Alex terdiam mendengar ucapan bosnya,benar apa yang dikatakan bosnya sekaya apa pun pria kalau dia tidak normal pasti tidak akan ada wanita yang mau menerimanya.
"Lagian aku tidak mau ada orang lain selain kamu yang mengetahui rahasia ini,cukup hannya kamu saja ini aib yang sangat memalukan." Ucap Doni dengan nada yang terlihat lebih pelan.
Alex menarik napas dalam-dalam kalau bisa jujur dia sedikit kasihan dengan pria yang ada di depannya itu bagaimana tidak pria setampan dan sesukses itu ternyata tidak normal tapi saat mengingat kelakuannya yang menjijikan kadang hilang juga rasa kasihan itu.
Doni terdengar menarik napas berat,masalah yang dia hadapi saat ini jauh lebih sulit dari pada memenangkan proyek miliaran.Entah berapa kali Doni mencoba untuk tidur bersama wanita tapi tetap saja adik kecilnya tidak mau bangun,adik kecilnya mau bangun jika berdekatan dengan sesama jenis saja.
" Keluar kamu,biarkan aku memikirkannya sendiri kamu disini juga tidak bisa menyelesaikan masalah." Ucapnya sembari menyuruh Alex keluar dari ruangannya.
Setelah Alex keluar dari ruangannya,Doni mengangkat kedua kakinya ke atas meja sembari bersandar dan mencoba mencari penyelesaian dari masalahnya.
"Tidak ada masalah yang tidak selesai aku buat,tunggu..!!! kenapa bayangan wanita tadi tiba-tiba terlintas dipikiran ku." Ucapnya dalam hati saat tiba-tiba wajah Tamara tiba-tiba hadir di pikirannya.
" Aahh.... " Ucapnya lalu dia menurunkan kedua kakinya lalu mulai sibuk memeriksa semua berkas yang ada di mejanya.
Setelah sekian jam memeriksa semua berkas yang ada di mejanya,Doni mulai merasa perutnya meminta diisi wajar saja hari sudah sore dia sudah melewatkan waktu makan siangnya.
Doni menyambar jas yang ada di sampingnya lalu mengambil kunci mobilnya,sekarang waktunya dia untuk pulang karena hari sudah sore.
Entah niat dari mana Doni,tiba-tiba saja dia ingin kembali ke restoran dimana dia tadi pagi bertemu dengan Tamara,wajah Tamara selalu saja muncul di pikirannya.
Setelah sampai di restoran Doni mengambil tempat duduk di sudut ruangan,dia menghela napas berat saat tidak melihat Tamara di sekitanya.
"Selamat sore pak ada yang bisa saya bantu?" Entah dari mana datangnya tiba-tiba saja Tamara sudah berdiri di belakangnya,dia kaget sekali tapi dia berusaha bersikap santai.
Tamara memberikan buku menunya,Doni memesan beberapa hidangan saat Tamara hendak pergi Doni kembali memanggilnya.
" Hei!!! Nama kamu siapa?" Mendengar ucapan Doni Melisa sedikit kaget tapi dia langsung tersenyum dan sedikit gugup,dia gugup karena pria tampan dan terlihat kaya menyapanya seperti itu sesuatu yang jarang terjadi.
"Nama saya Tamara pak." Jawab Tamara malu-malu wajahnya langsung memerah mungkin dia salah tingkah wajar saja walaupun wajahnya cantik jarang ada pria yang meliriknya sejak bekerja disana mungkin karena dia orang miskin.
"Berikan saya nomor WhatsApp mu,kalau bisa ya kalau tidak bisa nga papa." Ucap Doni dengan wajah datar tentu saja Tamara kaget tapi tanpa menunggu lama dia langsung memberikan nomornya pada pria itu.
" Terima kasih kamu bisa pergi aku akan menghubungi mu."
"Baik pak terima kasih." Jawab Tamara masih dengan wajah malu-malu dia begitu senang setelah Doni meminta nomor WhatsApp nya.Tamara terlalu memperlihatkan perasaannya,hingga membuat Doni semakin merinding tapi dia berusaha tetap menjaga sikapnya.
" Kenapa pria itu meminta nomorku apa dia menyukai ku,sepertinya dia orang kaya aku tidak bisa melewatkan semua ini,aku sudah lelah dengan kemiskinan ini." Ucapnya dalam hati dengan wajah bahagia.
"Kamu kenapa Tamara,wajah mu terlihat bahagia,apa kamu mendapat tip uang besar?" Tanya Lucia teman akrabnya.
" Tidak kok hanya saja pria itu meminta nomor WhatsApp ku." Jawabnya sambil menunjuk ke arah Doni dan kebetulan saat itu Doni menatap ke arahnya tapi wajah Doni tidak menunjukan ekspresi apa pun wajahnya tetap datar seperti biasa.
" Tamara aku tau kamu orang miskin dan ingin sekali merubah masa depan mu,sebagai teman aku hanya ingin bilang,hati-hati ini kota besar berbagai macam lelaki ada disini kita orang kampung harus bisa melihat keadaan." Ucap Lucia menasehati Tamara yang terlalu berambisi dinikahi pria kaya.
" Aahh sudahlah bilang saja kamu iri,kamu kan sudah lama bekerja disini tapi belum pernah diminta nomor sama pria kaya kamu nga asik sama teman sendiri bersikap seperti itu_
"Kalian ngapain disini,kalian tidak ada kerjaan lain hah!!!!"Tiba-tiba saja atasan mereka sudah ada di belakang mereka,Tamara dan Lucia langsung buru-buru pergi sebelum pria itu meneriaki mereka.
" Dasar teman sialan,bisa-biasanya dia iri padaku." Ucap Tamara setelah sampai di dapur dia kesal dengan Lucia yang tidak mendukungnya.
*****
Setelah membayar tagihannya,Doni segera meninggalkan restoran tempat dia makan,dia sendiri bingung dengan apa yang dia lakukan hari ini karena semua itu diluar keinginannya.
" Huh....Apa sih yang aku lakukan,lihatlah perempuan materialistis itu,baru saja diminta nomor WhatsApp nya dia langsung menunjukkan sikap murahannya dasar wanita...Tidak salah aku lebih suka dengan sesama jenis karena wanita sangat banyak tingkah,andai saja di negara ini hal seperti ini tidak tabu dan agama tidak melarangnya mungkin aku sudah menikah sejak lama." Ucapnya dalam hati sembari memukul stang mobilnya beberapa kali.
Doni langsung memasukkan mobilnya ke dalam garasi setelah sampai di rumahnya dan ternyata mamanya sudah menunggunya di ruang tamu sesuatu yang selalu membuatnya kesal karena pada akhirnya wanita itu pasti akan membahas itu lagi.
" Doni mama mau bicara,kata Susi tadi siang kalian bertemu dan kamu bilang kamu akan menikah dalam waktu yang dekat apa itu benar? Ingat...Sekalipun mama ingin kamu menikah secepatnya kamu harus lihat latar belakang keluarga calon istrimu,dan juga pekerjaannya." Ucap mamanya yang membuat Doni semakin kesal.
Doni berjalan menghampiri mamanya yang sedang duduk di sofa,lalu menatap mamanya dengan tatapan yang sulit dimengerti.
" Ma...Aku ini memang anakmu,orang yang kamu besarkan susah payah,tapi ma..Aku juga punya pilihan sendiri dan tolong aku punya kehidupan sendiri sebagai anak aku sudah berbakti kepada mu jadi kenapa mama terlalu menuntut ku." Jawab Doni mulai emosi dengan sikap mamanya.
"Karena aku tidak ingin kamu asal memilih istri,aku sudah bawa banyak wanita ke rumah ini kenapa kamu menolaknya!!! Intinya aku hanya ingin yang terbaik untuk anak-anak ku." Ucap mamanya lalu segera pergi meninggalkan Doni di ruang tamu.
Doni menghela napas berat,matanya menyusuri semua ruangan rumah mewahnya,dia merasa semua kemewahan yang dia dapatkan seakan sia-sia karena dia menjalani hidup yang tidak normal.
❤️❤️❤️ bersambung ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments