Eps 5 Saya Tidak Suka Artis Plonga Plongo- Barra

“Apa maksudnya ini?” Launa pun mengepalkan tangan sampai buku tangannya memutih. Ini benar-benar sulit diterima akal.

“Jadi orang gila?”

“Sebentar, ini serius aku jadi orang gila Va? Kenapa harus orang gila sih?”

“Iya, pak Barra sudah konfirmasi soal pergantian pemain. Kamu tidak baca group Lau?”

“Tidak.” Jawab Launa hingga Iva memutar bola matanya. Kebiasaan, karena terlalu kesal ia sampai membisukan notifikasi pesan group di whatsapp-nya.

“Tuh kan, makanya baca dong Lau. Semua crew dan pemain lainnya sudah tau, tinggal kamu aja yang belum membacanya, jadi aku panggil kamu.”

“Tapi gimana bisa? Tadi aja mereka baru muji-muji aku.”

“Itu karena mereka nggak enak saja kasih tau kamu.”

Ternyata popularitas seseorang tidak menjamin dia dihargai. Kadang kala, meski pun punya popularitas, tetap akan kalah dengan yang berkuasa.

Itulah kesimpulan Launa mengenai orang yang berkuasa. Meski dia sudah populer dengan sejuta pesona dan mulai banyak dilihat masyarakat, tetap saja tidak punya daya melawan atasannya.

Baru juga hendak merasakan nikmatnya jadi pemeran utama, Launa harus merasakan peristiwa yang membuat dirinya merasa direndahkan.

Ini project yang Launa inginkan, khayalannya sudah melambung terlalu jauh andai dia mendapat peran utama. Tapi justru diganti sesuka hati oleh manusia yang tak berperasaan itu.

Launa jadi tak tahan lagi, sutradara sialan itu semakin membuat Launa murka. Dia yang awalnya diberi kepercayaan untuk memerankan sebagai wanita cantik dan keren, diubah menjadi orang gila tanpa persetujuannya. Bahkan saking kesalnya, Launa sampai menyebut Barra tak ubahnya bak manusia kolot yang tak mengerti regulasi. Sekesal itu dirinya sampai merambah ke personal.

Padahal tadi dia sudah dipuji dan diberi approve oleh yang lain karena berhasil menunjukkan kemampuan akting terbaiknya. Tak disangka justru diubah seenak dengkul oleh sutradara yang menurut Launa sangat sialan itu.

“Va? Kamu tau nggak apa alasan pak Barra mengganti peranku?” Tanya Launa berusaha tenang walau hatinya sudah terbakar.

“Kalau itu, pak Barra tidak memberitahuku Lau.”

“Apa mungkin ada pemain yang punya orang dalam yang sekiranya dekat sama pak Barra gitu.” Tutur Launa berspekulasi.

“Lau, alangkah baiknya kamu tanya langsung ke pak Barra deh.”

Sungguh Launa tidak mengerti apa alasan Barra mengganti perannya secara mendadak. Bukan menjadi sahabat pemeran utama, tapi jadi saudara dan ya soal jadi saudaranya itu dia tidak masalah, tapi ini jadi saudara yang gila karena ditinggal suaminya yang berkhianat. Sungguh miris sekali bahkan bukan hanya itu, kemunculannya juga hanya sesekali. Bisa dihitung, hanya muncul di dua episode saja karena selebihnya Launa akan dibuat mati.

Seandainya memang alasannya karena jam terbang Launa yang belum terlalu tinggi, kenapa harus merekrutnya untuk tetap mendapatkan peran itu? Sampai-sampai Launa sudah berharap terlalu jauh namun dipatahkan begitu saja. Padahal syutingnya sudah akan dimulai dan prosesnya berjalan begitu matang, tapi Launa justru dihadapkan oleh perubahan besar.

Atau kalau memang ada orang dalam, sungguh Barra bukan mencerminkan atasan yang bijak dan proffesional, tapi justru jadi atasan nepotisme yang rendahan pikir Launa.

“Jadi orang gila, yang benar saja Va? Dia meremehkanku atau bagaimana? Apa kamu yakin aku harus menemui dia Va?” Tanya Launa kembali.

“Iya, biar semuanya jelas Lau, mumpung pak Barra masih di sini, karena sebentar lagi dia akan mengadakan meeting di kantor utama.” Jelas Iva kemudian. Saran Iva tidak hanya lewat begitu saja di kuping Launa, tapi langsung menuju ruangan Barra untuk bertemu pria itu.

Pria itu memang punya pengaruh besar di sini, Barra bukan hanya terkenal sebagai sutradara yang punya ketampanan bak dewa, tapi sepak terjangnya sebagai sutradara bukan sekadar isapan jempol belaka, dan dia pun ditakuti banyak orang.

Usianya belum terlalu tua, malah termasuk sutradara dengan pengalaman yang sehebat itu, 32 tahun.

Langkahnya begitu cepat, Iva bilang dia masih berada di ruangannya, ia ingin segera menemui pria kolot itu sebelum Bara pergi karena Launa tidak berniat mengejarnya jauh-jauh.

Beberapa menit sejak memutuskan untuk menemui Barra, Launa masuk ke ruangan pria itu tanpa ketuk pintu lebih dulu, ia bahkan tak peduli dengan pandangan orang di sekitarnya.

“Pak Barra!” Panggil Launa begitu melihat Barra sudah bersiap untuk beranjak dari sana.

Hampir terlambat, beberapa detik lagi mengulur waktu, membuat Launa hampir gagal menemuinya karena sewaktu membuka pintu, Launa langsung berpapasan dengannya yang juga hendak memutar gagang pintu.

“Ada apa?” Tanya pria itu menatap datar Launa tanpa mempersilahkan dia masuk.

Sama sekali tidak ada keramahan, satu ciri khas Barra yang kerap diperbincangkan dan Launa pun sudah tidak kaget akan hal itu.

“Saya minta waktunya sebentar.”

“Langsung saja apa yang ingin kamu katakan?” Timpal Barra sembari melirik pergelangan tangan kirinya.

Launa mengerjap pelan, baru kali ini ia bertemu pria tak berhati seperti Barra. Cara bicaranya tidak sopan dan tampak tak berperasaan.

Sebagaimana yang Barra minta, Launa langsung membahas pada intinya. “Kenapa bapak mengganti peran saya jadi orang gila? Saya butuh alasan bapak.”

“Kamu masih perlu ingin tau hal itu?” Tanya Barra singkat tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

“Tentu, saya butuh alasan yang konkret dan masuk akal.”

“Sepertinya otak kamu tidak sampai ya?”

“Maksud bapak?” Launa bertanya seraya memicingkan mata karena benar-benar bingung tentunya.

“Ck, lagaknya aktris zaman sekarang.” Gumam Barra namun masih bisa Launa dengar.

“Bisa langsung jelaskan ke intinya nggak pak? Saya tidak butuh basa basi bapak.” Ketus Launa yang merasa tidak perlu lagi menunjukkan rasa hormatnya.

Pria itu sontak tersenyum, bukan senyum teduh apalagi senyum hangat melainkan senyum meremehkan. “Pertama kamu sudah datang terlambat, dan kedua karena kamu sering lupa dialog. Selain itu, kamu tidak pantas untuk mendapat peran sebagai citra di series ini jelas?”

Deg…

Mendengar itu, Launa bak diobrak abrik hatinya. Panas dan perih ia rasakan dalam satu waktu. Bak dihujam pedang Damaskus, hati Launa seolah disayat-sayat rasanya.

Launa sadar akan kesalahan yang ia lakukan, tapi menurutnya Barra terlalu frontal dalam menyampaikan alasannya.

“Tapi kan pak, tadi aku sempat mendapat pujian dan mampu menunjukkan bakat aktingku kan? Kata mereka aktingku bag_”

“Bagus? Itu kata mereka tapi bukan kata saya.” Sergah Barra menohok hingga Launa bungkam sejenak.

“Tapi kenapa harus jadi orang gila dan hanya muncul di dua episode saja?”

“Bukan kah itu lebih bagus? Itu artinya kamu tidak perlu cape-cape membuang waktu untuk datang setiap hari. Kebetulan, saya tidak suka mempekerjakan artis yang plonga plongo seperti kamu dan selalu lupa dialog.” Pungkas Barra lalu kemudian berlalu melewati Launa begitu saja. Tak peduli meskipun kini Launa sudah berapi-api.

Dengan rahang mengeras dan tangan yang terkepal kuat, Launa menatap tajam punggung Barra yang semakin menghilang. Dada Launa naik turun seakan ingin menghantam puncak kepala Barra saat itu juga.

Episodes
1 Eps 1 Hadiah Besar di Akhir Tahun
2 Eps 2 Terkesima Tapi Menyebalkan
3 Eps 3 Hampir Mendapat Musibah
4 Eps 4 Saya Minta Kamu Disiplin! - Barra
5 Eps 5 Saya Tidak Suka Artis Plonga Plongo- Barra
6 Eps 6 Kamu Pasti Jadi Milikku- Garry
7 Eps 7 Jebakan
8 Eps 8 Hilang Jejak - Danu
9 Eps 9 Mobil Dengan Sejuta Kenangan
10 Eps 10 Hancur
11 Eps 11 Hancur Bersamaan
12 Eps 12 Dendam
13 Eps 13 Pandai Bersilat Lidah
14 Eps 14 Nomor Baru
15 Eps 15 Kecemasan
16 Eps 16 Mengusir Penat Dengan Caraku
17 Eps 17 Serupa Tapi Tak Sama
18 Eps 18 Iva dan Perasaannya
19 Eps 19 Tapi Akan Balik Lagi Untuk Melamarmu - Bara
20 Eps 20 Merasa Tidak Pantas
21 Eps 21 Dalam Bahaya
22 Eps 22 Mual
23 Eps 23 Ngapel Dadakan
24 Eps 24 Berdebat yang Tak Pasti
25 Eps 25 Menjauh
26 Eps 26 Tetap Keras Hati
27 Eps 27 Hampir Saja
28 Eps 28 Kabar Baik/Buruk?
29 Eps 29 Kesepakatan
30 Eps 30 Kecewanya Hati Danu
31 Eps 31 Terancam Kala Strategi
32 Eps 32 Diluar Prediksi
33 Eps 33 Sah!!!
34 Eps 34 Dia Suamiku, Mencintainya Adalah Kewajiban - Launa
35 Eps 35 Resepsi
36 Eps 36 Sogokkan
37 Eps 37 Gaun Pembawa Celaka
38 Eps 38 Keresahan Hati Iva
39 Eps 39 Pertanyaan Konyol
40 Eps 40 Kamu Pasangan Halalku-Bara
41 Eps 41 Kelakuan Pasukan Kepo
42 Eps 42 Rasakan Pembalasanku!
43 Eps 43 Kamu Istriku Bukan Rekan Bisnis.
44 Eps 44 Jelmaan Buaya Putih
45 Eps 45 Syarat Mematikan
46 Eps 46 Salting
47 Eps 47 Bayangan? - Launa
48 Eps 48 Maaf Jika Aku Belum Menjanjikan Cinta
49 Eps 49 Kamu Adalah Hakku
50 Eps 50 Minta Nafkah?
51 Eps 51 Penyelesaian Masalah Ala Bara
52 Eps 52 Kiss
53 Eps 53 Cemburu
54 Eps 54 Tidak Bisa Dibiarkan
55 Eps 55 Pantai Pertama Setelah Menikah
56 Eps 56 Misi Baru Danu
57 Eps 57 Tidak Seburuk yang Kamu Pikirkan - Bara
58 Eps 58 Mau Tidak? - Bara
59 Eps 59 Menunya Apa?
60 Eps 60 Mencurigakan! - Launa
61 Eps 61 Menyatu
62 Eps 62 Kapan Makan Malamnya?
63 Eps 63 Ketakutan Launa
64 Eps 64 Jangan Mencampuri Urusan Rumah Tanggaku - Bara
65 Eps 65 I Love You mas - Launa
66 Eps 66 Tidak Tertebak
67 Eps 67 Apapun Untuk Launa - Danu
68 Eps 68 Mengurungkan ungkapan cinta - Danu
69 Eps 69 Merasa Dibodohi
70 Eps 70 Orang Tua yang Bijak
71 Eps 71 Ikatan Sahabat Itu Lemah ~ Bara
72 Eps 72 Marahnya Sungguhan
73 Eps 73 Tak Terbaca
74 Eps 74 Tenang
75 Eps 75 Kena Mental ~ Bara
76 Eps 76 Awal
77 Eps 77 Kejadian
78 Eps 78 Kabar Baik
79 Eps 79 Dijemput
80 Eps 80 Permintaan yang Sulit
81 Eps 81
82 Eps 82 Keadilan yang Bagaimana?
83 Eps 83 Menyesap Madu
84 Eps 84 Teman Masak Sahur
85 Eps 85 Hati Kamu ~ Bara
86 Eps 86 Tamu Tak Diundang
87 Eps 87 Sudah Saatnya Go Public
88 Eps 88 Tabur Tuai
89 Eps 89 Pengawal Lagi
90 Eps 90 Buka Pakai Apa?
91 Eps 91 Dua Garis
92 Eps 92 Tidak Diharapkan
93 Eps 93 Pengganti Ibu
94 Eps 94 Tanggung Jawab
95 Eps 95 Ikhtiar
96 Eps 96 Hari Raya
97 Eps 97 Aku Ikut ~ Launa
98 Eps 98 Makan Malam yang Sangat Berkesan ~ Bara
99 Eps 99 Hamili Aku~ Launa
100 Eps 100 Menguji Adrenalin
101 Eps 101 Serangan Pertanyaan
102 Eps 102 Nasehat Launa
103 Eps 103 Tuntutan Perhatian
104 Eps 104 Sembilan Bulan Sudah
105 Eps 105 Diabaikan
106 Eps 106 Terjebak Film
107 Eps 107 Berakhir
108 Eps 108 Benang Kusut yang Mulai Bisa Ditarik
109 Eps 109 Penyelematan
110 Eps 110 Pembelaan
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Eps 1 Hadiah Besar di Akhir Tahun
2
Eps 2 Terkesima Tapi Menyebalkan
3
Eps 3 Hampir Mendapat Musibah
4
Eps 4 Saya Minta Kamu Disiplin! - Barra
5
Eps 5 Saya Tidak Suka Artis Plonga Plongo- Barra
6
Eps 6 Kamu Pasti Jadi Milikku- Garry
7
Eps 7 Jebakan
8
Eps 8 Hilang Jejak - Danu
9
Eps 9 Mobil Dengan Sejuta Kenangan
10
Eps 10 Hancur
11
Eps 11 Hancur Bersamaan
12
Eps 12 Dendam
13
Eps 13 Pandai Bersilat Lidah
14
Eps 14 Nomor Baru
15
Eps 15 Kecemasan
16
Eps 16 Mengusir Penat Dengan Caraku
17
Eps 17 Serupa Tapi Tak Sama
18
Eps 18 Iva dan Perasaannya
19
Eps 19 Tapi Akan Balik Lagi Untuk Melamarmu - Bara
20
Eps 20 Merasa Tidak Pantas
21
Eps 21 Dalam Bahaya
22
Eps 22 Mual
23
Eps 23 Ngapel Dadakan
24
Eps 24 Berdebat yang Tak Pasti
25
Eps 25 Menjauh
26
Eps 26 Tetap Keras Hati
27
Eps 27 Hampir Saja
28
Eps 28 Kabar Baik/Buruk?
29
Eps 29 Kesepakatan
30
Eps 30 Kecewanya Hati Danu
31
Eps 31 Terancam Kala Strategi
32
Eps 32 Diluar Prediksi
33
Eps 33 Sah!!!
34
Eps 34 Dia Suamiku, Mencintainya Adalah Kewajiban - Launa
35
Eps 35 Resepsi
36
Eps 36 Sogokkan
37
Eps 37 Gaun Pembawa Celaka
38
Eps 38 Keresahan Hati Iva
39
Eps 39 Pertanyaan Konyol
40
Eps 40 Kamu Pasangan Halalku-Bara
41
Eps 41 Kelakuan Pasukan Kepo
42
Eps 42 Rasakan Pembalasanku!
43
Eps 43 Kamu Istriku Bukan Rekan Bisnis.
44
Eps 44 Jelmaan Buaya Putih
45
Eps 45 Syarat Mematikan
46
Eps 46 Salting
47
Eps 47 Bayangan? - Launa
48
Eps 48 Maaf Jika Aku Belum Menjanjikan Cinta
49
Eps 49 Kamu Adalah Hakku
50
Eps 50 Minta Nafkah?
51
Eps 51 Penyelesaian Masalah Ala Bara
52
Eps 52 Kiss
53
Eps 53 Cemburu
54
Eps 54 Tidak Bisa Dibiarkan
55
Eps 55 Pantai Pertama Setelah Menikah
56
Eps 56 Misi Baru Danu
57
Eps 57 Tidak Seburuk yang Kamu Pikirkan - Bara
58
Eps 58 Mau Tidak? - Bara
59
Eps 59 Menunya Apa?
60
Eps 60 Mencurigakan! - Launa
61
Eps 61 Menyatu
62
Eps 62 Kapan Makan Malamnya?
63
Eps 63 Ketakutan Launa
64
Eps 64 Jangan Mencampuri Urusan Rumah Tanggaku - Bara
65
Eps 65 I Love You mas - Launa
66
Eps 66 Tidak Tertebak
67
Eps 67 Apapun Untuk Launa - Danu
68
Eps 68 Mengurungkan ungkapan cinta - Danu
69
Eps 69 Merasa Dibodohi
70
Eps 70 Orang Tua yang Bijak
71
Eps 71 Ikatan Sahabat Itu Lemah ~ Bara
72
Eps 72 Marahnya Sungguhan
73
Eps 73 Tak Terbaca
74
Eps 74 Tenang
75
Eps 75 Kena Mental ~ Bara
76
Eps 76 Awal
77
Eps 77 Kejadian
78
Eps 78 Kabar Baik
79
Eps 79 Dijemput
80
Eps 80 Permintaan yang Sulit
81
Eps 81
82
Eps 82 Keadilan yang Bagaimana?
83
Eps 83 Menyesap Madu
84
Eps 84 Teman Masak Sahur
85
Eps 85 Hati Kamu ~ Bara
86
Eps 86 Tamu Tak Diundang
87
Eps 87 Sudah Saatnya Go Public
88
Eps 88 Tabur Tuai
89
Eps 89 Pengawal Lagi
90
Eps 90 Buka Pakai Apa?
91
Eps 91 Dua Garis
92
Eps 92 Tidak Diharapkan
93
Eps 93 Pengganti Ibu
94
Eps 94 Tanggung Jawab
95
Eps 95 Ikhtiar
96
Eps 96 Hari Raya
97
Eps 97 Aku Ikut ~ Launa
98
Eps 98 Makan Malam yang Sangat Berkesan ~ Bara
99
Eps 99 Hamili Aku~ Launa
100
Eps 100 Menguji Adrenalin
101
Eps 101 Serangan Pertanyaan
102
Eps 102 Nasehat Launa
103
Eps 103 Tuntutan Perhatian
104
Eps 104 Sembilan Bulan Sudah
105
Eps 105 Diabaikan
106
Eps 106 Terjebak Film
107
Eps 107 Berakhir
108
Eps 108 Benang Kusut yang Mulai Bisa Ditarik
109
Eps 109 Penyelematan
110
Eps 110 Pembelaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!