Pagi ini sangat berbeda. Jika hari-hari sebelumnya Elina sarapan bersama orang tuanya, maka kali ini ia sarapan bersama Profesornya. "Prof, apa suasana hati Prof baik hari ini? Aku perhatikan Prof tidak memarahiku lagi," tanya Elina dengan santainya.
"Apa kamu ingin aku memarahimu?" Stevin balik bertanya. Menatap Elina, sebelah alisnya terangkat menunggu jawaban dari Elina.
"Mana ada orang yang mau dimarahi, Prof" balas Elina tersenyum canggung.
"Itu kamu tahu. Ayo ke Kampus," ajak Stevin.
Elina mengekor dibelakang Stevin, ia tidak ingin membuat Stevin kembali dingin. Ia suka sikap Stevin yang baik dan mudah senyum. sesampainya di garasi mobil, Elina masuk ke dalam mobil begitu pun dengan Stevin. Mobil perlahan bergerak meninggalkan rumah Javelis yang sangat mewah itu.
"Prof, boleh aku tanya sesuatu" kata Elina.
"Apa yang ingin kamu tanyakan? Kamu ya, suka sekali bertanya. Tidak di Kampus, di rumah, dan sekarang di mobil" celetuk Stevin.
"Hehehehe" Elina terkekeh. "Prof, kenapa Jonathan ke Perusahaan pagi sekali, apa dia memang seperti itu? Bahkan dia tidak mengajak ku berbicara. Apa dia bisu?" tanya Elina.
"Aku juga kurang tahu, kamu pelajari saja sifatnya. Kan kamu istrinya, sudah menjadi kewajibanmu untuk pelajari itu" balas Stevin dengan ramah. Moodnya hari ini sangat bagus, hingga Elina tak dimarahi olehnya.
"Iya juga sih," ucap Elina.
Mobil Lamborghini terparkir di depan Kampus, Elina turun dari mobil yang disusul oleh Stevin. Semua mata tertuju ke arah mereka. Banyak yang membulatkan mata tak percaya. Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Kenapa Elina bisa bersama dengan Prof dingin itu" ujar salah satu Mahasiswa.
"Iya, atau jangan-jangan Elina menjadi simpanan Prof Stevin lagi!" timpal salah satu Mahasiswa yang lain.
"Iya, aku dengar dia dijual oleh ibunya dan dibeli oleh Om Om," sambung seorang wanita yang membenci Elina.
Elina yang mendengar kalimat-kalimat itu membuat hatinya hancur. Ia tidak tahu siapa yang membocorkan rahasia itu, ingin rasanya Elina kembali pulang ke rumah. "Jika kamu merasa suamimu bukanlah Om Om maka biarkan saja mereka berkata," kata Stevin berlalu pergi ke ruangannya, meninggalkan Elina seorang diri.
"Elina..." panggil Melisa.
"Kamu kenapa?" tanya Melisa saat menghampiri Elina.
"Tidak, aku tidak kenapa-napa" kata Elina sembari menyeka air matanya. Lalu tersenyum manis pada Melisa.
"Ayo kita ke kelas," ajak Melisa. Melisa menggandeng tangan Elina, mereka terlihat seperti saudara kandung. Elina dan Melisa duduk di kursi mereka. Keduanya meletakan buku cetak di atas meja. Lalu bersiap-siap menunggu Prof tampan dan dingin yang ke dua, yaitu Prof Alnero.
"Elin, apa kamu sudah melihat wajah suami kamu? Apa betul informasi yang diberikan oleh ibumu?" Melisa melontarkan pertanyaan yang membuat Elina menggeleng kepala. Ia tidak menyangkah Melisa akan sekepo itu.
"Apa aku harus menjawabnya?" tanya Elina.
"Iyalah. Kan kita sahabat!" ujar Melisa mengedipkan sebelah matanya.
"Sini," Elina meminta Melisa untuk mendekat, "Dia seperti gajah. Tinggi, buncit dan wajahnya sangat tua" kata Elina serius, ia mencoba menahan tawa agar Melisa percaya dengan apa yang ia katakan.
Melisa membulatkan mata saat mendengarnya. "Jadi rumor itu betul" gumam Melisa.
"Elin, apa kamu ingin kabur?" tanya Melisa serius. Niatnya untuk membawa kabur Elina sudah bulat.
Elina mengerutkan keningnya, "Kabur ke mana?" tanya Elina dengan bingung.
"Ya kabur dari rumah Jonathan!!" ketus Melisa "Apa kamu mau menyerahkan hidupmu padanya dan memiliki anak darinya!!" ujar Melisa dengan geram.
"Hahahahha," tawa Elina pecah.
"Kamu kenapa tertawa? Jangan-jangan kamu mengerjai ku..." tanya Melisa dengan kesal.
Saat Prof Alnero masuk ke dalam kelas,
Melisa dan Elina menghentikan pembicaraan mereka. Mereka tidak mau mendapat masalah di jam mata pelajaran Prof Alnero. Semua Mahasiswa dan Mahasiswi tahu bagaimana kejamnya Prof Alnero. Ia bisa bermain dengan nilai mereka.
"Semuanya, buka buku kalian hal 51" titah Prof Alnero. Dosen ke dua tertampan setelah Prof Stevin.
"Iya, Prof" jawab mereka bersamaan.
"Sebelum kita memulai materi hari ini. Saya ingin bertanya pada Elina Santika. Elina, kenapa tugasmu tidak kamu kirim?" tanya Prof Alnero.
"Saya sudah mengirimnya, Prof" balas Elina.
"Nanti saya cek lagi" ujar Prof Alnero.
Prof Alnero memulai materi. Ia mulai menjelaskan point penting yang harus diketahui oleh Mahasiswanya, setelah menjelaskan ia pun memberikan tugas. Semua mahasiswa tahu betul bagaimana kinerja Prof Alnero dan Prof Stevin saat mengajar. Mustahil jika tiap kali pertemuan, kedua Dosen itu tidak memberikan mereka tugas. Mereka berbeda dengan Dosen lainnya.
"Untuk beberapa hari kedepan, saya tidak mengajar tapi bukan berarti kalian dapat berleha-leha. Saya akan kirim 100 soal untuk kalian kerjakan dan kumpul di saat saya sudah kembali" jelas Prof Alnero.
"Kapan kita punya waktu untuk bersenang-senang jika tugas terus yang kita kerjakan" gumam Melisa kecoblosan. Ia menutup mulutnya saat menyadari apa yang baru saja ia katakan. Melisa menelan salivanya saat Prof Alnero menatapnya tajam.
"Jika kamu tidak ingin mengerjakan tugas dari saya, bisa kok. Tapi jangan harap nilai kamu bagus," kata Prof Alnero dengan dingin, ekpresinya masih tetap sama. Tidak mudah senyum dan selalu bersikap dingin dan kejam.
"Materi kita cukup sampai di sini dan jangan lupa belajar," ucap Prof Alnero kemudian ke luar dari kelas.
"Elin, ayo kita ke kantin, aku lapar" ajak Melisa sambil memegang perutnya yang keroncongan. Ia tidak mau memikirkan kesalahannya yang tadi.
"Iya sebentar," balas Elina. Elina dan Melisa berjalan menuju kantin. Sesampainya di kantin, Elina dan Melisa duduk dibagian paling pojok.
"Elina, kamu masih berhutang penjelasan padaku" kata Melisa.
"Sejak kapan?" tanya Elina mengerutkan dahinya.
"Sejak tadi sebelum Prof Alnero datang," balas Melisa.
"Hahahaha, jadi kamu masih penasaran." Elina menggeleng kepala.
"Iyalah!" ketus Melisa.
Elina memberitahu Melisa tentang jonathan. Apa yang Elina tahu maka Melisa pun jadi tahu. Elina tidak ingin menyembunyikan apapun dari Melisa.
"Benarkah! Jadi suami kamu bukan pria tua bangka..." Melisa nampak bahagia saat mendengar penjelasan sahabatnya.
"Iya, tapi aku belum melihatnya secara langsung. Dia begitu baik padaku," ujar Elina tersenyum.
Pesanan mereka telah ada, Elina dan Melisa memilih makan agar cacing di dalam perut mereka tidak mengamuk lagi. Orang-orang menatap keduanya, mereka makan seperti orang kelaparan.
"Sudah berapa hari kalian tidak makan?" terdengar suara yang begitu familiar.
"Kak Antoni," Melisa nampak senang saat melihat Dokter Antoni datang di Almamaternya.
"Boleh aku gabung bersama kalian?" tanya Antoni.
"Silahkan, Kak" jawab Elina dan Melisa bersamaan.
"Jangan kalian ulangi lagi, aku tidak menyangkah kalian berdua akan ke Bar. Siapa yang mengajari kalian ke tempat seperti itu," Dokter Antoni memarahi Elina dan juga Melisa.
"Iya, Kak. Maafkan kami," kata Melisa dan Elina.
Saat Elina dan Melisa masih maba, Antoni sudah mendapatkan gelarnya . Mereka saling kenal saat ospek, Antoni begitu menyukai sikap dari keduanya.
"Hei bro," sapa Stevin saat melihat sahabatnya.
"Hai Profesor muda," balas Antoni tersenyum menatap Stevin. "Selamat ya," ujarnya.
Melisa dibuat bingung mendengar kata selamat yang diucapan oleh Dokter Antoni. Terlebih lagi ucapan itu ditunjukan pada Prof Stevin. "Selamat untuk apa? Bukannya Prof Stevin tidak mengikuti lomba" kata Melisa dengan polosnya.
"Hahahaha," tawa Antoni pecah saat mendengar kalimat yang dilontarkan Melisa. "Aku lupa," ujar Dokter Antoni.
"Apa sebenarnya yang kalian bahas, aku tidak mengerti" ujar Elina yang sedari tadi diam. Ia begitu malas berbicara, ia tahu Prof Stevin akan melapor pada Jonathan jika dirinya melakukan hal-hal aneh.
"Kalian berdua habiskan makanannya, aku mau ke ruangan rektor dulu." Antoni pamit kemudian pergi bersama dengan Stevin.
"Iya, Kak" balas Elina dan Melisa bersamaan.
Di dalam ruangan Stevin. Antoni tertawa terbahak-bahak. Ia tidak menyangkah Stevin akan melakukan hal bodoh yang menurutnya sangat gila. "Apa kamu tidak kasihan padanya," ujar Antoni.
"Aku hanya nyaman melakukan semua ini" balas Stevin tersenyum.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
numpang like yang banyyak di sini
😍
2020-10-25
2
🎯Pak Guru📝📶
LIKE
2020-10-13
2
Baranzha_Putri
semangat kak aku mampir
2020-10-05
2