Sweet Doctor | 14. Siapa Dia

Ketika sudah sampai di ruangan Agung. Arra langsung membuka pintu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tubuh Arra langsung menegang saat melihat pemandangan di depan matanya ini. Arra tidak bisa berkata-kata saat melihat kejadian ini. Bagimana tidak ketika Arra masuk sudah di sugguhkan pemandangan Agung yang bertelajang dada.

Walaupun pernikahan mereka sudah menginjak 2 bulan. Tapi saat melihat Agung bertelanjang dada seperti ini. Itu membuat Arra salah tingkah sendiri.

"Kenapa masih disana? Ayo masuk," ucap Agung mengagetkan Arra.

Arra menutup pintu, lalu berjalan menuju sofa yang berada di dekat meja Agung.

"Kenapa kamu kesini? Kamu ke sini naik apa? Apa kamu naik taksi?" tanya Agung bertubi-tubi.

"Aku kesini. Karena aku khawatir kenapa Mas jam segini belum pulang. Biasanya gak sampai jam 7  sudah pulang. Aku kesini tadi di antar supir kok." jawab Arra.

Agung hanya menganggukan kepalanya.

"Oh, iya, Mas. Ini aku bawa makan buat, Mas. Pasti Mas belum makankan? Ayo sini makan dulu. Ini semua aku yang masak." ujar Arra mulai membuka bekal makanan.

Agung berjalan menuju sofa, lalu duduk di samping Arra. Arra mengambilkan nasi beserta lauk pauk yang ia buat tadi, kemudian memberikan kepada Agung. Agung menerima wadah yang diberikan Arra kepadanya.

Agung menyatap masakan yang Arra buat. Pada awalnya Agung tidak yakin dengan masakan Arra. Tapi setelah di cicipi ternyata rasanya enak sekali. Membuat Agung menambah nasi.

"Apa enak?" tanya Arra.

Agung hanya menganggukan kepalanya. Arra merasa senang karena masakan yang ia buat tadi rasanya enak. Tidak sia-sia Arra masak tadi.

"Kamu tidak makan?" tanya Agung.

"Aku sudah makan tadi." jawab Arra bohong. 

Sebenarnya tadi ia berniat untuk makan bersama Agung. Tapi melihat Agung yang sangat suka dengan masakannya. Membuat Arra mengurungkan niatnya makan bersama dengan Agung.

Semua makanan yang Arra bawa tadi habis tidak tersisa. Semua di makan oleh Agung. Agung membantu Arra membereskan wadah bekas makannya tadi.

Saat sedang membantu Arra membereskan wadah. Pintu ruangan Agung terbuka menampilkan seorang wanita.

"Hai Sayang." sapa Agnes.

Agnes memeluk Agung di depan Arra, yang langsung membuat mata Arra melotot. Siapa wanita ini berani sekali memeluk suaminya di depannya.

Dengan cepat Agung melepaskan pelukan Agnes kepadanya. Agung menatap Arra.

"Siapa dia? Berani sekali memeluk suami orang di depan istrinya?" batin Arra.

Agnes yang menyadari ada seseorang diruangan Agung. Lantas menatap dari ujung kepala hingga kaki.

"Apa kamu pasien, Agung?" tanya Agnes kepada Arra.

Arra hanya diam saja enggan untuk menjawab pertanyaan yang lontarkan Agnes kepadanya.

"Ah, atau kamu teman Agung? Kenalin saya pacar Agung." ucap Agnes mengulurkan tangan kepada Arra.

"Agnes! Sudah ku bilang tadi. Kita sudah tidak ada hubungan. Aku sudah menikah!" kata Agung.

Arra jadi tau. Ternyata wanita itu adalah mantan kekasih Agung.

"Aku tidak percaya kalau kamu sudah menikah. Kamu membohongiku agar aku tidak bisa berdekatan dengan mu bukan? Aku tidak akan percaya sebelum aku bertemu istrimu," balas Agnes.

"Aku tidak bohong. Sekarang kamu sudah bertemu istri ku. Dan ini istriku," ucap Agung merangkul pundak Arra untuk lebih dekat dengannya. 

"Kamu itu bicara apa sih? Masa iya ini istri kamu? Atau kamu hanya bersandiwara aja. Supaya aku tidak bisa dekat kamu lagi. Sudahlah Agung. Aku akan tetap buat kamu jatuh cinta lagi denganku," jawab Agnes.

"Terserah jika kamu tidak percaya. Tapi memang dia adalah istriku," ucap Agung.

"Pembohong! Aku tidak percaya!" seru Agnes.

Agung menggelengkan kepalanya. Agung mengambil kunci mobil lalu mengandeng tangan Arra.

Agnes menarik tangan Arra hingga membuat Arra terjatuh ke lantai. Agung yang melihat kejadian itu lantas menatap sengit kearah Agnes. Ketika Agung ingin menolong Arra. Agung lebih dulu di cegah oleh Agnes. Agung menhempaskan tangan Agnes yang memegangi tangannya.

Agung mengulurkan tangan kepada Arra. Tapi langsung di cegah oleh Agnes lagi.

"Ada apa dengan mu!" Teriak Agung.

"Aku tidak suka kamu memegang wanita lain selain aku!" ucap Agnes.

"Wanita yang kau sebut wanita lain itu adalah istriku. Asal kamu tau!" murka Agung.

Arra yang melihat pemandangan di depannya ini sedikit merasa jijik. Kenapa mereka seperti sedang berdrama. Arra bangkit lalu pergi dari ruangan Agung.

Agung yang melihat Arra pergi lantas ingin menyusul Arra. Arra menyusuri lorong rumah sakit dengan kesal. Pasalnya pantat ia terasa sakit akibat di dorong oleh mantan kekasih sang suami. Agung terus memanggil nama Arra tapi tidak di hiraukan dengan Arra. Arra terus saja berjalan tanpa memperdulikan panggilan Agung.

Agung mencekal tangan Arra. Hingga membuat Arra menabrak dada Agung. Arra meringis ketika menabrak dada Agung.

"Kenapa kamu tidak menungguku?" tanya Agung.

"Apa yang harusku tunggu? Melihat drama yang kalian mainkan?" tanya Arra kembali.

"Aku hanya ingin memperkenalkan mu dengan dia. Agar dia tidak mengangguku lagi," jawab Agung.

Arra menatap mata Agung.

"Untuk apa aku di kenalkan dengan dia?" tanya Arra.

"Agar dia tidak mengangguku lagi," jawab Agung.

Arra tersenyum tipis lalu menatap Agung.

Jika hanya itu alasannya. Maaf aku tidak bisa ikut. Kalian selesaikan masalah kalian. Aku tidak ingin ikut campur masalah kalian, ucap Arra berlalu pergi.

Agung menatap punggung Arra yang mulai menjauh menyusuri lorong. Agung hanya menghela nafas melihat Arra hilang.

Agung kembali melangkah menuju ke ruangannya. Agung memberi senyuman kepada para koas, perawat, dokter, yang tersenyum kepadanya. Semenjak Agung sudah menikah tatapan mereka sudah tidak seperti dulu lagi. Karena mereka sadar jika Agung sudah mempunyai istri.

Agung menarik nafas ketika ingin masuk kedalam ruangan. Agung terkejut melihat Agnes tergeletak di lantai. Agung menghampiri Agnes, lalu menaruh kepala Agnes di kedua pahanya.

"Agnes!" Agung menepuk pipi Agnes.

"Agnes bangun!"

Tidak ada respon dari Agnes. Dengan segera Agung membopong tubuh Agnes menuju ke UGD. Jika ia dokter umum munkin masih bisa ia melihat keadaan Agnes. Tapi Agung hanya seorang dokter sepesialis kandung saja. Jadi ia tidak tau kenapa Agnes jatuh pingsan.

Sesampainya di UGD. Agung memanggil dokter yang kebetulan adalah seorang dokter.

"Tolong periksa dia," ujar Agung.

"Lo tunggu di luar." ucap Prahas.

Agung menunggu diluar ruangan UGD. Entah kenapa ia seperti ini. Apa Agung masih menyukai Agnes yang pergi meninggalkannya? Apa hanya rasa khawatir saja.

Agung mengusap wajahnya kasar.

Pintu ruangan terbuka menampilkan laki-laki yang tadi memeriksa Agnes. Agung menghampiri Prahas untuk menanyakan keadaan Agnes.

"Bagimana keadaannya?" tanya Agung.

"Dia hanya kelelahan saja. Jadi lo gak usah khawatir," jawab Prahas.

"Agung bernafas lega saat mendengar," jawaban Prahas.

"Siapa dia? Selingkuh lo? Atau pacar lo?" tanya Prahas.

"Lo kalau ngomong yang bener. Mana gue pernah berselingkuh," jawab Agung tidak terima.

"Siapa tau itu selingkuh lo," gurau Prahas.

"Itu tidak munkin," ucap Agung.

"Sudah. Gue cabut dulu. Gue mau meriksa pasien lain lagi," pamit Prahas.

"Oke. Terima kasih, ya." ucap Agung.

Prahas mengacungkan jempolnya.

Setelah Agung pergi Agung masuk kedalam untuk melihat keadaan Agnes. Di sana Agung melihat Agnes tertidur dengan jarum infus menancap ditangan kirinya.

Agung menghampiri brangker Agnes. Agung bisa melihat wajah pucat yang nampak jelas di wajah Agnes. Ketika sudah melihat Agnes dalam keadaan baik-baik saja. Agung berlalu ingin pergi. Tapi sebelum pergi. Tangan Agung di cekal terlebih dahulu. Agung menoleh dan melihat Agnes yang menahan tangannya.

"Jangan pergi." ucap Agnes lirih.

"Aku harus pergi. Karena istriku sedang menungguku" ujar Agung melepas cekalan tangan Agnes.

Agung berlalu pergi. Tapi sebuah teriakan menghentikan langkahnya.

"JIKA KAMU PERGI AKU AKAN BUNUH DIRI!!!" ancam Agnes yang sudah memegang pisau kecil entah dari mana ia dapat.

Agung menatap dengan santai kearah Agnes.

"AKU TIDAK MAIN-MAIN DENGAN UCAPAN KU!!" kata Agnes.

Agung masih menatap Agnes yang sudah mengarahkan pisaunya kearah tangannya. Agnes tersenyum sinis, lalu mengores pisau ke tangannya. Goresan itu membuat tangan Agnes mengeluarkan darah segar. Agung yang melihat itu langsung berlari untuk menghentikan aksi gila Agnes.

"Apa kau sudah gila!" Teriak Agung.

"Iya, aku gila karena kamu yang meninggalkanku!!" seru Agnes.

"Aku tidak meninggalkanmu. Tapi kau sendiri yang membuat aku pergi!" balas Agung.

"Sudah aku katakan. Jika semua itu untuk kepentingan keluargaku," jawab Agnes.

"Apa aku tidak penting dalam hidup mu?" pertanyaan yang Agung lontarkan membuat Agnes bungkam.

"Kenapa tidak diam? Benar? Aku tidak penting dalam hidupmu?"

"Itu tidak benar! bantah Agnes. Kamu penting dalam hidupku. Sangat penting sekali," ucap Agnes.

Agung menatap mata Agnes. Dan tersenyum sinis.

"Pembohong." ucap Agung.

"Tidak itu semua benar. Aku mohon tinggal istrimu dan kembalilah denganku." mohon Agnes.

Kejadian di ruangan Agnes tidak luput dari seseorang yang sedang melihat perdebatan antara Agung dan Agnes. Air mata terusmenerus menetes di mata cantiknya.

Terpopuler

Comments

Nur Asiyah

Nur Asiyah

kenapa ada pelakor ny sih

2021-11-11

0

Fitrah Fitrah

Fitrah Fitrah

mulai ada dendam dn fitnah
aah jd ilfil q ny

2021-11-11

0

Ayull

Ayull

agung bangkeee istri ga di kejar
malah mangan diurusin kan ada suter

2021-11-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!