Alex menolak dengan tegas permintaan tuannya,menggantikan dirinya untuk melakukan kewajibannya layaknya seorang suami yang baru menikah.
" Alex kamu tau kekurangan ku,dan di dunia ini hanya kamu yang tau itu,andaikan si Joni milikku bisa hidup mungkin aku tidak akan melakukan hal bodoh ini,please Lex bantu aku kali ini saja." Ucap Doni dengan nada memohon.
"Tapi pak..!! bagaimana kalau sampai dia hamil,aku tidak mau punya anak darinya,aku juga punya pacar bagaimana kalau sampai pacarku tau." Jawab Alex dengan nada yang berat.
Doni terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan asistennya,dia tidak memikirkan hal seperti itu.
" Ah..Kalau cuma sekali tidak mungkin langsung hamil,sudahlah pokoknya malam ini kamu gantikan tugas ku.Aku tidak mau mendengar penolakan darimu,untuk seminggu ini aku akan membawanya bulan madu,kamu cari teman bermainku." Ucap Doni dengan enteng.
" Gila manusia apa dia? bisa-bisanya dia mau bulan madu tapi harus ada teman bermainnya,dasar laki-laki tidak normal." Ucap Alex dalam hati dan akhirnya menyetujui permintaan bosnya.
****
Tamara duduk di pinggiran ranjang,dia belum membuka pakaian pengantin yang dia pakai pesta tadi siang,dia mengira Doni sebagai suami akan membantunya selayaknya seperti pasangan pengantin baru lainnya.
Padahal di luar hari sudah mulai gelap,Tamara beberapa kali menguap,dia seperti orang bodoh menunggu sesuatu yang tidak jelas bahkan dia beberapa kali hampir terjatuh karena mengantuk.
Tidak tahan menahan ngantuk akhirnya Tamara merebahkan tubuhnya di atas ranjang,dia tertidur dengan pakaian pengantin yang masih melekat di tubuhnya dan juga riasan yang masih ada di wajahnya.
Setelah terlelap hampir setengah jam Tamara tersadar saat pintu kamar di buka dengan kasar,Tamara langsung terbangun lalu duduk di pinggiran ranjang.
" Apa yang kamu lakukan dari tadi kenapa kamu masih mengenakan pakaian ini? jangan bilang kamu menungguku dan ingin aku membantu mu untuk membuka pakaian itu dari tubuh mu? dasar bodoh..!! kampungan bisa-bisanya kamu mengharapkan sesuatu yang tidak akan aku lakukan." Maki suaminya dengan kasar membuat Tamara kaget.
Tamara menatap pria itu,jarang sekali pria itu mau berbicara dengannya selama ini,dia mengira pria itu akan berubah sikap setelah menjadi pasangannya.
"Apa yang kamu lihat? kamu belum mandi juga,aku begitu benci melihat manusia lamban sepertimu,kamu membuatku emosi,bawa baju mu ke kamar mandi dan keluarlah setelah memakai baju yang sopan." Teriak Doni setelah Tamara perlahan meninggalkan dirinya menuju kamar mandi.
Tanpa sadar air mata Tamara jatuh membasahi wajahnya,dia berusaha agar tidak menangis tapi air mata itu turun begitu saja.Tamara segera membersihkan tubuhnya yang sudah lengket karena keringat seharian setelah itu dia memakai pakaiannya yang sopan dan segera keluar kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi Doni masih duduk di sofa sambil bermain ponsel,dia sama sekali tidak peduli dengan keberadaan Tamara di kamar itu.
" Kamu tidurlah,aku akan menyusul nanti." Ucapnya dengan tatapan masih fokus ke layar ponselnya.Sebenarnya Tamara sangat kelaparan,dia ingin makan malam tapi sepertinya pria itu benar-benar tidak peduli dengan dirinya bahkan dia tidak mau tau dengannya.
Doni tiba-tiba mengangkat kepalanya,lalu menatap Tamara dengan tatapan sinis,entah apa yang membuatnya selalu kesal kepada Tamara.
"Kamu tuli atau bodoh? kamu tidak mendengar apa yang aku katakan barusan? kamu tidur duluan apalagi yang kamu tunggu hah...!! " Bentak pria itu.Tamara langsung naik ke atas ranjang lalu dia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut,dia melupakan acara makan malam yang di tunggunya.
Doni masih bermain ponsel,dia sudah mulai bosan di dalam kamar itu setelah menunggu satu jam dan telah memastikan Tamara tertidur dia segera mematikan lampu kamar lalu setelah itu dia keluar kamar menemui Doni yang sudah ada di depan kamar.
Alex segera masuk ke dalam kamar setelah Doni keluar,sebenarnya hatinya sangat berat untuk melakukan hal menjijikan ini tapi dia tidak punya pilihan lain dia tidak ingin mengecewakan bosnya itu.
" Sial!!!! kenapa aku harus tidur dengan wanita kampung ini sungguh menjijikan?"
" Pak kenapa gelap sekali?
Deg.....Tiba-tiba jantung Alex berdetak sangat kencang dia tidak menyangka Tamara terbangun.
"Mati lampu!! tidurlah." Alex meniru suara Doni yang tegas dan lantang untungnya Tamara tidak mengenalinya dan juga tidak curiga.
Tidak ingin lebih lama di kamar itu,Alex segera melakukan ritualnya,dia cukup sulit melakukannya karena Tamara masih benar-benar perawan.
"Gila di jaman ini ternyata masih ada saja wanita yang masih perawan,harusnya Doni yang mengambilnya." Ucapnya dalam hati sambil menyudahi permainannya tadinya dia berencana untuk tidak membuang air kenikmatannya di dalan rahim Tamara agar Tamara tidak hamil tapi saking nikmatnya akhirnya dia lupa dan tetap membuangnya di dalam.
" Pak kamu mau kemana?" Tanya Tamara setelah Alex memakai pakaiannya dan turun dari atas ranjang Tamara bisa mendengar langkah kaki Alex.
" Keluar,kamu pakailah bajumu dan hidupkan lampunya terima kasih untuk malam ini." Jawab Alex lalu dia segera keluar dari dalam kamarnya.
Alex kembali ke kamar hotel di mana dia menginap,setelah dia masuk kamar dia melihat Doni sedang menonton film biru yang jelas pemainnya kaum pelangi membuat Alex jijik lalu pura-pura tidak melihatnya.
" Kenapa cepat sekali kamu keluar dari kamar itu?bagaimana apa kamu puas? apa dia masih perawan?"
" Apa itu perlu? lebih baik kamu temui dia,aku sedikit kasihan dengannya kita telah mempermainkan dirinya." Ucap Alex dengan ketus dan terlihat marah.
Doni langsung menatapnya,dia sedikit kesal dengan jawaban asistennya.
" Kamu mulai berani melawan ya? untuk apa peduli dengan wanita itu,aku tidak butuh dia dan tidak peduli dengannya,wanita matre seperti itu kita abaikan saja kalau dia tidak matre dari awal dia tau sikap ku tapi kenapa dia mau menikah dengan ku tentu saja dia berharap jadi nyonya kaya raya padahal itu semua hanya mimpi di siang bolong." Jawab Doni.
Alex hanya bisa menarik napas berat,dia sedikit merasa kasihan dengan Tamara tapi semuanya sudah terlanjur dia hanya bisa berharap semoga Tamara tidak hamil di kemudian hari.
****
Tamara kembali duduk di pinggiran ranjang setelah memakai pakaian lengkap,dia melihat noda darah di atas ranjang sekarang dia benar-benar sudah menikah.
" Kenapa dia langsung pergi? lagian kenapa dia harus mematikan lampu saat memberikan nafkah batin? dia memang pria yang sangat misterius." Ucapnya dalam hati dia berulang kali menatap jam di ponselnya,dia menunggu kepulangan Doni ke dalam kamarnya.
❤️❤️❤️ bersambung ❤️❤️ ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments