Sweet Doctor | 18. kencan pertama

Mobil Agung menyusuri ibu kota yang malam hari ini cukup ramai. Arra memandang kearah luar mobil. Agung melihat kearah samping di mana sang istri tengah menikmati pemandangan kota Jakarta pada malam hari.

Ketika Arra sedang asik memandang kearah luar. Arra merasa sedikit heran. Pasalnya ini bukan jalan menuju rumah mereka. Lantas kemana Agung akan pergi.

“Mas, kita mau kemana?” tanya Arra.

“Kita akan kencan.” jawab Agung yang masih fokus menyetir.

Saat Agung berkata ingin berkencan dengan Arra tidak terasa bibir Arra terangkat membentuk senyuman. Munkin ini akan menjadi kencan pertama mereka setelah menikah.

Mobil yang di tumpangi Agung dan Arra berhenti di sebuah restoran yang cukup nyaman. Agung membukakan pintu untuk Arra. Agung mengandeng tangan Arra menuju ke dalam restoran.

Jika dulu Arra malu berjalan dengan Agung sekarang Arra tidak lagi malu atau menunduk lagi ketika bersama dengan Agung. Banyak pasang mata melihat keserasian Agung dan juga Arra. Agung menuntun Arra menuju tangga untuk menaiki lantai atas. Kenapa Agung tidak memakai life. Karena Agung ingin menikmati kebersamaan dengan Arra yang pernh ia lewatkan dulu. Sekarang Agung ingin menebus semua dan menikmati moment bersama Arra.

Saat berada di anak tangga terakhir Agung menghentikan langkahnya. Membuat Arra mengerutkan keningnya.

“Kenapa Mas?” tanya Arra.

“Sebentar. Pakai ini dulu,” ucap Agung mengambil kain untuk menutupi mata Arra.

“Kenapa kok mata Arra di tutup segala sih?” tanya Arra.

“Udah nurut aja sama suami. Jangan membantah. Kalau membantah nanti Mas cium mau?”

Arra hanya tersenyum membalas perkataan Agung.

Setelah selesai memasangkan penutup mata Agung menuntun Arra menuju tempat di mana ia akan melakukan makan malam bersama Arra. Dengan hati-hati Arra berjalan sambil di tuntun oleh sang suami. Ia sedikit kesusahan karena penutup mata ini.

“Kita sudah sampai,” ujar Agung sambil membuka penutup mata Arra.

Arra menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.

“Bagaimana bagus tidak?” tanya Agung.

Arra menatap sekeliling yang menurut ia sangat indah dan benar-benar baru pertama kali Arra berada di tempat seperti ini. Saking tidak bisa menahan bahagia Arra meneteskan air mata. Agung yang melihat Arra mulai menangis membawa Arra dalam dekapannya. Mengelus punggung Arra untuk menenagkan Arra. Agung mencium kening Arra cukup lama.

“Terima kasih sudah mau mau menemaniku, sabar dengan sifatku yang dingin kepadamu, terima kasih sudah mau menerima lamaranku walaupun terkesan terpaksa. Tapi aku bersyukur memiliki istri sepertimu.” Agung mencium singkat bibir Arra.

“Terima kasih juga telah memilih ku menjadi pendamping mu dan mau menerima semua kekurangan yang aku miliki. Kamu adalah pelengkap hidupku. I Love You To My Husband.”

Arra berjinjit mencium bibir Agung singkat.

Setelah acara pengungkapan perasaan mereka akhirnya mereka makan malam bersama. Makan malam dengan canda gurau yang selalu mereka lontarkan satu sama lain.

•••

Selepas makan malam bersama, mereka kembali kerumah mereka. Arra maupun Agung menaiki anak tangga untuk menuju kamar mereka yang berada di lantai dua. Arra membuka pintu kamar.

Arra berjalan menuju kamar mandi sambil membawa baju tidur. Sedangkan Agung ia memilih merebahkan badannya di atas tempat tidur. Karena hari ini ia merasa benar-benar lelah sekali. Munkin karena banyak melakukan operasi jadi ia merasa lelah.

Pintu kamar terbuka menampilkan Arra dengan hanya memakai handuk yang melilit tubuhnya. Tubuh Agung meneggang saat melihat Arra. Bukannya tadi ia bawa baju? Kemana baju yang ia bawa tadi?

“Mas gak mandi?” tanya Arra sambil mengeringkan rambutnya.

“Iy--iya ini juga mau mandi,” jawab Agung gugup.

“Kamu kenapa, Mas? Wajah kamu kok merah gitu?” ucap Arra mendekati Agung.

Agung sedikit memundurkan tubuhnya untuk menghindari Arra.

“Mas. Kamu kenapa? Kamu sakit?” ujar Arra memegangi kening Agung.

Jantung Agung berdetak lebih cepat ketika Arra memegangi keningnya. Agung mengatur nafasnya untuk menetralkan jantungnya. Agung menarik tangan Arra hingga membuat Arra jatuh dalam pelukan Agung. Arra mencoba melepaskan diri dari pelukan sang suami tapi tidak berhasil. Agung tersenyum saat Arra gagal melepaskan diri darinya.

Agung mendekat ketelinga Arra dan membisikkan sesuatu.

“Jika kamu terus bergerak yang di bawah sana akan bangun. Apa kamu mau bertanggung jawab?” bisik Agung.

Arra tidak lagi bergerak sesuai perkataan Agung. Agung memandang wajah Arra yang menurut Agung kecantikan di miliki Arra sangat natural. Jujur saja Agung sangat suka melihat wajah Arra tanpa make up sedikit pun seperti saat ini. Agung memegangi dagu Arra hingga membuat mereka menatap satu sama lain.

Agung mulai mendekati wajah Arra. Benda kenyal menempel bibir Arra. Agung mencium bibir Arra. Tapi lama-lama Arra memulai merasakan bahwa Agung bukan hanya menempelkan bibirnya saja. Tapi Agung mulai mencium jauh dari sekedar menempelkan bibir saja. Awalnya Arra tidak bisa mengimbangi permainan Agung. Tapi dengan cepat Arra bisa membalas ciuman Agung. Di sela ciuman Agung tersenyum ketika Arra bisa membalas ciumannya.

Agung membalikan badan hingga Arra berada di bawah kurungannya. Agung menatap Arra yang mengatur nafasnya. Mata mereka saling bertemu dan mereka melemparkan senyum.

“Apa boleh?” tanya Agung kepada Arra.

Ketika Agung bertanya seperti itu Arra tau arah pembicaraan Agung. Arra menganggukan kepalanya. Itu bertanda Arra mengijinkan Agung.

Setelah mendapatkan lampu hijau Agung melancarkan aksinya.

🍁🍁🍁

Cahaya matahari masuk kedalam celah gorden yang tidak tertutup sempurna.

Arra mengerjapkan mata untuk menyesuikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Saat ingin bangun ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya. Ketika melihat kearah belakang. Arra bisa melihat Agung yang sedang tertidur dengan damai tanpa terusik sedikit pun walaupun cahaya matahari mengenai wajah tampannya.

Arra membalikkan badannya untuk melihat wajah damai Agung. Tanpa sadar Arra membelai wajah tampan sang suami. Suatu keberuntungan bisa mempunyai suami seperti Agung. Jika mengingat kejadian dulu di mana ia di pertemukan dengan Agung dengan cara yang menurut Arra tidak romantis. Di mana saat itu Arra mengalami musibah. Itulah moment yang memalukan bagi Arra.

Arra terkejut dan menjauhkan tangannya dari wajah Agung. Tapi sebelum itu Agung menahan tangan Arra yang membuat Arra kembali jatuh di tubuh Agung.

“Mas, lepasin Arra,” mohon Arra.

“Kamu harus tanggung jawab. Adik kecil ku kembali terbangun.” ucap Agung.

“Kenapa kok Arra yang di salahin sih, Mas?”

“Kamu yang membuat adik kecilku terbangun. Jadi kamu juga harus menidurkannya,” jawab Agung.

“Ya, sudah di nina boboin aja,” ucap Arra dengan polosnya yang membuat Agung tertawa bagitu keras.

“Kamu tuh ya lucu banget.” Agung bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi.

Arra memegangi selimutnya yang melindungi tubuh polosnya. Sambil menunggu Agung selesai mandi Arra memainkan ponselnya.

Tak berselang lama pintu kamar mandi terbuka menampilkan Agung dengan rambut basahnya. Arra membenarkan selimut terlebih dahulu sebelum menuju kamar mandi.

“Aduh!” pekik Arra.

“Apa sakit sekali?” tanya Agung.

“Memang awalnya sakit tapi lama-lama enggak kok,” jawab Arra.

“Kalau begitu kita harus sering melakukannya supaya dia cepat hadir di sini.” kata Agung memegangi perut Arra.

Entah kenapa ucapan Agung membuat hati Arra menghangat. Agung sangat ingin memiliki anak darinya. Dorongan mana yang membuat Arra mencium pipi Agung.

“Semoga saja doa Mas terkabulkan,” jawab Arra.

Saat Agung ingin mencium Arra. Pintu kamar mereka terbuka menampilkan wanita dengan wajah terkejutnya ketika melihat Agung dan Arra.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!