Bab 11 Jatuh Sakit

Ia pun kembali kedalam mobil, dan mulai meyusuri jalanan dengan pelan sambil melihat lihat ke sisi kanan kiri. Jam menunjukan pukul 6 sore, Vano sudah berkeliling ke berbagaimacam tempat, namun tidak juga menemukan Yasmin.

" Halo mah, Yasmin udah di rumah belum." tanya Vano menelpon mamanya yang masih menunggu mereka di apartemen.

" Belum ada Van, pokoknya cari dia sampai ketemu, kamu jangan pulang sebelum menantu mama ketemu. " jawab mamanya yang malah memarahinya.

Vano semakin pusing bingung harus mencari gadis itu kemana lagi. Azan magrib pun berkumandang, Vano yang kembali ke halte sebelumnya, memilih untuk sholat sebentar di masjid yang tidak jauh dari situ.

Begitu ia sampai di masjid, hujan deras pun turun di sertai petir yang bersautan. Vano melaksanan sholatnya dengan penuh khusuh. Setelah selesai ia pun keluar dan berlari menuju mobilnya. Ia diam di sana beberapa saat sambil berfikir harus mencari Yasmin kemana lagi.

Namun begitu ia ingin menjalankan mobilnya, tiba tiba Vano melihat seorang gadis bercadar yang tengah berdiri di teras masjid sambil menadahkan tanganya kearah air hujan yang turun dari atap bangunan itu sembari memejamkan matanya.

Dengan saksama Vano memperhatikan gadis itu, hingga ia sadar dan mengenali jika itu Yasmin istrinya. Dengan cepat Vano keluar dari dalam mobil menghampiri gadis itu dan tidak perduli dengan tubuhnya yang basah.

"Yasmin." panggil Vano yang tepat berdiri di depan Yasmin.

Karena merasa kaget, dengan cepat Yasmin membuka matanya dan mundur kebelakang. Namun karena lantai yang basah Yasmin hampir saja jatuh.

Melihat gadis itu akan jatuh, dengan cepat Vano menarik tanganya membawa Yasmin kedalam pelukanya.

Posisi mereka pun sangat intim di bawah guyuran derasnya air hujan, dengan tatapan mata yang saling memandang. Vano dapat merasakan ukuran tubuh Yasmin yang sangat ramping, dengan bola mata hitam putih bersih namun sayu.

Berbeda dengan Yasmin, gadis itu merasa jika jantungnya seakan berhenti berdetak karena tubuhnya sangat dekat dengan Vano. Ia merasa seperti orang yang sudah kehilangan kekuatanya, karena hanya berdiri diam dengan mata yang hampir tidak berkedip menatap pria itu.

" Kamu baik baik saja kan. " tanya Vano yang masih menatap Yasmin.

Mendengar pertanyaan dari sang suami, dengan cepat Yasmin menjauh dan menundukan wajahnya.

Keadaan keduanya sudah sangat basah.

" Kita pulang. " ajak Vano yang lebih dulu berjalan, di ikuti Yasmin dari belakang.

Sesampainya di dalam mobil, Vano mengambil selimut yang sering ia gunakan jika sedang lembur berada di bangku belakang dan memberikanya kepada Yasmin.

" Pakailah, jangan sampai sakit. " kata Vano sambil menjalankan mobilnya menuju apartemen.

Dalam perjalanan pulang, ia langsung menghubungi mamanya jika sudah menemukan istrinya. Mendengar itu, mamanya pun langsung senang namun harus cepat kembali kerumah karena suaminya akan berangkat keluar negeri untuk perjalanan dinas.

" Van, mama udah pulang kerumah, karena papa kamu mau ke luar negeri sebentar lagi, jangan lupa mama belum menghukum kamu ya ingat itu. " pesan mamanya yang mengirim chat ke ponsel Vano.

Sesampanya di rumah, Yasmin langsung masuk ke dalam kamarnya untuk bersih bersih, begitu pun dengan Vano.

Jam menunjukan pukul sebelas malam, Yasmin yang berusahan untuk tidur teralih fokusnya dengan kejadian sore tadi.

"Ternyata dia sangat tampan. " gumam Yasmin yang baru pertama kali melihat wajah suaminya.

Wajah kecil dengan rahang tegas, dan hidung mancung, di tambah dengan alis hitam tebal dan bibir merah alaminya. Tiba tiba terdengar suara Vano yang sedang batuk dari luar.

" Apa dia sakit. " batinYasmin.

Sementara di luar, Vano terlihat sangat pucat. Pria itu keluar menuju dapur karena hendak mengambil air hangat.

" Sepertinya aku demam. " gumam Vano sambil memeriksa suhu tubuhnya.

Setelah mengambil air minum, Vano masuk kedalam kamar hendak mengambil tas kerjanya.

"Loh kok nggak ada." gumam Vano yang tidak menemukan tasnya di dalam kamar.

Kemudian ia keluar kembali mencarinya di ruang depan dan tengah.

" Oh iya aku lupa di rumah sakit. " kata Vano yang ingat.

Ia langsung mendudukan tubuhnya di sofa ruang tengah sambil memijat kepalanya yang terasa sakit dan terus saja batuk. Yasmin yang berada di dalam kamarnya merasa cemas, ingin sekali ia keluar dan memeriksanya. Namun ia urungkan, karena mengingat Vano adalah seorang dokter, jadi bisa mengatasinya sendiri.

Hingga jam menunjukan pukul dua dini hari, Yasmin yang sudah bisa mulai sholat langsung bangun dari tidurnya. Sebelum bersiap siap, ia keluar kamar sebentar karena merasa haus. Begitu Yasmin membuka pintu kamarnya, terlihat Vano sedang berbaring di sofa ruang tengah, sambil sesekali batuk.

" Kok malah tidur di situ." Gumam Yasmin bingung.

Dengan pelan, ia berjalan menuju dapur mengambil segelas air minum. Namun suara batu Vano semakin kuat terdengar, begitu Yasmin keluar dari dapur, pria itu sudah duduk sambil menunduk.

" Apa anda sedang sakit." Tanya Yasmin memberanikan diri.

" Saya baik baik saja, hanya sedikit demam. " jawab Vano.

Mendengar jawaban pria itu, Yasmin masuk kembali kedapur dan mulai menyiapkan makanan untuk suami nya.

Ia membuat bubur dan minuman jahe untuk Vano, agar dapat meredakan sakitnya.

Setelah hampir setengah jam, Yasmin keluar dengan membawa nampan yang sudah berisi semangkuk bubur dan satu gelas minuman jahe hangat.

" Ini, saya buatkan bubur silahkan di makan." kata Yasmin yang meletakan makanan itu di depan Vano duduk.

" Terima kasih." jawab Vano.

" Bukanya anda seorang dokter, kenapa tidak periksa keadaan tubuh anda. " tanya Yasmin penasaran.

" Mungkin saja tekanan darah anda sedang rendah." lanjut Yasmin lagi.

" Saya lupa tas kerja saya di rumah sakit, semua alat medisnya ada di dalam tas itu. " jawab Vano.

" Apa di rumah tidak ada, setau saya seorang dokter tidak hanya memiliki satu set alat medis saja. " lanjut Yasmin.

Seketika Vano ingat, kalau dia punya satu lagi alat medis yang sering ia gunakan dulu waktu masih mahasiswa koas.

" Ada di lemari kamar saya." jawab Vano menunduk, karena merasa sangat pusing.

Mendengar itu Yasmin hendak ingin mengambilnya, namun ia tersadar jika benda itu ada di kamarVano.

" Bisa tolong kamu ambilkan, kepala saya pusing. " pinta Vano.

" Tapi saya tidak bisa masuk kedalam kamar anda. " jawab Yasmin.

" Memangnya kenapa. " tanya Vano bingung.

Yasmin hanya diam bingung karena tidak tau harus menjawab apa.

" Kita sudah menikah, bukan dosa untukmu masuk kedalam kamar saya. " lanjut Vano.

" Jadi tolong kamu ambilkan alat itu di lemari paling ujung. " pinta Vano lagi.

" Maaf, saya tetap tidak bisa." jawab Yasmin yang tetap kokoh dengan pendirianya.

Mendengar jawaban gadis kecil ini, Vano memejamkan matanya karena merasa sedikit marah.

Namun ia tidak bisa memaksa Yasmin juga.

Perlahan lahan, ia bangkit dari duduknya berjalan masuk kedalam kamarnya.

" Kamu tidurlah, saya juga mau tidur. " kata yang langsung menutup pintu kamarnya.

Yasminhanya diam, sambil menatap makanan yang sudah di buatnya, namun tidak di sentuh sedikit pun oleh Vano.

Di dalam kamarnya, Vano mulai memeriksa kondisi tubuhnya. Dan benar saja, jika tekanan darahnya sedang di bawah. Ia pun langsung merebahkan tubuhnya mencoba untuk tidur.

Subub menjelang Yasmin sudah selesai dengan sholat subuhnya. Ia langsung keluar dan masih melihat bubur yang ia buat semalam tetap di tempat yang sama. Terdengar suara dari kamar Vano, yang menandakan jika pria itu sedang sholat subuh.

Terpopuler

Comments

Mami Pihri An Nur

Mami Pihri An Nur

Ktanya ank pesantren tp ko ga tau dn ga ngrti kewajibn sbgai seorng istri, biarpun nikh ga ada Cinta, setidaknya menghargai dn menghormati suami.

2025-01-26

0

Virgo 08

Virgo 08

Thor kaku banget ini si istri nya.. ampe ga mau ambil tensimeter pdhl dah di suruh suaminya.

2025-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ikatan janji suci
2 Bab 2 Permintaan Orang Tua
3 Bab 3 Lupa Istri
4 Bab 4 Air mata
5 Bab 5 Makan Bersama
6 Bab 6 Lemah tak berdaya
7 Bab 7 Hadiah
8 Bab 8 Berkunjung
9 Bab 9 Rasa Kecewa
10 Bab 10 Kemana Dia..?
11 Bab 11 Jatuh Sakit
12 Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13 Bab 13 Kejadian Di Kamar
14 Bab 14 Penolakan
15 Bab 15 Celaka
16 Bab 16 Perhatian Kecil
17 Bab 17 Mulai Sadar
18 Bab 18 Bekal
19 Bab 19 Bersentuhan
20 Bab 20 Pengakuan Vano
21 Bab 21 “Mas”
22 Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23 Bab 23 Satu Ranjang
24 Bab 24 Ruang Kerja
25 Bab 25 Butuh Sesuatu
26 Bab 26 Nyeri Perut
27 Bab 27 Nasehat Orang Tua
28 Bab 28 Pelukan Hangat
29 Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30 Bab 30 Alergi??
31 Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32 Bab 32 Pengobatan
33 Bab 33 Saling Pandang
34 Bab 34 Takut Suntik
35 Bab 35 Lepas Perban
36 Bab 36 Belanja
37 Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38 Bab 38 Perasaan Cinta
39 Bab 39 Hadiah
40 Bab 40 Kemesraan
41 Bab 41 Melelahkan
42 Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43 Bab 43 Seorang Sahabat
44 Bab 44 Hadiah
45 Bab 45 Berkaca~kaca
46 Bab 46 Mimpi Buruk
47 Bab 47 Tak Suka Kentang
48 Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49 Ban 49 Rencana Kepantai
50 Bab 50 Hujan - Hujanan
51 Bab 51 Demam
52 Bab 52 Akhirnyaa
53 Bab 53 Unboxing
54 Bab 54 Tas Mewah
55 Bab 55 Potong Rambut
56 Bab 56 Melon
57 Bab 57 Pucat
58 Bab 58 Kabar Bahagia
59 Bab 59 Mual
60 Bab 60 Ngidam?
61 Bab 61 Ngidam Es Cendol
62 Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63 Bab 63 Bosan
64 Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65 Bab 65 Isolasi
66 Bab 66 Terbaring Lemah
67 Bab 67 Ke Australia
68 Bab 68 Via Telfon
69 Bab 69 Mati Lampu
70 Bab 70 Dia Pulang
71 Bab 71 Kembar
72 Bab 72 Ke Apartemen
73 Bab 73 Hasrat
74 Bab 74 Tak Malu Lagi
75 Bab 75 Pengunduran Diri
76 Bab 76 Berkumpul Kembali
77 Bab 77 Reuni
78 Bab 78 Rencana Syukuran
79 Bab 79 Tujuh Bulan
80 Bab 80 Acara inti
81 Bab 81 Suasana Asri
82 Bab 82 Nyamuk
83 Bab 83 Serangan Jantung
84 Bab 84 Kesibukan Baru
85 Bab 85 CEO tampan
86 Bab 86 Semakin membesar
87 Bab 87 Super sibuk
88 Bab 88 Obat Rasa Lelah
89 Bab 89 Hadiah
90 Bab 90 Kontraksi
91 Bab 91 Telah Lahir
92 Bab 92 Aris dan Airah
93 Bab 93 Rencana Tasyakuran
94 Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95 Bab 95 Operasi
96 Bab 96 Rasa Sesal
97 Bab 97 Keramas
98 Bab 98 Kereta Bayi
99 Bab 99 Tanda Merah
100 Bab 100 Semakin Membaik
101 Bab 101 Terjebak Hujan
102 Bab 102 Asi Menumpuk
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 ikatan janji suci
2
Bab 2 Permintaan Orang Tua
3
Bab 3 Lupa Istri
4
Bab 4 Air mata
5
Bab 5 Makan Bersama
6
Bab 6 Lemah tak berdaya
7
Bab 7 Hadiah
8
Bab 8 Berkunjung
9
Bab 9 Rasa Kecewa
10
Bab 10 Kemana Dia..?
11
Bab 11 Jatuh Sakit
12
Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13
Bab 13 Kejadian Di Kamar
14
Bab 14 Penolakan
15
Bab 15 Celaka
16
Bab 16 Perhatian Kecil
17
Bab 17 Mulai Sadar
18
Bab 18 Bekal
19
Bab 19 Bersentuhan
20
Bab 20 Pengakuan Vano
21
Bab 21 “Mas”
22
Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23
Bab 23 Satu Ranjang
24
Bab 24 Ruang Kerja
25
Bab 25 Butuh Sesuatu
26
Bab 26 Nyeri Perut
27
Bab 27 Nasehat Orang Tua
28
Bab 28 Pelukan Hangat
29
Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30
Bab 30 Alergi??
31
Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32
Bab 32 Pengobatan
33
Bab 33 Saling Pandang
34
Bab 34 Takut Suntik
35
Bab 35 Lepas Perban
36
Bab 36 Belanja
37
Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38
Bab 38 Perasaan Cinta
39
Bab 39 Hadiah
40
Bab 40 Kemesraan
41
Bab 41 Melelahkan
42
Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43
Bab 43 Seorang Sahabat
44
Bab 44 Hadiah
45
Bab 45 Berkaca~kaca
46
Bab 46 Mimpi Buruk
47
Bab 47 Tak Suka Kentang
48
Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49
Ban 49 Rencana Kepantai
50
Bab 50 Hujan - Hujanan
51
Bab 51 Demam
52
Bab 52 Akhirnyaa
53
Bab 53 Unboxing
54
Bab 54 Tas Mewah
55
Bab 55 Potong Rambut
56
Bab 56 Melon
57
Bab 57 Pucat
58
Bab 58 Kabar Bahagia
59
Bab 59 Mual
60
Bab 60 Ngidam?
61
Bab 61 Ngidam Es Cendol
62
Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63
Bab 63 Bosan
64
Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65
Bab 65 Isolasi
66
Bab 66 Terbaring Lemah
67
Bab 67 Ke Australia
68
Bab 68 Via Telfon
69
Bab 69 Mati Lampu
70
Bab 70 Dia Pulang
71
Bab 71 Kembar
72
Bab 72 Ke Apartemen
73
Bab 73 Hasrat
74
Bab 74 Tak Malu Lagi
75
Bab 75 Pengunduran Diri
76
Bab 76 Berkumpul Kembali
77
Bab 77 Reuni
78
Bab 78 Rencana Syukuran
79
Bab 79 Tujuh Bulan
80
Bab 80 Acara inti
81
Bab 81 Suasana Asri
82
Bab 82 Nyamuk
83
Bab 83 Serangan Jantung
84
Bab 84 Kesibukan Baru
85
Bab 85 CEO tampan
86
Bab 86 Semakin membesar
87
Bab 87 Super sibuk
88
Bab 88 Obat Rasa Lelah
89
Bab 89 Hadiah
90
Bab 90 Kontraksi
91
Bab 91 Telah Lahir
92
Bab 92 Aris dan Airah
93
Bab 93 Rencana Tasyakuran
94
Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95
Bab 95 Operasi
96
Bab 96 Rasa Sesal
97
Bab 97 Keramas
98
Bab 98 Kereta Bayi
99
Bab 99 Tanda Merah
100
Bab 100 Semakin Membaik
101
Bab 101 Terjebak Hujan
102
Bab 102 Asi Menumpuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!