Eps 6 Kamu Pasti Jadi Milikku- Garry

Dengan rahang mengeras dan tangan yang terkepal kuat, Launa menatap tajam punggung Barra yang semakin menghilang. Dada Launa naik turun seakan ingin menghantam puncak kepala Barra saat itu juga.

Merasa tak ada urusan lagi di sana, Launa pulang ke rumah karena ia pikir, untuk apa bertahan lama di sana sedangkan jadwal syutingnya nanti lusa.

Dalam keadaan emosi yang membara, Launa menyetir dengan kecepatan tinggi seakan ia lah penguasa jalan.

Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di rumahnya adalah tiga puluh menit, tapi Launa persingkat menjadi sepuluh menit. Kebiasaan Launa yang suka menyetir persis orang kesetanan ini lah yang membuat bunda Salsa kerap mengurut dada. Sudah berulang kali dinasehati, tetap tidak akan masuk ke telinga Launa.

Rumah dalam keadaan sepi, karena ayah dan bundanya sedang berada di rumah om Reza dan tante Yura untuk membantu mempersiapkan acara aqiqah cucu tante Yura.

Jadi, karena sepi, Launa bisa dengan leluasa menuju kamarnya tanpa harus menanggapi pertanyaan sang bunda.

Kesal, lelah, bimbang, bersatu padu dalam benak Launa. Sesampainya di kamar, ia langsung merebahkan tubuh di atas tempat tidur, seraya menatap langit-langit kamar.

Launa memijat pangkal hidungnya karena saking letihnya. Meski kekesalannya sudah sampai ubun-ubun, Launa masih berusaha tenang meski hasrat ingin menyiram kepala Barra pakai air es selalu terbersit di benaknya.

Wanita itu berusaha mengatur napasnya, hingga di menit kedua, tiba-tiba ponselnya berdering tanda panggilan masuk dari penelepon yang dinamai Sepupu cantik. Bukan Launa yang menulisnya melainkan Iva sendiri. Dengan malas Launa menggeser icon hijau, dan menjawab panggilan tersebut.

“Hallo.”

“Launa, kamu sudah pulang?” Tanya Iva di seberang sana.

“Menurutmu?”

“Kamu nggak nungguin aku?”

“Ngapain? Aku udah nggak ada urusan lagi di sana Va.”

“Kamu masih ada urusannya Lau, kamu kan juga ikut andil dalam series itu.”

“Ikut andil jadi orang gila?” Ketus Launa hingga terdengar helaan napas panjang dari Iva di sana.

“Maaf ya Lau.”

“Maaf untuk?”

“Aku nggak bisa bantu kamu. Niat hati ingin mewujudkan impian kamu jadi pemeran utama. Aku nggak tau sama sekali rencana pak Barra ini, karena pak Barra orangnya susah ditebak Lau. Aku nggak bisa menebak isi pikirannya. Lagi pula di sini aku cuma bawahan, aku nggak mungkin bisa melawan orang yang lebih berkuasa.” Jelas Iva panjang lebar. Tanpa menyelah sedikit pun Launa mendengar semua penjelasan Iva dengan seksama, hingga menimbulkan salah paham dari Iva.

“Launa kamu marah ya?”

“Nggak, ngapain marah, buat apa juga coba? Kamu sudah baik membantuku masuk ke sana. Aku berterimakasih akan hal itu. Walau pun pada akhirnya dirubah total oleh sutradara kolot itu.” Ucap Launa dengan suara pelan di akhir kalimat.

Cukup lama mereka diam dengan pikiran masing-masing. Hingga akhirnya Launa kembali buka suara.

“Nge-Mall yuk.”

“Kapan?”

“Sekarang. Sudah lama juga kan kita nggak jalan-jalan. Aku mau menghibur diri.”

Mendengar ajakan Launa, Iva diam sejenak. Ia ingin menerima ajakan Launa, akan tetapi, pekerjaannya di kantor menumpuk.

“Lau, gimana kalau besok aja? Hari ini aku nggak bisa, kerjaan aku banyak, kalau aku pergi, takutnya pak Barra marah. Apalagi nanti malam aku harus membantu menyiapkan acara ulang tahun perusahaan kan.” Cetus Iva hingga Launa memutar bola matanya malas.

“Jadi kamu lebih milih bersama sutradara kolot itu dibanding jalan sama aku?”

“Bukan begitu Lau, kamu tau sendiri kan pak Barra gimana_”

“Yah udah kerja sana, aku tutup telepon dulu.” Jawab Launa tidak bermaksud merajuk atau semacamnya tapi terdengar ketus di telinga Iva.

Kini Launa kembali melamun dan pindah posisi menghadap dinding warna soft blue itu. Belum kering bibirnya usai bicara dengan Iva, ponsel Launa kembali berdering hingga ia menghela napas kasar.

“Dia pasti mau minta maaf.” Launa bermonolog mengingat kebiasaan Iva yang selalu minta maaf saat wanita itu menolak ajakan Launa. Tanpa melihat si penelepon, Launa meraih ponselnya.

“Nggak apa-apa Va, kamu kerja aja aku nggak marah kok_”

“Marah kenapa?” Suara berat itu terdengar asing di telinga Launa hingga wanita itu perlahan melirik ponselnya. Nomor tidak dikenal, tapi dari fotonya bisa Launa lihat itu dari siapa.

“Pak Garry?”

“Kamu kenapa?”

“Ng_nggak apa-apa.”

“Maaf ya.”

“Maaf kenapa pak?” Tanya Launa sontak bangkit dari pembaringan usai mendengar pernyataan itu.

Bagaimana tidak? Salah satu orang berpengaruh di Bintang Utama meminta maaf padanya.

“Karena saya tidak bisa mencegah pak Barra saat ia mengganti peranmu.” Jawab Garry hingga Launa menghela napas panjang. Yang berbuat siapa, yang minta maaf siapa. Launa terus mengumpat Barra dalam hati dan menjulukinya manusia primitif.

“Ah tidak perlu minta maaf begitu, ini bukan kesalahan bapak. Kenapa bapak harus minta maaf? Yang salah kan sutradara kolot itu bukan bapak.” Ungkap Launa dengan nada lembut, berbeda sekali saat bicara dengan Barra. Padahal Barra lah CEO-nya, tapi Launa lebih segan dan sopan kepada Garry dibanding Barra.

Mendengar celetukkan Launa, Garry hanya tertawa pelan.

“Kenapa bapak ketawa?”

“Kamu lucu, bisa-bisanya kamu menjuluki pak Barra dengan sebutan itu.”

“Hehehehehe.” Balas Launa ikut tertawa walau hanya tertawa karir.

“Lucunya di mana coba? Aku kesal bukan ngelawak.” Ujar Launa dengan suara yang amat pelan dan sengaja mengatur kalimatnya agar pak Garry tidak mendengar dengan jelas.

“Kenapa?” Tanya Garry kembali memastikan namun Launa segera menyangkalnya.

Cukup lama mereka terdiam, hingga akhirnya Garry kembali memulai percakapan.

“Launa?”

“Ya pak.”

“Jadi kan nanti malam?” Tanya Garry hingga Launa kembali teringat undangan itu.

Sebenarnya malas saja andai dia harus ke sana. Akan tetapi, karena pak Garry baik, jadi Launa mau memenuhi undangan itu. Toh juga dia ke sana untuk pak Garry bukan untuk Barra, pikirnya.

“Aku jemput ya.”

“Nggak usah pak.” Jawab Launa buru-buru mengingat pria tersebut adalah tunangan Jovita. Adik dari pak Barra. Launa yang sangat menentang keras pengkhianatan apalagi perselingkuhan, tak bisa menerima tawaran Garry begitu saja. Jika dia membenci pelakor, akan sangat tidak mungkin dia menggeluti perbuatan itu.

“Kenapa?”

“Kita ketemu di sana saja, aku sudah janji ke sana bareng Iva.” Jawab Launa beralasan, walau pun memang benar dia ingin mengajak Iva.

“Oh begitu? Yah sudah, aku tunggu di sana.”

“Ya, saya tutup telepon dulu ya pak.” Izin Launa lalu kemudian mematikan sambungan telepon tanpa harus menunggu jawaban Garry selanjutnya.

“Kok makin ke sini, perasaan aku semakin tidak enak. Seperti ada sesuatu yang pak Garry inginkan, tapi apa?” Batin Launa menerka-nerka.

Terlalu lama berpikir, Launa menggeleng-gelengkan kepala sembari memejamkan matanya.

“Mikir apa sih aku? Pak Garry bukan Barra, jadi nggak mungkin dia nyakitin perasaanku.”

Disaat Launa tengah dalam keadaan sangsi, di sudut sisi yang lain pria yang sedang ia pikirkan kini tengah mengulas senyum sembari menatap ponselnya.

“Aku pasti bisa mendapatkan kamu Launa Elliza. Kamu harus jadi milikku.” Garry bermonolog seraya tersenyum evil di depan cermin kamarnya.

Episodes
1 Eps 1 Hadiah Besar di Akhir Tahun
2 Eps 2 Terkesima Tapi Menyebalkan
3 Eps 3 Hampir Mendapat Musibah
4 Eps 4 Saya Minta Kamu Disiplin! - Barra
5 Eps 5 Saya Tidak Suka Artis Plonga Plongo- Barra
6 Eps 6 Kamu Pasti Jadi Milikku- Garry
7 Eps 7 Jebakan
8 Eps 8 Hilang Jejak - Danu
9 Eps 9 Mobil Dengan Sejuta Kenangan
10 Eps 10 Hancur
11 Eps 11 Hancur Bersamaan
12 Eps 12 Dendam
13 Eps 13 Pandai Bersilat Lidah
14 Eps 14 Nomor Baru
15 Eps 15 Kecemasan
16 Eps 16 Mengusir Penat Dengan Caraku
17 Eps 17 Serupa Tapi Tak Sama
18 Eps 18 Iva dan Perasaannya
19 Eps 19 Tapi Akan Balik Lagi Untuk Melamarmu - Bara
20 Eps 20 Merasa Tidak Pantas
21 Eps 21 Dalam Bahaya
22 Eps 22 Mual
23 Eps 23 Ngapel Dadakan
24 Eps 24 Berdebat yang Tak Pasti
25 Eps 25 Menjauh
26 Eps 26 Tetap Keras Hati
27 Eps 27 Hampir Saja
28 Eps 28 Kabar Baik/Buruk?
29 Eps 29 Kesepakatan
30 Eps 30 Kecewanya Hati Danu
31 Eps 31 Terancam Kala Strategi
32 Eps 32 Diluar Prediksi
33 Eps 33 Sah!!!
34 Eps 34 Dia Suamiku, Mencintainya Adalah Kewajiban - Launa
35 Eps 35 Resepsi
36 Eps 36 Sogokkan
37 Eps 37 Gaun Pembawa Celaka
38 Eps 38 Keresahan Hati Iva
39 Eps 39 Pertanyaan Konyol
40 Eps 40 Kamu Pasangan Halalku-Bara
41 Eps 41 Kelakuan Pasukan Kepo
42 Eps 42 Rasakan Pembalasanku!
43 Eps 43 Kamu Istriku Bukan Rekan Bisnis.
44 Eps 44 Jelmaan Buaya Putih
45 Eps 45 Syarat Mematikan
46 Eps 46 Salting
47 Eps 47 Bayangan? - Launa
48 Eps 48 Maaf Jika Aku Belum Menjanjikan Cinta
49 Eps 49 Kamu Adalah Hakku
50 Eps 50 Minta Nafkah?
51 Eps 51 Penyelesaian Masalah Ala Bara
52 Eps 52 Kiss
53 Eps 53 Cemburu
54 Eps 54 Tidak Bisa Dibiarkan
55 Eps 55 Pantai Pertama Setelah Menikah
56 Eps 56 Misi Baru Danu
57 Eps 57 Tidak Seburuk yang Kamu Pikirkan - Bara
58 Eps 58 Mau Tidak? - Bara
59 Eps 59 Menunya Apa?
60 Eps 60 Mencurigakan! - Launa
61 Eps 61 Menyatu
62 Eps 62 Kapan Makan Malamnya?
63 Eps 63 Ketakutan Launa
64 Eps 64 Jangan Mencampuri Urusan Rumah Tanggaku - Bara
65 Eps 65 I Love You mas - Launa
66 Eps 66 Tidak Tertebak
67 Eps 67 Apapun Untuk Launa - Danu
68 Eps 68 Mengurungkan ungkapan cinta - Danu
69 Eps 69 Merasa Dibodohi
70 Eps 70 Orang Tua yang Bijak
71 Eps 71 Ikatan Sahabat Itu Lemah ~ Bara
72 Eps 72 Marahnya Sungguhan
73 Eps 73 Tak Terbaca
74 Eps 74 Tenang
75 Eps 75 Kena Mental ~ Bara
76 Eps 76 Awal
77 Eps 77 Kejadian
78 Eps 78 Kabar Baik
79 Eps 79 Dijemput
80 Eps 80 Permintaan yang Sulit
81 Eps 81
82 Eps 82 Keadilan yang Bagaimana?
83 Eps 83 Menyesap Madu
84 Eps 84 Teman Masak Sahur
85 Eps 85 Hati Kamu ~ Bara
86 Eps 86 Tamu Tak Diundang
87 Eps 87 Sudah Saatnya Go Public
88 Eps 88 Tabur Tuai
89 Eps 89 Pengawal Lagi
90 Eps 90 Buka Pakai Apa?
91 Eps 91 Dua Garis
92 Eps 92 Tidak Diharapkan
93 Eps 93 Pengganti Ibu
94 Eps 94 Tanggung Jawab
95 Eps 95 Ikhtiar
96 Eps 96 Hari Raya
97 Eps 97 Aku Ikut ~ Launa
98 Eps 98 Makan Malam yang Sangat Berkesan ~ Bara
99 Eps 99 Hamili Aku~ Launa
100 Eps 100 Menguji Adrenalin
101 Eps 101 Serangan Pertanyaan
102 Eps 102 Nasehat Launa
103 Eps 103 Tuntutan Perhatian
104 Eps 104 Sembilan Bulan Sudah
105 Eps 105 Diabaikan
106 Eps 106 Terjebak Film
107 Eps 107 Berakhir
108 Eps 108 Benang Kusut yang Mulai Bisa Ditarik
109 Eps 109 Penyelematan
110 Eps 110 Pembelaan
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Eps 1 Hadiah Besar di Akhir Tahun
2
Eps 2 Terkesima Tapi Menyebalkan
3
Eps 3 Hampir Mendapat Musibah
4
Eps 4 Saya Minta Kamu Disiplin! - Barra
5
Eps 5 Saya Tidak Suka Artis Plonga Plongo- Barra
6
Eps 6 Kamu Pasti Jadi Milikku- Garry
7
Eps 7 Jebakan
8
Eps 8 Hilang Jejak - Danu
9
Eps 9 Mobil Dengan Sejuta Kenangan
10
Eps 10 Hancur
11
Eps 11 Hancur Bersamaan
12
Eps 12 Dendam
13
Eps 13 Pandai Bersilat Lidah
14
Eps 14 Nomor Baru
15
Eps 15 Kecemasan
16
Eps 16 Mengusir Penat Dengan Caraku
17
Eps 17 Serupa Tapi Tak Sama
18
Eps 18 Iva dan Perasaannya
19
Eps 19 Tapi Akan Balik Lagi Untuk Melamarmu - Bara
20
Eps 20 Merasa Tidak Pantas
21
Eps 21 Dalam Bahaya
22
Eps 22 Mual
23
Eps 23 Ngapel Dadakan
24
Eps 24 Berdebat yang Tak Pasti
25
Eps 25 Menjauh
26
Eps 26 Tetap Keras Hati
27
Eps 27 Hampir Saja
28
Eps 28 Kabar Baik/Buruk?
29
Eps 29 Kesepakatan
30
Eps 30 Kecewanya Hati Danu
31
Eps 31 Terancam Kala Strategi
32
Eps 32 Diluar Prediksi
33
Eps 33 Sah!!!
34
Eps 34 Dia Suamiku, Mencintainya Adalah Kewajiban - Launa
35
Eps 35 Resepsi
36
Eps 36 Sogokkan
37
Eps 37 Gaun Pembawa Celaka
38
Eps 38 Keresahan Hati Iva
39
Eps 39 Pertanyaan Konyol
40
Eps 40 Kamu Pasangan Halalku-Bara
41
Eps 41 Kelakuan Pasukan Kepo
42
Eps 42 Rasakan Pembalasanku!
43
Eps 43 Kamu Istriku Bukan Rekan Bisnis.
44
Eps 44 Jelmaan Buaya Putih
45
Eps 45 Syarat Mematikan
46
Eps 46 Salting
47
Eps 47 Bayangan? - Launa
48
Eps 48 Maaf Jika Aku Belum Menjanjikan Cinta
49
Eps 49 Kamu Adalah Hakku
50
Eps 50 Minta Nafkah?
51
Eps 51 Penyelesaian Masalah Ala Bara
52
Eps 52 Kiss
53
Eps 53 Cemburu
54
Eps 54 Tidak Bisa Dibiarkan
55
Eps 55 Pantai Pertama Setelah Menikah
56
Eps 56 Misi Baru Danu
57
Eps 57 Tidak Seburuk yang Kamu Pikirkan - Bara
58
Eps 58 Mau Tidak? - Bara
59
Eps 59 Menunya Apa?
60
Eps 60 Mencurigakan! - Launa
61
Eps 61 Menyatu
62
Eps 62 Kapan Makan Malamnya?
63
Eps 63 Ketakutan Launa
64
Eps 64 Jangan Mencampuri Urusan Rumah Tanggaku - Bara
65
Eps 65 I Love You mas - Launa
66
Eps 66 Tidak Tertebak
67
Eps 67 Apapun Untuk Launa - Danu
68
Eps 68 Mengurungkan ungkapan cinta - Danu
69
Eps 69 Merasa Dibodohi
70
Eps 70 Orang Tua yang Bijak
71
Eps 71 Ikatan Sahabat Itu Lemah ~ Bara
72
Eps 72 Marahnya Sungguhan
73
Eps 73 Tak Terbaca
74
Eps 74 Tenang
75
Eps 75 Kena Mental ~ Bara
76
Eps 76 Awal
77
Eps 77 Kejadian
78
Eps 78 Kabar Baik
79
Eps 79 Dijemput
80
Eps 80 Permintaan yang Sulit
81
Eps 81
82
Eps 82 Keadilan yang Bagaimana?
83
Eps 83 Menyesap Madu
84
Eps 84 Teman Masak Sahur
85
Eps 85 Hati Kamu ~ Bara
86
Eps 86 Tamu Tak Diundang
87
Eps 87 Sudah Saatnya Go Public
88
Eps 88 Tabur Tuai
89
Eps 89 Pengawal Lagi
90
Eps 90 Buka Pakai Apa?
91
Eps 91 Dua Garis
92
Eps 92 Tidak Diharapkan
93
Eps 93 Pengganti Ibu
94
Eps 94 Tanggung Jawab
95
Eps 95 Ikhtiar
96
Eps 96 Hari Raya
97
Eps 97 Aku Ikut ~ Launa
98
Eps 98 Makan Malam yang Sangat Berkesan ~ Bara
99
Eps 99 Hamili Aku~ Launa
100
Eps 100 Menguji Adrenalin
101
Eps 101 Serangan Pertanyaan
102
Eps 102 Nasehat Launa
103
Eps 103 Tuntutan Perhatian
104
Eps 104 Sembilan Bulan Sudah
105
Eps 105 Diabaikan
106
Eps 106 Terjebak Film
107
Eps 107 Berakhir
108
Eps 108 Benang Kusut yang Mulai Bisa Ditarik
109
Eps 109 Penyelematan
110
Eps 110 Pembelaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!