Sweet Doctor | 3. Bingung

Lima hari setelah kejadian itu dimana Agung melamarnya menjadikan Arra istri. Arra mencoba melupakan kejadian itu tapi tetap saja Arra tidak bisa melupakannya entah kenapa ia seperti ini. Sudah lima hari juga Arra tidak pergi ke kampus karena ia tidak mau terus–menerus memikirkan kejadian tempo hari lalu yang membuat ia tidak konsentrasi kuliah. Kejadian di mana Arra tidak masuk ke kampus membuat sang sahabat bertanya-tanya kenapa Arra tidak masuk. Tapi Arra selalu berkata kalau dia sedang tidak enak badan.

Tidak munkin jika Arra bilang ia tidak masuk karena si om-om itu. Jadi Arra memilih diam saja terlebih dahulu. Jika waktu nya sudah tepat munkin Arra akan bercerita dengan Mia.

Sekarang Arra sedang berada di balkon kamarnya yang berada di lantai dua. Sedang melihat anak panti asuhan yang sedang berlalu lalang entah melakukan apa. Memang jika ia tengah bersedih atau tengah memikirkan hal lain. Arra lebih baik duduk sendiri seperti sekarang.

Arra bangkit dari duduknya menuju ke dalam kamar untuk merebahkan badannya di tempat tidur yang hanya muat untuk satu orang saja. Tapi meskipun seperti ini Arra selalu bersyukur. Karena apa? Karena ia masih bisa tinggal di tempat yang nyaman dan terhidar dari hujan.

Mata Arra tiba-tiba mulai berat. Itu bertanda tubuh Arra sedang membutuhkan istirahat sejenak. Tidak berselang lama mata cantik Arra tertutup.

💊💊💊

“Jadi kemunkinan Anda akan melahirkan bulan april.” ucap dokter berparas tampan.

Siapa lagi kalau bukan Agung Firmanda Ashari Kurniawan.

Agung sedang menjalankan pekerjaannya sebagai Dokter Kandungan. Agung sedang memeriksa Ibu yang akan melahirkan bulan depan.

“Munkin sebelum menjelang melahirkan saya sarankan Anda datang kemari. Karena kemunkinan Anda melahirkan bisa maju bisa juga mundur. Maka dari itu untuk lebih baiknya Anda datang kemari seperti yang saya saran, kan.” jelas Agung.

“Baik, Dok. Terima kasih. Kalau begitu saya permisi,” pamit Pasien itu.

“Sama-sama. Silahkan, Bu.” sahut Agung.

Setelah pasien pergi Agung memeriksa jadwal operasi yang akan ia lakukan. Saat sedang memeriksa laporan pintu ruang kerja Agung terbuka.

“Sel–” Agung tidak jadi meneruskan perkataannya setelah melihat siapa yang datang.

“Selamat siang calon suamiku.” ucap Alexa.

Agung menghela nafas saat Alexa datang ke kantornya. Munkin sebentar lagi akan ada gosip mengenai dirinya. Karena memang Agung tidak pernah bilang atau berkata jika ia akan menikah. Semua kejadian ini memang Agung simpan rapat-rapat.

Alex berjalan ke arah meja Agung sambil menenteng plastik yang Agung ketahuan adalah makanan. Terlihat dari bungkusnya.

“Ini aku bawakan kamu makan siang. Kita makan siang bersama, ya.” ajak Alexa.

“Aku masih kenyang. Aku baru saja makan.” tolak Agung kembali memeriksa laporan.

“Tapi aku sudah membawakanmu makan siang.” Alexa menaruh bungkus makanan ke meja Agung.

“Mau bagaimana lagi aku sudah kenyang. Aku pun tidak menyuruhmu untuk membawakan ku makan siang.” Agung mencoba untuk bersabar menghadapi sikap manja Alexa yang menurut Agung sedikit menjijikan.

“Kamu hargai aku dong yang udah jauh-jauh datang kemari untuk membawakan kamu makanan. Aku ini calon istri kamu. Jadi aku mohon hargai aku sedikit saja!” Teriak Alexa yang mulai berkaca-kaca.

Agung mendengus kesal saat ia di paksa seperti ini. Memang Agung tidak bisa melihat seorang wanita menangis. Jika Agung membuat wanita menangis itu sama saja ia membuat sang ibu menangis. Agung bangkit dari kursi menghampiri Alexa yang sudah meneteskan air mata.

Dengan terpaksa Agung merangkuh tubuh Alexa untuk menenangkannya. Agung mengelus punggung Alexa. Saat Agung sedang menenangkan Alexa tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seseorang gadis dengan tampang terkejut melihat Agung sedang berpelukan dengan seorang wanita. Dengan segera gadis itu berlari meninggalkan ruangan Agung. Begitu melihat gadis itu pergi Agung melepaskan pelukannya dari Alexa untuk mengejar gadis itu.

Agung berlari untuk menyusul gadis itu untuk menjelaskan kejadian di ruangannya tadi. Agung mencoba meneriaki gadis itu tapi gadis itu tetap saja berlari untuk menghindari Agung. Sebelum Agung menangkapnya gadis itu terlebih dahulu mencegah taksi lalu berlalu meninggalkan rumah sakit.

Agung mencoba mengejar tapi Agung tidak berhasil karena ia kalah cepat.

“Aarrggggg!!!!” Teriak Agung.

Agung menendang-nendang tong sampah yang ada di dekatnya untuk melampisakan ke kesalnya.

Di dalam taksi seorang gadis bernafas lega saat berhasil kabur dari kejaran Agung.

Arra mengatur nafas untuk menetralkan sesak di dadanya.

Ya, gadis yang di kejar oleh Agung adalah Arra. Dan Arra jugalah yang melihat Agung berpelukan dengan gadis di dalam ruangan.

Arra berniat untuk berbicara masalah Agung mengajaknya menikah. Tapi di urungkan karena melihat kejadian tadi.

Flack back on

*Seorang gadis masih tertidur dengan damai di tempat tidur tanpa mau membuka mata cantiknya. Padahal jam menujukan jam 13.00 itu artinya hari semakin siang. Tapi gadis itu sama sekali tidak mau bangun dari tidur cantiknya.

Hingga ketukan pintu kamar membuat sang gadis terusik dalam tidurnya.

“Arra!!”

“Arra! Bangun, Nak. Ayo kita makan siang dulu!” Teriak Bu Brata dari luar kamar Arra.

Arrra mengusap-usap matanya lalu duduk terlebih dahulu untuk mengumpulkan nyawanya.

“Arra!” panggil Bu Brata.

“Iya, Ma. Arra sebentar lagi ke bawah kok!” sahut Arra.

“Alhamdulilah kalau kamu sudah bangun. Mama tunggu di bawah, ya!” ucap Bu Brata.

“Iya, Ma.” jawab Arra masih dengan nada lemasnya.

Arra menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya terlebih dahulu agar lebih segar.

Ketika sedang membasuh wajahnya tiba-tiba wajah Agung muncul dalam otak Arra. Arra menatap cermin.

“Kenapa aku tiba-tiba mikirin tuh om-om?” gumam Arra.

“Stop! Arra jangan mikirin dia lagi.” ujar Arra berbicara pada dirinya sendiri.

Setelah membasuh muka Arra turun kebawah untuk makan bersama-sama. Di meja makan sudah ada banyak anak-anak panti asuhan yang menapati kursi mereka masing-masing.

Arra menghampiri Bu Brata untuk membantu menyiapkan makan siang.

“Sini Arra bantu, Ma.” ucap Arra.

“Terima kasih, Nak.” ujar Bu Brata.

Arra membalas dengan mengecup pipi wanita 60 tahun ini dengan sayang.

Arra menyusun makanan yang di buat oleh Bu Brata di meja makan. Setelah menyusun semua makanan sekarang Arra yang mengambil alih.

“Baiklah anak-anak semua. Sebelum memulai makan alangkah baiknya kita membaca doa menurut kepercayaan kita masing-masing. Berdoa mulai.” Arra mulai berdoa dalam hati .

“Selesai. Silahkan makan. Makan yang banyak, ya. Supaya lekas besar.” ujar Arra.

Selepas memimpin doa Arra mengambil nasi untuk mulai makan siang bersama. Tapi untuk orang dewasa mereka makan terpisah dengan anak-anak.

Makan siang bersama telah selesai. Sekarang Arra membantu lagi membereskan piring kotor untuk di basuh. Ini sudah menjadi ke biasaan Arra setiap harinya.

Saat sedang berdua dengan Bu Brata. Arra memberanikan diri untuk bercerita tentang Agung.

“Mama. Arra mau curhat boleh gak?” tanya Arra ragu-ragu.

“Kenapa mau curhat kok pakai tanya dulu sih, Nak? Biasanya juga langsung curhat.” jawab Bu Brata.

“Tapi kali ini Arra mau curhat serius. Jadi Arra tanya dulu sama, Mama.” ucap Arra.

“Arra mau curhat apa?” tanya Bu Brata sambil membasuh piring bersama Arra.

“Jadi gini, Ma. Waktu Arra ke jambretan. Arra ketemu sama seorang Dokter yang sebelnya minta ampun deh. Dan disana Dokter itu mau ganti rugi. Tapi dia nyuruh Arra ke rumah sakit dimana dia berkerja. Setelah pulang dari kampus Arra pergi kerumah sakit untuk bertemu dengan Dokter itu. Pas sudah sampai disana. Mama tau apa yang dia bilang? Dia melamar Arra, Ma.” ucap Arra dengan dramatis.

Piring yang di pegang Bu Brata terjatuh setelah mendengar ucapan Arra.

“Mama kenapa?! Ada yang luka gak?!” Arra seketika panik.

“Tidak. Mama hanya kaget aja. Jadi kamu dilamar sama dokter itu?” Bu Brata bertanya.

Arra menganggukan kepalanya.

“Terus Arra jawab apa?” tanya Bu Brata lagi.

“Arra menolak lamaran dia, Ma.” jawab Arra.

Bu Brata tersenyum. Lalu membasuh tangannya. Bu Brata menuntun Arra untuk duduk di kursi.

“Mama mau tanya. Kenapa Arra menolak lamaran Dokter itu?”

“Karena Arra gak cinta sama dia dan dia munkin gak cinta sama Arra. Lagian dia melamar Arra karena ada maksud lain kok,” ujar Arra.

“Apa maksud Dokter itu melamar kamu?”

“Dia melamar Arra karena dia mau membatalkan perjodohan yang di lakukan kedua orangtuanya. Arra tidak mau menikah karena hal itu. Arra mau menikah dengan laki-laki yang mencintai Arra dan Arra mencintainya. Arra gak mau mencintai tapi gak di cintai, Ma. Itu sangat menyakitkan.” jelas Arra.

“Dengarkan, Mama. Munkin ini takdir yang sudah Allah tentukan untuk Arra. Kita jodoh tidak tau datangnya dari mana. Munkin sekarang Arra tidak mencintai dokter itu. Tapi suatu hari nanti kalian akan saling mencintai. Mama jamin itu,” ujar Bu Brata.

“Tapi tidak seperti itu juga, Ma. Arra tetep gak mau,” kekeh Arra.

“Masa ada yang mengajak beribadah gak mau sih? Munkin ini sudah jalan tadir Arra. Jadi Mama sarankan Arra mau menerima Dokter itu. Mama jamin hidup kamu akan jauh lebih enak dari ini,”

“Jika takdir Arra seperti ini. Insya Allah Arra menerimanya,” yakin Arra.

“Kalau begitu. Kamu bilang sama dokter itu kalau kamu bersedia menerima pinangannya,” ucap Bu Brata.

“Baiklah. Arra akan pergi kerumah sakit buat nemuin dia,” ujar Arra.

“Hati-hati di jalan, Nak.” nasehat Bu Brata.

“Iya, Ma.” Arra melesat naik ke lantai dua untuk menuju kamarnya.

Arra membuka lemari untuk memilih baju yang akan ia kenakan untuk berjumpa dengan Dokter Agung. Arra memilih memakai blush berwarna biru dipadukan dengan celana jeans berwarna hitam. Setelah memilih baju Arra berjalan menuju meja rias untuk sedikit berdandan. Selesai berdandan Arra berdiri di depan cermin yang menampilkan semua tubuhnya. Serasa cukup Arra mengambil tas lalu pergi memuju rumah sakit.

Di sepanjang jalan jantung Arra sedikit deg-degan karena ia akan kembali bertemu dengan Dokter itu. Sesampainya rumah sakit. Arra langsung menyusuri lorong rumah sakit. Arra menaiki anak tangga menuju dimana ruangan Agung berada.

Ketika sudah sampai di depan pintu ruangan Agung. Arra menarik nafas dan membuka hendel pintu. Tubuh Arra seketika menegang ketika melihat pemandangan di depan matanya. Saat Arra sadar dengan cepat Arra pergi meninggalkan rumah sakit.

Arra tau jika Agung tengah mengejarnya. Tapi dengan sekuat tenaga Arra berlari. Agung terus memanggil namanya tapi Arra tetap berlari. Ketika berada di tepi jalan raya. Arra segera mencegah taksi yang kebetulan lalu. Arra masuk kedalam taksi dan menyuruh untuk segera pergi.

Arra menengok kebelakang. Dimana Agung masih berusaha untuk mengejar taksi yang Arra tumpangi. Tapi semua sia-sia. Taksi melaju dengan cepat sehingga Agung tidak bisa mengejar Arra.

Di dalam taksi Arra mengatur nafasnya.

“Bagimana aku mau menerimanya kalau dia kayak gitu?” batin Arra dalam hati.

“Huft! Ini membuatku bimbang*.”

Flacback off

Sesampainya di kamar Arra merebahkan badannya sambil menatap langit-langit kamarnya. Arra masih mengingat kejadian ketika ia pergi kerumah sakit. Arra menyesal untuk kedua kalinya datang kerumah sakit. Tapi semua tidak disangka akan seperti ini.

Arra berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Dan sekalian berganti pakaian. Saat sedang berada di kamar mandi. Pintu kamar Arra ada yang mengetuk. Arra yang mendengarkan itu lantas berjalan ke arah pintu.

Cklek

Saat Arra membuka pintu depan pintu terlihat ada Kayla salah satu anak panti asuhan yang berusia 13 tahun.

“Kenapa, La?” tanya Arra.

“Di panggil sama Bu Brata suruh kebawah,” ucap Kayla.

“Oke. Nanti gue ke bawah,” ujar Arra.

Arra menutup pintu lalu berganti pakaian untuk segera menuju kebawah. Arra mengikat rambutnya asal. Masih menyisakan rambut. Tapi dengan tampilan sederhana ini Arra masih tetap cantik tanpa polesan sedikit pun.

Arra menuruni anak tangga. Di ruang tamu terdengar suara orang sedang berbicara. Arra bisa mendengar jika satunya adalah suara seorang laki-laki.

Ketika sudah sampai di ruang tamu Arra bisa melihat jika Bu Brata sedang berbincang dengan seseorang yang Arra ketahui seorang laki-laki.

“Eh. Itu dia.” Bu Brata berujar.

Laki-laki itu lantas berbalik dan tersenyum tipis kearah Arra. Tapi tidak dengan Arra tubuh Arra seketika kaku tidak bisa di gerakan. Ketika melihat siapa yang datang.

Agung. Dia datang ke panti asuhan. Bagaimana bisa dia datang kemari? Apa dia mengikuti taksi Arra tadi? Entahlah.

“Arra. Sini, Nak.” ucap Bu Brata.

Arra masih diam di tempat tanpa bergerak sedikit pun. Bu Brata menghampiri Arra berada dan mengandeng tangan Arra menuju sofa.

Arra masih tidak mau menatap Agung.

“Arra. Jadi ini laki-laki yang melamar kamu? Nak Agung, sudah banyak bercerita sama, Mama.” ucap Bu Brata.

“Kalau Mama merestui kalian berdua untuk menikah,” tambah Bu Brata.

“Tapi Arra tidak bisa,” kali ini Arra bersuara.

“Kenapa tidak bisa, Nak?” tanya Bu Brata.

“Karena Om Agung sudah memiliki orang lain. Jadi Arra tidak menerima lamaran Om Agung,” yakin Arra.

“Semua kejadian yang kamu lihat tidak seperti yang kamu pikiran. Bu Brata sudah mendengar penjelasan saya,” jelas Agung.

“Iya, Nak. Sebenarnya yang kamu lihat tadi itu hanya salah paham saja. Dia adalah wanita yang akan di jodohkan Agung. Tapi wanita itu bukanlah wanita baik-baik. Dia sudah tidak perawan lagi. Dan dia sudah tidur dengan banyak laki-laki,” jelas Bu Brata.

Arra tersenyum sinis.

“Lalu bagaimana jika saya di posisi dia? Apa Om masih mau menjadikan saya istri? Jangan pernah memandang wanita karena masa lalunya. Apa Om sendiri tidak memiliki masa lalu? Tidak munkin  orang tidak memiliki masa lalu. Semua orang pasti memiliki masa lalu. Jika Om sudah ditakdirkan dengan dia maka terima semua kekurangan dia. Sepasang suami istri memang harus saling melengkapi satu sama lain. Tidak ada manusia yang sempurna. Maaf jika saya lancang berbicara seperti ini. Sekali maaf saya menolak lamaran Anda,” ucap Arra berlalu pergi.

Sebelum Arra pergi. Agung menahan lengan Arra.

“Saya mohon sama kamu. Menikahlah dengan saya,” mohon Agung kepada Arra.

Arra menyingkirkan tangan Agung dari lengannya.

“Maaf Om. Saya tidak bisa menikah dengan Anda.” Arra berlalu pergi.

Saat Agung hendak menyusul Arra. Bu Brata menahan Agung agar tidak mengejar Arra.

“Biarkan dia. Nanti saya yang akan membujuk dia.” ucap Bu Brata.

“Terima kasih, Bu. Sudah mau menolong saya,”

“Sama-sama. Saya membantu kamu karena saya tau kamu anak yang baik,” ucap Bu Brata.

“Kalau begitu saya pamit pulang dulu,” pamit Agung menyalimi tangan Bu Brata.

“Hati-hati di jalan,” nasehat Bu Brata.

Selepas kepergian Agung. Bu Brata menaiki tangga untuk ke kamar Arra.

“Arra!” panggil Bu Brata.

“Masuk aja, Ma. Pintunya enggak Arra kunci kok!” ujar Arra dari dalam.

Cklek

Saat Bu Brata masuk kedalam kamar Arra. Bu Brata melihat Arra sedang duduk di balkon kamar. Bu Brata menghampiri Arra dan memeluk Arra dari belakang.

“Mama tau ini sulit buat kamu. Apa kamu tidak mencoba memikirkannya lagi?” tanya Bu Brata.

“Arra tidak tau, Ma. Arra bimbang harus bagaimana,” jawab Arra.

“Nanti malam sholat istikharah. Minta doa kepada yang Maha kuasa. Jika memang Agung jodoh kamu. Seberapa keras kamu menolak tetap kalian akan bersatu. Kita memang tidak tau jodoh datang dengan cara apa. Munkin Allah menakdirkan kalian bertemu dengan cara seperti ini. Jadi Mama harap kamu tidak akan menyesal di kemudian hari,” nasehat Bu Brata.

Bu Brata mencium kepala Arra dan pergi meninggalkan kamar Arra.

Semakin kesini. Arra semakin bimbang. Bagaimana menjalani rumah tangga tanpa ada cinta dan kasih sayang. Apa rumah tangga yang tidak di dasari rasa cinta akan bertahan sampai maut memisahkan? Jika rumah tangga seumur jagung saja. Arra tidak bisa. Karena Arra ingin menikah sekali seumur hidup.

“Aku akan menyerahkan semua kepada mu ya Allah.”

Terpopuler

Comments

Hidayati Yuyun

Hidayati Yuyun

so sweet bu brata benar tuh,istiharah dulu

2021-11-11

1

Anonymous

Anonymous

Dsr lu Arra sok kecantikan bngt jdi orng belagu bngt

2021-11-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!