Episode 6

Terlihat Martha sedang menunggu anak tirinya. Martha mengepal tangannya saat melihat Elina keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

"I-ibu" Elina nampak gugup dan takut.

"Ibu sudah mengingatkan kamu tapi kamu masih bersikukuh menemui pria itu!!" hardik Martha. "Sekarang kamu sudah lihat sendiri kan"

"Ibu, maafkan aku." Elina meraih tangan Ibu tirinya. "Aku janji, aku tidak akan lari dari pernikahanku" ujar Elina menangis menatap Martha.

"Elina" panggil Albern, Ayah Elina. "Maafkan Ayah. Karena Ayah kamu harus menikah dengan pria yang tidak kamu cintai" kata Albern sembari memeluk putrinya.

"Ayah, aku yang harusnya meminta maaf." Elina menangis dalam pelukan ayahnya.

"Jika menikah dengan Jonathan dapat membantu keluarga kita, aku siap menikah dengannya. Jangankan menjadi istri, menjadi pembantu pun aku siap, Ayah" ujar Elina sesegukan.

"Elina, anaku. Ayah tidak tahu harus berkata apa lagi. Ayah malu Sayang" kata Albern tak kuasa menahan sesak di dadanya.

"Ayah, aku bahagia menjadi anakmu. Ayah jangan berkata seperti itu" jelas Elina tersenyum sambil menatap ayahnya.

"Ayah, Ibu. Aku ke kamar dulu" Elina pamit pada Ibu dan ayahnya. Dia berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai 2. Sesampainya di dalam kamar, Elina menangis sambil menatap foto ibunya.

"Ibu, apa aku salah mengambil keputusan ini" guman Elina dengan air mata yang tak terbendung lagi.

Ting... satu notifikasi masuk. Elina membukanya lalu membaca pesan yang baru saja masuk.

"Aku tidak bisa datang, aku percaya padamu. Kamu tidak perlu menjelaskan apa-apa" isi pesan dari Jonathan.

Elina kembali menatap foto ibunya tanpa membalas pesan dari Jonathan. Jujur saja, dia belum siap untuk menikah tapi perusahan keluarganya diambang kehancuran. Selain itu, ayahnya juga sakit dan butuh biaya pengobatan.

"Aku tidak menyangkah akan menikah dengan Om Om" batin Elina. Elina merasa kepalanya terasa pusing, ia pun memilih untuk beristrahat.

Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 1 malam. Elina mengerjap membuka matanya pelan-pelan. Tangan kanannya digerakkan mencari sesuatu. Tangannya berhenti saat ia melihat ponselnya berada di bawah bingkai foto ibunya.

"Sudah jam 1 malam" gumam Elina. "Aku lupa menghubungi Melisa kalau aku sudah tiba di New York"

Drt... drt... drt... ponsel Elina bergetar, Elina menatap layar ponselnya. Tertera nama Melisa di sana. "Baru disebut sudah menelpon," gumam Elina tersenyum.

"Halo sayang" sapa Elina saat panggilan terhubung.

"Kenapa kamu tidak memberitahuku! Apa kamu sudah lupa denganku!!" Melisa memarahi Elina. Ia merasa kesal karena Elina tidak memberinya kabar saat sampai di Jerman dan tidak memberitahunya jika dia sudah kembali ke New York.

"Aku tahu aku salah, maka dari itu aku minta maaf. Maafkan aku, Melisa. Ada yang ingin aku katakan padamu tapi tidak lewat telepon" kata Elina. "Besok kita bertemu di Kampus. Aku akan menceritakan semuanya" jelas Elina.

"Oke baiklah, cek email kamu. Aku mengirimkan tugas yang diberikan Prof Alnero dan besok harus dikumpul" ujar Melisa.

"Oke, Melisa. Terima kasih ya, aku tutup teleponnya" kata Elina lalu mengakhiri panggilan telepon.

Elina mengecek Emailnya. "Tugasnya banyak sekali! Apa Prof Alnero berencana membunuh mahasiswanya" gumam Elina melihat puluhan soal dari Prof Alnero.

Tok tok tok... terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk..." sahut Elina dari dalam. Ia tahu siapa yang mengetuk pintunya dilarut malam.

"Ini makanan untuk, Nona. Spesial untuk Nona Elina." Anjas menyerahkan satu kotak makanan kesukaan Elina.

"Aku permisi dulu, Nona" kata Anjas berlalu pergi.

"Maafkan aku, Nona. Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membuat Nona Elina bahagia" batin Anjas.

Elina membuka kotak makanan yang diberikan Anjas dan ada selembar surat di atas bungkusan kotak. "Surat" gumam Elina. Elina membuka surat kemudian membacanya.

"Selamat ulang tahun putriku Sayang. Mungkin, saat kamu membaca surat ini. Ibu sudah tak sedunia denganmu. Jadilah anak yang penurut, Ibu titip Ayah sama kamu. Jika ayahmu sudah menikah lagi, maka perbaikilah sikapmu. Anggap saja, Ibu tiri kamu adalah Ibu. Turutin setiap perkataannya. Ibu Sayang kamu,"

Tangis Elina pecah. "Ibu, hanya Ibu dan Anjas yang mengingat hari ulang tahunku. Ayah sudah melupakannya" ujarnya disela sela tangisnya.

Ting... ting... ting... beberap notifikasi masuk menandakan ada pesan masuk. Dengan malas Elina membukanya,

Melisa: "Selamat ulang tahun sahabatku,"

Jonathan: "Selamat ulang tahun wanitaku,"

Erlanda: "Selamat ulang tahun, Elina."

Tiga ucapan selamat dari sahabat, calon suami dan mantan Elina. Elina membalasnya kemudian memakan makanan yang diberikan Anjas padanya. Selesai makan, Elina kembali mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh Prof Alnero, hingga waktu menunjukan pukul 3 malam namun Elina belum juga selesai mengerjakan tugas-tugasnya.

"Aku harus menyelesaikannya sebelum jam 4" gumam Elina. Pukul 3:25, Elina selesai menyelesaikan tugasnya. Elina memilih tidur setelah menyelesaikan tugasnya.

------

Terdengar alaram dari atas nakas, Elina bergegas bangun dan lari ke kamar mandi. Hampir 15 menit berada di kamar mandi, Elina keluar lalu memakai baju ala Mahasiswa. Kemudian mengambil semua buku tugasnya dan beberapa buku yang harus ia bawa tiap hari.

"Ayah, Ibu, aku pamit ya..." teriak Elina sambil menuruni anak tangga.

"Sarapan dulu, Sayang" ujar Albern.

"Nanti di Kampus saja, Ayah. Aku sudah terlambat." Elina menyalami ayahnya dan juga Ibu tirinya.

Mobil sport hitam perlahan bergerak menuju jalan raya. Elina mengemudi mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi, ia begitu takut terlambat. Prof Alnero adalah Prof kedua yang sangat dingin dan angkuh. Ia begitu tidak suka Mahasiswa datang terlambat di jam pelajarannya. 15 menit perjalanan, Elina pun sampai. Elina memakirkan mobilnya ditempat biasa. Dari kejauhan, Elina melihat Melisa mondar mandir.

"Melisa...!" Elina melambaikan tangannya pada Melisa.

"Elin, ayo cepat! Prof Alnero sudah ada," panggil Melisa dengan panik.

Melisa dan Elina bergegas keruangan sebelum Prof Alnero masuk. Namun, lagi-lagi mereka terlambat. "Apa kalian tahu jam berapa sekarang?" tanya Prof Alnero dengan dingin.

"Jam 9 Prof," jawab Elina.

"Harusnya kamu datang jam berapa?" tanya Prof Alnero.

"Jam 8:00 Prof" balas Melisa.

"Itu tandanya kalian terlambat," kata Prof Alnero dengan dingin.

"Cepat masuk dan ingat!! Jangan ulangi lagi" kata Prof Alnero.

"Iya, Prof." Elina dan Melisa masuk lalu duduk bersampingan. Hampir 2 jam memberi materi, Prof Alnero pun keluar.

"Ayo ke gedung belakang" Melisa mengajak Elina.

"Ayo" balas Elina.

"Kalian berdua mau ke mana?" tanya Stevin yang tiba-tiba muncul dihadapan Elina dan Melisa.

"Sejak kapan Prof Stevin menyapa Mahasiswanya, aku rasa ada sesuatu yang tidak beres" batin Melisa.

.

.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa dukungannya para Rarders.. 😍😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Yeti Susanti

Yeti Susanti

penasaran cpa sih prof stevin sbnr nya

2022-08-24

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

mantap ❤️

2021-04-05

1

Perjuangan cinta Tuan Muda

Perjuangan cinta Tuan Muda

sedih thor bca surat dr ibunya elina. aku hadir kembali mba asni, bwa 6 jempol utk kryamu thor. semangat upnya. Feedback please.

2021-04-04

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Pengumuman lagi
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Promo Novel
49 Promo Novel
50 Episode 47
51 Episode 48
52 Episode 49
53 Episode 50
54 Episode 51
55 Episode 52
56 Episode 53
57 Episode 54
58 Episode 55
59 Episode 56
60 Episode 57
61 Episode 58
62 Episode 59
63 Episode 60
64 Episode 61
65 Episode 62
66 Episode 63
67 Episode 64
68 Episode 65
69 Episode 66
70 Episode 67
71 Episode 68
72 Episode 69
73 Episode 70
74 Episode 71
75 Episode 72
76 Episode 73
77 Episode 74
78 Episode 75
79 Episode 76
80 Episode 77
81 Episode 78
82 Episode 79
83 Episode 80
84 Episode 81
85 Episode 82
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Pengumuman lagi
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Promo Novel
49
Promo Novel
50
Episode 47
51
Episode 48
52
Episode 49
53
Episode 50
54
Episode 51
55
Episode 52
56
Episode 53
57
Episode 54
58
Episode 55
59
Episode 56
60
Episode 57
61
Episode 58
62
Episode 59
63
Episode 60
64
Episode 61
65
Episode 62
66
Episode 63
67
Episode 64
68
Episode 65
69
Episode 66
70
Episode 67
71
Episode 68
72
Episode 69
73
Episode 70
74
Episode 71
75
Episode 72
76
Episode 73
77
Episode 74
78
Episode 75
79
Episode 76
80
Episode 77
81
Episode 78
82
Episode 79
83
Episode 80
84
Episode 81
85
Episode 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!