Ane sudah sampai kamarnya, dia
memutuskan untuk mendengarkan lagu favoritenya sambil memikirkan idenya. Ane
berbaring di atas kasur, matanyanya menatap atap kamar hotel yang menjadi
kamarnya untuk beberapa hari ke depan selama dia mengikuti kompetisi merancang
pakaian.
“A Aku sudah tahu harus membuat
apa” ucapnya yang di ikuti tubuhnya bangun dan bersiap-siap pergi berbelanja.
Setelah bersiap-siap Ane pergi
meminta ijin keluar kepada panitia yang sedang berjaga. Lima menit Ane
diberikan arahan pantia, akhirnya dia pergi keluar hotel untuk berbelanjan. Ane
memilih naik taksi untuk berbelanja, dijalan Ane mencatat barang apa saja yang
dia butuhkan.
Dipa
Dipa melangkahkan kakinya dengan
cepat karena pagi ini dia ada pertemuan dengan klien barunya. “Sial kenapa aku
bangun kesiangan” umpatnya.
“Pagi Tuan” sapa Anjar yang sudah
menunggunya di depan loby.
Kalau bukan Anjar yang
membangunkannya mungkin Dipa masih terlelap dalam mimpinya. Semalam Dia tidak
bisa tidur karena pikirannya terus saja memikirkan Ane. Wanita yang baginya
lucu dan menyenangkan, namun di sisi lain wanita yang menurutnya bukan
seleranya.
“Pagi” ucap Dipa. “Sebaiknya
cepat sebelum tuan Rinto marah dan membatalkan kontrak kita” tambah Dipa.
“Baik Tuan” jawab Anjar.
Tring tring...
Suara hp Anjar berbunyi ada
panggilan masuk. “Baiklah saya akan sampaikan kepada Tuan” jawab Anjar setelah
selesai berbicara dan paham akan maksud yang sedang meneleponnya.
“Ada apa?” tanya Dipa.
“Maaf tuan, tuan Rinto
memundurkan jadwalnya. Beliau harus menemani istrinya yang sedang hamil pergi
ke dokter. Mungkin besok baru buat jadwal baru lagi” jelas Anjar.
“Shit.. tau gitu kenapa tidak
dari tadi infonya” umpat Dipa kesal karena pagi ini dia sangat berantakan.
“Maaf tuan” ucap Anjar.
“Sudahlah aku lapar, kita cari
sarapan” perintah Dipa.
“Baik Tuan” jawab Anjar.
Diperjalanan tepatnya dilampu
merah ada sebuah taksi yang mengalihkan perhatian Dipa. Bukan taksinya tapi
penumpang yang ada didalam taksi.
“Mau kemana dia” batin Dipa.
“Ikuti taksi itu” ucap Dipa yang
membuat Anjar terkejut.
“Maaf tuan” tanya Anjar, karena
tidak paham apa yang diucapkan tuannya.
“Ikuti taksi di sebelah kita”
jawab Dipa.
“Baik tuan” jawab Anjar.
Anjar kemudian menghentikan lampu
sein yang sebelumnya belok ke kiri, menjadi mati. Beberapa menit kemudian taksi
yang harus dia ikuti melaju lurus dan Anjar segera mengikutinya.
“Sebenarnya siapa yang sedang tuan ikuti” batin Dipa. “Bukannya itu
sebuah toko bahan-bahan pakaian” tambahnya. Setelah melihat taksi yang
sedang dia ikuti masuk ke dalam ruko-ruko dan berhenti di salah satu toko
bahan-bahan pakaian.
“Kenapa tuan mengikuti wanita itu, apa ada yang tidak aku ketahui ya”
batin Anjar kembali yang semakin penasaran.
“Kamu turun dan bantu wanita itu,
tapi jangan sampai dia tahu” perintah Dipa.
“Baik tuan” ucap Anjar.
Anjar kemudian masuk ke dalam
toko bahan – bahan pakaian. Secara diam-diam dia memperhatikan wanita yang
sedang tuannya awasi.
“Maaf tuan ada yang bisa saya
bantu?” tanya penjaga toko.
“Tidak, aku sedang mengantarkan
nona ku berbelanja. Aku tunggu dia disini saja” ucap Anjar.
“Oh baiklah tuan” jawab penjaga
toko.
Ane yang masih sibuk memilih
kain-kain dan aksesoris tidak memperdulikan keributan apapun yang ada di dalam
toko.
“Maaf mbak saya mau mencari ini”
ucap Ane sambil menunjukkan gambar di hp nya.
“Wah maaf nona, ini sudah lama
kosong” jawab penjaga.
“Kira-kira kapan masuknya?” tanya
Ane.
“Maaf nona, saya kurang tahu”
jawab penjaga.
“Wah sayang sekali saya
membutuhkan ini” ucap Ane.
“Sekali lagi maaf nona saya tidak
bisa membantu, coba cari ditoko yang lainnya” ucap penjaga.
Ane kelihatan sangat kecewa,
bukannya tidak mau tapi waktu Ane cuma hari ini saja untuk membeli semua bahan-bahan
yang dia gunakan untuk kompetisi.
Anjar yang melihat expresi wajah
Ane sedih segera memanggilan salah satu pelayan untuk mencari tahu.
“Maaf tuan ada yang bisa saya
bantu?” tanya penjaga.
“Kenapa wajah nona ku kelihatan
sedih begitu?” tanya Anjar tanpa basi basi lagi.
“Maaf tuan, silahkan tunggu
sebentar biar saya cari tahu” ucap penjaga.
“Baiklah, tapi jangan sampai nona
ku tahu kalau aku sedang bertanya” titan Anjar.
Penjaga merasa bingung, katanya
Nona nya tapi kenapa dia malah sembunyi – sembunyi. Penjaga hanya menganggukkan
kepalanya mengerti dan pergi ke temannya untuk mencari tahu.
Selang beberapa menit, penjaga
itu kembali menemui Anjar.
“Bagaimana?” tanya Anjar.
“Maaf tuan Nona itu mencari
aksesoris ini, dan karena di tempat ini lagi kosong nona itu merasa sedih”
jelas penjaga.
“Bukannya di tempat lain ada,
kenapa dia sedih” tanya Anjar lagi.
“Maaf kalau itu saya kurang tahu
tuan” jawab penjaga.
“Ok kamu boleh pergi” jawab Anjar.
Anjar melihat Ane sudah mau
keluar dari toko, melihat Ane kesulitan membawa bahan-bahan tersebut dia
berinisiatif untuk membantunya.
“Maaf Nona mari saya bantu
membawanya” ucap Anjar.
“Oh tidak terima kasih, nanti
merepotkan anda” tolak Ane sopan.
“Oh tidak sama sekali Nona” ucap
Anjar, sambil mengambil kantong belanja Ane.
Diluar
Dipa melihat Anjar membantu Ane
membawa belanjaan, langsung merasa kesal. “Aku
menyuruhnya mengawasi bukan perjalan beriringan seperti itu” batin nya. “
Berani sekali dia dekat-dekat seperti itu” tambahnya.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Yuli Pujiastuti
Dipa cemburu dengan Anjar🤭🤭🤭
2022-02-09
2
💞bae_kimsoo💞
seru gemesss senyum seyum sendiri bacanya
mampir juga yah HARUSNYA AKU BUKAN DIA terima kasih
2021-02-10
2