta ke kota A itu jauh dan hampir memakan waktu 3 jam, nanti kakak akan susah untuk nengokin kamu, ayah sudah menitipkanmu pada kakak loh De. Kau adalah tanggung jawabku" tutur Anisa.
" Kita kan bisa vidio cal"
" Ya sudah terserah padamu, kapan akan berangkat ke pondok?" tanya Anisa.
" Minggu Depan"
Anisa pun mengangguk. Sebenarnya ia sangat berat melepas adik perempuannya itu. Erika adalah gadis yang cerdas, bisa di bilang kecerdasannya di atas rata rata. Dia selalu unggul dalam mata pelajaran. Setelah lama ngobrol ngobrol, terdengar suara klakson mobil di depan rumah.
" Sepertinya Elina sudah datang, kakak harus ke butik dulu" ucap Anisa.
" Ka sepertinya aku butuh banyak baju baju syar'i untuk kupakai di pesantren" ucap Erika.
" Tidak usah khawatir, kakak punya banyak gamis syar'i di butik. kakak pergi dulu ya asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Anisa pun pergi ke butik bersama Elina. Sesampainya di butik, ternyata Syabil sudah ada di sana.
" Asalamualaikum" ucap Anisa dan Elina.
Syabil hanya sibuk mengutak ngatik hpnya. Syabil adalah anak orang kaya. Apapun yang dia mau selalu di turuti oleh orang tuanya.
" Pagi Syabil" sapa Elina.
" Pagi"
Anisa pun duduk di ruang kerjanya sambil membereskan gambar gambar disainnya. Syabil pun duduk di meja kerjanya Anisa.
" Jalan jalan yu" ajak Syabil.
" Maaf aku lagi banyak pekerjaan" jawab Anisa.
" Sampai kapan kau akan mengacuhkanku seperti itu?" ucap Syabil sedikit kesal.
Anisa hanya diam saja.
" Dengar ya Nis, aku tulus mencintaimu, aku siap menikahimu sekarang juga" ucap Syabil.
" Maaf Syabil, aku tidak punya perasaan apapun terhadapmu"
Syabil pun mendengus kesal.
" Apa masih kurang pengorbananku selama ini. Kau tau berapa banyak nominal yang kukeluarkan untuk membangun butik ini" ucap Syabil dengan sombongnya.
" Aku tau kau banyak sekali mengeluarkan dana untuk pembangunan butik ini, tapi aku tidak minta itu padamu. Kalau kau tidak suka dengan sikapku, aku dan Elina siap untuk keluar dari butik ini" tutur Anisa. Perlahan Syabil memegangi tangannya Anisa.
" Dengar Nis, aku akan selalu berkorban untukmu, sampai kau bilang ia untuk menerimaku" ucap Syabil.
Anisa hanya diam saja tak bisa di bohongi kalau ia tak punya perasaan apa apa pada Syabil. Saat Anisa akan melepaskan tangannya yang kini di genggam oleh Syabil, tiba tiba Nisa terdiam saat melihat jari tangan kanan Syabil ada 4.
" Apa itu sakit?" tanya Anisa saat melihat jari kelingking Syabil terputus.
" Tentu saja. Lebih sakit lagi dengan hatiku. Kalau saja di Ibra ada dihadapanku sekarang, aku pasti sudah membunuhnya saat ini juga" tutur Syabil kesal.
" Memangnya kau tidak tau Ibra sekarang dimana?" tanya Anisa.
" Sejak dia ditangkap polisi 7 tahun yang lalu, aku tidak pernah melihatnya lagi. Mungkin sekarang dia sedang mendekam di penjara atau sekarang dia sudah mati karna overdosis, diakan seorang pecandu" tutur Syabil. Anisa pun langsung terdiam.
" Oh iya, saat terakhir kali bertemu dengan Ibra saat pelulusan sekolah dulu, aku melihat Ibra menemuimu dan Elina. Kalau aku boleh tau apa yang di katakannya padamu?" tanya Syabil.
Deg.
Tubuh Anisa tiba tiba merasa takut kalau ingat kejadian itu. Ia teringat dimana Ibra menyuruhnya untuk mengikrarkan sebuah janji.
" Ibra tidak bilang apa apa" jawab Anisa bohong. Syabil pun mengangguk.
" Ya sudah aku mau pergi dulu ke kantor"
Syabil pun pergi dari butik itu tanpa mengucap salam terlebih dahulu. Tiba tiba Elina mendekati Anisa.
" Kenapa tiba tiba si Syabil nanyain si Ibra?" tanya Elina. Anisa hanya menggelengkan kepalanya.
" Oh iya Lin, minggu depan aku mau nganter Elina mondok ke pesantren di kota A" ucap Anisa.
" Erika mau mondok?"
" Hmmm"
" Tapi kota A itu jauh dari Jakarta Nis. Kau akan sulit untuk menemuinya"
" Aku tau, Erika tetap bersikeras ingin mondok di sana. Entah kenapa aku punya fikiran ingin pindah dari butik ini" tutur Anisa.
" Maksudmu?"
" Akhir akhir ini aku tidak suka dengan sikapnya Syabil. Dia seperti berkuasa dengan hidupku. Aku tidak suka. Seandainya aku mau pindah ke kota A dan membuat sebuah butik kecil, apa kau mau ikut denganku?" tanya Anisa.
" Tentu saja, kemanapun kau pergi aku ikut, tapi kenapa harus di kota A?"
" Agar aku bisa dekat dengan Erika. Dia satu satunya saudara yang kupunya"
" Jadi kau akan melepas butik ini?" tanya Elina.
" Hmmm. Butik ini punya Syabil, memang dia memberikannya untuku, tapi karna itu dia selalu mengekang hidupku, aku ingin lepas darinya" tutur Anisa.
" Ya aku dukung"
" Kapan kita akan antar Erika ke pondok pesantren?"
" Minggu depan"
" Aku sudah tidak sabar ke sana, siapa tau ada ustad tampan yang nyangkut di hatiku he he" ucap Elina penuh harap.
-
-
-
-
Jangan lupa LIKE, VOTE & KOMEN YA.
tekan BINTANG 5 juga. terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
iya betul Anisa melepaskan lebih enak dari pada di kasih tapii di kekang itu menandakan dia tidak tulus sebenarnya cintanya
2023-08-06
3
soepratno Mokoginta
udah kebayang selanjutnya gmna,pasti ada Ibra di pondok itu 😊
2023-01-26
2
Yayoek Rahayu
akankah ketemu ibra di pesantren nanti?
2022-06-25
2