Sarah sudah muak melihat Tamara yang selalu menjawab setiap ucapannya,kali ini dia sudah tidak bisa menahan rasa kesal di hatinya.
Plakkk....!!!
" Sialan kamu ya,beraninya kamu selalu menyela setiap ucapan ku,kamu hanya menantu parasit yang tidak berguna tapi selalu saja menjawab setiap aku berbicara...!!! Sekarang juga kamu pergi dari rumah ini kalau kamu tidak ada gunanya sama sekali pergi!!!!" Teriak Sarah dengan penuh amarah.Dia melayangkan pukulan keras ke wajah Tamara hingga meninggalkan bekas tangannya di wajah Tamara.
" Kamu pikir kamu bisa memakai pakaian bagus,tinggal di rumah mewah,dan makan makanan enak serta membeli perawatan wajah dari mana hah? dari mana? semua itu dari anak ku,kamu hanya beban di rumah ini tapi kamu memberikan anakku keturunan saja kamu tidak mampu,dasar tidak berguna,kalau sebulan lagi kamu tidak hamil aku akan mengusir mu dari rumah ini." Teriak mertuanya lagi membuat Tamara semakin ketakutan.
" Lihat perubahan dirimu itu sejak tinggal di rumah ini,norak tau kamu." Ucap mertuanya lagi dengan tatapan merendahkan lalu pergi meninggalkannya di ruangan itu.
Sesak dada Tamara mendengar semua hinaan yang di lontarkan mertuanya,dia menyeka wajahnya yang terasa panas akibat tamparan mertuanya.
" Andai saja mas Doni tau akan hal ini mungkin dia akan memikirkan ulang semua rencananya entah apa pun rencananya,aku juga tidak tau." Ucapnya dalam hati.
Tamara duduk di kursi,dia merasa lelah dengan semua tekanan mertuanya,dia juga sangat menginginkan anak tapi dia sangat sulit mendekati Doni.
*****
Doni baru saja sampai di kantor,dia melemparkan tas kecilnya ke atas meja lalu duduk di sofa,hari ini pikirannya cukup pusing memikirkan Tamara yang selalu meminta nafkah batin kepadanya.
" Sial bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini?,aku takut semakin lama dia akan curiga kalau aku tidak normal,aku tidak mau hal itu terjadi." Ucapnya dalam hati sembari termenung memikirkan jalan keluar masalahnya.
"Selamat pagi pak Doni anda memanggil saya?" Alex langsung masuk keruangan Doni tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Ck...!!,berapa kali harus aku katakan kalau ke ruangan ku pintu di ketuk dulu." Ucap Doni setelah Alex menghampirinya.
"Maaf pak,kebiasaan ada apa bapak memanggilku?"Tanya Alek.
" Hmm..!! bisakah kamu membantuku? Tanya Doni ragu-ragu.
" Aku akan membantu bapak dalam hal apa pun,tapi kalau bapak menyuruhku memberikan nafkah batin untuk istri bapak maka aku tidak mau lagi." Jawab Alex seakan tau permintaan bosnya.
" Ahh..!! kamu bikin bad mood saja,aku belum cerita kamu sudah menebaknya,tolonglah sekali ini saja,aku akan menuruti semua keinginan kamu,dan kelak kalau kamu punya anak darinya aku akan jadikan dia orang hebat please!!! " Ucap Doni dengan wajah penuh permohonan.
" Tidak pak,aku minta maaf,aku tidak bisa,aku tidak mau menanggung resiko,bagaimana kalau suatu saat semua terbongkar,aku juga bisa di seret ke penjara." Tolak Alex dengan tegas.
" Tidak akan ketahuan kalau kamu tidak cerita,rahasia ini hanya kita berdua yang tau,jadi tidak mungkin terbongkar." Jawab Doni masih kukuh memaksa Alex.
" Maaf_
" Kamu keluar dulu,coba pertimbangkan lagi,kalau kamu menolak mungkin kamu juga akan saya pecat,keluarlah pikirkan lagi ada tiga hari waktu untukmu memikirkan tawaran ku,ingat adikmu sangat membutuhkan saat ini." Doni mengusir Alex dengan nada serius membuat Alex sedikit merinding dengan ancaman Doni.
" Dasar laki-laki cacat bagaimana bisa kamu melakukan hal itu kepadaku,tujuh tahun aku menemanimu,tapi kamu tega berbuat demikian." Ucapnya saat dia keluar dari ruangan Doni.
Dia langsung kehilangan semangat untuk melanjutkan pekerjaannya hari ini,akhirnya dia memutuskan kembali ke apartemennya.
Doni kembali melanjutkan pekerjaannya memeriksa semua berkas yang sudah menumpuk di mejanya.Tiga jam kemudian setelah semua pekerjaannya selesai Doni kembali ke rumah dia menolak saat Abian meminta bertemu dengannya malam ini.
Tamara menyambutnya di ruang tamu,dia tidak melihat mamanya di ruang tamu seperti biasa.Pada saat dia dan Tamara tanpa sengaja saling menatap tiba-tiba tatapnya tertuju pada bekas tangan berwarna merah di wajah Tamara.
" Mama kemana?" Tanya Doni,dia ingin melihat apakah Tamara cerita kepadanya.
" Aku tidak tau,tadi sore dia pergi." Jawab Tamara singkat.
" Kenapa dengan wajah mu,apa mama yang melakukan itu?" Tanya Doni Tamara hanya menggeleng dia tidak menceritakan apa pun.
" Kenapa dia melakukan itu?"
" Mama memaksa kita untuk cepat punya anak,jadi aku membela diri tapi mama malah memukul aku." Jawab Tamara dengan nada hampir tidak terdengar.
" Makanya jangan bodoh." Jawab Doni ketus lalu berjalan meninggalkan Tamara.
" Tapi mas,itu karena kamu tidak mau menyentuhku,tidak ada orang mas yang langsung hamil setelah melakukan hubungan badan sekali." Tamara mengikuti Doni yang terus berjalan menuju kamarnya.
" Dasar kamunya saja yang tidak jelas,siapa tau kamu memang mandul."Jawab Doni malah menuduh Tamara seperti itu.
" Astaghfirullah....Mas... Istighfar mas,mana ada aku mandul mas kita bisa periksa ke dokter mas aku selalu datang bulan tepat waktu." Jawab Tamara sembari menarik napas berat karena tuduhan Doni yang menyakitkan.
" Sudahlah jangan bahas itu,aku capek buatkan aku kopi." Doni untuk pertama kalinya menyuruh Tamara membuat kopi setelah beberapa Minggu berumah tangga.
Tamara dengan penuh semangat langsung pergi ke dapur lalu membuat kopi untuk suaminya,dia senang sekali dia merasa perannya sebagai istri sedikit berguna.
" Mas!! ini kopinya." Tamara meletakkan kopinya di depan Doni kali ini Doni terlihat sedikit lebih tenang membuat Tamara lebih santai dia berharap malam ini suaminya memberikan nafkah batin untuknya agar apa yang dia harapkan bisa tercapai.
Setelah kopinya habis Doni ke kamar mandi,seperti biasa dia membawa semua pakaiannya ke dalam kamar mandi,ingin sekali Tamara menegur pria itu tapi dia takut menghancurkan mood pria itu.
Ting.......
Sebuah pesan masuk ke ponsel Doni,Tamara mengintip sedikit dia sempat membaca pesan yang masuk.
" Siapa itu,kenapa dia memanggil Doni sayang,apa suamiku punya pacar lain?" Dada Tamara langsung bergerumuh,ingin dia mengabaikan apa yang dia lihat tapi rasa penasaran itu sangat membuatnya tidak nyaman.
Tamara mengambil ponsel milik Doni,dia menghidupkan layarnya,tangannya gemetaran saat ingin membuka layarnya yang memang tidak ada kuncinya.
" Apa yang kamu lakukan lancang sekali kamu menyentuh barang-barang ku!!! brakkk!!!!" Doni mendorong Tamara ke lantai hingga Tamara terpental.
" Aku tidak sempat membukanya mas,tadi aku hanya ingin melihat_
" Diam kamu,jangan membela diri di hadapan ku,dasar orang miskin dan kampungan kamu!!!" Teriak Doni hingga membuat Tamara sangat ketakutan.
❤️❤️❤️ bersambung ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments