Seorang gadis tengah berjalan dengan langkah yang berat. Air mata yang sudah mulai mengering sudah tidak ada air mata yang mengalir dari mata cantiknya.
Arra menyusuri tepi jalan menuju rumahnya. Padahal jarak antara rumah dengan rumah sakit sangat jauh sekali jika berjalan kaki. Tapi rasa lelah itu tidak terasa dengan rasa lelah saat ia menangis tadi. Banyak orang yang menatap kearah Arra. Bagimana tidak wajah Arra sudah sangat kacau sekali. Tidak seperti tadi. Semua akibat ia menangis tadi.
Arra tidak memperdulikan tatapan yang tertuju padanya. Yang sekarang Arra inginkan adalah sampai rumah.
Saat ingin menyeberang jalan ada yang menarik lengannya Arra hingga membuat Arra otomatis berbalik menabrak dada seseorang.
Arra menatap wajah pelaku yang menarik lengannya. Arra mencoba melepaskan tangan Agung tapi, Agung tidak melepaskan tangannya dari lengan Arra.
"Mas! Sakit!" Arra mencoba melepaskan tangan Agung.
"Kita pulang bersama," ujar Agung.
"Aku tidak mau. Aku ingin pulang dengan taksi saja." Arra menolak ajakan Agung.
Tanpa banyak bicara Agung menyeret Arra untuk menuju mobilnya. Arra mencoba melepaskan tangannya dari cekalan Agung, tapi apa daya tenaganya dengan Agung tidak sebanding.
Arra mendengus kesal saat Agung berlaku kasar kepadanya. Agung duduk di kemudi lalu menjalankan mobilnya menuju rumah mereka.
Sesampainya di rumah. Arra langsung masuk kedalam rumah terlebih dahulu meninggalkan Agung dibelakang. Agung menyusul Arra masuk ke dalam. Saat sudah berada di kamar Agung melihat Arra tengah membersihkan wajahnya. Agung melepaskan dasi yang masih melekat pada lehernya.
"Dari mana saja? Kenapa kamu masih berada di luar?" tanya Agung.
"Habis ketemu temen sebentar," jawab Arra cuek.
"Kenapa tidak meminta ijin dulu kepadaku kalau kamu mau bertemu dengan teman kamu?"
"Ponsel ku mati jadi tidak bisa beri kabar," ujar Arra berlalu menuju kamar mandi.
Agung hanya memandang punggung Arra yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Agung merasa heran kenapa Arra bersikap seperti itu? Apa ia membuat kesalahan? Agung mencoba berpikir. Kesalahan apa yang membuat Arra bersikap cuek seperti itu kepadanya. Apa mungkin sikap cuek Arra karena kejadian tadi?
Di dalam kamar mandi Arra kembali menangis dalam diam sambil memegangi dadanya yang masih terasa sakit mengingat kejadian di rumah sakit. Arra mendengarkan pembicaraan antara Agung dan Agnes. Walaupun belum tau apa Arra jatuh cinta atau tidak kepada Agung. Tapi kenapa setiap melihat Agung dan Agnes bersama hati Arra terasa sakit.
Entah kenapa ia seperti ini. Ada rasa cemburu ketika melihat Agung yang berdekatan dengan wanita lain. Arra menangis sambil menyalakan shower. Semua tujuan ini agar Agung tidak mendengar Arra menangis.
Apa munkin Arra sudah mulai ada rasa kepada Agung? Tidak munkin. Tidak munkin ia jatuh cinta kepada Agung. Arra bangkit lalu mulai membersihkan diri. Arra tidak ingin berlama-lama di kamar mandi. Itu bisa membuat Agung curiga.
Arra membuka pintu kamar mandi. Arra sedikit terkejut karena keberadaan Agung di depan pintu.
"Tumben lama sekali?" tanya Agung.
"Maaf," balas Arra.
Arra mengambil baju untuk Agung seperti biasanya. Selepas menyiapkan pakaian Agung Arra langsung merebahkan badannya di tempat tidur. Arra hanya memejamkan mata saja karena tidak ingin berbicara dengan Agung.
Pintu ruangan terbuka menampilkan Agung yang baru saja keluar dari kamar mandi. Arra merapatkan selimutnya hingga bahu. Agung memakai baju yang sudah Arra siapkan untuknya. Setelah selesai Agung ikut merebahkan badannya bersama dengan Arra.
"Aku tau kamu belum tidur." ucap Agung.
Arra sedikit tersentak. Tapi Arra mencoba tidak menghiraukan Agung.
Tidak ada sahutan dari Arra membuat Agung bangkit dari tidurnya. Agung mencoba mengintip Arra. Agung melihat Arra sudah tertidur.
Entah dorongan mana Agung berani mencium kening Arra. Agung tersenyum saat mencium kening Arra.
Setelah itu Agung kembali merebahkan badan nya.
Tidak ada pergerakan dari Agung. Arra langsung membuka mata dan bernafas lega. Sedari tadi ia menahan nafas. Apa lagi ketika Agung mencium keningnya. Arra memegangi dadanya yang berdetak begitu cepat. Membuat jatungnya ingin lepas dari tempatnya.
"Kenapa dia tiba-tiba menciumku seperti ini? Apa dia tadi salah makan atau bagaimana? Dasar buat jantung orang tidak sehat saja," gerutu Arra dalam hati.
Arra mencoba menengok kebelakang untuk melihat Agung sudah tertidur atau masih terjaga. Dengan gerakan perlahan Arra membalikan badannya menghadap Agung. Di sana Arra melihat Agung yang sudah menutup matanya. Itu bertanda bahwa ia sudah tertidur.
Senyum terbit dari sudut bibir Arra ketika melihat Agung tertidur dengan damai di hadapannya. Tanpa sadar Arra mengelus wajah Agung yang sedang tertidur. Ketika sedang tengah mengelus wajah Agung tiba-tiba ada suara ponsel berbunyi. Arra mengecek ponsel nya ternyata bukan miliknya. Saat mengecek ponsel Agung ternyata panggilan itu dari ponsel Agung. Arra meraih ponsel Agung yang berada di sebelah kanan bantalnya.
Agnes Calling
Ternyata yang menelfon Agung malam-malam seperti adalah mantan pacar Agung. Tanpa menunggu Arra langsung bangkit dari tempat tidur menuju balkon untuk mengangkat telfon dari mantan pacar sang suami.
Arra mengeser ke kanan untuk mengangkat telfon.
"Agung bisakah kamu kesini. Aku lagi kesepian."
Arra yang mendengar rengekan manja dari mantan pacar Agung ingin rasanya ia muntah saat ini juga.
"Agung kenapa kamu diam saja sih? Agung." panggil Agnes dari seberang sana.
"Maaf Agung sudah tidur." Akhirnya Arra angkat bicara.
"Jika Agung sudah tidur lalu dengan siapa saya berbicara?” tanya Agnes.
“Saya Arra istri Agung." jawab Arra yang sudah meneteskan air mata.
"Bisakah dirimu melepaskan Agung untukku? Aku masih sangat mencintai Agung. Jadi aku mohon kepadamu lepaskan Agung, agar Agung bisa kembali kepadaku," kata Agnes.
"Ada hak apa kau menyuruhku untuk melepaskan Agung? Sampai kapanpun Agung tidak akan aku ceraikan ataupun berpisah dengannya," balas Arra.
Arra tidak mendengar sahutan dari seberang sana. Ketika Arra lihat ternyata mantan kekasih suaminya memutuskan sambungan telfon. Arra menatap kearah ponsel Agung yang terdapat foto di mana saat mereka menikah. Setelah mengangkat telfon. Arra kembali kedalam. Dengan hati-hati Arra menaiki tempat tidur semua ini karena Arra tidak mau membangunkan Agung. Arra mulai menutup mata cantiknya yang sudah lelah menangis diam-diam.
💊💊💊
Pagi hari ini seperti pagi biasanya. Arra tengah sibuk menyiapkan keperluan Agung untuk pergi kerja. Sekarang Arra tengah berada di dapur untuk memasak sarapan pagi untuk Agung. Karena mulai sekarang Arra yang terjun langsung memasak makanan untuk Agung. Walaupun Agung melarang nya untuk memasak. Tapi tetap saja Arra memasak makan untuk Agung. Setelah berkutat dengan dapur selesai Arra menaiki tangga untuk menuju kemarnya untuk membangunkan Agung.
Ketika masuk ke dalam Arra melihat Agung sudah rapi dengan setelah yang Arra pilih tadi. Arra berjalan kearah Agung untuk membantu Agung memasakan dasi. Arra mengambil dasi yang berada di tempat tidur lantas memasangkan ke leher Agung. Dengan telaten Arra memasangkan dasi di leher Agung. Pergerakan memasang dasi terhenti ketika mendengar suara ketukan pintu. Arra mendongak untuk menatap Agung. Agung mengangkat bahu-nya bertanda ia tidak tau.
Arra berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu. Saat pintu terbuka Arra melihat seorang dengan pakaian yang menurut Arra sangat ketat sekali. Dengan lancang seseorang itu masuk kedalam kamar Arra dan Agung. Arra yang mulai geram lantas berjalan untuk mencegah seseorang itu.
"Lancang sekali Anda masuk kedalam kamar kami." ucap Arra.
"Di mana Agung?" tanya Agnes.
"Kenapa Anda mencari suami saya? Ada keperluan apa?" tanya Arra balik.
"Agung!" Teriak Agnes.
"Arra siapa yang datang?" tanya Agung yang masih belum menyadari kehadiran Agnes.
Agung menatap datar kearah Agnes.
“Ada apa kau datang kemari? tanya Agung.
Agnes melepaskan cekalan tangan Arra, lalu berjalan kearah Agung. Tanpa ada rasa canggung Agnes mengandeng lengan Agung.
Arra yang melihat kejadian itu hanya diam saja tanpa mau berbicara apa-apa. Bagaimana pun juga Agnes adalah mantan pacar Agung. Munkin Agung masih menyimpan rasa suka kepada Agnes walaupun itu sedikit tapi masih ada rasa di antara mereka. Tidak seperti nya. Mencintai Agung. Entah sejak kapan Arra mencintai Agung. Tapi Arra sudah mencintai Agung yang berstatus sebagai suaminya.
"Jika kalian ingin berduaan jangan di sini cari tempat lain," ujar Arra.
Agnes menyeret lengan Agung untuk keluar dari kamar mereka. Saat Agnes dan Agung sudah pergi. Arra terduduk di lantai sambil memegang dadanya yang terasa perih. Tanpa sadar Arra menjatuhkan lagi air mata untuk Agung.
Kenapa mencintai seseorang menyakitkan seperti ini? Jika jatuh cinta sesakit ini aku tidak ingin merasakan jatuh cinta.
Setelah puas menangis Arra menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Lalu berangkat menuju kampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Sri Handayani
agung lembek tingalkan az arra laki2 kyk gtu👿👿
2021-11-15
0
Hafista
agung jd laki" enggak tegas cemen bgt jd cowok, lanjut thor
2021-11-14
1
Indra Icwari
agung kok mau ajaaa.. huhuhu...
2021-11-10
2