Episode 16

"Apa aku datang di waktu yang tidak tepat?" tanya Melisa dengan gugup.

"Kamu datang di waktu yang tepat," balas Jonathan, ia kembali berlagak seperti Stevin. "Cepat ke sini dan suapin sahabatmu," titahnya.

Melisa menutup pintu ruangan kemudian melangkah masuk dan duduk di sofa.

"Jika kalian ingin berbohong ya silahkan saja, asalkan aku sudah tahu" ujar Melisa dengan santai.

"Maksud kamu?" tanya Elina tak mengerti

"Aku bukan anak kecil, Elina. Orang bodoh pun akan tahu jika menyaksikan suasana tadi," kata Melisa kemudian menatap Elina dan juga Profesornya. Karena Melisa sudah tahu maka Jonathan kembali menyuapi istrinya, Melisa hanya dapat menyaksikan pemandangan indah dihadapannya itu.

"Mel, apa kamu tidak ke Kampus?" tanya Elina saat ia sudah selesai makan.

"Jam 11, Elin. Pagi ini tidak, karena Prof Stevin, upss maksudnya Prof Jonathan tidak masuk" kata Melisa tersenyum.

"Jika di Kampus nanti, bersikaplah seperti yang lalu-lalu. Dan ingat! Jangan panggil aku dengan sebutan Jonathan," ujar Jonathan pada Elina dan juga Melisa.

"Siap, Prof" balas Elina dan Melisa bersamaan.

Jonathan menggeleng kepala menyaksikan dua wanita yang terlihat seperti kembar, kembar bukan karena fisiknya tapi karena sikapnya. Waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi, Melisa pun pamit untuk ke Kampus.

----------------

Harvard University

Melisa duduk seorang diri di Kantin. Ia melipat kedua tangannya di meja lalu menenggelamkan kepalanya di sana.

"Tumben sendiri," terdengar suara dari arah belakang tempat duduk Melisa.

"Elina di mana?" tanya Ibu Kantin.

"Elina sakit, Bu. Aku galau duduk sendiri," ujar Melisa sambil memajumundurkan bibirnya.

"Boleh aku duduk di sini?" tanya seseorang yang baru saja datang. Melisa mendongak menatap pria yang sedang meminta izin untuk duduk di kursi kosong yang ada di depannya.

"Apa aku mimpi!" gumam Melisa dengan pelan.

"Boleh?" tanya pria itu lagi.

"Silahkan, Prof" Melisa mempersilahkan Prof Alnero untuk duduk. Melisa yang begitu membenci Prof Alnero membuatnya enggan untuk mengajaknya bercerita. Ia benci bukan karena sikapnya yang dingin tapi karena tugas yang Prof Alnero berikan selalu di luar dugaan.

"Kemana temanmu yang baik itu?" tanya Prof Alnero berbasa basi.

"Sakit," jawab Melisa singkat.

"Oh," hanya kata itu yang keluar dari mulut Prof Alnero.

"Sikap dinginnya kembali lagi," batin Melisa.

Sekalipun Melisa duduk berhadapan dengan Prof Alnero tapi tetap saja ia merasa galau karena tidak ada teman yang bisa ia ajak bercerita.

"Buk, aku ke Kelas dulu ya...!" Melisa sedikit berteriak ke Ibu Kantin yang jaraknya agak lumayan jauh dari tempat duduknya.

"Duduk dan temani aku sampai jam 11," titah Prof Alnero.

"Prof meminta siapa untuk duduk?" tanya Melisa memastikan.

"Yang duduk denganku siapa?" Prof Alnero kembali melontarkan pertanyaan.

"Ah iya, Prof" balas Melisa kembali duduk.

"Tuh kan, diam lagi" batin Melisa dengan kesal. Melisa menatap Prof Alnero, "Ganteng tapi bikin jengkel," gumam Melisa kemudian menyandarkan kepalanya di meja.

"Apa katamu!" Prof Alnero menatap tajam Melisa.

"Aku tidak mengatakan apa-apa," elak Melisa.

"Sekarang kamu masuk ke dalam Kelas, aku tidak mau melihatmu terlambat lagi." Prof Alnero berdiri lalu pergi meninggalkan Melisa.

"Kalau tidak bisa bilang terimaksih setidaknya jangan galak..." teriak Melisa dengan kesal.

Prof Alnero berbalik menatap Melisa, ia menggelengkan kepala melihat sikap Melisa yang menurutnya lucu tapi ngeselin.

Di dalam Kelas, Melisa membuka buku Oftalmologi. Ia membaca dihalaman yang akan dibahas di waktu itu. Hampir 10 menit membaca buku, ia mendengar suara yang begitu familiar.

"Buka buku kalian di halaman 122-130. Aku rasa kalian sudah membacanya di rumah. Silahkan tanyakan apa yang kalian tidak mengerti," jelas Prof Alnero.

Tidak ada yang mengangkat tangan, menandakan semua Mahasiswa di Kelasnya paham. "Oke baiklah, aku punya tugas untuk kalian. Pelajari semua yang ada di halaman 131 sampai 135, dua hari ke depan masing-masing dari kalian maju untuk menjelaskan apa yang dibahas di halaman 131-135, menjelaskan tanpa melihat buku" ujar Prof Alnero.

"Iya, Prof."

"Apa dia berencana membunuh kami secara perlahan-lahan!!" batin Melisa.

"Melisa, ikut aku ke ruanganku." titah Prof Alnero.

"Apa aku membuat kesalahan, Prof?" tanya Melisa. Ini kali pertama Prof Alnero memintanya ikut ke ruangannya.

"Sampai di ruanganku baru kamu akan tahu kamu buat kesalahan atau tidak!" ujar Prof Alnero kemudian ke luar dari Kelas.

Ilusi Prof Nasir

Pria yang memiliki nama lengkap Alnero Natzir Aleka, adalah seorang profesor muda yang memiliki hubungan keluarga dengan Prof Stevin. Alnero tidak suka bekerja di Perusahaan, itulah sebabnya ia memilih bekerja sebagai Dosen sesuai jurusan yang ia ambil saat kuliah.

Melisa memasukan ponsel dan buku-bukunya ke dalam tas, kemudian keluar menuju ruangan Prof Nasir. Melisa mengetuk pintu ruangan Prof Alnero.

"Masuk..." terdengar sahutan dari dalam ruangan.

Kreek... suara pintu terbuka.

"Silahkan duduk," ujar Prof Alnero mempersilahkan Melisa untuk duduk.

Bukannya menjelaskan tujuannya meminta Melisa masuk ke ruangannya tapi Prof Alnero malah keasikan menelepon. Hal itu membuat Melisa semakin kesal. "Dia pikir aku ini benda mati!!" batin Melisa dengan kesal.

Hampir 10 menit Melisa menunggu namun Prof Alnero masih dengan kegiatannya. Melisa yang sedari tadi menahan marah memberanikan diri untuk ke luar.

"Mau ke mana kamu...!" bentak Prof Alnero saat melihat Melisa hendak memegang gagang pintu.

"Mau pulang," jawab Melisa santai tapi santai hanya sekedar di mulut. Dalam hatinya ia begitu ingin mencakar wajah Prof Alnero.

"Aku tidak memintamu untuk ke luar," kata Prof Alnero menatap tajam Melisa.

"Apa Prof pikir aku ini benda mati! Aku menunggu sudah hampir 10 menit, dan untuk apa aku di sini." hardik Melisa. Ia tidak perduli lagi dengan siapa lawan bicaranya.

Prof Alnero mendekat, Melisa kembali takut melihat wajah Prof Alnero seakan menahan amarah. "Prof mau apa?" tanya Melisa dengan gugup.

"Duduk atau kamu akan menyesal telah melawanku!!" kata Prof Alnero menekan kalimatnya.

Melisa berjalan menuju tempat duduk yang ada di dalam ruangan Prof Alnero. Ada bulir air mata yang siap untuk menetes membasahi wajahnya. Ia begitu takut saat melihat Prof Alnero seakan ingin membunuhnya.

"Apa betul kamu keberatan dengan tugas-tugas yang selalu aku berikan pada kalian?" tanya Prof Alnero sambil menatap tajam Melisa.

Melisa memainkan jari jemarinya, ia begitu takut. Saking takutnya ia tidak berani menatap wajah Prof Alnero.

"Jawab Melisa!!" bentak Prof Alnero.

"Ma... maafkan aku, Prof" kata Melisa. Air matanya berhasil jatuh membasahi pipinya.

"Maafkan aku, Prof. Hikz, hikz hikz" lagi-lagi Melisa meminta maaf.

Alnero mengusap wajahnya dengan kasar.

"Keluarlah" titah Nazir.

Melisa berdiri dengan tubuh gemetar, langkahnya terhenti saat Prof Alnero tiba-tiba menarik tangannya.

.

.

.

.

.

Bersambung.

Yang baru mampir jangan lupa rate 5nya 😊 Kalau lupa tap jempol jangan berat hati untuk kembali ke Ep yang belum di tap 😁😁

Terpopuler

Comments

Vinna_hot mommy

Vinna_hot mommy

hadeehhh....cowok cantik lagi ...

2021-09-25

0

Rini Widyaningsih

Rini Widyaningsih

Visual Nasir sebelas dua belas sama visual Stevin.......guanteng

2021-01-12

1

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

LIKE pembaca setia

salam dari PENDEKAR TAK PERNAH KALAH,

Novel silat Nusantara, Romantis dan penuh aksi

2020-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Pengumuman lagi
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Promo Novel
49 Promo Novel
50 Episode 47
51 Episode 48
52 Episode 49
53 Episode 50
54 Episode 51
55 Episode 52
56 Episode 53
57 Episode 54
58 Episode 55
59 Episode 56
60 Episode 57
61 Episode 58
62 Episode 59
63 Episode 60
64 Episode 61
65 Episode 62
66 Episode 63
67 Episode 64
68 Episode 65
69 Episode 66
70 Episode 67
71 Episode 68
72 Episode 69
73 Episode 70
74 Episode 71
75 Episode 72
76 Episode 73
77 Episode 74
78 Episode 75
79 Episode 76
80 Episode 77
81 Episode 78
82 Episode 79
83 Episode 80
84 Episode 81
85 Episode 82
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Pengumuman lagi
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Promo Novel
49
Promo Novel
50
Episode 47
51
Episode 48
52
Episode 49
53
Episode 50
54
Episode 51
55
Episode 52
56
Episode 53
57
Episode 54
58
Episode 55
59
Episode 56
60
Episode 57
61
Episode 58
62
Episode 59
63
Episode 60
64
Episode 61
65
Episode 62
66
Episode 63
67
Episode 64
68
Episode 65
69
Episode 66
70
Episode 67
71
Episode 68
72
Episode 69
73
Episode 70
74
Episode 71
75
Episode 72
76
Episode 73
77
Episode 74
78
Episode 75
79
Episode 76
80
Episode 77
81
Episode 78
82
Episode 79
83
Episode 80
84
Episode 81
85
Episode 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!