Bab 12 Kedatangan Orang Tua

Yasmin menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Hingga hari sudah mulai terang, ia sudah selesai memasak.

Namun Vano belum juga keluar kamar, karena biasa jam segini pria itu sudah siap siap berangkat kerja.

Di lihatnya pintu kamar Aran masih tertutup rapat dan sangat hening.

Hingga jam menunjukan pukul 9 pagi, Yasmin yang sedang bersih bersih di ruang tengah. Di kagetkan oleh bel pintu rumah yang berbunyi.

Vano keluar dari kamar menuju pintu, namun ia meminta Yasmin untuk masuk kedalam kamarnya terlebih dulu.

"Kamu masuklah, teman saya datang. " kata Vano.

Dengan cepat, Yasmin masuk kedalam kamarnya.

" Hey bro, gimana udah enakkan. " tanya Iyan.

" Kepala aku pusing. " jawab Vano yang masuk kedalam kamarnya di ikuti lyan.

" Ya udah deh, aku pasangain infusnya dulu. " kata lyan yang mulai mengeluarkan semua alat medis dan obat yang ia bawa.

Ia pun mulai memasangkan infus di tangan Vano.

" Kamu sebagai dokter bedah yang hebat, masa sakit begini aja minta aku datang. " ledek lyan.

" Aku nggak bakalan minta kamu datang, kalau obat di rumah ada. " jawab Vano.

" Lain kali, sedia obat, masa dokter obat sebiji aja nggak ada di rumah. " kata Iyan selesai memasangkan infus.

kemudian ia memberikan beberapa obat untuk Vano.

"Ini nanti kamu makan setelah sarapan. " kata Iyan.

" Thanks Yan." jawab Vano.

" Eh, ngomong ngomong kamu kan udah nikah, terus istri kamu mana, kok nggak kelihatan. " tanya lyan yang penasaran dengan istri sahabatnya itu." Dia ada di kabar, malu ketemu orang lain. " jawab Vano.

" Ya ela Van, memangnya istri kamu dari gowa ya, ketemu orang aja malu. " ejek Iyan yang tidak percaya dengan apa yang Vano katakan.

Tiba-tiba Yasmin masuk, sambil membawa nampan berisi semangkuk bubur dan air hangat beserta minuman untuk Iyan. Iyan yang melihat gadis itu masuk, seketika terpaku, matanya hampir tidak berkedip menatap Yasmin.

" Maaf, saya bawakan sarapan, silahkan di makan. " kata Yasmin yang langsung keluar karena merasa sangat malu.

" Wow.." hanya itu kata yang keluar dari mulut Iyan setelah Yasmin keluar.

" Biasa aja kali. " kata Vano sambil mengambil segelas air hangat yang di bawakan Yasmin.

" Itu benar istri kamu." tanya lyan memastikan lagi.

" Terus kamu fikir mama aku. " jawab Vano.

"Gila lu Van, bisa dapatin ukhti bercadar seperti itu." kata lyan yang terpukau dengan Yasmin.

" Udah, ngapain ngomongin istri aku. " kata Vano yang mulai memakan sarapanya.

" Eh, kamu bilang kan kalian di jodohnya, apa istri kamu sudah pernah melihatmu sebelumnya. " tanya lyan penasaran.

" Belum, bahkan pertemuan pertama kita setelah menikah. " jawab Vano.

" Wahh... berarti kamu belum melihat wajah istrimu sebelumnya dong. " lanjut Iyan.

" Karena di jodohkan, makanya aku belum pernah melihat dia. " jawab Vano santai.

"Terus gimana, orangnya cantik nggak." tanya lyan penasaran seperti apa rupa gadis itu.

" Udah, ngapain bahas dia, dosa tau. " jawab Vano yang langsung menghentikan Iyan.

"Aku kan cuma penasaran. " kata lyan tertawa.

" Kalau penasaran, makanya nikah." jawab

Vano meledek.

Tiba tiba ponsel lyan berbunyi, di lihatnya suster dari rumah sakit yang menelponya.

" Mati Gue Van, hari ini aku ada jadwal operasi. " kata lyan yang baru ingat.

" Dasar, bukanya cepat pergi malah ngegosip. " ejek Vano.

"Ya udah, aku pergi dulu. " pamit lyan yang langsung keluar dari kamar Vano.

Namun di ruang tengah ia melihat Yasmin yang tengah bersih bersih.

" Maaf, saya permisi dulu. " pamit Vano.

" Iya." jawab Yasmin menunguduk.

Vano keluar dari dalam kamar, begitu mendengar lyan bicara dengan istrinya.

" Kamu sedang apa." tanya Vano yang melihatYasmin masih berdiri di ruangan itu.

" Saya sedang bersih bersih. " jawab Yasmin

.

"Tidak usah, lebih baik istirahat saja." kata Vano masuk kembali kedalam kamarnya.

Mendengar perkataan Vano, dengan cepat ia masuk kedalam kamarnya. Ada perasaan kecewa di hatinya, ketika Vano berbicara dingin padanya.

***

Jam menunjukan pukul sembilan malam, Vano sedang duduk di ruang tengah sambil memangku lebtopnya. Sesekali Yasmin bisa mendengar suara batuk pria itu, karena penasaran ia pun keluar

menghampiri Vano.

Melihat Yasmin berdiri tidak jauh darinya, Vano menatapnya penuh tanya.

" Kenapa." tanya Vano penasaran.

"Saya mau bicara sebentar bisa?. " tanya Yasmin.

"Silahkan." jawab Vano yang tetap meneruskan pekerjaanya.

Yasmin memberanikan diri untuk bicara.

" Apa anda punya pacar. " tanya Yasmin tiba tiba.

Vano yang mendengar itu langsung terhenti kemudian menatap Yasmin.

" Kenapa tanya seperti itu." tanya Vano penasaran.

" Jika benar anda memiliki perempuan yang anda cintai, saya bisa bilang ke umi dan aby untuk mengakhiri pernikahan ini. " jawab Yasmin.

Vano langsung tersentak mendengarkan penuturan gadis kecil itu.

" Saya hanya tidak ingin jadi orang ketiga dalam hubungan anda. " lanjut Yasmin bersungguh sungguh.

" Kalau saya bilang tidak ada, kamu masih akan melakukanya. " tanya Vano.

Yasmin langsung terdiam. Ia memang tidak memiliki pacar atau pun pasangan seperti yang di tanyakan Yasmin barusan, namun Vano pernah menaruh hati kepada Salma sahabatnya.

Namun ia tidak ingin merusak persahabatan mereka, karena tau jika lyan menyukai wanita itu. Vano hanya memendam perasaanya sampai saat ini.

" Dengar ya, saya tidak akan mengakhiri pernikahan ini sampai kapan pun. " kata Vano yang langsung berubah fikiran.

"Tapi, bukanya anda sendiri yang bilang, jika tidak ada cinta di antara kita, makan akan mengakhiri pernikahan ini secara baik baik. " tanya Yasmin yang langsung kaget mendengar penuturan Vano barusan.

" Itu dulu, sekarang saya tidak akan mengakhirinya. " jawab Vano.

" Tapi kenapa, untuk apa mempertahankan pernikahan yang tidak di dasari cinta dari masing masing. " tanya Yasmin.

" Jika saya bilang, mulai sekarang saya akan belajar mencintaimu bagaimana. " tanya Vano berdiri menghampiri Yasmin.

Mendengar pernyataan Vano, Yasmin langsung memundurkan badanya. Ia langsung masuk kedalam kamarnya karena kaget dengan pekataan Vano.

Sementara Vano hanya diam membisu karena merasa sedikit kecewa mendengar Yasmin bertanya seperti itu.

Tiba-tiba ponselnya berdering, di lihatnya nama umi mertuanya yang muncul di layar ponselnya. Dengan cepat Vano mengangkatnya.

" Halo umi, assalamu'alaikum. " jawab Vano.

" Halo nak, kamu di rumah kan, ini umi sama abi sudah ada di bawah apartemen kamu, cuma umi bingung harus naik kelantai berapa. " jawab uminya yang kebingungan mencari unit Vano.

" Umi datang kesini, kok nggak kasih tau Vano dulu, biar Vano jemput di terminal. " kata Vano kaget.

" Sengaja, umi pengen kasih kejutan ke menantu ibu. " jawab wanita paruh baya itu.

"Ya udah, Vano turun sekarang. " jawab Vano panik.

la mematikan panggilanya dan langsung mengetuk pintu kamar istrinya.

"Yasmin.." panggil Vano.

Namun tidak ada jawaban dari gadis itu, sehingga membuatnya mengetuk pintu kamar Yasmin berulang kali.

"Yasmin buka pintunya, umi sama abi ada di bawah, mereka datang kesini. " kata Vano memanggilnya.

Mendengar itu, dengan cepat Yasmin membuka pintu kamarnya.

" Umi sama abi kesini. " tanya Yasmin memastikan.

" Iya, mereka sekarang ada di bawah. " jawab Vano.

Yasmin hendak keluar namun langsung di tahan Vano .

"Tunggu. " tahan Vano.

" Kenapa, saya mau menemui mereka. " jawab Yasmin.

" Umi dan abi nggak tau kalau kita tidur terpisah. " kata Vano.

Terpopuler

Comments

Surtia Ningsih

Surtia Ningsih

lumayan bagus ceritanya lanjut

2025-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ikatan janji suci
2 Bab 2 Permintaan Orang Tua
3 Bab 3 Lupa Istri
4 Bab 4 Air mata
5 Bab 5 Makan Bersama
6 Bab 6 Lemah tak berdaya
7 Bab 7 Hadiah
8 Bab 8 Berkunjung
9 Bab 9 Rasa Kecewa
10 Bab 10 Kemana Dia..?
11 Bab 11 Jatuh Sakit
12 Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13 Bab 13 Kejadian Di Kamar
14 Bab 14 Penolakan
15 Bab 15 Celaka
16 Bab 16 Perhatian Kecil
17 Bab 17 Mulai Sadar
18 Bab 18 Bekal
19 Bab 19 Bersentuhan
20 Bab 20 Pengakuan Vano
21 Bab 21 “Mas”
22 Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23 Bab 23 Satu Ranjang
24 Bab 24 Ruang Kerja
25 Bab 25 Butuh Sesuatu
26 Bab 26 Nyeri Perut
27 Bab 27 Nasehat Orang Tua
28 Bab 28 Pelukan Hangat
29 Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30 Bab 30 Alergi??
31 Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32 Bab 32 Pengobatan
33 Bab 33 Saling Pandang
34 Bab 34 Takut Suntik
35 Bab 35 Lepas Perban
36 Bab 36 Belanja
37 Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38 Bab 38 Perasaan Cinta
39 Bab 39 Hadiah
40 Bab 40 Kemesraan
41 Bab 41 Melelahkan
42 Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43 Bab 43 Seorang Sahabat
44 Bab 44 Hadiah
45 Bab 45 Berkaca~kaca
46 Bab 46 Mimpi Buruk
47 Bab 47 Tak Suka Kentang
48 Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49 Ban 49 Rencana Kepantai
50 Bab 50 Hujan - Hujanan
51 Bab 51 Demam
52 Bab 52 Akhirnyaa
53 Bab 53 Unboxing
54 Bab 54 Tas Mewah
55 Bab 55 Potong Rambut
56 Bab 56 Melon
57 Bab 57 Pucat
58 Bab 58 Kabar Bahagia
59 Bab 59 Mual
60 Bab 60 Ngidam?
61 Bab 61 Ngidam Es Cendol
62 Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63 Bab 63 Bosan
64 Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65 Bab 65 Isolasi
66 Bab 66 Terbaring Lemah
67 Bab 67 Ke Australia
68 Bab 68 Via Telfon
69 Bab 69 Mati Lampu
70 Bab 70 Dia Pulang
71 Bab 71 Kembar
72 Bab 72 Ke Apartemen
73 Bab 73 Hasrat
74 Bab 74 Tak Malu Lagi
75 Bab 75 Pengunduran Diri
76 Bab 76 Berkumpul Kembali
77 Bab 77 Reuni
78 Bab 78 Rencana Syukuran
79 Bab 79 Tujuh Bulan
80 Bab 80 Acara inti
81 Bab 81 Suasana Asri
82 Bab 82 Nyamuk
83 Bab 83 Serangan Jantung
84 Bab 84 Kesibukan Baru
85 Bab 85 CEO tampan
86 Bab 86 Semakin membesar
87 Bab 87 Super sibuk
88 Bab 88 Obat Rasa Lelah
89 Bab 89 Hadiah
90 Bab 90 Kontraksi
91 Bab 91 Telah Lahir
92 Bab 92 Aris dan Airah
93 Bab 93 Rencana Tasyakuran
94 Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95 Bab 95 Operasi
96 Bab 96 Rasa Sesal
97 Bab 97 Keramas
98 Bab 98 Kereta Bayi
99 Bab 99 Tanda Merah
100 Bab 100 Semakin Membaik
101 Bab 101 Terjebak Hujan
102 Bab 102 Asi Menumpuk
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 ikatan janji suci
2
Bab 2 Permintaan Orang Tua
3
Bab 3 Lupa Istri
4
Bab 4 Air mata
5
Bab 5 Makan Bersama
6
Bab 6 Lemah tak berdaya
7
Bab 7 Hadiah
8
Bab 8 Berkunjung
9
Bab 9 Rasa Kecewa
10
Bab 10 Kemana Dia..?
11
Bab 11 Jatuh Sakit
12
Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13
Bab 13 Kejadian Di Kamar
14
Bab 14 Penolakan
15
Bab 15 Celaka
16
Bab 16 Perhatian Kecil
17
Bab 17 Mulai Sadar
18
Bab 18 Bekal
19
Bab 19 Bersentuhan
20
Bab 20 Pengakuan Vano
21
Bab 21 “Mas”
22
Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23
Bab 23 Satu Ranjang
24
Bab 24 Ruang Kerja
25
Bab 25 Butuh Sesuatu
26
Bab 26 Nyeri Perut
27
Bab 27 Nasehat Orang Tua
28
Bab 28 Pelukan Hangat
29
Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30
Bab 30 Alergi??
31
Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32
Bab 32 Pengobatan
33
Bab 33 Saling Pandang
34
Bab 34 Takut Suntik
35
Bab 35 Lepas Perban
36
Bab 36 Belanja
37
Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38
Bab 38 Perasaan Cinta
39
Bab 39 Hadiah
40
Bab 40 Kemesraan
41
Bab 41 Melelahkan
42
Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43
Bab 43 Seorang Sahabat
44
Bab 44 Hadiah
45
Bab 45 Berkaca~kaca
46
Bab 46 Mimpi Buruk
47
Bab 47 Tak Suka Kentang
48
Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49
Ban 49 Rencana Kepantai
50
Bab 50 Hujan - Hujanan
51
Bab 51 Demam
52
Bab 52 Akhirnyaa
53
Bab 53 Unboxing
54
Bab 54 Tas Mewah
55
Bab 55 Potong Rambut
56
Bab 56 Melon
57
Bab 57 Pucat
58
Bab 58 Kabar Bahagia
59
Bab 59 Mual
60
Bab 60 Ngidam?
61
Bab 61 Ngidam Es Cendol
62
Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63
Bab 63 Bosan
64
Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65
Bab 65 Isolasi
66
Bab 66 Terbaring Lemah
67
Bab 67 Ke Australia
68
Bab 68 Via Telfon
69
Bab 69 Mati Lampu
70
Bab 70 Dia Pulang
71
Bab 71 Kembar
72
Bab 72 Ke Apartemen
73
Bab 73 Hasrat
74
Bab 74 Tak Malu Lagi
75
Bab 75 Pengunduran Diri
76
Bab 76 Berkumpul Kembali
77
Bab 77 Reuni
78
Bab 78 Rencana Syukuran
79
Bab 79 Tujuh Bulan
80
Bab 80 Acara inti
81
Bab 81 Suasana Asri
82
Bab 82 Nyamuk
83
Bab 83 Serangan Jantung
84
Bab 84 Kesibukan Baru
85
Bab 85 CEO tampan
86
Bab 86 Semakin membesar
87
Bab 87 Super sibuk
88
Bab 88 Obat Rasa Lelah
89
Bab 89 Hadiah
90
Bab 90 Kontraksi
91
Bab 91 Telah Lahir
92
Bab 92 Aris dan Airah
93
Bab 93 Rencana Tasyakuran
94
Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95
Bab 95 Operasi
96
Bab 96 Rasa Sesal
97
Bab 97 Keramas
98
Bab 98 Kereta Bayi
99
Bab 99 Tanda Merah
100
Bab 100 Semakin Membaik
101
Bab 101 Terjebak Hujan
102
Bab 102 Asi Menumpuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!