Episode 7

Elina begitu serius membaca buku, begitupun dengan Melisa. Keduanya tak saling bercerita karena mereka sudah membuat janji untuk membaca buku Anatomi dari halaman 11 sampai 20. Melisa yang sudah selesai membaca halaman 11 sampai 20 menoleh menatap sahabatnya.

"Elin, apa kamu menyimpan sesuatu dariku?" tanya Melisa memastikan. Dia ingin kejujuran dari sahabatnya.

Elina mengerutkan keningnya. "Maksud kamu?" Elina tak paham dengan pertanyaan sahabatnya.

"Aku hanya ingin kamu jujur, jika memang ada sesuatu yang kamu simpan dariku" kata Melisa dengan santai.

"Apa kamu melihat sesuatu yang aneh hingga timbul pertanyaan itu?" tanya Elina.

"Hmm, aku perhatiin kamu dan Prof Stevin sepertinya ada sesuatu" kata Melisa.

"Apa aku ceritakan saja pada Melisa" batin Elina. "Kamu harus janji untuk tidak memberitahu siapa-siapa" kata Elina.

"Aku janji!" balas Melisa tersenyum.

"Saat aku ke Jerman, aku bertemu Prof Stevin di sana. Aku bermalam dengannya di Hotel" jelas Elina.

"Lalu apa yang terjadi? Kamu tidak diapa-apain kan?" tanya Melisa dengan cemas.

"Dia sangat baik, Melisa. Sikapnya di Kampus sangat berbeda dengan kesehariannya. Andai Prof Stevin tidak ada, mungkin aku sudah terlantar di Jerman" jelas Elina.

"Tunggu!" kata Melisa memotong ucapan Elina. "Terlantar? Maksud kamu apa! Apa kamu gagal bertemu dengan Erlanda?" Melisa melontarkan pertanyaan yang membuat Elina bingung mau jawab yang mana dulu.

"Erlanda akan menikah bulan depan" jelas Elina menundukan kepalanya sejenak, bernapas kasar seperti orang yang sedang banyak beban.

"Jadi kamu dikhianati olehnya!!" ucap Melisa dengan geram. "Aku akan memberinya pelajaran yang pantas!" lanjutnya sembari mengepal tangannya.

"Sudah! Kamu jangan semarah itu. Sekarang aku pasrah dengan takdirku" kata Elina tersenyum menatap Melisa.

"Melisa, empat hari lagi aku akan menikah dengan Jonathan. Pernikahannya hanya dihadiri oleh keluarga jadi aku harap kamu datang ya" ungkap Elina tersenyum.

"Apa kamu yakin akan menikah dengan pria tua bangka itu? Pikirkan baik-baik, Elina. Aku takut kamu menyesal dikemudian hari" kata Melisa.

"Aku bisa apa, Melisa. Hanya Jonathan yang dapat membantu keluargaku, perusahan ayahku diambang kehancuran. Ibuku sudah terlanjur menjualku, aku tidak bisa lari lagi" ungkap Elina. Tak terasa air mata Elina jatuh, membayangkan bagaimana nasibnya nanti saat sudah menikah dengan Jonathan.

"Maafkan aku, Elina. Di saat kamu tertimpah masalah aku tidak bisa membantu apa-apa" kata Melisa dengan tangis, memeluk erat sahabatnya.

"Cukup kamu menguatkan aku, Melisa. Aku butuh penyemangat, jika tidak ada kamu mungkin aku sudah tiada sejak dulu. Kamulah sahabat sekaligus saudara untukku" jelas Elina yang juga ikut menangis.

"Ayo kita makan, aku sudah lapar." Melisa mengambil toperware yang dia bawa.

"Aku tidak bawa makanan" kata Elina.

"Aku sengaja membawa bekal banyak. Aku tahu kamu pasti terlambat bangun" kata Melisa menatap Elina dengan senyum lalu meletakan makanan dihadapan mereka.

Ting... satu notifikasi masuk di ponsel Elina. Elina mengabaikan pesan yang masuk, dia lebih memilih menyantap makanan yang di bawah oleh Melisa.

"Siapa yang kirim pesan?" tanya Melisa saat melihat raut wajah Elina tidak seperti biasanya.

"Jonathan" jawab Elina dengan singkat.

"Kenapa kamu tegang seperti itu?" tanya Melisa bingung.

"Jonathan memintaku datang nanti malam di Restaurant dan dia memintaku untuk mengajakmu" jelas Elina.

"Apa! Dari mana dia tahu kalau aku sahabatmu?" Melisa semakin dibuat bingung.

"Ya ampun, Mel. Jonathan membeliku dengan harga triliun, itu berarti dia bukan pria biasa. Aku pergi ke Jerman secara diam-diam tapi dia bisa tahu" jelas Elina.

"Gila benar itu orang, apa dia tidak punya kerjaan lain selain memantau keseharianmu!" Melisa menggeleng, ia tidak menyangkah jika Jonathan akan menyuruh orang untuk mengawasi Elina.

"Kamu temani aku ya, aku tidak mungkin sendiri." Elina membujuk Melisa.

"Oke baiklah. Aku temani kamu, tapi kamu harus tidur bersamaku di Apartemen" kata Melisa.

"Aku takut dimarahi oleh Ibu tiriku, kamu tahu sendiri bagaimana Ibu Martha. Dia sangat menakutkan daripada preman" Elina tertawa saat mengatakan kalimat terakhirnya.

"Aku heran sama Ayah kamu, matanya di mana coba. Wanita sekejam itu dinikahi!" celetuk Melisa.

"Cinta tak memandang itu, Melisa. Cinta itu buta, namun dia bisa membuat orang waras menjadi gila dan buta" ujar Elina.

"Kamu bisa lihat contohnya pada ayahku, sekalipun dia tahu Ibu tiriku sering memarahiku namun dia hanya diam dan tak membelaku," jelas Elina tersenyum pada Melisa.

Mata Melisa mulai berkaca-kaca. Ia pun menangis dan kembali memeluk Elina.

"Hahahaha" tawa Elina pecah. "Kamu lebay sekali" ujarnya.

"Cepat hapus air matamu, kita harus kembali ke kelas sebelum Prof Stevin mendahului kita" ujar Elina.

"Aku lupa" kata Melisa. Dengan cepat Melisa menyeka air matanya dan tak lupa ia mengoles wajahnya dengan bedak.

"Ayo," ajak Melisa. Melisa dan Elina berjalan menuju kelas. Keduanya mempercepat langkah kaki mereka agar tidak terlambat.

"Melisa... tunggu...!" teriak Elina saat Melisa meninggalkannya.

"Hahaha, maaf. Aku kira kamu disampingku" kata Melisa disertai tawa.

"Cepat Elina...!" teriak Melisa saat melihat Prof Stevin berjalan dan hendak masuk ke dalam kelas. Melisa dan Elina berlari secepat mungkin mendahului Prof Stevin.

Bruuk... Elina menabrak Prof Stevin hingga bukunya berserakahan dilantai.

"Kalau jalan hati-hati!" kata Stevin dengan dingin.

"Ma... maafkan aku" kata Elina. Elina mengumpulkan bukunya dan memberi kode pada Melisa agar cepat-cepat masuk ke dalam kelas. Saat Melisa sudah masuk, Stevin menatap Elina.

"Maafkan aku" kata Stevin kemudian pergi meninggalkan Elina yang berdiri mematung.

"Apa kamu akan berdiri di situ sampai jam mata pelajaranku selesai" Stevin membuyarkan lamunan Elina.

"Ti... tidak, Prof" Elina mempercepat langkahnya, kemudian masuk ke dalam kelas. Sesampainya di dalam, Elina duduk lalu membuka buku mata pelajaran Anatomi.

Proses mengajar berjalan dengan baik, Elina maupun Melisa mendapatkan pujian dari Prof Stevin karena kepandaian mereka yang mampu menjawab pertanyaan Prof Stevin.

"Materi kita cukup sampai di sini, soal tugas akan aku kirimkan ke keting kalian dan nanti keting kalian yang akan membagikan di group. Ingat! Pelajari apa yang aku jelaskan tadi, karena soal yang keluar di Ujian semester nanti kebanyakan dari materi hari ini" jelas Prof Stevin.

"Iya Prof" jawab Mahasiswa dan Mahasiswi bersamaan.

"Elina, ikut aku ke ruanganku" titah Prof Stevin.

"Iya, Prof" balas Elina.

Stevin keluar dari kelas menuju ruangannya. Sedangkan Elina mengekor dibelakang bersama dengan Melisa.

"Melisa, kamu tunggu di luar!" kata Prof Stevin tanpa ekspresi.

"Iya, Prof." Melisa menjawabnya dengan sopan namun dalam hati wanita itu ingin mencabik-cabik wajah Prof Stevin.

.

.

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Masmini Ketut

Masmini Ketut

apa Jonathan itu Prof Steven ya?

2022-08-20

0

Itin

Itin

feelingku Prof. Stevin itu Jonathan deh.... 🤔🤔🤔

2021-07-08

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

sambungan jejak ❤️

2021-04-05

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Pengumuman lagi
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Promo Novel
49 Promo Novel
50 Episode 47
51 Episode 48
52 Episode 49
53 Episode 50
54 Episode 51
55 Episode 52
56 Episode 53
57 Episode 54
58 Episode 55
59 Episode 56
60 Episode 57
61 Episode 58
62 Episode 59
63 Episode 60
64 Episode 61
65 Episode 62
66 Episode 63
67 Episode 64
68 Episode 65
69 Episode 66
70 Episode 67
71 Episode 68
72 Episode 69
73 Episode 70
74 Episode 71
75 Episode 72
76 Episode 73
77 Episode 74
78 Episode 75
79 Episode 76
80 Episode 77
81 Episode 78
82 Episode 79
83 Episode 80
84 Episode 81
85 Episode 82
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Pengumuman lagi
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Promo Novel
49
Promo Novel
50
Episode 47
51
Episode 48
52
Episode 49
53
Episode 50
54
Episode 51
55
Episode 52
56
Episode 53
57
Episode 54
58
Episode 55
59
Episode 56
60
Episode 57
61
Episode 58
62
Episode 59
63
Episode 60
64
Episode 61
65
Episode 62
66
Episode 63
67
Episode 64
68
Episode 65
69
Episode 66
70
Episode 67
71
Episode 68
72
Episode 69
73
Episode 70
74
Episode 71
75
Episode 72
76
Episode 73
77
Episode 74
78
Episode 75
79
Episode 76
80
Episode 77
81
Episode 78
82
Episode 79
83
Episode 80
84
Episode 81
85
Episode 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!