Lambaian tangannya melepas kepulangan ayah dan bunda. Rangkulan tante Rena resmi menjadikannya mojang priangan hasil usiran batavia.
"Nanti pasti betah, 99 persen orang pindahan ke Bandung tuh betah sama kota kembang..." ucap tante Rena tertawa renyah menatapnya dan mengajak Aya masuk.
Iya, dan yang 1 persennya gue....Aya mengernyit asin.
"Nanti lokasi sama atributnya dikasih sama koperasi sekolah ya, Ay.."
Aya mengangguk cepat, "Aya belum tau jalan atau mesti naik angkot apa ke sekolah, tan.." ujarnya mendadak be go. Jaman gini cacing kremi aja tau ojek online.
"Biar pesen ojol aja dulu, nanti hafalin tuh jalanannya. Nanti tantemu biar nyari ojek langganan buat Aya...atau mau dianter anak buah om dulu?" jawab om Sakti bertanya, Aya segera menggeleng, bermaksud tak ingin merepotkan.
Oh tolong ya! Ia anak mandiri keles! "engga usah om..."
"Oke. Anak mandiri...."puji om Sakti melengos ke arah teras samping bersama tas panjang berisi kail pancing dan peralatan memancing lainnya.
"Jadi ke Flores, pap?" tante Rena mengekor dengan membawa secangkir teh tubruk. Lelaki yang dinikahinya lebih dari 30 tahun ini memang menyukai teh tubruk ketimbang kopi.
"Jadi. Besok papa berangkat ya, ma. Sekarang kan udah ada Aya yang nemenin..." alisnya naik turun.
"Bawa oleh-oleh..." kelakar tante Rena.
"Om nugas ke Flores?" tanya Aya yang ikut mengekor persis pet dan kini berdiri di gawang pintu tepat di samping tante Rena, tempat semalam ia dan Ghi berdebat.
Gelengan om Sakti adalah jawaban mutlak, "engga neng. Om mau trip mancing...sama club mancing." Dan jawaban itu memancing oh besar di mulut Aya.
"Aya mau dibawain apa? Oleh-oleh khasnya? Baju?" tawar om Sakti melihat dirinya yang memainkan jemari lentiknya, "engga usah om, bawa ikan aja lah..." jawabnya mengundang tawa tante Rena, "plus batu karangnya?"
Kini Aya yang ikut tertawa.
**Krek**!
Ia menghitung dan memenuhi selongsong peluru pistol kesayangannya.
"Mancing mania nih malam ini!" Gavin ikut duduk, tak mau kalah dengan memeriksa persenjataan miliknya.
"Kelas kakap bro, bandar dari Malay..." kekehnya lagi tertawa renyah. Sejak mengikuti akpol, ia dan Ghi selalu ditakdirkan berdua, hingga kini keduanya sama-sama bertugas di tempat dinas dan unit yang sama. Jodoh sebenarnya...
Ghi mengangguk singkat mengiyakan meski fokusnya tetap pada senjata berkaliber miliknya, "masalah sama Rania udah selesai? Jangan lu bawa-bawa waktu dines, Vin."
Gavin berdecih, "kagak lah! Gue sama Rania udah baikan...udah aman juga."
Ghi menggeleng dengan kisah percintaan temannya yang sudah *main kejauhan* itu, "halalin Vin, kasian anak orang lo gituin. *Be gentle, bro*.."
Gavin tersenyum getir, "otewe Ghi. Restu bapaknya masih gamang, bukan karena gue ngga mau." Kini ia menyudahi memeriksa senjata dan lebih memilih menatap lurus nan jauh ke depan, seolah sedang risau akan sesuatu.
"Kalo gitu lo stop lakuin hal itu sama Rania, lo berdua belum halal." Ghi menaruh senjata miliknya dan menepuk pa ha Gavin keras.
Gavin justru tertawa renyah, "susah bray, *don't worry brother*, gue tau apa yang mesti gue lakuin...lo sendiri gimana, usia segini pedang udah siap buat nyari sarung...jangan mikirin karir terus, keburu tumpul...giliran gue lagi sama Rania, lo cuma sama motor..." gelaknya menaik turunkan alis dengan menatap ke arah celana Ghi.
Ghi menggeleng, "ngga usah mikirin gue. Rania tuh! Kalo lo khilaf, terus jadi...lo pusing sendiri." cibirnya lagi.
"Justru lebih gampang, Ghi...bapaknya ngga ada alasan buat nolak lagi gue," ia tertawa lebih keras dan memancing Ghi untuk menonjok bahunya keras, "tapi image lo bank sat, Vin."
**Tap--tap---tap**...
Seseorang berdiri di ambang pintu yang memang tak tertutup, "lapor, Iptu Al Ghifari dan Iptu Gavin, diminta menghadap komandan sekarang..."
"Siap!"
///
"Neng, makan!" panggil tante Rena memenuhi setiap sudut ruang makan dan tengah di sela-sela tontonan yutup Aya.
"Oke, tante!" ia langsung beranjak dari sofa, meninggalkan bantal sofa yang semula di atas pangkuan.
Nyatanya om Sakti sudah mencuri start duluan dan hampir menghabiskan setengah isian piringnya, "emhhh, ngga kaci lah! Om udah abis setengah piring lagi!" Aya mengambil duduk di kursi samping omnya itu.
"Emang nih! Om Sakti kamu nih paling gercep masalah makan. Perutnya makin gede, mau dapet surat peringatan tuh dari tempat dinas....aparat ko perutnya buncit..." Setuju istrinya.
Om Sakti menggeleng dalam senyumnya, "udah mau pensiun, ngga mungkin ditempatin di lapangan buat ngejar kriminal. Lagian udah tua gini, waktu udah mepet mepet sama kematian, apalagi kalo bukan nikmatin sisa hidup..." jawabnya enteng. Aya terkekeh mengangguk setuju, "setuju!" sementara tante Rena sudah menyarangkan tepukan kasarnya di lengan sang suami, "ngomong tuh kemana aja!"
"Eh, tapi bener loh tan...umur om kan udah usia pensiun ya...hidup itu untuk dinikmati karena cuma sekali..."
"Tos?!" tangan berlumur sambal terasi itu terangkat mengudara untuk bertos ria dengan Aya, namun Aya hanya tertawa, "ogah! Tangan om sambel semua!"
Tante Rena tertawa renyah bersamaan dengan tawa menggelegar om Sakti, "dateng kamu rumah jadi rame! Om ada temen ngga warasnya..."
Aya hanya mengulas senyumannya sembari menyendok nasi beserta lauknya, kemudian tatapannya mengedar menyadari sesuatu, "biasanya sepi ya, om?" om Sakti mengangguk dalam diam, "sepi. Apalagi kalo om pergi trip mancing ditambah Ghi nugas, makin aja sepi...tante cuma bareng si bibi...kalaupun ada Ghi, Aya kan tau sendiri...Ghi orangnya ngga rame...cool." Akui tante Rena.
Aya mengangguk-angguk mengerti, emang rumah ini tuh gede tapi kaya kuburan, salah satu penghuninya pun persis vampir! Ia terkikik sendiri, "emangnya bang ikan---" Aya menggeleng meralat, "maksudnya bang Ghi belum ada niat mau kawin?"
"Nikah maksudnya, tan..." ia nyengir sementara om Sakti sudah cengengesan.
Tante Rena hanya mencebik bila mengingat topik pernikahan, cucu, seolah itu adalah impian yang masih jauh dimata, "jangankan nikah...ngomongin cewek aja ngga pernah...katanya masih mau ngejar karir...dulu pernah ada yang deket, temen sma-nya, udah jadi dokter pula, berjilbab...tapi ngga tau ngga ada kabar beritanya lagi, katanya hubungannya ngambang..." ujar tante Rena.
Aya tertawa, "ngambang kaya ee..."
Om Sakti tersedak memancing rasa terkejut Aya, "eh maaf, om...Aya ngga maksud..." justru kini tante Rena yang tertawa.
Aya kembali mengangguk, "emang iya sih, tan...bagusnya laki-laki tuh punya karir cemerlang dulu, masalah pendamping nanti juga ngikutin...cewek mana sih yang ngga mau sama laki-laki mapan, berduit, punya jabatan...jaman sekarang tuh apa-apa uang..."
"Tos lagi?!" pinta om Sakti, "ini baru anak om! Jangan mau dibodo hin sama yang namanya cinta...apa itu cinta, *cileuh dina mata*?" (**belek di mata**)
Aya menyemburkan tawa sekaligus beberapa nasi di mulutnya sementara tante Rena sudah menepuk pundak suaminya kencang, "si papah ih! Minum neng, minum...si om jangan di dengerin, menyesatkan..." desisnya.
"Ye...emang bener kan, coba mama kalo papa ngga punya kerjaan, ngga punya jabatan, ngga punya duit, apa mau...dinikahin sama papa cuma karena papa punya cinta? Apa lamaran papa diterima bapak kalo papa cuma bawa cinta dikresekin plastik?" tanyanya mendikte dan memancing dengusan nyinyir tante Rena dan tawa renyah Aya.
Fix, sepertinya ia adalah anak yang tertukar, sepertinya om Sakti adalah ayah kandung Aya dan ayah adalah papa kandung bang ikan.
"Bang Ghi belum pulang ya, tan? Kalo Aya ngga salah denger dari tadi pagi kan ya?"
"Iya. Jam 2 malem..." diangguki tante Rena.
"Ya begitu tuh, Ay. Abdi negara tuh jam tugasnya kadang ngga tentu. Terkhusus Ghi yang berada di unit khusus, kalo ada kondisi darurat atau mendesak yaaa...mau ngga mau mesti mau nugas."
Aya mengangguk-angguk ke sekian kalinya. Ia meneruskan makannya dengan sesekali menatap kursi kosong di samping tante Rena.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Diah_Kustantie ✨💛
Om sakti sama kaya TEMAN MALAM JUMAT(suami) ku suka nya teh tubruk karena punya harum ciri khas dibanding kopi & teh gelap celup wkwkwk
2025-02-12
1
Linda Raiyos
itu bnr bngt, mk ny klu punya pasangn abdi negara ad enak tp tp ad jg gak enak nya.
2025-02-06
3
Tri Tunggal
bang ghi nungguin kamu kayaknya ay,makanya g nikah nikah 😁😄
2025-02-06
2