Doni sangat marah setelah Tamara dengan berani ingin membuka ponselnya,ponselnya memang tidak ada kode pengaman itu karena tidak ada yang berani menyentuh ponsel miliknya.
" Keluar kamu,aku tidak ingin melihat mu disini."
"Aku minta maaf mas,lain kali aku tidak akan melakukan hal seperti itu_
"Tidak ada kata lain kali,sekarang juga kamu keluar selalu saja membuatku kesal." Tamara langsung keluar dari dalam kamar,dia masih penasaran dengan isi chat yang masuk ke ponsel suaminya.
Berbagai pertanyaan muncul di benak Tamara,sejak kejadian beberapa hari yang lalu dimana obat perangsang yang dia berikan kepada suaminya tidak bereaksi,ada banyak kecurigaan di hati Tamara tentang suaminya apalagi saat apoteker nya memberinya penjelasan.
"Doni...!! Doni mama pulang!!!" Tiba-tiba mertua dan adik iparnya masuk ke dalam rumah lalu memanggil suaminya dengan nada tinggi.
" Ada apa ma!!! kenapa berteriak di dalam rumah aku tidak tuli." Jawab Doni setelah keluar dari kamar dan menghampiri mamanya.
" Itu Doni hari ini juga mama dan teman-teman mama mau tour selama sepuluh hari ke Hongkong,sepertinya Susi juga demikian katanya temannya mengajaknya ke Singapura,jadi mama mau minta uang sama kamu." Ucap mamanya dengan wajah berbinar.
" Hmm uang lagi ma,aku akan kasih uang itu,tapi anggap saja itu pinjaman,jatah bulan depan berkurang.Mama minta berapa?"
" Sejak kamu menikah kamu semakin perhitungan saja,kamu keterlaluan sekali demi wanita ini kamu sampai bersikap jahat seperti itu untuk mama." Jawab Sarah dengan wajah masam sambil menatap Tamara dengan sinis.
" Apa hubungannya sama ku,kenapa dia berbicara seperti itu dasar mertua jahat." Ucap Tamara dalam hati.
" Tidak ada hubungannya sama dia,lagian jatah dia saja hanya sedikit."
" Tidak usah membela dia,lihat penampilan dia setelah menikah sama kamu norak tau nga,dari situ mama sudah tau kalau jatah dia banyak." Bentak Sarah memotong ucapan Doni.
" Sudahlah kalau mama tidak mau ya sudah,aku hanya ingin mama tidak boros,mama pikir gampang cari uang." Ucap Doni lalu dia berbalik ingin pergi ke kamarnya.
" Tunggu..!!! baiklah,kalau mau potong ya sudah sekarang mama butuh seratus juta." Tamara kaget sekali mendengar ucapan mertuanya,segampang itu dia mengucapkan uang yang begitu banyak.
" Sudah,aku sudah kirim,kamu butuh berapa?" Tanya Doni menatap adik perempuannya.
" Samakan saja bang." Jawab Susi.Tamara hanya bisa menelan ludah mendengar obrolan mereka sementara dirinya hanya dapat bulanan sedikit itupun harus di potong.
" Sudah semuanya sudah beres." Ucap Doni lalu dia meninggalkan mereka di ruang tamu.
Tamara menarik napas berat,jujur saja dia iri sekali melihat suaminya memberikan uang yang banyak kepada mertua dan adik iparnya.
" Mama mau susun pakaian dulu,nanti aku ditinggalkan." Ucap Sarah lalu dia beranjak dari sofa begitu juga dengan Susi.
Tidak lama kemudian kedua orang itu keluar dari kamar sambil menarik koper masing-masing,keduanya tampak sangat bahagia.
" Aku yakin orang kampung itu pasti iri karena Doni memberikan uang yang banyak untuk kita,makanya kerja agar punya uang jangan cuma jadi benalu." Sindir mertuanya saat keduanya melewatinya menuju pintu keluar.
Tamara mengabaikan ucapan mertuanya,sebagai orang normal sudah pasti dia iri tapi mau gimana lagi dapat uang tanpa bekerja saja dia sudah sangat senang.
Setelah mertua dan adik iparnya meninggalkan rumah,Doni langsung keluar kamar lalu memanggil semua orang yang bekerja di rumah lalu meliburkan mereka semua selama enam hari.
" Mas kenapa kamu harus menyuruh mereka libur terus siapa yang bekerja di rumah ini?" Ucap Tamara dengan wajah tidak suka.
" Kerjakan apa yang bisa kamu kerjakan,kalau tidak bisa kamu biarkan saja." Jawab Doni dengan tenang lalu dia naik ke lantai atas sambil memegangi ponselnya.
Tamara diam-diam mengikuti suaminya,dia ingin sekali tau apa yang direncanakan suaminya karena dia terlihat begitu bersemangat setelah orang tuanya meninggalkan rumah mereka.
" Datanglah sekarang,mereka sudah pergi kita bebas disini."
Setelah mendengar percakapan suaminya yang membingungkan akhirnya Tamara turun menuju ruang tamu,dia ingin melihat apa yang akan dilakukan suaminya di rumah setelah mertua dan iparnya meninggalkan rumah.
" Aku harap apa pun yang kamu lihat di rumah itu kamu jangan banyak bicara dan banyak ngomong,apa kamu paham?" Ucap Doni setelah turun dari lantai atas.
" Memangnya apa yang ingin kamu lakukan mas? aku harap kamu jangan membuatku bingung." jawab Tamara.
Belum sempat Doni menjawab pertanyaannya dia sudah beranjak dari tempat duduknya sepertinya seseorang mengetuk pintu rumahnya membuat Tamara sedikit ketakutan.
Doni kembali masuk ke dalam rumah bersama seorang pria,jantung Tamara berdetak kencang,dia menatap pria itu lebih lama karena dia merasa dia pernah bertemu dengan pria itu.
" Aku membawa teman ku,dia rekan bisnis ku jadi kamu harus melakukan apa pun yang dia suruh." Ucap Doni Tamara hanya diam saja dia berusaha mengingat-ingat wajah Abian dan akhirnya dia mengingatnya.
" Mas pria ini yang dulu bersama mu di dalam mall?" Tanya Tamara.
" Iya,dia rekan kerja jangan banyak bicara sekarang buatkan kopi dingin untuk kami." Jawab Doni.
Dengan langkah berat Tamara pergi ke dapur,dia tidak menyukai pria itu,apalagi pria itu selalu menatapnya dengan tatapan sinis entah apa alasannya dia pun bingung.
" Kenapa mereka sangat dekat? ada hubungan apa mereka?apa benar mereka hanya rekan kerja?" berbagai pertanyaan muncul di benak Tamara.
****
Abian duduk di samping Doni,dia menyandarkan kepalanya di bahu Abian keduanya menatap ponsel sesekali saling mengecup sampai mereka tidak sadar kalau Tamara sudah kembali dari dapur.
Branggg.....!!!!
"Apa yang kalian lakukan aaaaaa.....!!!!! " Tamara kaget saat tanpa sadar dia melihat Abian mencium wajah Doni,dia menjatuhkan nampan yang berisi dua gelas kopi di tangannya.
" Dasar tolol...Kamu kenapa bikin kaget saja kamu!!?" Bentak Abian lalu menggeser tempat duduknya lebih jauh dari samping Doni.
" Mas apa yang kamu lakukan barusan mas jawab?" Teriak Tamara,dia terlihat sangat marah.
"Memangnya apa yang kamu lihat? aku dan Abian membahas kerja sama perusahan jadi aku dan dia duduk berdampingan terus apa yang salah?" Jawab Doni wajah datar hari ini dia terlihat berbeda,dia lebih lembut padahal Tamara sudah membentaknya.
Tamara terdiam mendengar jawaban Doni,dia merasa tidak percaya dengan jawaban Doni jelas-jelas dia melihat pria itu mencium suaminya,tapi dia takut mengatakannya.
" Sudahlah bereskan semua kekacauan itu,setelah itu buatkan lagi kopi untuk kami." Ucap Doni menyuruhnya lagi.
❤️❤️❤️ bersambung ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments