Episode 9

Jangan lupa tap 👍👍

Bintang ⭐⭐⭐⭐⭐

Serta Vote dan ❤❤

Happy reading

------------

Angin bertiup riuh, rasa dingin menusuk, menembus tubuh yang serasa panas karena alkohol. Muntahan Elina memecah keheningan malam. Stevin merasa kasihan melihat Elina yang kini berantakan.

"Uwwuak..." Elina muntah di dalam mobil Stevin. Melisa yang menyaksikan itu membuatnya takut. Ia takut Stevin akan marah.

Stevin menambah laju kecepatan mobil menuju Apartemen Melisa. Hampir 15 menit perjalanan, mereka pun sampai. Melisa turun dari mobil, saat ia hendak menuntun Elina untuk turun, Stevin mencegahnya.

"Kamu masuk saja, biar aku yang mengurus Elina" ujar Stevin pada Melisa.

"T-- tapi," ucapan Melisa terpotong.

"Tidak ada tapi-tapian. Aku yang akan menjelaskannya pada Jonathan," sambung Stevin.

"Baiklah, Prof." Melisa berjalan masuk ke dalam gedung Apartemen.

Kendraan roda empat milik Stevin perlahan bergerak meninggalkan Apartemen menuju jalan raya. Stevin tersenyum melihat Elina yang seperti anak kucing. "Kamu cantik, tapi bawel. Baik tapi suka ceroboh," gumam Stevin.

"Jonathan," Elina menyigau.

Stevin tersenyum saat mendengar Elina menyebut nama Jonathan. "Kamu belum melihatnya tapi sudah merindukannya," ujar Stevin dengan senyum.

"Jonathan, aku pastikan kamu akan memohon maaf padaku!!" ujar Elina saat membuka mata, ia masih merasa pusing.

"Uwwuakk..." Elina kembali muntah.

"Wanita macam apa kamu ini!" ujar Stevin dengan geram. Stevin memakirkan mobil di depan rumahnya yang sangat mewah bak istana. Ia turun dari mobil menuju pintu mobil sebelahnya. Tanpa izin, Stevin mengangkat tubub Elina membawanya masuk ke dalam rumah.

"Apa itu calon istri Tuan Jonathan" gumam seorang pelayan saat melihat Stevin menggendong Elina membawanya masuk ke dalam kamar.

"Mungkin saja," ujar pelayan yang lain.

"Cepat bantu aku untuk mengganti pakaiannya" pintah Stevin.

"Iya Tuan muda," balas seorang pelayan.

Stevin menarik nafas, menghembuskannya dengan kasar. "Dia sangat berat!" umpat Stevin.

"Bik, tolong ganti bajunya" pintah Stevin kemudian keluar dan duduk di ruang kerjanya. Waktu menunjukan pukul 1 malam, Stevin beranjak dari tempat duduknya lalu masuk ke dalam kamar untuk beristrahat.

"Selamat tidur" kata Stevin mengelus rambut Elina. "Kamu hanya akan menjadi milik Jonathan seorang" batin Stevin, kemudian ke luar dari kamar Elina.

Pagi hari

Kediaman Jonathan Javelis.

Elina mengerjap, merenggangkan tangannya kebelakang. Ia melihat disekeliling, dan betapa terkejutnya Elina saat melihat kamar yang kini ia tempati. "Aku di mana?" gumam Elina. "Dan pakaianku? Kenapa aku bisa memakai baju ini, ini bukan bajuku." Elina terlihat panik.

Kreeek... suara pintu terbuka.

"Nona, silahkan mandi dan bersiap-siaplah untuk ke Kampus. Pakaian anda ada di dalam lemari" kata seorang pelayan wanita.

"Permisi, apa aku boleh bertanya?" tanya Elina. Berharap pelayan tersebut mengangguk.

"Apa yang ingin Nona tanyakan?" pelayan itu balik bertanya.

"Aku di mana sekarang dan ini rumah siapa?" tanya Elina hati-hati.

"Nona berada di rumah milik keluarga Jonathan," jawab Rania, pelayan yang sedari tadi berbicara dengan Elina.

"Apa!!" Elina terlihat nampak terkejut, ia belum siap bertemu dengan tua bangka yang bakalan menjadi suaminya.

"Jonathan kan masih di Luar Negri," batin Elina.

"Saya permisi dulu, Nona" pamit Rania.

Elina bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, hampir 10 menit berada di dalam kamar mandi Elina pun keluar dengan handuk yang kini dililit ditubuhnya. "Ini pastih ulah Prof Stevin!!" umpat Elina dengan geram.

Elina membuka lemari, memilih baju di dalamnya untuk ia kenakan ke Kampus. Tak membutuhkan waktu lama, ia pun selesai dengan aktivitasnya di kamar. Elina berjalan ke luar menuruni anak tangga.

"Nona, sarapan dulu" kata seorang pelayan wanita saat melihat Elina hendak keluar rumah.

"Tidak perlu repot-repot, Bi. Aku bisa sarapan di Kampus," balas Elina dengan ramah.

"Kamu mau duduk makan atau aku laporkan kelakuanmu semalam pada Jonathan!!" Stevin mengancam Elina.

"Jangan Prof," ujar Elina memohon.

"Cepat duduk dan makanlah," kata Stevin sambil duduk di kursinya.

"Dasar manusia yang suka mengancam!!" gerutu Elina dengan pelan namun masih bisa didengar oleh Stevin.

"Apa katamu?" tanya Stevin membulatkan mata.

"Tidak, aku tidak mengatakan apa-apa" kata Elina tersenyum canggung.

"Kamu mau ke sini untuk sarapan atau aku yang ke situ menyeretmu ke sini?" tanya Stevin dengan geram.

"Baiklah, Prof." Elina melangkahkan kakinya menuju meja makan yang ukurannya sangat besar. Semua pelayan yang menyaksikan pertengkaran keduanya dibuat menggeleng disertai senyum.

Di meja makan, hanya bunyi sendok yang terdengar. Elina melirik Stevin yang makan dengan lahap. "Jangan lama-lama melirk, jatuh cinta baru tahu rasa!!" ujar Stevin saat ia sudah selesai dengan sarapannya.

"Bukan tipe priaku," kata Elina dengan santai.

Stevin tersenyum sinis saat mendengarnya, "Apa pria buncit tipe priamu" ledek Stevin.

"Bukan urusan, Prof!" ketus Elina kemudian ke luar untuk mencari Taxi.

Stevin mengikuti langkah kaki Elina, ia membiarkan Elina jalan kaki. Stevin masuk ke dalam mobil lalu menyalakan mesin mobilnya. Mobil Lamborghini warna hitam perlahan bergerak menjauh dari pekarangan rumah. Stevin melewati Elina, menatap Elina dari kaca spion mobil.

"Ayo naik," ujar Stevin.

"Tidak perlu Prof, ini sudah dekat dengan jalan raya." Elina merasa sikapnya terlalu kasar, itu sebabnya ia mulai bersikap baik.

"Kamu mau naik atau," ucapan Stevin terpotong.

"Aku naik," sambung Elina tersenyum.

Sikap keduanya tidak bisa dimengerti, kadang mereka akur kadang mereka bertengkar. Elina tidak menyangkah sikap Prof Stevin akan seaneh itu. Saat mereka di Jerman Stevin begitu terlihat baik namun saat mereka di New York, sikap Stevin kembali seperti semula. Bahkan kata maaf yang pernah Stevin ucapkan saat Elina menabraknya menghilang entah kemana.

"Kenapa Prof Stevin sangat menjengkelkan!" batin Elina. "Aku suka sikapnya saat dia belum memberitahu hubungannya dengan Jonathan,"

"Jangan suka melamun! Jonathan tidak suka wanita yang suka melamun," Stevin membuyarkan lamunan Elina.

"Benarkah," kata Elina tak percaya. "Ada ya pria tua seperti itu" ujarnya.

"Jangan khawatir, aku tidak akan memberitahu Jonathan tentang kelakuanmu semalam." Stevin mencoba untuk kembali bersikap baik.

"Aku tidak akan melarang Prof untuk melapor pada Jonathan, aku siap menerima konsekuensinya" kata Elina.

"Apa kamu yakin?" tanya Stevin memastikan.

"Aku belum pernah melihatnya, bahkan mendengar suaranya pun belum pernah. Bagaimana pun rupanya, dia tetaplah pria baik menurutku" ujar Elina menatap ke depan.

"Prof, turunkan aku dipersimpangan jalan. Aku tidak mau orang-orang berpikiran jelek tentangku," kata Elin dengan ramah.

Stevin menepikan mobilnya dipersimpangan. "Terimakasih, Prof" ujar Elina.

"Apa aku terlalu kasar padanya?" batin Stevin.

.

.

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

Ceritanya seru kak 👍👍👍

ijin promo ya 🍎🍎🍎

jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"🍎🍎

kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,

jangan lupa tinggalkan like and commen 🍎🍎🍎

2021-01-08

1

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

yuhuuu😉

cinta pak bos hadir lagi kak 😘

2020-10-25

1

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

LIKE

2020-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Pengumuman lagi
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Promo Novel
49 Promo Novel
50 Episode 47
51 Episode 48
52 Episode 49
53 Episode 50
54 Episode 51
55 Episode 52
56 Episode 53
57 Episode 54
58 Episode 55
59 Episode 56
60 Episode 57
61 Episode 58
62 Episode 59
63 Episode 60
64 Episode 61
65 Episode 62
66 Episode 63
67 Episode 64
68 Episode 65
69 Episode 66
70 Episode 67
71 Episode 68
72 Episode 69
73 Episode 70
74 Episode 71
75 Episode 72
76 Episode 73
77 Episode 74
78 Episode 75
79 Episode 76
80 Episode 77
81 Episode 78
82 Episode 79
83 Episode 80
84 Episode 81
85 Episode 82
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Pengumuman lagi
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Promo Novel
49
Promo Novel
50
Episode 47
51
Episode 48
52
Episode 49
53
Episode 50
54
Episode 51
55
Episode 52
56
Episode 53
57
Episode 54
58
Episode 55
59
Episode 56
60
Episode 57
61
Episode 58
62
Episode 59
63
Episode 60
64
Episode 61
65
Episode 62
66
Episode 63
67
Episode 64
68
Episode 65
69
Episode 66
70
Episode 67
71
Episode 68
72
Episode 69
73
Episode 70
74
Episode 71
75
Episode 72
76
Episode 73
77
Episode 74
78
Episode 75
79
Episode 76
80
Episode 77
81
Episode 78
82
Episode 79
83
Episode 80
84
Episode 81
85
Episode 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!