Ucapan ijab dan qobul terdengar jelas ke penjuru ruangan. Dua orang muda dan mudi sedang melaksanakan upacara sakral dihadapan banyak orang.
" Saya terima nikah dan kawin nya , yasmin putri Zalwa binti ahmad mujadid dengan mas kawin 4 gram logam mulia dan seperangkat alat sholat di bayar tunai !”
Kalimat ijab dan qobul itu terucap secara keras dari bibir pemuda tampan yang baru saja di jodohkan dengan perempuan cantik dan pendiam yang baru saja lulus dari bangku sekolah aliyah.
" Saaaahhhhhh."
para saksi yang hadir langsung mengucapkan kata itu setelah ijab kabul selesai di katakan pemuda yang bernama VANO ARDIANSYAH yang merupakan seorang dokter muda yang tampan.
Setelah melakukan upacara sakral dan resepsi pernikahan yang dilaksanakan di kediaman Yasmin, Kini kedua muda mudi yang baru saja terikat tali pernikahan itu, langsung menuju apartemen Vano yang berada di pusat kota. Pria itu langsung membawa sang istri untuk pulang kekota, sehari setelah akan nikah mereka selesai.
Sesampainya di apartemen miliknya, Vano langsung masuk kedalam di ikuti Yasmin di belakangnya. Lift membawa mereka sampai menuju lantai 4. sesampainya di depan unit apartemen Vano. Gadis itu tidak berani masuk, karena tidak di persilahkan oleh sang suami. vano yang melihat istrinya hanya berdiri saja di depan pintu pun merasa bingung.
" Kenapa." tanya vano yang kebingungan melihat Yasmin hanya berdiam diri.
Yasmin hanya diam saja menundukan kepalanya.
" Masukklah." Ucap Vano yang mempersilahkan wanita itu untuk masuk.
Mendengar perkataan suaminya, Yasmin pun memberanikan diri untuk masuk dengan langkah perlahan.
" Assalamu'alaikum. " ucap yasmin sambil berjalan memasuki apartemen Vano.
Vano tidak mendengarnya, pria itu langsung masuk kedapur mengambil satu botol air meneral dan meneguknya sampai habis. Yasmin hanya diam berdiri karena bingung harus melakukan apa, ini pertama kali dalam hidupnya hanya berdua saja dengan seorang pria di dalam satu ruangan yang cukup besar.
" Kamu pakai kamar yang itu ya." ucap Vano yang tiba-tiba keluar sambil menunjuk sala satu kamar yang bersebelahan dengan kamarnya.
" Kamu istirahatlah, saya juga mau istirahat besok baru kita bicara. " ucap Vano yang sudah merasa sangat lelah.
Pri itu langsung masuk kedalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Yasmin.
Dengan memberanikan diri, Yasmin masuk kedalam kamarnya sambil medorong koper besarnya.
" Wah.."
kata itu langsung terucap dari bibir gadis itu, tak kalah melihat kamar yang akan ia tempati. Sebuah kamar yang sangat luas, dengan desain modern minimalis perpaduan warna putih dan hijau. Yasmin berkeliling melihat setiap sudut dari kamar itu, gadis itu terlihat sangat menyukai suasana di dalam kamarnya.
" Ini kamar apa aula, kok besar sekali. " gumam Yasmin, karena kamarnya dirumah tidak sebesar dan sebagus ini.
Sudah ada beberapa fasilitas yang bisa ia gunakan didalam, Yasmin mulai membuka koper dan menata pakaianya didalam lemari.
" Hufff... capeknya." gumam Yasmin yang merebahkan tubuhnya di atas ranjang besar itu.
Jam pun sudah menunjukan pukul 10 malam, Yasmin sudah selesai membersihkan dirinya bersiap-siap untuk tidur. Sementara di kamar sebelah, terlihat Vano sedang sibuk di meja kerjanya. Pria itu bukanya istirahat, malah melanjutkan pekerjaanya yang tertumpuk akibat libur sehari untuk akad nikahnya.
Pukul dua dini hari, Yasmin sudah bangun dari tidurnya untuk sholat tahajud. Selesai sholat gadis itu ingin tidur kembali karena masih mengantuk, namun ia hanya bolak balik saja di atas ranjangnya karena tidak bisa tidur.
Akhirnya Yasmin memilih untuk mengaji sembari menunggu azan subuh. Vano yang baru akan tidur karena sudah selesai dengan pekerjaanya, mendengar suara gadis itu yang sedang mengaji walaupun
samar-samar. Gadis kecil yang baru saja lulus SMA, dan baru sehari berubah statusnya menjadi istrinya. kini sedang mengaji di dalam rumahnya.
Vano merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil mendengarkan suara merdu Yasmin yang sedang mengaji, pria itu menderita insomnia yang sangat tinggi, namun sekarang dengan mudahnya ia terlelap karena suara istrinya.
Subuh menjelang, setelah selesai sholat Yasmin keluar kamar lengkap dengan cadarnya, ia ingin memasak sesuatu untuk Sarapan nanti.
Namun yasmin sedikit terkejut begitu ia membuka kulkas, yasmin terkejut tidak ada satupun bahan makanan di dalamnya. Hanya ada air botol mineral yang tersusun rapi memenuhi lemari pendingin itu.
" Ini, apa pria itu tidak makan. " gumam Yasmin penasaran.
" Kalau seperti ini, aku harus masak apa. Masa ia minum air aja. " batin Yasmin bingung.
Ia pun kembali menuju kamarnya karena bingung harus melakukan apa, di lihatnya jam masih menunjukan pukul 5 pagi.
" Apa dia sudah sholat subuh. " gumam Yasmin.
Ingin rasanya gadis itu membangunkan suaminya, namun itu tidak akan mungkin. Menatapnya saja ia belum pernah, apalagi sampai membangunkan pria itu.
Tiba-tiba terdengar suara dari luar, rupanya Vano baru saja bangun dan bersiap-siap untuk sholat subuh. Ia pun keluar dan mengetuk pintu kamar Yasmin untuk bertanya apakah gadis kecil itu sudah bangun.
TOК..TOK...
vano mengetuk pintu kamar istrinya.
yasmin yang sedang duduk di atas ranjangnya dengan cepat turun dan membukakan pintu.
" Apa kamu sudah selesai sholat subuh." tanya Vano begitu gadis itu muncul di balik pintu sambil menunduk.
Yasmin hanya mengaguk tidak berani menatap sang suami.
" Baiklah kalau sudah selesai, saya mau sholat dulu" kata Vano.
Vano masuk kembali kedalam kamarnya untuk sholat, begitupun dengan Yasmin.
Setelah jam menunjukan pukul 6.30 pagi, Vano keluar dari kamarnya menuju dapur. Pria itu mengambil sebotol air dan meneguknya, di lihatnya pintu kamar Yasmin masih tertutup rapat.
" Apa gadis itu tidur lagi. " gumam Vano.
Ia pun menghampiri dan mengetuk pintu kamar itu lagi.
TOК..TOK... suara ketukan Vano.
Dengan cepat Yasmin membukanya.
" Bisa kita bicara sebentar. " tanya Vano yang menatap gadis itu, namun Yasmin hanya menunduk sambil mengangguk.
Vano pergi menuju sofa di ikuti Yasmin dari belakang.
" Duduklah. " kata Vano.
Yasmin pun duduk di depan Vano sedikit jauh.
" Saya langsung saja, seperti yang kamu tau. pernikahan kita adalah hasil dari perjodohan kedua orang tua kita, saya akan jujur. saya belum mencintai kamu ataupun memiliki perasaan semacam itu. " kata Vano yang mulai menjelaskannya pada Yasmin.
" Kita berdua bahkan belum pernah bertemu sekali pun, pernikahan ini terlalu cepat untukku dan juga untukmu. " lanjut Vano
Yasmin yang mendengarnya juga merasakan hal yang sama, gadis itu memang belum memiliki perasaan apa-apa kepada sang suami, bahkan ia tidak membayangkan akan menjadi istri secepat ini.
" Saya tidak akan memaksamu untukbmencintai saya, itu hakmu. kita jalani dulu semua ini, jika dikemudian hari kamu tidak bisa mencintai saya ataupun sebaliknya, saya harap jika kita berpisah maka akan mengakhirinya dengan baik-baik karena kitamenikah juga secara baik-baik. " kata Vano yang sudah memikirkan kedepanya seperti ара.
Yasmin tidak berkata apa-apa, ia hanya mendengarkan penjelasan suaminya itu sambil menunduk.
***Seminggu yang lalu***
Di sebuah hunian mewah, duduklah pria yang baru saja menyelesaikan studinya di bidang kedokteran setahun silam. Pria itu bernama Vano Saputra, pria berumur 24 tahun itu tengah duduk di hadapan kedua orang tuanya.
" Gimana Van" tanya papanya kepada putranya itu.
Aran hanya diam sambil menunduk, ini kali pertama ia mendengar sang ayah meminta sesuatu darinya.
" Papa hanya minta ini saja, selama ini kita selalu menuruti keinginanmu. bahkan papa tidak melarangmu untuk kuliah kedokteran. " kata ayahnya yang mengungkit keinginan putranya itu yang tidak ingin meneruskan perusahaannya.
" Iya nak, mama harap kamu tidak akan menolak keinginan papamu yang satu ini. " imbuh sang ibu yang juga setuju dengan rencana suaminya.
"Terserah papa saja, Vano ikut saja. " jawab pria itu yang pasrah dengan keinginan sang ayah.
" Benarkah. " tanya ayahnya memastikan.
" Iya." jawab Vano dan langsung pergi menuju kamarnya.
Kedua orang tuanya pun sangat senang mendengar jawaban putranya itu, mereka langsung menghubungi sahabat lamanya itu. Mereka langsung menentukan tanggal pernikahan, tanpa berdiskusi dulu dengan kedua anak mereka. Mereka di jodohkan sejak dalam kandungan, maka tidak heran jika ayahnya sangat kekeh meminta Aran untuk menerima perjodohan ini.
Bahkan Vano datang di saat hari pernikahanya, pria itu sangat sibuk karena pekerjaanya di salah satu rumah sakit besar di kota itu. Setelah sampai, ia langsung di minta untuk mengganti pakaianya dengan baju pengantinya.
Janji suci itu terucap tanpa ada cinta di antara keduanya, di saat orang lain hari pernikahan mereka adalah hari yang paling bahagia.
Maka itu berbeda dengan Vano dan Yasmin, hari ini adalah hari yang paling menyakitkan untuk keduanya. Di mana janji ikatan pernikahan itu terucap tanpa ada cinta di antara mereka.
Di dalam kamar pengantin, air mata Yasmin jatuh begitu kalimat suci itu selesai terucap dari bibir Vano. Dalam sekejap ia sudah menjadi istri dari seorang pria yang sama sekali belum pernah ia lihat.
Gadis kecil itu hanya bisa pasrah dengan keinginan orang tuanya, selama ini Yasmin selalu berusaha untuk tidak melukai perasaankedua orang tuanya.
Sehingga ia hanya bisa mengiyakan saja keinginan mereka, walaupun hatinya sangat sedih.
***
" Apa ada yang ingin kamu sampaikan kepada saya." tanya Vano yang meminta pendapat Yasmin.
"Tidak." jawab Yasmin singkat.
" Baiklah, saya mau berangkat kerumah sakit dulu. " kata Vano yang beranjak dari duduknya menuju kamar.
yasmin hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi dengan pernikahanya ini, ia hanya berharap hal baik yang akan terjadi di pernikahan mereka kedepanya.
Terlihat Vano keluar dengan pakaian yang sudah rapi sambil membawa ransel hitamnya. Ia keluar tanpa berpamitan kepada istrinya, setelah selesai bicara Yasmin langsung mengurung dirinya di dalam kamar. Gadis itu menangis dalam diam, sambil meratapi nasipnya setelah ikatan mereka ini akan berakhir di kemudian hari.
Sesampainya di rumah sakit, Vano langsung sibuk dengan pekerjaanya. hari ini ia ada beberapa jadwal operasi besar, karena dua hari Vano cuti untuk pernikahanya.
Siang menjelang jam satu siang, Vano baru
bisa istirahat. Pria itu duduk diruangan sambil mulai menikmati makan siangnya yang ia pesan
secara online. Begitu ia ingin memasukan makanan kedalam mulutnya, Vano baru teringat
dengan istrinya.
"Astagah. " kata Vano berdiri kaget teringat dengan gadis kecil itu.
Ia langsung mengambil ponselnya ingin menghubungi Yasmin, namun pria itu baru ingat jika ia tidak memiliki nomor kontak sang istri.
"Gimana ya." gumam Vano yang sedikit bingung.
Tanpa berdikir panjang, Vano langsung menyambar kunci motor nya dan langsung tancap gas menuju apartemen nya.
Sesampainya di apartemenya, pria itu langsung masuk kedalam tanpa mengucapkan salam. Ia melihat keadaan di dalam rumah, masih sama dengan yang ia tinggalkan sebelumnya.
Vano menuju kamar sang istri yang masih tertutup rapat, dengan pelan ia mulai mengetoknya.
TOК...TOK...suara ketukan pintu kamar
Yasmin.
Terlihat gadis itu keluar dengan menggunakan mukenanya tidak lupa dengan cadar hitamnya.
" Maaf saya lupa. " kata Vano yang terlihat sangat bersalah. Yasmin hanya menunduk saja.
" Kamu sudah makan." tanya Vano.
Yasmin menggeleng karena memang belum makan apa-apa dari semalam, bahkan gadis itu tidak berani mengambil sebotol air yang ada di rumah ini. Sejak kecil Yasmin selalu di ajarkan oleh orang tuanya, untuk tidak mengambil sesuatu tanpa seizin dari yang punya.
" Saya minta maaf. " kata Vano lagi.
Keduanya pun diam, Vano terus saja menatap istrinya yang menunduk itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!