18# Chaos

Ma, Aya kerja kelompok di rumah Riri.

Begitu ijin Aya tadi siang pada mama Rena. Namun sampai jam 5 sore, ia belum juga nampak batang hidungnya.

Aya tidak berbohong, siang tadi ia dan kawan-kawan memang mengadakan kerja kelompok. Tapi tidak sampai berjam-jam, tugas mereka sudah selesai, lalu sisanya mereka isi dengan bersantai, jajan dan ngobrol-ngobrol yang unfaedah sambil nunggu jam konser dimulai.

Yap! Kemarin, mereka akhirnya sepakat untuk membeli tiket nonton konser hari ini, hitung-hitung ngisi malam mingguan bareng temen-temen, mana dapet secangkir kopi free sebagai pembeli ke seratus pula! Nikmat Tuhan mana lagi yang mereka dustakan.

Tuttt----tuutt...

Dering ponsel itu tak terdengar. Jelas, sebab si empunya menulikan diri dengan menaruh ponsel di dalam tas sementara ia sendiri tengah berada diantara ratusan penonton yang memenuhi pelataran luas sebuah mall. Bahkan ia menyanyi bersama sambil jerit-jerit hanyut dalam euforia musik.

"Kita bikin romantis....yang paling romantisss!!!"

"Sambil bermain mata turun ke hati, hatinya jatuh!"

"Woooaaaahhhh!"

Kembali Yena dan Riri menjerit histeris memacu adrenalin Aya untuk ikut-ikutan berteriak, padahal lebay saja, mesti jerit-jerit. Toh yang di atas panggung itu artis bukan jambret kalung.

Alma sampai terkikik melihat betapa fanatiknya mereka.

Memang paling beda sih... kalo udah jalan bareng temen-temen. Aya sampai lupa waktu, bahkan tak ingat dengan konsekuensinya saat pulang nanti. Resiko marahnya mama Rena dan hukuman Ghi, juga, seolah lupa jika suaminya adalah jelmaan angkara murka.

Masa bodo lah! Toh sudah 2 hari belakangan, Ghi pulang larut terus kok! Entah pekerjaan apa yang ia lakoni, yang jelas Aya hanya cukup tau kalau Ghi adalah seorang penegak hukum, aparat penertiban massa, dah gitu aja!

Really? Aya bahkan tak ingat dengan tugas Ghi yang satu itu, dimana ia adalah seorang aparat penertiban massa, yang bisa saja ia ada disini, meskipun kemungkinannya kecil mengingat Ghi bukan satuan polisi PP.

Dan konser disini, bukan konser dengan tingkat resiko tinggi. Hanya saja----

"Ck. Kampungan...dipikir ini di hutan jerat-jerit gitu..." ucap sumbang penonton yang berada di samping keempatnya dengan wajah mencibir. Wanita dengan stelan tank top---celana cargo serta rambut yang di cat warna ungu dan merah persis terong dicabein. "Woy...berisik woyy..." kembali cibiran itu keluar sumbang dari mulutnya minta di stel.

Riri dan Yena saling pandang dengan Aya juga Alma, "kamu sih Ri, Na.." tuduh Alma, gadis berkacamata itu mengangguk sopan dengan senyum meringis tak enak pada wanita berwajah judes itu.

"Serah dong...toh sama-sama bayar tiket." Jawab Yena sengak, "ngga usah muna, tadi aja dia sama temen-temennya jerit-jerit kok."

"Yeee! Dibilangin malah ngeyel. Masih anak sekolah juga, berani lawan kaya ngga diajarin di sekolahnya.." balasnya mendelik sinis, kata-katanya itu tak bisa lebih mencecar dan pedas.

"Yuk gais cabut aja," bisik Alma memilih mengalah demi kesehatan jiwa dan raga, namun rupanya pilihannya tak sama dengan apa yang dipikirkan Yena serta Riri, toh sejak tadi wanita itu pun tak kalah menjeritnya dari mereka, bahkan ia dan gerombolannya merokok serta minum minuman yang diyakini bukan air mineral.

"Gue sama temen-temen cuma jerit-jerit doang, nah loe...apa kabar ngerokok sama minuman keras?" tunjuk Riri.

Dan Aya, hanya bisa menyimak saja tanpa berani angkat bicara, mengingat ia sadar diri jikalau dirinya cuma anak baru bukan akamsi. Seraya sesekali Aya menyesap kopi miliknya yang berada dalam genggaman, ia asik saja melihat perdebatan Riri dan Yena dengan wanita dan teman-temannya itu.

"Eeee....dibilangin malah nyolot! Anak mana loe! Beli tiket pake duit spp, loe?" cibir si wanita yang judesnya ngalahin ibukota itu.

Kepalan tangan Riri sudah amat keras, namun Alma kembali memberikan suara penyejuknya, "girls, udah yuk ah...ngga usah dimasukin hati, masukin kantong kresek aja terus dibuang."

Aya justru tertawa mendengar ucapan Alma. Namun, siapa sangka tawanya justru dianggap lain oleh wanita tadi bersama teman-temannya.

"An jinkk, ngeledek dia..." tuduh rekan lelakinya yang terlihat bermuka teler.

Praktis arah pandangan mereka melirik Aya yang seketika langsung terdiam mengatupkan mulutnya.

Aya menggeleng, mengelak, "bukan weyyy!" Alih-alih dipercaya, mereka yang terpengaruh minuman beralkohol justru mencekal tangan Aya dan hendak menghardiknya.

"Wo--wo..." Riri dan Yena praktis ikut bereaksi, sementara Alma sudah menjerit.

Aya yang sedari tadi diam, kini tak bisa lagi untuk berdiam diri, diam itu emas, nyatanya salah di situasi seperti ini!

Gerak refleks Aya yang memang seorang anak taekwondo begitu gesit nan tangguh.

Gerak elaknya jelas menepis dan menyentak tangan-tangan yang hendak menyentuhnya. Hingga memancing reaksi berlebih dari gerombolan wanita itu.

"Wahhh ngajakin berantem dia! Si alan..."

"Cewek sama cewek, ayamm!" Riri justru mengompori, memantik beberapa wanita disana kini maju dan bersiap menampar serta mencekal tangan Aya. Adegan berkelahi ini tak terelakan, memantik riuh di bawah yang memancing atensi dan datangnya pihak promotor serta security.

Suasana tak bisa lebih chaos lagi saat security bersama polisi yang bertugas mengamankan melerai penuh emosi.

"Celaka!" beberapanya yang kedapatan mabuk dan mengonsumsi obat-obatan hendak kabur, namun dengan sigap Aya menahan mereka, "eh mau kemana loe...mau kabur ya?!"

"Pak...mereka ngobat sama minum, pak!" tuduh Aya berseru diantara keramaian. Belum sempat kabur, polisi dan security yang mendengar seruan Aya serta melihat gelagat hendak kabur beberapa orang, refleks menangkap mereka terlebih dahulu.

"Udah...udah! Ini apa-apaan?! Kalian ikut kami!"

"Bikin gaduh suasana konser aja!"

"Tapi pak..."

"Apa aku bilang kan," Alma mele nguh frustasi, apa yang akan ia katakan pada mama papa, lalu, kapan ia bisa pulang? Kalau sampe ia disuruh menginap di kantor polisi, bagaimana? Alma hampir menangis, "gimana ini?? Aku ngga mau ditangkep polisi..."

"Mereka yang duluan, pak. Kita ngga salah...mereka jegal tangan temen saya..."

"Mereka pak, mereka sewot pake nendang sama mukul! Dia nih pak!" tunjuknya pada Aya.

Pembelaan demi pembelaan mewarnai ricuhnya acara yang seharusnya damai penuh cinta itu.

Aya bersama kawan-kawan digiring ke belakang, tepatnya tenda dimana pihak promotor dan security menjauhkan mereka dari area konser demi ketenangan dan kelancaran acara.

"Pak, mereka..."

"Pak jadi begini..."

Riri, Yena dan Aya sudah berbusa memberikan statement beradu argumen dengan pihak lawan diwarnai cibiran, hinaan dan bentakan sewot.

"Diem ya loe!" tunjuknya dengan jari.

"Eh loe yang diem!" Aya bahkan sampai berdiri dari duduknya dan menunjuk-nunjuk si wanita.

Belum lagi pihak polisi yang memperhatikan beberapa orang diantara mereka yang kedapatan mabuk dan mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Ghi baru saja sampai di rumah. Namun dari arah dalam, mama Rena sudah menyerbunya dengan perasaan khawatir.

"Ghi, Aya belum pulang..."

Lantas ia langsung menatap mama dengan kernyitan sewaktu melepas helmnya.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Munji Atun

Munji Atun

Biasanya dihukum dulu ntar nyesel belakangan klo dah tau kebenarannya 😇gitu ya bang 😅 tp Ya ntar klo udh gitu ngambek aja yg lama biar abang"an kental manis kelabakan 😝ok mbak Shin mksh byk udh up 😍 kangen banget lho sama Bocil kematiannya abang pol tetep semangat ditunggu terus nextnya gpl yuuk love you always💞🌺💖

2025-02-28

6

Tri Tunggal

Tri Tunggal

emhhh si aya bandell emang minta dicip oxx tuh bang....alesan kerkom ehhh malah ngelayabb...
hukum aja bang hukum 😂😂
ditaliin dipohon mangga ajelah bang biar di rang rangin /Chuckle/😂😂
g tau si mamah udah kawhatir nk gadisnya g pulang dr pagi, emang minta dijewer si aya 😁😄

2025-02-28

2

Syaff

Syaff

tenang Ghi tenang, kalem, ngopi dl, udah aku kirim secangkir kopinya yaa, habis ini baru cari istri kecilmu, okee, jangan galak2 nanti tambah cinta lhoo, wkwkwk .. yang dikangenin nongol juga, Alhamdulillah, trimakasih teh Sinn... 😍❤️

2025-02-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!