14 # Menyusahkan

Aya turun dari motor dengan sedikit memberikan tekanan di pundak Ghi bekas gigitannya kemarin sebagai tumpuan. Namun alih-alih membuat Ghi kesakitan, usahanya itu justru tak berbuah apapun, karena jelas Ghi tak merasakan apapun, apalagi sampai berguling-guling mengaduh sakit.

Ia lantas meminta punggung tangan Ghi dengan bibir ketusnya, "masuk dulu."

Dan Ghi? Terang saja ia tak mau memberikannya lebih memilih anteng saja menggenggam stang motor, "kalo ngga ikhlas ngga usah dilakuin. Jatuhnya seperti saya memaksa dan gila hormat..."

Aya merotasi bola matanya, emang kok!

It's oke...orang waras ngalah! Aya menghela nafas dan merubah raut wajahnya, "ikhlas abang. Lillahita'ala. Buruan, Aya mau masuk sekolah, ridoi perjalanan belajar Aya." Ocehnya panjang.

Kembali, ucapan Aya tak merubah apapun, Ghi tak bergeming bahkan wajahnya datar-datar saja persis triplek, sampai Aya memaksa barulah ia mengulurkan tangannya yang telah dilapisi sarung tangan sebatas buku jarinya itu, "sekolah yang bener."

Tuk!

Aya mengernyit masam, "ihhhh!" aduhnya memantik senyum tipis Ghi saat keningnya terantuk punggung tangan Ghi, dimana sarung tangan bagian itu terbuat dari plastik keras melindungi si penggunanya agar tak cedera. Lama-lama jadi lohan!

Assalamu'alaikum....

Aya melengos masuk bersama arus siswa, sementara Ghi kembali memasuki arus lalu lintas di jalanan.

"Semalam, tim Prabu menemukan beberapa bungkus nar kotika jenis sabu dan eks tasi dalam ukuran 0.08 gram berjumlah 8 bungkus saat sedang berpatroli. Disinyalir, tempat tersebut sering menjadi *tempatnya transaksi*."

"Beberapa jejak sudah dikantongi, dan mengarah pada pengedar dan gembong yang lebih besar melingkupi pasar nar kotika nasional."

Sebundel map kemudian dibagikan ketika rapat berlangsung. Sejumlah titik koordinat, beberapa nama dan data diri lengkap dibaca dengan seksama.

"Persiapkan diri, mengingat kasus ini sepertinya akan mengungkap kasus besar dan menyeret sejumlah nama besar pula. Serta beberapa praktik gelap yang bersifat kriminalitas kelas kakap."

"Siap 86!"

Gavin mencolek Ghi, "bro...jadi gimana sama ajakan gue, Lembang aja yang deket? Loe bawa istri, gue sama Rania. Mumpung masih belum turun surat jalan buat tugas. Ayolah...sebelum nugas, mesti kangen-kangenan dulu..."

Ghi hanya menatapnya sekilas lalu kembali menatap pekerjaannya, "gue ngga. Loe aja sama Rania, bukannya nanti gue sama Aya bakalan ganggu loe berdua?" cibir Ghi, "disini kan yang manten, loe sama Rania?"

"Sshhh, si alan." Desisnya dihadiahi tawa kecil Ghi.

"Bini cantik, gemesin gitu...yakin ngga akan kangen, loe?" bujuk Gavin lagi melongokan kepalanya ke arah meja kerja Ghi, bahkan Gavin sudah menaruh kedua lipatan tangannya di meja Ghi sekarang.

Ghi melihat mata becek Gavin dengan datar, "engga." Jawabnya singkat mengundang decakan keras Gavin, "ck! Si alan, suami lak nat loe Ghi!"

Nyatanya, bersama Aya justru membuat kesehatannya terganggu, karena gadis itu lebih banyak menyebalkannya.

Ponsel Ghi bergetar hebat membuat obrolan antara dirinya dan Gavin terhenti seketika. Bahkan sukses menghentikan rayuan maut Gavin.

Baru saja diomongin, yang punya nama muncul di layar ponsel.

"Aya?" Ada helaan nafas lelah dari Ghi ketika mengangkat panggilan dari istri ajaibnya itu. Ajaib, sebab baru diomongin orangnya muncul! Seperti ada naluri tersendiri ketika namanya disebut orang.

"Abangggg----"

"Hm." Gavin melihat ketidak romantisan dari diri kawannya itu. Sungguh betul, Ghi adalah papan triplek yang sebenarnya, ngga ada manis-manisnya bahkan pada istrinya sendiri.

Aya kena raziaaaa...

(..)

Ghi lantas menunda pekerjaannya sejenak, untuk kemudian ia menyusul Aya ke sekolah atas permintaan gadis itu.

***

Aya masih berdiri bersama beberapa murid lain, mendengarkan pengarahan guru bimbingan konseling berbicara. Tak sangka baru beberapa waktu bersekolah disini, ia harus kembali mencium aroma ruangan BK.

Padahal ia sudah berusaha untuk menghindari kenakalan, bahkan selama ini ia merasa ia sudah jadi pelajar soleha.

Namun sepertinya, Tuhan memang menakdirkannya untuk menjadi penghuni ruang satu ini. Maka sekuat apapun ia menghindar, kun fayakun! Allah sudah berkehendak.

Satu persatu wali dari murid-murid itu datang atas panggilan pihak sekolah, hingga kini tersisa beberapa orang termasuk dirinya.

"Dimana wali kamu, Umanda?" tanya guru BK.

"Masih di ja----"

Dari luar terdengar sayup-sayup obrolan beberapa orang, termasuk sapaan atas kehadiran seseorang bersamaan dengan langkah berat sepatu delta.

"Permisi bu," ketuknya di daun pintu setengah terbuka.

Kerutan di dahi guru konseling di masa senjanya itu seketika terurai menjadi binar mata cerah, seolah ia baru saja menemukan harta karun terpendam ketika melihat sosok Ghi.

"Wa'alaikumsalam."

"Al Ghifari?" tembaknya menebak.

Ghi menguarkan senyuman pada pengajar sepuh di depan itu, membuat Aya ikut kebingungan, kenal?

"Betul, bu. Angkatan 200X..." Ghi menghaturkan salim takzimnya.

"Ya ampun! Gagahnya anak ibu, jadi polisi..."

Ghi mengangguk sopan dan tersenyum, meski selanjutnya ia mengedarkan pandangan dan langsung jatuh tertumbuk ke arah dimana istri kecilnya itu berdiri menampilkan senyum nyengir.

"Tugas dimana sekarang Ghi?"

"di Makko brigade mobile, bu." Jawab Ghi memantik binar kagum yang semakin menjadi.

"Wah, keren lah!" pujinya lagi.

"Bu, maaf kedatangan saya kesini..." Ghi baru saja ingin menjelaskan maksud dan tujuannya namun Aya sudah memotongnya.

"Bu, bang Ghi itu wali saya..."

"Ha?!" seru bu Popon cukup dibuat terkejut.

"Keterlaluan." Gerutu Ghi berjalan cepat meninggalkan Aya yang berada tak jauh di belakangnya, gadis itu berjalan cepat demi menyusul dan tak tertinggal.

"Saya jauh-jauh datang kesini, sampe ngabisin jam istirahat...cuma buat ngurusin make up sama seragam kamu yang kependekan, Aya?" geramnya menoleh ke belakang, dimana wajah Aya langsung terkejut dengan tindakan mendadak Ghi.

Butuh waktu untuk Aya menjawab Ghi, terlebih saat wajah murka itu begitu dekat dengan mukanya, bahkan dengusan Ghi saja dapat ia rasakan menusuk kulit.

Ia menunduk, "ya...kan Aya ngga tau kalo ke sekolah ngga boleh bawa make up. Di sekolah Aya dulu, sah-saha aja tuh pake seragam ini..."

Ghi menggertakan giginya, kalo bisa akan ia gertakan sampai rontok semua.

Bahkan kepalanya nyut-nyutan mendadak saat ini.

"Pulang!" bentaknya masih di parkiran sekolah.

"Iya..." pasrahnya menerima amukan Ghi.

Namun seperti tak kehilangan topik dengan tanpa rasa bersalah Aya justru menawarkan usulan, "abang ngga mau cari makan di luar dulu? Kan katanya belum sempet istirahat? Aya temenin deh makan siang, kebetulan Aya juga belum makan..." kekehnya.

"Ngga. Saya makan di rumah saja."

Aya mengangguk-angguk, "ya udah. Tetep Aya temenin juga..." kembali ia terkekeh memancing desisan sinis Ghi.

"Bisa mati muda saya hidup sama kamu, Ay..." Ghi menghidupkan mesin motornya untuk kemudian Aya naik di boncengan.

"Ya jangan dulu dong, bang. Masa Aya mau jadi janda muda...." jawabnya langsung di dengusi Ghi sebal.

Aya menatap jalanan dengan perasaan tenangnya, dimana ia menyadari satu hal...Bandung memang kota kembang, dengan banyaknya pepohonan rindang dan rasa sejuk yang diberikan di kala terik begini. Vibesnya cukup membuat ia merasa grogi beboncengan begini dengan Ghi, ditambah entah sejak kapan ia anteng menaruh tangannya di pinggang lelaki ini.

Pun dengan Ghi yang tak merasa keberatan.

Namun rupanya itu tak bertahan, perasaan, vibes dan suasana damai itu tak lama membuai Aya sampai ia ingat sesuatu.

"Abaangggg, Aya ada pertemuan ibu jam 1 siang ini!" ia melirik jam di pergelangan tangan yang menunjukan pukul 12.40 WIB.

Ghi melirik kaca spion, tanpa diduga sebelah tangannya terulur dan mengetuk kepala Aya, "nyusahin!"

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Miko Celsy exs mika saja

Miko Celsy exs mika saja

aya......km itu dimn2 langganan ke BK,sdh kena razia,skrng lupa sm pertemuan,ghi.....nti disaat km jauh sm aya km rindu loh,,,skrng iya ketus2 tp nti setlh beangkt tugas kali ini km bklan kangen aya,,teh shin.....gamn hak mau kangen sm nungguin up cm,,,seperti biasa ini tuh seru dan selalu menunggu klo gak up tuh ......sedihh gtu,trimakasij up nya🥰🥰🥰

2025-02-16

2

Munji Atun

Munji Atun

Sekarang aja lu bang ketus judes ntar klo ush terbucin" tau rasa 😝 Ya ntar klo abang"an kental manis udh jatuh cinta ama kamu kerjain aja pura" jual mahal 😍kyknya seru deh 😝semangat Ya bikin klepek " abang ikannya 😅ok mbak Shin mksh upnya ditunggu terus nextnya gpl yuuk semangat love you always💞🌺💖

2025-02-16

3

Tri Tunggal

Tri Tunggal

hedwhh ay....emang istri nackal kamu ay... 😂udah si bang karungin aja si aya lama lama jg gemeshh 😆😂
tp yg bikin kangen ya itu bang.... nackalnya istri kecil.... ntar klo g nackal lg malah bingung nanti bang 😅

2025-02-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!