Catalina menggenggam tangan kakaknya yang mengernyit ketika rasa sakit kembali mendatanginya. Marilyn menggigit bibir menahan jeritan yang ingin keluar dari mulutnya. Ia tidak ingin menjerit seperti wanita histeris di depan dokter Luigi yang membantunya melahirkan.
"Sedikit lagi, Marilyn ...." Dokter Luigi memberikan senyum penuh semangat pada ibu muda yang masih mengernyit itu, dan setelah satu rasa sakit yang panjang dengan remasan kuat di tangan Catalina yang menggenggam tangannya, bayi laki-laki itu akhirnya keluar dan menangis kencang.
Catalina dan dokter Luigi tersenyum satu sama lain. Catalina segera membantu membersihkan dan memotong tali pusat keponakannya. Inez, seorang perawat lain membantu dokter Luigi merapikan dan merawat Marilyn, Catalina meninggalkan mereka yang masih harus membantu melahirkan placenta bayi Marilyn.
Bayi laki-laki itu masih menangis kencang, membuat Catalina tersenyum sambil membersihkannya. Ia segera membungkus keponakannya itu dengan selimut lembut dan kembali membawanya pada Marilyn. Catalina bermaksud meletakkan bayi tersebut ke dada Marilyn agar ibu baru itu bisa memeluknya. Namun Marilyn mengernyit dan mengangkat tangannya menghentikan Catalina.
"Bawa saja dia, Lina ...." Marilyn memalingkan wajahnya dari bayi yang diulurkan Catalina. Dokter Luigi dan inez yang membantu membersihkan Marilyn tampak berpandangan, kemudian memandangi Catalina yang memeluk bayi mungil itu.
"Apa kau tidak ingin menggendongnya, Mary? Walaupun hanya sebentar? " Catalina menahan kesedihan dalam suaranya. Gelengan cepat dari kepala Marilyn membuat Catalina menarik napas panjang. Ia segera meninggalkan tempat itu dan kembali meletakkan keponakannya ke dalam box di ruang bayi.
"Jangan bersedih Leon. Aku akan menyayangimu menggantikan ibumu ...." Catalina berbisik tanpa menyadari dokter Luigi yang telah berdiri di dekatnya.
"Jadi kau berbohong dengan mengatakan akan ada orang tua asuh untuknya." Suara dokter Luigi membuat Catalina terlonjak. Ia memandangi laki-laki yang balik menatapnya dengan tajam.
"Katakan padaku ... apakah bayi ini alasan kau menolak ikut denganku ke Eliza Hospital?" Dokter Luigi masih berdiri menunggu dan Catalina tahu ia harus memberikan jawaban agar Luigi tidak mencecarnya.
Ia memang sudah menolak penawaran laki-laki itu untuk ikut pindah ke kota tempat pusat rumah sakit keluarga Luigi berada. Eliza Hospital memberikan tantangan dan penghasilan yang besar, Catalina sangat ingin mencobanya. Tetapi bagaimana dengan Leon?
"Kau benar, Dok. Aku tidak dapat meninggalkan Leon di sini. Jika aku tetap di sini, aku bisa mengasuhnya sambil bekerja."
Luigi mengernyit. "Jika itu alasanmu, maka kau juga bisa melakukannya di Eliza. Ada fasilitas penitipan anak di Eliza untuk ibu-ibu yang bekerja di tempat itu. Kau bisa menitipkannya ketika bekerja dan mengambilnya kembali setelah pulang."
Catalina menoleh terkejut.
"Benarkah? " tanyanya penasaran. Dokter Luigi tersenyum.
"Seharusnya kau mengatakan semua masalahmu padaku, tapi kau malah menyimpannya sendiri."
Catalina tersenyum lebar pada dokter Luigi.
"Terimakasih, Dok. Aku benar-benar akan memikirkannya, dan aku akan meneleponmu sesegera mungkin ketika aku memutuskan akan berangkat ke sana. Tentunya setelah aku dan Leon saling menyesuaikan diri."
"Katakan jawaban pasti, Catalina. Bahwa kau akan datang ke Eliza ... waktunya bisa kau tentukan sendiri." Dokter Luigi tampak menunggu dan memasukkan kedua tangannya ke dalam jas dokternya. Ia sebenarnya sangat berharap jawaban Catalina berubah. Seharusnya beberapa minggu lalu ia sudah harus pergi, namun jawaban Catalina yang mengatakan tidak akan ikut bersamanya membuat Luigi membatalkan rencananya untuk pulang. Ia mencari akal agar bisa membujuk gadis itu.
Luigi tahu ia tidak dapat melakukan apapun terhadap keputusan orang tuanya yang telah menentukan gadis yang akan ia nikahi. Tapi mereka tidak dapat mengendalikan hatinya juga kan ... ia akan puas jika dapat melihat Catalina setiap hari di Eliza.
"Baiklah, Dokter. Aku akan datang ke Eliza. Setelah semua keadaan menjadi normal dan Leon sudah menyesuaikan diri denganku, maka aku akan meneleponmu."
Jawaban tegas itu membuat Luigi bernapas lega. Ia mendekat ke box Leon sambil tersenyum.
"Namanya Leon?"
Catalina mengangguk. "Leonard Seymor."
Luigi terdiam, nama keluarga Catalina. Berarti ayah bayi ini tidak mengakuinya.
"Kau beruntung baby Leon. Kau punya seorang bibi yang akan menjadi ibumu. Dia akan jadi ibu yang hebat."
Mata Catalina berkaca-kaca mendengar penuturan Dokter Luigi.
"Terimakasih, Dok," ucapnya parau.
**********
Catalina sangat menikmati peran barunya sebagai ibu. Para suster di panti banyak membantunya menjalankan peran itu. Mereka juga yang mengasuh Leon, ketika Catalina harus pergi bekerja ke klinik.
Marilyn sudah tidak tampak batang hidungnya lagi. Segera setelah uang kompensasi yang ia minta di transfer ke rekeningnya, wanita itu langsung pergi menghilang. Sedikitpun ia tidak berminat untuk melihat Leonard. Kekecewaan Marilyn karena ditinggalkan dan dicampakkan kekasihnya membuatnya dengan segera melupakan baby Leon.
Hari-hari Catalina sangat bahagia melihat perubahan keponakannya yang makin besar, sudah dua bulan dan baby Leon menjadi bayi montok yang ceria dan lucu. Siapapun yang melihatnya akan kagum dan memuji ketampanannya. Catalina tersenyum karena keponakannya sungguh tahu cara memikat para wanita agar mau menggendongnya dan menciumnya gemas.
"Suster Rebbeca, berikan dia padaku." Catalina mengulurkan tangannya dan disambut baby Leon dengan tersenyum. Bayi itu bergerak-gerak, tangan dan kakinya diacungkan ke depan, seolah berharap agar Catalina cepat-cepat menggendongnya.
"Kau baru pulang, Lina. Istirahatlah terlebih dahulu." Suster Rebecca tersenyum ketika Catalina tetap mengambil keponakannya dan menggendongnya.
"Ayo, Leon sayang, kau merindukan Mommy kan." Catalina mencium pipi montok Leon.
"Apakah kau sudah mengambil keputusan, Lina?" Suster Rebecca tiba-tiba bertanya. Membuat Catalina menoleh dan mengangguk pada suster itu.
"Ya, suster. Aku sudah memutuskan akan pergi mencobanya."
"Kau tetap akan membawa Leon?"
"Ya. Dia akan baik-baik saja, Suster. Dokter Luigi sudah memastikan ada tempat penitipan untuknya ketika aku bekerja."
"Kami akan merindukanmu." Suster Rebecca menarik napas panjang. Catalina segera mendekatinya dan mencium pipi wanita tua itu.
"Doakan kami baik-baik saja Suster. Aku ingin sekali mencoba bekerja di rumah sakit besar itu."
Catalina mendapatkan anggukan dari wanita itu.
"Tentu anakku ... kami akan mendoakanmu dan juga Leon."
**********
Dering handphone membuat Catalina yang tengah bermain dengan Leon di atas ranjang mengalihkan perhatiannya. Nama dokter Luigi yang tertera di layar membuat senyumnya mengembang.
"Halo, Dok," sapa Catalina.
"Halo, Catalina. Bagaimana perkembangannya? Kapan kau berangkat?" Suara Luigi terdengar mendesak. Ingin tahu kapan Catalina berangkat agar bisa cepat melihat gadis itu lagi.
"Beberapa hari lagi aku pergi, Dok. Tidak usah repot menjemput, dan terimakasih sudah mencarikan tempat untukku tinggal di sana nanti."
"Ck, itu sudah seharusnya. Aku juga sudah mendaftarkan nama Leon di tempat penitipan khusus bayi di rumah sakit ini."
Catalina tersenyum,dokter Luigi sudah memikirkan segalanya.
"Terimakasih, Dok. Sampai jumpa di sana nanti."
"Ya ... sampai jumpa, Catalina." Lalu sambungan itu terputus. Catalina memandangi koper yang akan dibawanya nanti ketika berangkat, sebelum akhirnya kembali mencium Leon .
"Akan ada hidup baru untuk kita di sana nanti, Leon. Mommy harap kau akan menyukainya."
perkataannya disambut suara lembut Leon, seolah mengerti apa yang baru saja Catalina ucapkan padanya.
N E X T >>>
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
RahaYulia
kya lg nnton film telenovela....
2024-02-24
1
lili
suka ceritanya
2024-02-20
0
Ney Maniez
😔😔
2023-02-26
0