Bab 18 Bekal

Setelah selesai membersihkanya, Yasmin mengambilkan segelas air hangat dan meletakan di hadapan Vano.

" Silahkan. " ucap Yasmin.

Kemudian berlalu masuk kedalam kamarnya, untuk bersiap siap sholat tahajut. Vano hanya diam sambil memandangi segelas air yang di berikan Yasmin.

Setelah selesai dengan sholatnya, air mata Yasmin tumpah sambil mencurahkan semua isi hatinya kepada sang pencipta.

" Ya Allah, jika ini memang jalan terbaik untuk hamba, maka mudahkanlah. jika memang dia yang engkau takdirkan, maka bukakanlah hatinya. " pinta Yasmin sambil meneteskan air matanya.

Perasaanya saat ini sangat kacau dan bingung, perjodohan tanpa cinta membuatnya sangat amat terpukul. Seakan tujuan hidupnya hancur sudah, sebagai seorang anak. Yasmin hanya bisa mengiyakan semuanya, tanpa memikirkan perasaanya sendiri.

Pagi menjelang, Yasmin sudah selesai membuatkan sarapan untuk Vano. Kemudian menatanya di atas meja, di lihatnya pria itu masih duduk di ruang tengah sambil sibuk dengan ponselnya.

" Sarapanya sudah siap. " ucap Yasmin menghanpiri Vano.

" Terima kasih." jawab Vano yang langsung meletakan ponselnya.

Kemudian pergi menuju meja makan, sementara Yasmin masuk kedalam kamarnya.

Siang menjelang, Iyan datang karena ingin mengganti perban luka yang ada di tangan Vano. Mereka duduk di ruang tengah, dengan lyan yang mulai menggantikannya.

" Kenapa nggak pasang gips aja sih Van, kalau kek gini kamu harus mengganti perbanya dua hari sekali. " saran lyan.

" Malas, gatal soalnya. " jawab Vano.

" Dari pada di perban seperti ini. " ucap Iyan yang hampir selesai.

" Udah nggak usah bawel, kerjain aja." jawab Vano kesal dengan lyan yang selalu cerewet.

Setelah beberapa menit, ia pun selesai dan mulai merapikan peralatanya.

" Kamu nggak mau rongseng tangan kamu itu, takutnya ada yang salah dengan tulangnya. " saran lyan lagi.

" Entar aja kalau udah sembuh. " jawab Vano santai.

" Heeehh... ya udah deh, aku balik kerumah sakit aja. " ucap lyan yang menyerah dengan sifat Vano yang terlalu santai.

" Aku nitip ini, laporan pasien kasihin kedokter Aska. " ucap Vano yang menyerahkan beberapa lembar kertas di dalam map putih.

" Beres, ya udah aku pamit, cepat sembuh." jawab lyan keluar.

" Iya bawel, Hati hati. " jawab Vano.

Setelah kepergian Iyan, Vano menuju kamar Yasmin kemudian mengetuknya.

" Yasmin.. " panggil Vano.

" Iya, sebentar." jawab Yasmin yang masih menggunakan cadarnya.

Setelah selesai, ia pun keluar sambil menunduk.

" Saya mau kesuper market sebentar, kamu ikut saya, sekalian beli bahan makanan. " ajak Vano.

" Iya. " jawab Yasmin singkat.

Kemudian masuk kedalam kamar lagi bersiap siap.

Sesampainya di super market, Vano mengambil dua troli dan satu di berikan kepada Yasmin.

" Kamu pilih bahan makanan yang di butuhkan dan juga kebutuhan lainya, saya mau cari beberapa barang dulu. " ucap Vano yang berjalan berlawanan arah dengan Yasmin.

Setelah hampir sejam memilih barang, akhirnya keduanya pun selesai. Terlihat Vano mendorong troli yang berisi banyak sekali mainan anak anak. Yasmin yang melihatnya sangat kaget.

" Sudah selesai." tanya Vano.

" Iya. " jawab Yasmin yang menatap trol Vano dengan heran.

Keduanya pun menuju kasir dan membayar semua belanjaan mereka. Sesampainya di rumah, Vano mulai mengeluarkan semua mainan itu satu persatu.

Walapun menahan sakit, Vano tetap memaksakan tangan kanannya untuk mengeluarkan semuanya.

" Biar saya saja, anda duduk istirahatlah." ucap Yasmin yang datang tiba tiba.

la mulai mengeluarkan semuanya dan menyusunnya dengan rapi. Vano hanya berdiri sambil memperhatikan Yasmin.

" Anda beli semua ini untuk apa." tanya Yasmin penasaran.

" Untuk anak anak yang kurang beruntung. " jawab Vano.

Setelah semua di susun rapi, Yasmin pergi menuju dapur mengambilkan Vano segelas minuman.

"Silahkan." Ucap Yasmin meletakan gelas itu di atas meja dekat Vano duduk.

" Saya akan menyiapkan makan siang, apa anda pengen makan sesuatu. " tanya Yasmin.

" Saya tidak pilih pilih soal makanan, selagi itu baik dan halal pasti saya makan. " jawab Vano.

" Baiklah." jawab Yasmin yang kembali masuk kedapur.

Sementara Vano melanjutkan kegiatanya.

Satu jam kemudian, Iyan datang setelah di hubungi Vano.

" Kenapa sih, kayaknya penting banget. " tanya lyan penasaran.

Kemudian perhatianya tertuju pada mainan yang tersusun rapi.

" Wow, ini semua kamu yang beli. " tanya lyan kaget.

"Iyalah terus siapa lagi. " jawab Vano.

" Ini berapa banyak. " tanya Iyan sambil mengelilingi mainan bertumpuk itu.

" Besok jam berapa kita berangkat. " tanya Vano.

" Berangkat, kamu mau ikut. " tanya lyan kaget.

" Terus kamu fikir aku beli semua ini buat apa kalau nggak ikut. " jawab Vano heran.

"Tapi tangan kamu gimana." tanya Iyan cemas.

" Kan yang luka tangan aku, bukan kaki, lagian aku masih bisa kasih konsultasi kesehatan di sana." Jawab Vano kesal.

" Iya tapi, kamu yakin. " tanya Iyan memastikan.

"Lebay deh Iyan, aku bukan anak kecil yang harus di khawatirin. " jawab Vano heran dengan sahabatnya itu.

" Yeee... aku cuma cemas. " jawab lyan.

" Cemas kamu yang terlalu lebay." Jawab

Vano.

Keduanya pun mulai membahas kegiatan yang akan di lakukan selama di sana. Vano dan Iyan beserta beberapa teman dokter mereka, sering melakukan kegiatan amal setiap tiga bulan sekali. Di mana kegiatan itu meliputi pemeriksaan kesehatan gratis, konsultasi untuk anak anak dan orang tua, serta bagaimana menjaga kesehatan dengan baik.

Kebanyakan mereka memilih lokasi yang terisolir, dan juga para penduduk yang tinggal di kawasan kumuh. Bahkan banyak pengusahan menengah keatas, yang sering membantu mereka, berupa dana maupun bahan kesehatan lainya. Karena mereka merasa, jika ilmu yang sesungguhnya, adalah ilmu yang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Sementara itu, Yasmin keluar dari dapur, sambil

membawakan minuman dan cemilan untuk mereka.

la melihat keduanya tengah serius mengerjakan sesuatu. la meletakan di meja depan Vano dan lyan

duduk.

" Silahkan. " ucap Yasmin mempersilahkan.

"Terima kasih mbak. " jawab lyan ramah.

Sementara Vano hanya serius menatap layar

lebtopnya. Kemudian Yasmin masuk kembali kedapur dan melanjutkan kegiatan memasaknya.

Keesokah harinya, pagi pagi sekali. Vano sudah siap dan sedang duduk di ruang tengah menunggu lyan menjemputnya. Semua mainan yang ia beli, terbungkus rapi di dalam kardus.

Sementara itu Yasmin sedang berada di dapur, untuk menyiapkan sarapan pagi. Beberapa menit kemudian, Iyan datang.

"Gimana, udah siap semua." tanya Iyan.

" Udah, kamu tolong bawa kardus yang besar aja, yang kecil biar aku aja. " jawab Vano.

lyan turun kebawah lebih dulu, sambil membawa kardus besar itu. Sementara Vano menghampiri Yasmin yang berada di dapur.

" Saya berangkat dulu, kamu tidak perlu menyiapkan makan malam. " ucap Vano pamit.

" Anda belum sarapan, ini sudah siap sarapany. " jawab Yasmin yang mulai menyiapkannya di atas meja makan.

" Sarah sarapan di lokasi saja." jawab Vano.

Kemudian ia menuju ruang tengan, merapikan semua barang yang akan di bawa kedalam ransel kerjanya. Setelah siap, ia pun bersiap siap pergi.

Namun Yasmin menahanya, sambil membawa sesutu.

" Ini sarapanya, jangan lupa di makan. " ucap Yasmin, yang ternyata membawakanya bekal.

Vano diam sambil menatap bekal yang di berikan Yasmin.

" Te.. terima kasih. " ucap Vano gugup.

Kemudian Yasmin langsung masuk kedapur, karena merasa gugup juga. Vano keluar sambil membawa bekal itu, tanpa ia sadari bibirnya tersenyum senang.

Terpopuler

Comments

Virgo 08

Virgo 08

typo nya membuat saya bingung thor..

2025-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ikatan janji suci
2 Bab 2 Permintaan Orang Tua
3 Bab 3 Lupa Istri
4 Bab 4 Air mata
5 Bab 5 Makan Bersama
6 Bab 6 Lemah tak berdaya
7 Bab 7 Hadiah
8 Bab 8 Berkunjung
9 Bab 9 Rasa Kecewa
10 Bab 10 Kemana Dia..?
11 Bab 11 Jatuh Sakit
12 Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13 Bab 13 Kejadian Di Kamar
14 Bab 14 Penolakan
15 Bab 15 Celaka
16 Bab 16 Perhatian Kecil
17 Bab 17 Mulai Sadar
18 Bab 18 Bekal
19 Bab 19 Bersentuhan
20 Bab 20 Pengakuan Vano
21 Bab 21 “Mas”
22 Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23 Bab 23 Satu Ranjang
24 Bab 24 Ruang Kerja
25 Bab 25 Butuh Sesuatu
26 Bab 26 Nyeri Perut
27 Bab 27 Nasehat Orang Tua
28 Bab 28 Pelukan Hangat
29 Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30 Bab 30 Alergi??
31 Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32 Bab 32 Pengobatan
33 Bab 33 Saling Pandang
34 Bab 34 Takut Suntik
35 Bab 35 Lepas Perban
36 Bab 36 Belanja
37 Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38 Bab 38 Perasaan Cinta
39 Bab 39 Hadiah
40 Bab 40 Kemesraan
41 Bab 41 Melelahkan
42 Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43 Bab 43 Seorang Sahabat
44 Bab 44 Hadiah
45 Bab 45 Berkaca~kaca
46 Bab 46 Mimpi Buruk
47 Bab 47 Tak Suka Kentang
48 Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49 Ban 49 Rencana Kepantai
50 Bab 50 Hujan - Hujanan
51 Bab 51 Demam
52 Bab 52 Akhirnyaa
53 Bab 53 Unboxing
54 Bab 54 Tas Mewah
55 Bab 55 Potong Rambut
56 Bab 56 Melon
57 Bab 57 Pucat
58 Bab 58 Kabar Bahagia
59 Bab 59 Mual
60 Bab 60 Ngidam?
61 Bab 61 Ngidam Es Cendol
62 Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63 Bab 63 Bosan
64 Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65 Bab 65 Isolasi
66 Bab 66 Terbaring Lemah
67 Bab 67 Ke Australia
68 Bab 68 Via Telfon
69 Bab 69 Mati Lampu
70 Bab 70 Dia Pulang
71 Bab 71 Kembar
72 Bab 72 Ke Apartemen
73 Bab 73 Hasrat
74 Bab 74 Tak Malu Lagi
75 Bab 75 Pengunduran Diri
76 Bab 76 Berkumpul Kembali
77 Bab 77 Reuni
78 Bab 78 Rencana Syukuran
79 Bab 79 Tujuh Bulan
80 Bab 80 Acara inti
81 Bab 81 Suasana Asri
82 Bab 82 Nyamuk
83 Bab 83 Serangan Jantung
84 Bab 84 Kesibukan Baru
85 Bab 85 CEO tampan
86 Bab 86 Semakin membesar
87 Bab 87 Super sibuk
88 Bab 88 Obat Rasa Lelah
89 Bab 89 Hadiah
90 Bab 90 Kontraksi
91 Bab 91 Telah Lahir
92 Bab 92 Aris dan Airah
93 Bab 93 Rencana Tasyakuran
94 Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95 Bab 95 Operasi
96 Bab 96 Rasa Sesal
97 Bab 97 Keramas
98 Bab 98 Kereta Bayi
99 Bab 99 Tanda Merah
100 Bab 100 Semakin Membaik
101 Bab 101 Terjebak Hujan
102 Bab 102 Asi Menumpuk
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 ikatan janji suci
2
Bab 2 Permintaan Orang Tua
3
Bab 3 Lupa Istri
4
Bab 4 Air mata
5
Bab 5 Makan Bersama
6
Bab 6 Lemah tak berdaya
7
Bab 7 Hadiah
8
Bab 8 Berkunjung
9
Bab 9 Rasa Kecewa
10
Bab 10 Kemana Dia..?
11
Bab 11 Jatuh Sakit
12
Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13
Bab 13 Kejadian Di Kamar
14
Bab 14 Penolakan
15
Bab 15 Celaka
16
Bab 16 Perhatian Kecil
17
Bab 17 Mulai Sadar
18
Bab 18 Bekal
19
Bab 19 Bersentuhan
20
Bab 20 Pengakuan Vano
21
Bab 21 “Mas”
22
Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23
Bab 23 Satu Ranjang
24
Bab 24 Ruang Kerja
25
Bab 25 Butuh Sesuatu
26
Bab 26 Nyeri Perut
27
Bab 27 Nasehat Orang Tua
28
Bab 28 Pelukan Hangat
29
Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30
Bab 30 Alergi??
31
Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32
Bab 32 Pengobatan
33
Bab 33 Saling Pandang
34
Bab 34 Takut Suntik
35
Bab 35 Lepas Perban
36
Bab 36 Belanja
37
Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38
Bab 38 Perasaan Cinta
39
Bab 39 Hadiah
40
Bab 40 Kemesraan
41
Bab 41 Melelahkan
42
Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43
Bab 43 Seorang Sahabat
44
Bab 44 Hadiah
45
Bab 45 Berkaca~kaca
46
Bab 46 Mimpi Buruk
47
Bab 47 Tak Suka Kentang
48
Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49
Ban 49 Rencana Kepantai
50
Bab 50 Hujan - Hujanan
51
Bab 51 Demam
52
Bab 52 Akhirnyaa
53
Bab 53 Unboxing
54
Bab 54 Tas Mewah
55
Bab 55 Potong Rambut
56
Bab 56 Melon
57
Bab 57 Pucat
58
Bab 58 Kabar Bahagia
59
Bab 59 Mual
60
Bab 60 Ngidam?
61
Bab 61 Ngidam Es Cendol
62
Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63
Bab 63 Bosan
64
Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65
Bab 65 Isolasi
66
Bab 66 Terbaring Lemah
67
Bab 67 Ke Australia
68
Bab 68 Via Telfon
69
Bab 69 Mati Lampu
70
Bab 70 Dia Pulang
71
Bab 71 Kembar
72
Bab 72 Ke Apartemen
73
Bab 73 Hasrat
74
Bab 74 Tak Malu Lagi
75
Bab 75 Pengunduran Diri
76
Bab 76 Berkumpul Kembali
77
Bab 77 Reuni
78
Bab 78 Rencana Syukuran
79
Bab 79 Tujuh Bulan
80
Bab 80 Acara inti
81
Bab 81 Suasana Asri
82
Bab 82 Nyamuk
83
Bab 83 Serangan Jantung
84
Bab 84 Kesibukan Baru
85
Bab 85 CEO tampan
86
Bab 86 Semakin membesar
87
Bab 87 Super sibuk
88
Bab 88 Obat Rasa Lelah
89
Bab 89 Hadiah
90
Bab 90 Kontraksi
91
Bab 91 Telah Lahir
92
Bab 92 Aris dan Airah
93
Bab 93 Rencana Tasyakuran
94
Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95
Bab 95 Operasi
96
Bab 96 Rasa Sesal
97
Bab 97 Keramas
98
Bab 98 Kereta Bayi
99
Bab 99 Tanda Merah
100
Bab 100 Semakin Membaik
101
Bab 101 Terjebak Hujan
102
Bab 102 Asi Menumpuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!