Bab 15 Celaka

"Asstagfirullah. " kata Vano kaget dan langsung mengelus dadanya.

" Maaf. " kata Yasmin menunduk.

" Kamu kenapa berdiri di sini. " tanya Vano kaget.

" Saya ingin bicara sebentar apakah bisa.'" tanyaYasmin.

" Katakan." jawab Vano.

Yasmin diam sebentar karena bingung harus memulainya dari mana.

" Katanya ingin bicara, kenapa diam. " tanya Vano bingung.

Karena Aisyah tak kunjung bicara, Vano hendak masuk kedalam kamarnya lagi.

"Terima kasih. " ucap Yasmin tiba tiba.

Vano langsung berhenti dan berbalik menatap Yasmin.

" Terima kasih untuk apa. " tanya Vano.

" Terima kasih untuk nafkahnya." jawab

Yasmin menunduk.

" Itu sudah menjadi kewajiban Saya. " ucap

Vano.

Kemudian pria itu langsung masuk kedalam kamarnya.

Pagi menjelang, Yasmin sudah selesai menyiapkan sarapan pagi. Sementara Vano mash berada di bawah untuk berolah raga. Setelah jam menunjukan pukul 6.30, Vano naik keatas untuk bersiap siap berangkat kerja. Di lihatnya Yasmin sedang bersih bersih di ruang tengah.

Vano masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah selesai ia menuju meja makan, karena sudah Yasmin sudah menyediakanya.

Sementara Yasmin masih berada di ruang tengah sedang mengepel.

" Hari ini saya akan pulang terlambat, kamu tidak usah menyiapkan makan malam. " ucap Vano di sela sela makanya.

Tidak ada jawaban dari gadis kecil itu, ia hanya serius mengepel. Setelah selesai Vano langsung berangkat kerumah sakit dengan motor besarnya.

Namun di tengah jalan, fokusnya teralih dengan anak kecil yang menyebrang tiba tiba. Vano langsung membelokkan motornya dan menabrak pembatas jalan.

Karena kecepatan yang cukup tinggi, Vano terpental jauh hingga tidak sadarkan diri. Orang orang mulai berdatangan, dan membawa Vano kerumah sakit terdekat. Ponselnya berdering, suster yang tengah memasangkan infus di tangan Vano, langsung

mengangkatnya.

" Halo Van, kamu di mana, ini pasien sudah siap di ruang operasi. " tanya lyan yang menelponya.

" Mohon maaf, saya salah satu suster yang bertugas di rumah sakit XXX, kebetulan sekarang pemilik ponsel ini sedang di rawat di rumah sakit kami, beliau mengalami kecelakaan motor dan di larikan kesini. " jelas suster itu.

" Apa. " ucap lyann kaget.

"Terus sekarang gimana keadaanya sus. " tanya lyan panik.

" Pasien mengalami patah tulang di bagian tangan kananya, dan juga luka kecil di jidatnya. " jelas suster itu lagi.

"Baik sus, Saya segera kesana, mohon jaga teman saya sus. " pinta lyan.

" Iya pak. " Jawab suster itu, kemudian mengakhiri panggilan mereka.

Vano terbaring lemah di ruang rawat, dengan beberapa alat medis yang terpasang di tubuhnya.

Beberapa jam kemudian, Iyan tiba dan segera masuk kedalam kamar rawat Vano. Di lihatnya pria itu sudah sadarkan diri dan tengah duduk bersandar sambil memegang ponselnya.

" Kok bisa begini. " tanya lyan duduk di

dekatnya.

" Namanya musibah Yan, mana bisa menghindar. " jawab Vano yang bersikap biasa saja.

Bahkan pria itu mash bisa menonton kartun paforitnya di ponsel.

"Terus orang tua kamu udah tau. " tanya Iyan.

"Belum, dan jangan sampai tau. " jawab Vano.

" Loh, memangnya kenapa. " tanya Iyan bingung.

" Mereka sedang berada di luar negeri, aku nggak ingin mereka cemas dan langsung pulang. " jawab Vano .

" Memangnya kenapa, wajar kan mereka pulang." Tanya Iyan semakin bingung.

" Aku udah nggak apa apa, lagian cuma luka kecil, biar nanti mereka tau kalah sudah balik ke indonesia. " jawab Vano.

"Aku nggak ngerti Van, tentang jalan fikiran kamu. " ucap Iyan pasrah sambil mengambilkan Vano minum.

"Ini minum dulu, nanti aku belikan makanan. " ujar Iyan.

" Oh ya Yan, sekalian kamu beliin aku pakaian ganti. " ucap Vano sembari mengeluarkan kartu ATMnya.

"Udah nggak usah, nanti aku beliin aja. " jawab Iyan.

Ia pun keluar membeli semua kebutuhan Vano.

Hingga sore menjelang, Vano sedang duduk di kursi memandanga keluar jendela kamar rawatnya.

la memangku lebtopnya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan hari ini, walaupun dengan hanya satu tangan. Iyan datang lagi setelah menyelesaikan semua pekerjaanya di rumah sakit.

" Kok sendirian aja, istri kamu belum datang." tanya Iyan sembari meletakan buah yang ia bawa di meja kecil.

" Aku nggak kasi tau dia." jawab Vano menutup lebtonya.

" Ya ampun Van, dia kan istri kamu, masa nggak di kasi tau, lagian itu tangan kamu masih di perban udah kerja aja. " ucap Iyan heran.

" Udah, dari pada kamu ngurusin itu, mending bantu aku buat urus pulang, aku bosan di sini. " jawab Vano.

" Lah.. memangnya dokter udah izinin, kamu kan masih sakit. " tanga lyan kaget.

Vano tidak menjawab hanya menatap Iyan penuh tanya.

" Ohw.. okey, kamu kan dokter, jadi faham dengan kondisi tubuhmu sendiri. " jawab Iyan yang keluar menuju administrasi.

Vano merapikan sendiri beberapa barang yang memang ia bawa untuk kerja. Beberapa menit kemudian, Iyan datang lagi dengan membawa beberapa resep yang harus di konsumsi Vano selama masa pemulihan.

" Oh ya Yan, motor aku gimana. " tanya Vano yang baru teringat dengan motornya.

" Udah aman, aku bawa kebengkel langganan kita. " jawab Iyan.

Keduanya pun pulang setelah siap siap, Iyan mengantar Vano sampai ke apartemenya.

Sesampainya di apartemen, Vano langsung masuk kedalam tanpa mengucapkan salam. Di lihatnya kamar Yasmin tengah tertutup rapat. Sementara Iyan langsung pulang, karena mendapatkan telpon darurat dari rumah sakit.

Vano langsung masuk kedalam kamarnya, karena merasa kepalanya masih sangat pusing. Malam menjelang, Yasmin keluar dari kamarnya karena ingin memasak sesuatu.

Fikirnya Vano masih di rumah sakit, sehingga ia hanya menyiapkan makan malam untuknya saja.

Setelah selesai, Yasmin duduk di meja makan tengah menikmati makan malamnya. Hingga jam menunjukan pukul sembilan malam, Vano baru keluar dari kamarnya untuk mengambil air minum.

"Astagfirullah, anda kenapa. " tanya Yasmin kaget karena ia keluar dari kamarnya dan langsung berpapasan dengan Vano.

" Hanya luka kecil." jawab Vano santai.

Kemudian berlalu masuk kedalam kamarnya.

" Tapi itu tanganya sampai di perban seperti itu. " lanjutnya sambil mengikuti Vano dari belakang menuju dapur.

" Saya jatuh dari motor, dan tangan kanan saya patah. " jawab Vano.

Yasmin hanya diam sambil memperhatikan tanganVano yang tengah terbalut perban itu. Kemudian ia pergi menuju lemari pendingin, dan mulai mengeluarkan beberapa bahan makanan.

" Jam berapa anda sampai, kok saya tidak mendengar anda masuk. " tanya Yasmin yang mulai mencuci semua bahan makanan itu.

" Sudah sari jam lima sore." jawab Vano yang memeperhatikan gerak gerik istri kecilnya itu.

" Sudah dari jam segitu, tapi kenapa tidak panggil saya. " tanya Yasmin berbalik menatap Vano.

Gadis itu terlihat sangat cemas, dan hal itu membuat Vano kaget.

" Saya hanya tidak ingin merepotkanmu. " jawab Vano.

" Huuufff... duduklah, saya akan buatkan makan malam untuk anda. " ucap Yasmin menghela nafas panjang, kemudian melanjutkan pekerjaanya.

Vano duduk di meja makan, sambil terus memperhatikan Yasmin yang tengah sibuk dengan alat dapur dan bahan makanan. Ada rasa senang di hatinya, tak kala mendengar gadis kecil itu mencemaskanya.

Setelah hampir sejam menunggu, akhirnya masakan Yasmin pun siap. la mulai menyajikanya di atas meja makan satu persatu. Bahkan Yasmin mengambilkanya untuk Vano.

" Ada lagi yang anda butuhkan. " tanya Yasmin.

" Air hangat. " jawab Vano sedikit gugup.

Episodes
1 Bab 1 ikatan janji suci
2 Bab 2 Permintaan Orang Tua
3 Bab 3 Lupa Istri
4 Bab 4 Air mata
5 Bab 5 Makan Bersama
6 Bab 6 Lemah tak berdaya
7 Bab 7 Hadiah
8 Bab 8 Berkunjung
9 Bab 9 Rasa Kecewa
10 Bab 10 Kemana Dia..?
11 Bab 11 Jatuh Sakit
12 Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13 Bab 13 Kejadian Di Kamar
14 Bab 14 Penolakan
15 Bab 15 Celaka
16 Bab 16 Perhatian Kecil
17 Bab 17 Mulai Sadar
18 Bab 18 Bekal
19 Bab 19 Bersentuhan
20 Bab 20 Pengakuan Vano
21 Bab 21 “Mas”
22 Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23 Bab 23 Satu Ranjang
24 Bab 24 Ruang Kerja
25 Bab 25 Butuh Sesuatu
26 Bab 26 Nyeri Perut
27 Bab 27 Nasehat Orang Tua
28 Bab 28 Pelukan Hangat
29 Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30 Bab 30 Alergi??
31 Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32 Bab 32 Pengobatan
33 Bab 33 Saling Pandang
34 Bab 34 Takut Suntik
35 Bab 35 Lepas Perban
36 Bab 36 Belanja
37 Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38 Bab 38 Perasaan Cinta
39 Bab 39 Hadiah
40 Bab 40 Kemesraan
41 Bab 41 Melelahkan
42 Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43 Bab 43 Seorang Sahabat
44 Bab 44 Hadiah
45 Bab 45 Berkaca~kaca
46 Bab 46 Mimpi Buruk
47 Bab 47 Tak Suka Kentang
48 Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49 Ban 49 Rencana Kepantai
50 Bab 50 Hujan - Hujanan
51 Bab 51 Demam
52 Bab 52 Akhirnyaa
53 Bab 53 Unboxing
54 Bab 54 Tas Mewah
55 Bab 55 Potong Rambut
56 Bab 56 Melon
57 Bab 57 Pucat
58 Bab 58 Kabar Bahagia
59 Bab 59 Mual
60 Bab 60 Ngidam?
61 Bab 61 Ngidam Es Cendol
62 Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63 Bab 63 Bosan
64 Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65 Bab 65 Isolasi
66 Bab 66 Terbaring Lemah
67 Bab 67 Ke Australia
68 Bab 68 Via Telfon
69 Bab 69 Mati Lampu
70 Bab 70 Dia Pulang
71 Bab 71 Kembar
72 Bab 72 Ke Apartemen
73 Bab 73 Hasrat
74 Bab 74 Tak Malu Lagi
75 Bab 75 Pengunduran Diri
76 Bab 76 Berkumpul Kembali
77 Bab 77 Reuni
78 Bab 78 Rencana Syukuran
79 Bab 79 Tujuh Bulan
80 Bab 80 Acara inti
81 Bab 81 Suasana Asri
82 Bab 82 Nyamuk
83 Bab 83 Serangan Jantung
84 Bab 84 Kesibukan Baru
85 Bab 85 CEO tampan
86 Bab 86 Semakin membesar
87 Bab 87 Super sibuk
88 Bab 88 Obat Rasa Lelah
89 Bab 89 Hadiah
90 Bab 90 Kontraksi
91 Bab 91 Telah Lahir
92 Bab 92 Aris dan Airah
93 Bab 93 Rencana Tasyakuran
94 Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95 Bab 95 Operasi
96 Bab 96 Rasa Sesal
97 Bab 97 Keramas
98 Bab 98 Kereta Bayi
99 Bab 99 Tanda Merah
100 Bab 100 Semakin Membaik
101 Bab 101 Terjebak Hujan
102 Bab 102 Asi Menumpuk
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 ikatan janji suci
2
Bab 2 Permintaan Orang Tua
3
Bab 3 Lupa Istri
4
Bab 4 Air mata
5
Bab 5 Makan Bersama
6
Bab 6 Lemah tak berdaya
7
Bab 7 Hadiah
8
Bab 8 Berkunjung
9
Bab 9 Rasa Kecewa
10
Bab 10 Kemana Dia..?
11
Bab 11 Jatuh Sakit
12
Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13
Bab 13 Kejadian Di Kamar
14
Bab 14 Penolakan
15
Bab 15 Celaka
16
Bab 16 Perhatian Kecil
17
Bab 17 Mulai Sadar
18
Bab 18 Bekal
19
Bab 19 Bersentuhan
20
Bab 20 Pengakuan Vano
21
Bab 21 “Mas”
22
Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23
Bab 23 Satu Ranjang
24
Bab 24 Ruang Kerja
25
Bab 25 Butuh Sesuatu
26
Bab 26 Nyeri Perut
27
Bab 27 Nasehat Orang Tua
28
Bab 28 Pelukan Hangat
29
Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30
Bab 30 Alergi??
31
Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32
Bab 32 Pengobatan
33
Bab 33 Saling Pandang
34
Bab 34 Takut Suntik
35
Bab 35 Lepas Perban
36
Bab 36 Belanja
37
Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38
Bab 38 Perasaan Cinta
39
Bab 39 Hadiah
40
Bab 40 Kemesraan
41
Bab 41 Melelahkan
42
Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43
Bab 43 Seorang Sahabat
44
Bab 44 Hadiah
45
Bab 45 Berkaca~kaca
46
Bab 46 Mimpi Buruk
47
Bab 47 Tak Suka Kentang
48
Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49
Ban 49 Rencana Kepantai
50
Bab 50 Hujan - Hujanan
51
Bab 51 Demam
52
Bab 52 Akhirnyaa
53
Bab 53 Unboxing
54
Bab 54 Tas Mewah
55
Bab 55 Potong Rambut
56
Bab 56 Melon
57
Bab 57 Pucat
58
Bab 58 Kabar Bahagia
59
Bab 59 Mual
60
Bab 60 Ngidam?
61
Bab 61 Ngidam Es Cendol
62
Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63
Bab 63 Bosan
64
Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65
Bab 65 Isolasi
66
Bab 66 Terbaring Lemah
67
Bab 67 Ke Australia
68
Bab 68 Via Telfon
69
Bab 69 Mati Lampu
70
Bab 70 Dia Pulang
71
Bab 71 Kembar
72
Bab 72 Ke Apartemen
73
Bab 73 Hasrat
74
Bab 74 Tak Malu Lagi
75
Bab 75 Pengunduran Diri
76
Bab 76 Berkumpul Kembali
77
Bab 77 Reuni
78
Bab 78 Rencana Syukuran
79
Bab 79 Tujuh Bulan
80
Bab 80 Acara inti
81
Bab 81 Suasana Asri
82
Bab 82 Nyamuk
83
Bab 83 Serangan Jantung
84
Bab 84 Kesibukan Baru
85
Bab 85 CEO tampan
86
Bab 86 Semakin membesar
87
Bab 87 Super sibuk
88
Bab 88 Obat Rasa Lelah
89
Bab 89 Hadiah
90
Bab 90 Kontraksi
91
Bab 91 Telah Lahir
92
Bab 92 Aris dan Airah
93
Bab 93 Rencana Tasyakuran
94
Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95
Bab 95 Operasi
96
Bab 96 Rasa Sesal
97
Bab 97 Keramas
98
Bab 98 Kereta Bayi
99
Bab 99 Tanda Merah
100
Bab 100 Semakin Membaik
101
Bab 101 Terjebak Hujan
102
Bab 102 Asi Menumpuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!