3# Resmi jadi anak Bandoenk

Aya mendadak jadi manusia soleha duduk diantara para orang dewasa ini, hanya ia dan Ica saja sepertinya yang baru netes. Yang ia lakukan cuma minum-minum saja sampai beser, beda dengan Ica yang sudah ngoceh-ngoceh di depan para orangtua sampai mulutnya berbusa, bocah itu selain terkenal cerewet, tapi dewasa sebelum waktunya juga, kebanyakan diajakin arisan sama bunda, ya begitu!

Topik obrolan justru semakin merembet pada alasan perpindahan Aya kesini, dan status tersangka kini tersemat pada Aya.

Merasa tersudutkan, Aya memilih ijin untuk melengos ke teras samping.

Langkahnya sempat terjeda ketika melihat Ghi baru saja keluar dari kamar dan menyerbu meja makan. Pandangan keduanya sempat bertemu sampai Ghi kembali tak peduli.

Rasanya kata akrab sudah hilang dari kamus keduanya, padahal dulu....pi pis aja sampe minta dianterin ke depan pintu wesee. Mungkin kini rasa canggung sudah hadir di hati Aya, ditambah melihat wajah dan sikap Ghi yang selalu dingin membuatnya ogah menyapa lagi.

Mungkin sejak hari ini sampai seterusnya mereka akan menjadi sosok asing meskipun Aya akan tinggal disini.

Aya meneruskan langkah ke gawang pintu kaca selebar dunia di ruang tengah itu dan berdiri disana seraya menscroll ponselnya. Daripada cuma jadi nyamuk sendirian, ia memilih bertelfon ria saja dengan Kinan.

"Ayyyyyy!" teriak Kinan membuat Aya menjauhkan genggaman ponselnya ketika telinganya diserang suara cempreng Kinan.

"Aduhhh, suara lo ngalahin speaker tukang panci!"

"Ay, kangen guenya....gimana Bandung, dingin pasti!" sedikitnya Aya bisa tersenyum oleh ocehan Kinan saat itu, menyibukan diri dengan obrolan mereka, "auto jarang mandi gue, Nan..." jawab Aya ditertawai Kinan disana.

Aya duduk di kursi teras demi meregangkan otot dan tulang kakinya, tangannya beralih menggosok bahu saat dirasa udara semakin menusuk kulit, brrrr!

Ia masih tertawa mendengar ocehan Kinan tentang sekolah hari ini, dimana dirinya sudah tak ada disana, siapa teman jajan Kinan pengganti dirinya. Sampai tawanya terhenti ketika seseorang ikut hadir dan mengusirnya untuk masuk ke dalam.

"Kamu masuk, abang mau rokok'an."

Aya mendongak melihat Ghi yang membawa sebungkus rokok beserta korek gas dan ponselnya.

Apa? Tak cukup terdengar Aya kembali bertanya dengan bergumam.

"Budeg. Abang mau rokok'an...kamu masuk." Titahnya lagi sedikit bertensi.

Aya menurunkan sejenak ponselnya, "Colek dulu kek, abisnya datang langsung ngomong, Aya lagi telfonan jadi harap dimaklum kalo ngga kedenger..." dumelnya.

"Ya udah sana masuk..." titah pria berkaos hitam itu, duduk di kursi samping Aya, yang hanya terhalang oleh meja bulat. Ia menaruh kotak rokok dan koreknya disana. Namun Aya tak segera masuk ke dalam, dan ogah untuk mengalah, karena sejak tadi ini tempatnya.

"Nggak. Di dalem lagi pada ngomongin aku."

"Kenapa, ngerasa dosa? Siapa suruh jadi anak bandel...nanti disini jangan nyusahin." Wanti-wanti Ghi, "ngga ada hak istimewa. Kamu tau, pindahnya kamu kesini cuma alasan, biar kamu di didik jadi anak bener..soalnya om Regata sama tante Fitri udah angkat tangan sama kenakalan kamu." Ucapnya memancing sunggingan julid bibir Aya.

"Aku ngga nakal ya....selama ini tuh cuma kebetulan apes aja." Belanya tak terima.

Aya menghentakan kakinya dan memilih pergi manakala mendengar dengusan sumbang Ghi, malas sekali ia bertemu dengan Ghi, sosok malaikat tampan kini ia coret dari sosok Ghi! Ralat, bang ikan tuh manusia menyebalkan, judes! Semoga jodohnya cewek ganjen udah gitu kakinya pincang!

"Siapa sih Ay?" suara Kinan mengejutkannya, Aya terlupa jika panggilan masih tersambung, dan Kinan mendengarkan obrolan singkat antara dirinya dan Ghi tadi.

Dug!

"Aww!" kakinya terantuk meja makan panjang berbahan jati. Salahnya yang mengomel-ngomel tanpa melihat jalan.

"Aduhhh! Kaki gue sakit!" keluhnya. "Ini siapa sih yang naro meja prasmanan disini!" Aya meneruskan langkahnya yang terpincang-pincang kembali.

Malam ini ia tidur bersama Ica, yang kalo tidur sama persis kaya Ica yang sedang bangun, heboh!

Menjelang subuh ia mendengar beberapa orang sibuk di luar pintu kamarnya, ada suara tante Rena dan sepertinya Ghi dengan langkah sepatu delta.

Sayup-sayup suara mengobrol terjadi dan yang telinganya tangkap adalah ucapan pamit, hingga tak lama deru mesin motor terdengar meninggalkan rumah.

////

"Bun, masa Aya kaya dibuang gini sih....malu lah tinggal disini, cari sekolah di Jakarta aja yukk..." Aya masih membujuk bundanya ketika baru saja ibunya itu selesai melakukan gerakan salam.

Bunda menggeleng, "ish, masa dibuang..."

"Pulang yuk. Kalo nanti Aya ngga betah gimana?" rengeknya.

"Pasti betah. Kalo di Jakarta, nama kaka udah jelek...ketemu lagi sama temen lama, ngga menutup kemungkinan nanti akan timbul masalah baru di sekolah baru."

Aya manyun karena belum berhasil membujuk bunda, "nanti kalo Aya bikin masalah lagi justru bikin om Sakti sama tante Rena malu, bunda ngga takut jadi berantem gitu?" ancamnya.

"Makanya jangan nakal. Jangan bikin masalah. Karena ada nama baik, dan hubungan kekeluargaan yang harus kakak jaga..." jawab bunda lagi, *pinter*!

Tidak berhasil membujuk bunda, Aya kini mengeluarkan jurus terakhirnya, mengerjap mencoba mengeluarkan air mata dari saraf matanya.

"Baik-baik disini, tante Rena juga biar ada temennya. Dulu juga kakak sering nginep kan, bareng tante Rena...nanti kalo weekend bunda sama ayah yang kesini atau kakak pulang ke Jakarta..." usapnya di kepala Aya yang sudah bersiap meluncurkan air mata.

"Tega. Kalo Aya ditembak bang ikan atau om Sakti gara gara kena masalah gimana? Bunda ngga akan ketemu Aya lagi..." ancamnya lagi lebih lebay dan justru membuat bunda tertawa di subuh-subuh begini.

"Ghifari! Bukan ikan...dari dulu kamu ngga pernah nyebut bener nama Ghi. Ngga usah lebay...udah ah, hari ini kita liat sekolah barunya sama om Sakti, sama tante Rena."

Pagi-pagi setelah sarapan bersama, Aya digiring masuk mobil. Dalam pikiran Aya, sekolah barunya adalah swasta. Namun ketika mobil melaju ke arah jalanan yang cukup ia kenali, ia baru tau nyatanya salah satu sekolah negri ternama yang akan menjadi tempat barunya menimba ilmu.

"SMA nya Dilan bukan sih?! Ahhhh jadi mau juga!" Ica ikut menyeru melihat bangunan artistik tempo dulu. Yang tak pernah berubah sejak sekolah ini dipakai menjadi sekolah rakyat pada jaman Bandung diduduki oleh penjajah.

"Ayok, nanti Ica SMA-nya di Bandung..." ajak tante Rena.

"Janganlah ntar dia mah nyusahin tan..." sela Aya dicebiki Ica, "yang ada kak Aya yang nyusahin, bikin masalah mulu....ini loh tan,...kak Aya tuh yang *trouble maker*!" adunya cepu.

"Apa?! Apa?!"

"Udah---udah berisik." lerai ayah meskipun kedua anak gadisnya itu masih saling memeletkan lidahnya.

Entah power apa yang terjadi di belakang layar, karena jelas mustahil jika tak ada bantuan dari om Sakti atas perpindahannya itu.

Ia berjalan dengan memakai baju casual, diantara koridor sekolah. Tampak tak terlalu ramai di luar, mengingat kegiatan mengajar belajar sedang berlangsung disini. Ruang kepala sekolah dituju mereka saat ini.

Hanya dengan bersalaman saja ditambah *ucapan sakti* dari om Sakti, selesai proses pengukuhannya sebagai siswa baru pindahan dari Jakarta di sekolah itu. Semudah itu status, jabatan dan uang bermain.

Selesai dengan itu, mereka tak langsung pulang ke rumah om Sakti melainkan menjelajahi Bandung terlebih dahulu dengan dalih menunjukan setiap sudut kota agar Aya nanti tak tersesat.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Attaya Zahro

Attaya Zahro

Bang Ghi..jangan galak² dong ntar kesengsem baru tau rasa 🤭🤭 Katanya witing tresno jalaran soko kulino..cinta datang karena terbiasa,jiiaaa 😂😂

2025-02-06

4

Trituwani

Trituwani

si aya ampe sawan ama si abang ghi... udah ya pasang mode kalem aja klo ada si abang abang an itu...

2025-02-06

2

Marliyanipratama

Marliyanipratama

naahh kan baru aje kmu ucap gitu, terbukti kan...?? ucapan adalah doa sayang ralat lah ulah pincang kitu minimal na telmi lah eh ya allahh😆😆🤭🤭

2025-02-06

2

lihat semua
Episodes
1 1#Dibuang dari Jakarta
2 2# Sosok menyebalkan
3 3# Resmi jadi anak Bandoenk
4 4# Satu frekuensi
5 5# Petaka Batarakala
6 6# Tuduhan Gavin
7 7# Welcome to the club
8 8# Agreement
9 9# Belum 24 jam
10 10 # Otoriter
11 11 # Ay...
12 12# Touching
13 13# Si tuan sadis
14 14 # Menyusahkan
15 15# Melipir sejenak
16 16# Tidak mudah
17 17# Srobot boy
18 18# Chaos
19 19# Poison
20 20. Kesal
21 21. One shoot again
22 22. Aksi heroik
23 23. Arisan
24 24. Hukuman
25 25. Sakit
26 26. Ada yang kurang
27 27. Recovery
28 28.Dalamnya luka
29 29. 24 hours without you
30 30. Forgive me
31 31. Masih ada cinta
32 32. Anak vs Mantu
33 33. Short Gun dan tusuk sate
34 34. Good night and sweet dream
35 35. Stalker on the way
36 36. Adaptasi
37 37. Beruntung atau buntung
38 38. Show your prayers
39 39. Suka atau jatuh cinta?
40 40. Seperti mimpi buruk
41 41. Save And Rescue
42 42. Kesempatan kedua
43 43. Lirih memanggilmu
44 44. Definisi cinta adalah posesif
45 45. Terimakasih cinta
46 46. Menguntai dan merajut puspa melati
47 47. Padamu Negri
48 48. Over Crowded
49 49. Malam tanpa bintang
50 50. Bergerak setenang angin
51 51. Akhir penantian
52 52. Balada Marabunta
53 53. Rumah Kita sendiri
54 54. Gembok
55 55. Mengusir trauma
56 56. Mertua spek bidadari surga
57 57. Cerita pagi hari
58 58. Bunga diantara kumbang
59 59. Kebutuhan Khusus
60 60. Jatuh cinta setelah menikah
61 61. Balada tetangga
62 62.Sumala
63 63. Rasa yang tak pernah ada
64 64. Cinta atau bodoh
65 65. Atlit lempar lembing
66 66. Cinderella masa kini
67 67. Asmara
68 68. Bekal
69 69. Ku akan slalu menjagamu
70 70. Umanda Ranaya Patiraja
71 71. Masa lalu vs masa depan
72 72. Shooting Range
73 73. Resah
74 74. Harapan tak sesuai kenyataan
75 75. Bad Timing
76 76. Marah
77 77. Calon papa--calon mama
78 78. Ada manis-manisnya
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1#Dibuang dari Jakarta
2
2# Sosok menyebalkan
3
3# Resmi jadi anak Bandoenk
4
4# Satu frekuensi
5
5# Petaka Batarakala
6
6# Tuduhan Gavin
7
7# Welcome to the club
8
8# Agreement
9
9# Belum 24 jam
10
10 # Otoriter
11
11 # Ay...
12
12# Touching
13
13# Si tuan sadis
14
14 # Menyusahkan
15
15# Melipir sejenak
16
16# Tidak mudah
17
17# Srobot boy
18
18# Chaos
19
19# Poison
20
20. Kesal
21
21. One shoot again
22
22. Aksi heroik
23
23. Arisan
24
24. Hukuman
25
25. Sakit
26
26. Ada yang kurang
27
27. Recovery
28
28.Dalamnya luka
29
29. 24 hours without you
30
30. Forgive me
31
31. Masih ada cinta
32
32. Anak vs Mantu
33
33. Short Gun dan tusuk sate
34
34. Good night and sweet dream
35
35. Stalker on the way
36
36. Adaptasi
37
37. Beruntung atau buntung
38
38. Show your prayers
39
39. Suka atau jatuh cinta?
40
40. Seperti mimpi buruk
41
41. Save And Rescue
42
42. Kesempatan kedua
43
43. Lirih memanggilmu
44
44. Definisi cinta adalah posesif
45
45. Terimakasih cinta
46
46. Menguntai dan merajut puspa melati
47
47. Padamu Negri
48
48. Over Crowded
49
49. Malam tanpa bintang
50
50. Bergerak setenang angin
51
51. Akhir penantian
52
52. Balada Marabunta
53
53. Rumah Kita sendiri
54
54. Gembok
55
55. Mengusir trauma
56
56. Mertua spek bidadari surga
57
57. Cerita pagi hari
58
58. Bunga diantara kumbang
59
59. Kebutuhan Khusus
60
60. Jatuh cinta setelah menikah
61
61. Balada tetangga
62
62.Sumala
63
63. Rasa yang tak pernah ada
64
64. Cinta atau bodoh
65
65. Atlit lempar lembing
66
66. Cinderella masa kini
67
67. Asmara
68
68. Bekal
69
69. Ku akan slalu menjagamu
70
70. Umanda Ranaya Patiraja
71
71. Masa lalu vs masa depan
72
72. Shooting Range
73
73. Resah
74
74. Harapan tak sesuai kenyataan
75
75. Bad Timing
76
76. Marah
77
77. Calon papa--calon mama
78
78. Ada manis-manisnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!