Eps 9 Mobil Dengan Sejuta Kenangan

Waktu masih menunjukkan pukul 20.00 malam, seharusnya, masih panjang waktu untuk Barra berada di pesta tersebut, akan tetapi Barra seolah tidak peduli akan hal itu.

Dalam perjalanan pulang, Launa semakin menunjukkan keanehan hingga membuat Bara curiga dan menghubungi Darius segera. Tak berselang lima menit, Darius kembali menghubunginya dengan membawa informasi mencengangkan dari bartender cafe.

“Bar, salah satu artis wanitamu membayar bartender sialan ini untuk mengantarkan minuman yang sudah dicampur obat ke minuman Launa.” Ucap Darius hingga Barra pun memekik.

“Apa?”

“Bartender itu memberikan botol obat perang*ang yang ditinggalkan wanita itu di mejanya.”

“Siapa wanita itu Dar?” Desak Barra nampak tak sabar. Pasalnya, wanita yang Darius maksud adalah salah satu artis yang ia percayakan untuk ikut bermain di project yang mereka rencanakan itu.

“Pria ini masih belum mengaku karena wanita itu sudah memberinya uang tutup mulut.”

“Berikan sepuluh kali lipat untuk dia mengakuinya.” Titah Barra tanpa merasa rugi andai harus merogoh kocek dalam-dalam demi untuk mengungkap pengkhianat yang berada di sekitarnya, dan untuk mencari keadilan untuk Jovita. Bukan hanya untuk Jovita, nyatanya Barra juga ingin menuntut keadilan untuk Launa, gadis yang kini tengah terkena imbasnya.

Usai berbicara dengan Darius, Barra pun semakin melajukan mobilnya. Di tengah perjalanan, lagi-lagi Barra dibuat terkejut atas tindakan Launa. Tiba-tiba, wanita itu mencengkram pergelangan tangannya dan menatap Barra dengan tatapan berbeda.

“Kenapa?” Tanya Barra tampak was-was.

“Tolong aku.” Ucap Launa dengan bibir bergetar.

“Sabar, aku akan mengantarmu pulang_”

“Jangan pulang. Aku ingin kamu menolongnya di sini.” Pintah Launa lalu kemudian melepaskan jas yang membalut tubuhnya dan hendak menurunkan dress yang ia kenakan.

“Launa sabarlah sebentar.”

“Gerah, gerah sekali pak.” Keluh Launa yang terlihat semakin gelisah.

“Sabarlah sedikit lagi.”

“Aku tidak bisa menahannya.” Timpal Launa hingga Barra menelan salivanya yang terasa pekat. Melihat itu, Barra menahan tangan Launa agar tidak semakin lancang, lalu menghidupkan AC sekencang-kencangnya agar wanita itu tidak kegerahan.

Semakin lama, obat perang*ang itu semakin nyata efeknya di tubuh Launa. Launa yang saat itu tengah berada di bawah pengaruh obat perlahan mendekat ke arah Barra. Seakan AC mobil Barra tidak mempan sama sekali.

“Kamu mau apa?” Tanya Barra persis korban peleceh*n.

Tanpa menjawab, Launa merabah dada bidang Barra dan menciumi lehernya hingga Barra hampir kehilangan fokus. Pria itu cukup kesulitan menahan tangan nakal Launa karena sedang menyetir, namun Launa semakin gencar kalah Barra tampak lengah.

“Tolong jangan lakukan ini Launa! Tolong sadarlah!”

Seakan peringatan Barra tidak ada pengaruhnya, Launa justru semakin lancang menurunkan tangannya sampai di bawah perut Barra. Panik asetnya akan segera ternoda, dengan sigap Barra menahan pergelangan tangan wanita itu namun tak munafik, dia juga kegelian saat Launa mengigit kecil telinganya.

Karena jarak ke rumahnya masih cukup jauh, Barra pun terpaksa menepikan mobilnya dengan niat ingin menyadarkan Launa.

“Kau tunggu lah di sini, aku akan mengambil air untuk menciprati wajahmu biar kau sadar.” Ucap Barra namun Launa segera menahan pergelangan tangan Barra seraya memandanginya dengan tatapan sayu.

Tak hanya menarik tangan Barra, Launa tanpa malu menci*m bib*r Barra hingga membuat mata Barra membulat sempurna dan berusaha melepas tautan bib*r mereka.

“Launa sadarlah!” Sentak Barra sembari mengguncang kedua pundak Launa.

Namun Launa tak mengindahkannya, dengan gaya nakal, ia duduk di pangkuan Barra dan menci*mi pria itu penuh naf*u.

“Tolong selamatkan aku, aku benar-benar tersiksa menahan gejolak ini.” Bisik Launa sembari terus menci*mi leher Barra.

Susah payah ia menjernihkan pikirannya namun sulit. Launa sudah berusaha menyeruak demi membentengi dirinya, namun mustahil karena naf*u dalam dirinya terus memberontak menuntut penuntasan dari Launa.

Bagaimana tidak? Menurut kabar dari Darius, obat yang mereka campurkan terlalu banyak, bahkan hingga lima tetes.

“Tolong kendalikan pikiranmu.” Ucap Barra seraya berusaha melepaskan tangan Launa yang melingkar di lehernya.

“Aku sudah mencoba, tapi sulit.” Lirih Launa lalu kemudian melum*t bib*r pria itu.

Sebagai lelaki normal, jiwa kelelakian Barra akhirnya keluar juga. Alhasil, ia membiarkan lid*h Launa berkelana menguasai mul*tnya. Ia pun membiarkan Launa bertindak atas tubuhnya sesuka hati tanpa berusaha menepis. Iman Barra tergoyahkan, bagaimana tidak? Lawan mainnya ini adalah seorang artis dengan beribu pesona. Ditambah lagi, Launa mirip mantan kekasihnya yang dulu. Hal itulah yang membuat pertahanannya semakin luntur karena dibayang-bayangi wajah Amelia yang begitu mirip dengannya. Namun meski pun begitu, Barra melakukannya secara sadar tanpa halusinasi sedikit pun.

Barra tidak membayangkan kekasihnya, ia sadar sesadar-sadarnya bahwa wanita yang menyodorkan kenikmatan untuknya ini adalah Launa.

Masih dalam keadaan bib*r yang bertautan, Barra menekan tombol di sisi kiri kursi mobilnya, hingga sandaran kursi Launa roboh ke belakang membentuk tempat tidur.

Dengan lahap Barra mulai menc*umi area leher Launa hingga membuat wanita itu terpejam menikmati sentuhan lid*h Barra.

Launa yang semakin tak terkendalikan mendorong tubuh Barra dan balas menekan tombol di sebelah kursi Barra hingga pria itu terbaring. Posisi Launa yang tadinya di bawah, kini berganti menjadi di atas. Wanita itu kembali menci*mi leher Barra sampai ke dada bidang pria itu dan sengaja meninggalkan bercak merah di sana.

Seakan sudah lihai sekali, Launa menarik kerah kemeja Barra hingga posisi mereka jadi terduduk. Dengan Launa yang kembali berpangku di atas paha Barra, ia kembali memulai aksinya dengan melum*t bib*r Barra tanpa ampun. Barra membuka ikatan rambut Launa hingga rambutnya tergerai dan semakin membuat Launa terlihat menggoda.

Dengan tangan yang kembali liar, Launa membuka kancing kemeja Barra seolah tampak tak sabar. Begitu pun dengan Barra, seakan tak mau kalah, ia ikut merobek dress Launa yang memang sudah robek itu menjadi semakin robek dan membuangnya ke sembarang arah.

Launa kembali menci*mi dada bidang Barra dengan begitu liarnya hingga Barra jadi tak terkendali. Terlebih saat tubuh indah Launa terpampang nyata di depan matanya. Begitu putih dan mulus, ditambah benda sintal Launa yang lumayan berisi membuat Barra tak sabar ingin melum*tnya.

Buru-buru Barra melum*t habis benda sintal itu dengan rakus dan meninggalkan tanda kepemilikan di sana. Launa mulai mendes*h dan menjambak pelan rambut Barra namun pria itu menghentikkan aksinya sejenak sembari menatap lekat Launa yang mulai terlihat berantakan.

“Kamu yakin akan memberikannya padaku?” Tanya Barra yang hanya ditanggapi anggukkan oleh Launa. Begitu mendapat lampu hijau dari sang pemilik tubuh jenjang itu, Barra kembali melanjutkan aksinya. Tak sedikit pun Barra melewatkan setiap inci tubuh Launa, mulai dari dada, turun ke perut hingga terus ke bawah perut.

Aksi Barra yang bergerilya di bawah perutnya membuat Launa kian meracau akibat sentuhan lid*h di bendah lunak nan sensitifnya itu.

Alhasil, mereka melakukannya di dalam mobil. Karena naf*u yang tak terbendung, Barra seakan tak peduli mobilnya menjadi pusat perhatian orang karena bergoyang dengan begitu kencangnya.

Sebaliknya, tanpa Launa sadari, ia sudah merelakan mahkotanya untuk pria yang baru ia kenali.

Episodes
1 Eps 1 Hadiah Besar di Akhir Tahun
2 Eps 2 Terkesima Tapi Menyebalkan
3 Eps 3 Hampir Mendapat Musibah
4 Eps 4 Saya Minta Kamu Disiplin! - Barra
5 Eps 5 Saya Tidak Suka Artis Plonga Plongo- Barra
6 Eps 6 Kamu Pasti Jadi Milikku- Garry
7 Eps 7 Jebakan
8 Eps 8 Hilang Jejak - Danu
9 Eps 9 Mobil Dengan Sejuta Kenangan
10 Eps 10 Hancur
11 Eps 11 Hancur Bersamaan
12 Eps 12 Dendam
13 Eps 13 Pandai Bersilat Lidah
14 Eps 14 Nomor Baru
15 Eps 15 Kecemasan
16 Eps 16 Mengusir Penat Dengan Caraku
17 Eps 17 Serupa Tapi Tak Sama
18 Eps 18 Iva dan Perasaannya
19 Eps 19 Tapi Akan Balik Lagi Untuk Melamarmu - Bara
20 Eps 20 Merasa Tidak Pantas
21 Eps 21 Dalam Bahaya
22 Eps 22 Mual
23 Eps 23 Ngapel Dadakan
24 Eps 24 Berdebat yang Tak Pasti
25 Eps 25 Menjauh
26 Eps 26 Tetap Keras Hati
27 Eps 27 Hampir Saja
28 Eps 28 Kabar Baik/Buruk?
29 Eps 29 Kesepakatan
30 Eps 30 Kecewanya Hati Danu
31 Eps 31 Terancam Kala Strategi
32 Eps 32 Diluar Prediksi
33 Eps 33 Sah!!!
34 Eps 34 Dia Suamiku, Mencintainya Adalah Kewajiban - Launa
35 Eps 35 Resepsi
36 Eps 36 Sogokkan
37 Eps 37 Gaun Pembawa Celaka
38 Eps 38 Keresahan Hati Iva
39 Eps 39 Pertanyaan Konyol
40 Eps 40 Kamu Pasangan Halalku-Bara
41 Eps 41 Kelakuan Pasukan Kepo
42 Eps 42 Rasakan Pembalasanku!
43 Eps 43 Kamu Istriku Bukan Rekan Bisnis.
44 Eps 44 Jelmaan Buaya Putih
45 Eps 45 Syarat Mematikan
46 Eps 46 Salting
47 Eps 47 Bayangan? - Launa
48 Eps 48 Maaf Jika Aku Belum Menjanjikan Cinta
49 Eps 49 Kamu Adalah Hakku
50 Eps 50 Minta Nafkah?
51 Eps 51 Penyelesaian Masalah Ala Bara
52 Eps 52 Kiss
53 Eps 53 Cemburu
54 Eps 54 Tidak Bisa Dibiarkan
55 Eps 55 Pantai Pertama Setelah Menikah
56 Eps 56 Misi Baru Danu
57 Eps 57 Tidak Seburuk yang Kamu Pikirkan - Bara
58 Eps 58 Mau Tidak? - Bara
59 Eps 59 Menunya Apa?
60 Eps 60 Mencurigakan! - Launa
61 Eps 61 Menyatu
62 Eps 62 Kapan Makan Malamnya?
63 Eps 63 Ketakutan Launa
64 Eps 64 Jangan Mencampuri Urusan Rumah Tanggaku - Bara
65 Eps 65 I Love You mas - Launa
66 Eps 66 Tidak Tertebak
67 Eps 67 Apapun Untuk Launa - Danu
68 Eps 68 Mengurungkan ungkapan cinta - Danu
69 Eps 69 Merasa Dibodohi
70 Eps 70 Orang Tua yang Bijak
71 Eps 71 Ikatan Sahabat Itu Lemah ~ Bara
72 Eps 72 Marahnya Sungguhan
73 Eps 73 Tak Terbaca
74 Eps 74 Tenang
75 Eps 75 Kena Mental ~ Bara
76 Eps 76 Awal
77 Eps 77 Kejadian
78 Eps 78 Kabar Baik
79 Eps 79 Dijemput
80 Eps 80 Permintaan yang Sulit
81 Eps 81
82 Eps 82 Keadilan yang Bagaimana?
83 Eps 83 Menyesap Madu
84 Eps 84 Teman Masak Sahur
85 Eps 85 Hati Kamu ~ Bara
86 Eps 86 Tamu Tak Diundang
87 Eps 87 Sudah Saatnya Go Public
88 Eps 88 Tabur Tuai
89 Eps 89 Pengawal Lagi
90 Eps 90 Buka Pakai Apa?
91 Eps 91 Dua Garis
92 Eps 92 Tidak Diharapkan
93 Eps 93 Pengganti Ibu
94 Eps 94 Tanggung Jawab
95 Eps 95 Ikhtiar
96 Eps 96 Hari Raya
97 Eps 97 Aku Ikut ~ Launa
98 Eps 98 Makan Malam yang Sangat Berkesan ~ Bara
99 Eps 99 Hamili Aku~ Launa
100 Eps 100 Menguji Adrenalin
101 Eps 101 Serangan Pertanyaan
102 Eps 102 Nasehat Launa
103 Eps 103 Tuntutan Perhatian
104 Eps 104 Sembilan Bulan Sudah
105 Eps 105 Diabaikan
106 Eps 106 Terjebak Film
107 Eps 107 Berakhir
108 Eps 108 Benang Kusut yang Mulai Bisa Ditarik
109 Eps 109 Penyelematan
110 Eps 110 Pembelaan
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Eps 1 Hadiah Besar di Akhir Tahun
2
Eps 2 Terkesima Tapi Menyebalkan
3
Eps 3 Hampir Mendapat Musibah
4
Eps 4 Saya Minta Kamu Disiplin! - Barra
5
Eps 5 Saya Tidak Suka Artis Plonga Plongo- Barra
6
Eps 6 Kamu Pasti Jadi Milikku- Garry
7
Eps 7 Jebakan
8
Eps 8 Hilang Jejak - Danu
9
Eps 9 Mobil Dengan Sejuta Kenangan
10
Eps 10 Hancur
11
Eps 11 Hancur Bersamaan
12
Eps 12 Dendam
13
Eps 13 Pandai Bersilat Lidah
14
Eps 14 Nomor Baru
15
Eps 15 Kecemasan
16
Eps 16 Mengusir Penat Dengan Caraku
17
Eps 17 Serupa Tapi Tak Sama
18
Eps 18 Iva dan Perasaannya
19
Eps 19 Tapi Akan Balik Lagi Untuk Melamarmu - Bara
20
Eps 20 Merasa Tidak Pantas
21
Eps 21 Dalam Bahaya
22
Eps 22 Mual
23
Eps 23 Ngapel Dadakan
24
Eps 24 Berdebat yang Tak Pasti
25
Eps 25 Menjauh
26
Eps 26 Tetap Keras Hati
27
Eps 27 Hampir Saja
28
Eps 28 Kabar Baik/Buruk?
29
Eps 29 Kesepakatan
30
Eps 30 Kecewanya Hati Danu
31
Eps 31 Terancam Kala Strategi
32
Eps 32 Diluar Prediksi
33
Eps 33 Sah!!!
34
Eps 34 Dia Suamiku, Mencintainya Adalah Kewajiban - Launa
35
Eps 35 Resepsi
36
Eps 36 Sogokkan
37
Eps 37 Gaun Pembawa Celaka
38
Eps 38 Keresahan Hati Iva
39
Eps 39 Pertanyaan Konyol
40
Eps 40 Kamu Pasangan Halalku-Bara
41
Eps 41 Kelakuan Pasukan Kepo
42
Eps 42 Rasakan Pembalasanku!
43
Eps 43 Kamu Istriku Bukan Rekan Bisnis.
44
Eps 44 Jelmaan Buaya Putih
45
Eps 45 Syarat Mematikan
46
Eps 46 Salting
47
Eps 47 Bayangan? - Launa
48
Eps 48 Maaf Jika Aku Belum Menjanjikan Cinta
49
Eps 49 Kamu Adalah Hakku
50
Eps 50 Minta Nafkah?
51
Eps 51 Penyelesaian Masalah Ala Bara
52
Eps 52 Kiss
53
Eps 53 Cemburu
54
Eps 54 Tidak Bisa Dibiarkan
55
Eps 55 Pantai Pertama Setelah Menikah
56
Eps 56 Misi Baru Danu
57
Eps 57 Tidak Seburuk yang Kamu Pikirkan - Bara
58
Eps 58 Mau Tidak? - Bara
59
Eps 59 Menunya Apa?
60
Eps 60 Mencurigakan! - Launa
61
Eps 61 Menyatu
62
Eps 62 Kapan Makan Malamnya?
63
Eps 63 Ketakutan Launa
64
Eps 64 Jangan Mencampuri Urusan Rumah Tanggaku - Bara
65
Eps 65 I Love You mas - Launa
66
Eps 66 Tidak Tertebak
67
Eps 67 Apapun Untuk Launa - Danu
68
Eps 68 Mengurungkan ungkapan cinta - Danu
69
Eps 69 Merasa Dibodohi
70
Eps 70 Orang Tua yang Bijak
71
Eps 71 Ikatan Sahabat Itu Lemah ~ Bara
72
Eps 72 Marahnya Sungguhan
73
Eps 73 Tak Terbaca
74
Eps 74 Tenang
75
Eps 75 Kena Mental ~ Bara
76
Eps 76 Awal
77
Eps 77 Kejadian
78
Eps 78 Kabar Baik
79
Eps 79 Dijemput
80
Eps 80 Permintaan yang Sulit
81
Eps 81
82
Eps 82 Keadilan yang Bagaimana?
83
Eps 83 Menyesap Madu
84
Eps 84 Teman Masak Sahur
85
Eps 85 Hati Kamu ~ Bara
86
Eps 86 Tamu Tak Diundang
87
Eps 87 Sudah Saatnya Go Public
88
Eps 88 Tabur Tuai
89
Eps 89 Pengawal Lagi
90
Eps 90 Buka Pakai Apa?
91
Eps 91 Dua Garis
92
Eps 92 Tidak Diharapkan
93
Eps 93 Pengganti Ibu
94
Eps 94 Tanggung Jawab
95
Eps 95 Ikhtiar
96
Eps 96 Hari Raya
97
Eps 97 Aku Ikut ~ Launa
98
Eps 98 Makan Malam yang Sangat Berkesan ~ Bara
99
Eps 99 Hamili Aku~ Launa
100
Eps 100 Menguji Adrenalin
101
Eps 101 Serangan Pertanyaan
102
Eps 102 Nasehat Launa
103
Eps 103 Tuntutan Perhatian
104
Eps 104 Sembilan Bulan Sudah
105
Eps 105 Diabaikan
106
Eps 106 Terjebak Film
107
Eps 107 Berakhir
108
Eps 108 Benang Kusut yang Mulai Bisa Ditarik
109
Eps 109 Penyelematan
110
Eps 110 Pembelaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!