Sweet Doctor | 13. Kembali Lagi

Pagi ini Arra menyusuri lorong kampus dengan menenteng peperbag. Banyak yang melepar senyum kepada Arra. Dengan senang hati Arra membalas senyum mereka. Tapi jika laki-laki yang tersenyum kepadanya Arra akan menganggukan kepalanya saja. Bukan sombong tapi Arra tau batasan karena status Arra bukan lagi wanita lajang tapi sekarang status Arra adalah seorang istri.

Arra memasuki kelas. Tapi ketika masuk Arra tidak melihat Mia berada di kelas. Arra menatap jam tangan yang melingkar pada tangan kirinya. Ini sudah menujukan jam 07:23. Biasanya Mia sudah berada di kelas tapi kenapa hari ini dia tidak ada. Arra menuju mejanya. Arra mengambil ponselnya berniat untuk mengirim pesan kepada Mia. Tapi orangnya sudah muncul dengan kacamata bertengker di hidungnya.

Ketika Mia sudah duduk di sebelah Arra. Baru Arra bertanya kepada Mia.

"Tumben lo telat datang?" tanya Arra.

"Iya, tadi gue ke bandara dulu buat jemput sepupu gue yang baru datang dari Paris. Jadi telat deh," jawab Mia.

"Kenapa gak sama supir lo aja sih? Kenapa lo harus ikut?"

"Gue sekalian ketemu dia. Melepas kangen gue sama dia. ucap Mia. Eh, gimana liburannya ke Maldives? Seru gak? Gimana malam pertamanya? Lancar gak?" tanya Mia bertubi-tubi.

Arra menonyor kepala Mia. "Lo kalau tanya satu-satu kenapa sih? Gue bingung mau jawab yang mana." jawab Arra.

"Iya, maaf. Kan saking senangnya gue." kata Mia.

"Seru kok disana. Seru banget lagi. Gak bisa di ungkapin dengan kata-kata deh. Dan pertanyaan terakhir itu jawabnya sama kayak pas lo tanya waktu gue baru menikah." ujar Arra.

"Hah! Jadi lo masih perawan? Sadis banget, ya. Kok pak Dokter itu tahan, ya?" tanya Mia.

Arra mengidikan bahunya.

"Oh, iya. Ini oleh-oleh buat lo, sama mama." Arra memberikan paperbag kepada Mia.

"Wahhhh, terima kasih. Seharusnya lo gak usah repot-repot bawahin gue oleh-oleh gini. Jadi enakkan gue."

"Yee, dasar lo." dengus Arra.

Mia hanya menyengir menampilkan gigi ratanya.

🏥🏥🏥

Disisi lain seorang pria tampan tengah memeriksa beberapa dokumen yang menumpuk banyak di mejanya.

Siapa lagi kalau bukan, Agung Firmanda Ashari Kurniawan.

Karena liburan beberapa hari yang lalu membuat pekerjaannya menumpuk begitu banyak seperti ini. Apa lagi akan ada jadwal operasi yang akan Agung lakukan. Munkin Agung akan lebur malam ini. Agung mengecek ponselnya siapa tau Arra mengirim pesan kepadanya. Tapi ternyata Arra tidak ada mengirim pesan kepadanya.

Agung kembali memeriksa berkas lagi. Ketika sedang memeriksa berkas pintu ruangan Agung terbuka. Agung langsung mengalihkan pandangan kearah pintu dengan senyum untuk menyambut pasiennya.

Saat melihat siapa yang datang senyum yang Agung tampilkan tadi hilang seketika. Agung berdiri dari duduknya lantas berjalan kearah seseorang yang baru datang.

Tubuh Agung menegang saat seseorang itu memeluknya. Agung tidak bisa mengelak bahwa ia merindukan pelukan ini.

"Aku merindukanmu." ucap gadis itu.

Agung tidak menjawab perkataan gadis itu atau pun membalas pelukannya. Agung ingin melepaskan pelukan gadis itu tapi kenapa hati Agung tidak menolaknya.

Gadis itu menatap Agung. Lalu mencium pipi Agung. Saat gadis itu mencium Agung. Tiba-tiba wajah Arra terlintas dalam pikiannya saat Agung mencium kening Arra. Dengan cepat Agung mendorong gadis itu. Gadis itu mengerutkan keningnya.

"Ada denganmu? Apa kamu tidak merindukanku? Kita sudah 10 tahun tidak bertemu. Apa begini cara mu menyambutku?" tanya gadis itu.

Agung tidak menjawab perkataan gadis itu. Agung melangkah kaki untuk meninggalkan ruangannya. Tapi tangan Agung di cekal gadis itu.

"Kamu mau kemana?" tanya gadis itu.

"Lepaskan tanganmu dari tanganku." ucap Agung.

"Apa kamu masih marah denganku? Karena aku meninggalkanmu? Aku minta maaf. Aku mempunyai alasan pergi dari Indonesia," ujar gadis itu.

"Minta maaf? Apa dengan cara mu meminta maaf bisa menghilangkan luka yang kamu berikan kepadaku!" Bentak Agung.

Gadis itu mulai berkaca-kaca saat membentaknya.

"Kamu membentakku? Maaf sudah membuatmu terluka. Tapi sungguh aku tidak bermaksud meninggalkan kamu," kata gadis itu.

"Lantas kenapa kau berbohong kepadaku? Kau pergi karena kau di jodohkan bukan!" seru Agung.

Tubuh gadis itu menegang saat Agung mengetahui alasan kenapa ia meninggalkan Agung.

"Kenapa kau terkejut aku mengetahuinya?" tanya Agung.

"Sudahlah. Jangan mengangguku lagi," ucap Agung ingin pergi.

"Dengarkan penjelasanku dulu," tahan gadis itu.

"Apa yang mau kamu jelaskan? Sudah tidak ada penjelasan yang ingin aku dengar," kata Agung.

"AKU PERGI KARENA AKU HARUS MENOLONG PERUSAHAAN AYAH KU!!" Teriak gadis itu.

"Menolong perusahaan ayahmu? Tapi kenapa kamu mau menerima perjodohan itu?" tanya Agung.

"Aku terpaksa menerima perjodohan itu agar perusahaan ayah ku tidak bangkrut," jawab gadis itu.

"Kenapa kamu tidak meminta bantuan kepadaku? Aku bisa membantu perusahaan ayahmu," kata Agung.

"Aku tidak ingin kamu merepotkanmu, ujar gadis itu. Kamu sudah banyak membantuku. Jadi aku tidak mau merepotkanmu lagi," kata gadis itu meneteskan air mata.

Agung yang melihat gadis itu menangis akhirnya membawa kedalam pelukannya. Gadis itu membalas pelukan Agung.

"Maafkan aku." ucap Agung.

Agnes Alfira Nataliya, gadis berkulit putih, memiliki tinggi seperti model. Agnes adalah kekasih Agung ketika mereka bersekolah menengah atas. Mereka berpacaran 4 tahun lamanya. Hubungan mereka berjalan dengan mulus tidak ada halangan rintangan yabg mereka hadapi. Hingga suatu hari Agnes pergi meninggalkan Agung. Agnes pergi tidak memberi kabar apapun kepada Agung. Tapi itu tidak di permasalahan oleh Agung. Pikir Agung, Agnes akan berkuliah di luar negeri. Ketika ada kabar jika Agnes pergi ke luar negeri karena akan menikah. Di sana Agung merasa hancur ketika di tinggal orang yang ia cinta. Didalam hati Agung akan bertekat untuk melupakan Agnes.

Tapi entah kenapa ucap Agung tidak sesuai dengan dulu. Sekarang Agung malah memeluk gadis yang dulu pergi meninggalkannya. Disaat status nya sudah menjadi suami.

💊💊💊

Di tempat lain seorang gadis tengah selesai membersihkan diri selepas dari aktifitas yang ia jalan seharian.

Arra menuju ke meja rias untuk memberikan sedikit skincare pada wajah-nya. Arra berjalan menuju dapur. Disana Arra bisa melihat para pelayan sedang melakukan perkerjaan mereka masing-masing.

"Selamat sore semua," sapa Arra kepada semua pelayang.

"Selamat sore juga, Nyonya." sahut mereka semua.

"Untuk makan malam hari ini biar saya yang akan menyiapkan," ujar Arra.

"Tapi Nyonya, Tuan tidak mengijinkan Anda masuk dapur," ucap salah satu pelayan.

"Tidak apa. Lagian suami saya belum pulang," ujar Arra.

Mereka semua menatap satu sama lain.

"Kalian tenang saja. Jika suami saya marah-marah pada kalian. Saya yang akan bertanggung jawab," ucap Arra menyakinkan para pelayan.

Akhirnya para pelayan menganggukan kepalanya bertanda menyetujui perkatan Arra.

Arra tersenyum, lalu Arra mulai memasak. Arra membuka lemarlemari pendingin untuk mengambil bahan-bahan yang akan di olah untuk makan malam. Arra mengambil daging, sayur kol, udang, dan bahan-bahan lainnya. Arra mulai mencuci semua bahan. Kemudian Arra melumuri daging yang sudah ia cuci tadi dengan bumbu yang sebelumnya ia haluskan tadi.

Hari ini Arra membuat daging panggang dengan capcay beserta udang goreng tepung. Dengan semangat Arra membuat makan malam untuk sang suami. Munkin baru ini Arra memasak untuk Agung. Arra berusaha agar masakannya disukai Agung.

Dengan senyum merekah Arra menatap masakan yang ia buat tadi. Nampak seperti lezat sekali. Sekarang hanya menunggu Agung pulang kerja.

Sambil menunggu Agung pulang Arra menuju ke ruang tamu untuk menonton televisi sebentar. Entah kenapa hati Arra tiba-tiba merasa tidak enak seperti ini. Tapi Arra berusaha untuk menghilangkan rasa itu.

Jantung Arra memang sejak tadi siang terus deg-degan. Tapi Arra berusaha mengabaikannya. Arra melihat jam di dinding sudah menujukan jam 20.12. Tapi kenapa Agung masih belum pulang juga. Biasanya Agung jam 18.00 sudah berada dirumah. Tapi kenapa kali ini lama.

"Apa dia lembur, ya?" gumam Arra.

Arra menuju kamar untuk berganti baju. Arra berniat untuk mengantarkan makan kepada Agung.

Selesai berganti baju. Arra menuju dapur untuk menaruh masakan-nya kedalam bekal makanan. Setelah selesai itu. Arra memanggil supir yang biasanya mengantar jemputnya. Arra menyuruh supir itu untuk mengantarkan ia ke rumah sakit. Didalam perjalanan entah kenapa jantung Arra terus deg-degan.

Sesampainya dirumah sakit. Arra langsung berjalan menyusuri lorong rumah sakit untuk keruangan Agung. Ketika menyusuri lorong para perawat, dan dokter tersenyum kepada Arra. Karena mereka tau jika Arra adalah suami dokter Agung.

Ketika sudah sampai di ruangan Agung. Arra langsung membuka pintu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tubuh Arra langsung menegang saat melihat pemandangan di depan matanya ini. Arra tidak bisa berkata-kata saat melihat kejadian ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!