Bab 17 Mulai Sadar

Sejak perubahan sikap Yasmin yang tiba tiba peduli denganya, membuat Vano seperti merasa ada kehangatan di hatinya. Kehangatan yang belum pernah ia rasakan, dari seorang gadis yang pernah dekat denganya.

" Ada lagi yang perlu saya bantu." tanya Yasmin.

Vano hanya menggeleng sambil terus menatapYasmin. Gadis itu berdiri dan langsung menuju dapur, namun tidak berselang lama ia datang kembali.

Sambil membawa nampan yang berisi makanan untuk Vano. Yasmin meletakanya di meja depan Vano.

Pria itu memperhatikan tangan Yasmin yang mulai menatanya di atas meja.

Tangan mungil yang selalu di hiasi hinai orens di setiap ujung jarinya. Dan kini tangan mungil itulah, yang hampir setiap hari membuatkanya makanan dan membersihkan seluruh rumah ini.

" Sebaiknya anda makan di sini saja. " ucap Yasmin yang selesai menatanya.

Kemudian gadis itu kembali kedapur, dan Vano mulai memakan makananya.

Jam menunjukan pukul sembilan malam, Yasmin sedang berada di kamarnya bersiap siap untuk tidur.

Namun dari luar ia bisa mendengar suara Vano yang sedang mengobrol dengan seseorang. Pria itu sedang mengisi seminar online yang selalu di adakan kampusnya setiap minggu. Vano di minta mengisi salah satu jadwalnya setiap bulan. Karena ia merupakan salah satu mahasiswa kedokteran yang lulus dengan nilai terbaik.

Hingga jam sudah menunjukan pukul dua dini hari, Setelah selesai seminar, Vano melanjutkan pekerjaanya sampai pukul begitu. Setelah merasa lelah, Vano memutuskan untuk menyudahi kegiatanya.

Pria itu berjalan menuju dapur karena hendak mengambil air hangat. Tiba tiba gelas yang berada di tanganya jatuh, Vano merasa keram pada tanganya yang sedang terluka itu.

Tanpa ia sadar, Vano langsung melepaskan gelas berisi air hangat dan jatuh kelantai. Pecahan gelas berceceran di mana mana.

Yasmin yang baru saja bangun dari tidurnya, dengan cepat keluar menuju dapur memeriksanya.

" Astagfirullah." ucap Yasmin yang kaget melihat Vano berdiri di atara pecahan gelas yang berserakan.

" Maaf, bukan maksud saya membangunkanmu. " ucap Vano memijat pelan tanganya yang terasa keram.

Dengan cepat Yasmin masuk kedalam kamar mandi, mengambil beberapa handuk kecil. Kemudian ia mulai membentangkanya dengan menumpuk beberapa buah.

" Injak handuknya, biar kaki anda tidak terluka. " ucap Yasmin.

Vano hanya diam tidak bergerak, dan malah menatap Yasmin.

" Ada apa. " tanya Yasmin yang terus menghindari tatapan Vano.

" Boleh saya bertanya satu hal. " jawab Vano.

" Silahkan. " jawab Yasmin.

" Apa yang membuatmu tiba tiba berubah. " tanyaa Vano penasaran.

Yasmin terdiam mendapatkan pertanyaan yan tiba tiba seperti itu.

" Apa ada yang salah dengan sikap saya." tanya Yasmin.

" Bukan, tidak ada yang salah. Saya hanya merasa sikapmu akhir akhir ini berubah. " jawab Vano.

" Apa itu mengganggu anda. " tanya Yasmin lagi.

" Kamu belum menjawab pertanyaan saya. " ucap Vano yang belum ingin menjawab pertanyaanYasmin.

Yasmin langsung mengakat pandanganya dan menatap Vano. Pria itu di lihatnya sedang menatapnya juga.

" Bukankah anda yang pernah bilang, jika tidak akan mengakhiri pernikahan ini sampai kapan pun, jujur perkataan anda itu membuat hati saya sakit, pertama anda yang bilang, jika tidak ada cinta di antara kita berdua, makan akan mengakhirnya dengan cara baik baik, karena kita menikah dengan cara baik baik. " jelas Yasmin yang berusaha untuk tenang.

" Tapi tiba tiba, anda bicara jika akan mempertahankan pernikahan ini dan akan belajar membuka hati anda untuk saya. Seolah olah semuanya terlihat mudah dalam pandangan anda, tapi tidak memikirkan apa pendapat saya. Anda pasti tau, selama ini saya berusaha untuk tidak menyakiti hati abi dan umi, bahkan ketika kata perjodohan keluar dari bibir mereka, dengan lapang dada saya menerima semuanya, berharap semua itu akan menjadi ibadah untuk saya kelak, namun ketika anda mengeluarkan kata kata akan mengakhiri semuanya jika tidak ada cinta, jujur hati saya seakan teriris sakit. Hari ini saya bicara seperti ini, bukan seolah olah saya yang paling merasa menderita di sini, kita sama sama tau. Pernikahan tanpa di dasari dengan rasa cinta dari masing masing, pasti akan sulit untuk di pertahankan. Ketika anda bicara akan mempertahankan pernikahan ini dan membuka hati untuk saya, saya bertikir apa salahnya mencoba membuka hati saya juga. Toh ini bukan dosa untuk kita berdua, bahkan menjadi pahala dan ibadah. " jelas Yasmin panjang lebar, kemudian ia langsung menundukan pandanganya.

Vano yang mendengar penjelasan gadis kecil itu, diam membeku seakan akan lupa caranya bicara.

" Silahkan anda duduk di sana, saya akan membersihkan pecahan gelasnya. " ucap Yasmin berjalan menuju gudang, mengambil perlengkapan bersih bersih.

Vano berjalan duduk di meja makan, sambil memperhatikan Yasmin yang tengah membersihkan semua pecahan gelas itu. Fikiranya di rasa sangat ribut, semua penuturanYasmin selalu terngiyang ngiyang di fikiranya. Vano merasa jika selama ini ia sudah sangat egois dan keterlaluan terhadap sang istri.

Episodes
1 Bab 1 ikatan janji suci
2 Bab 2 Permintaan Orang Tua
3 Bab 3 Lupa Istri
4 Bab 4 Air mata
5 Bab 5 Makan Bersama
6 Bab 6 Lemah tak berdaya
7 Bab 7 Hadiah
8 Bab 8 Berkunjung
9 Bab 9 Rasa Kecewa
10 Bab 10 Kemana Dia..?
11 Bab 11 Jatuh Sakit
12 Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13 Bab 13 Kejadian Di Kamar
14 Bab 14 Penolakan
15 Bab 15 Celaka
16 Bab 16 Perhatian Kecil
17 Bab 17 Mulai Sadar
18 Bab 18 Bekal
19 Bab 19 Bersentuhan
20 Bab 20 Pengakuan Vano
21 Bab 21 “Mas”
22 Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23 Bab 23 Satu Ranjang
24 Bab 24 Ruang Kerja
25 Bab 25 Butuh Sesuatu
26 Bab 26 Nyeri Perut
27 Bab 27 Nasehat Orang Tua
28 Bab 28 Pelukan Hangat
29 Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30 Bab 30 Alergi??
31 Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32 Bab 32 Pengobatan
33 Bab 33 Saling Pandang
34 Bab 34 Takut Suntik
35 Bab 35 Lepas Perban
36 Bab 36 Belanja
37 Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38 Bab 38 Perasaan Cinta
39 Bab 39 Hadiah
40 Bab 40 Kemesraan
41 Bab 41 Melelahkan
42 Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43 Bab 43 Seorang Sahabat
44 Bab 44 Hadiah
45 Bab 45 Berkaca~kaca
46 Bab 46 Mimpi Buruk
47 Bab 47 Tak Suka Kentang
48 Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49 Ban 49 Rencana Kepantai
50 Bab 50 Hujan - Hujanan
51 Bab 51 Demam
52 Bab 52 Akhirnyaa
53 Bab 53 Unboxing
54 Bab 54 Tas Mewah
55 Bab 55 Potong Rambut
56 Bab 56 Melon
57 Bab 57 Pucat
58 Bab 58 Kabar Bahagia
59 Bab 59 Mual
60 Bab 60 Ngidam?
61 Bab 61 Ngidam Es Cendol
62 Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63 Bab 63 Bosan
64 Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65 Bab 65 Isolasi
66 Bab 66 Terbaring Lemah
67 Bab 67 Ke Australia
68 Bab 68 Via Telfon
69 Bab 69 Mati Lampu
70 Bab 70 Dia Pulang
71 Bab 71 Kembar
72 Bab 72 Ke Apartemen
73 Bab 73 Hasrat
74 Bab 74 Tak Malu Lagi
75 Bab 75 Pengunduran Diri
76 Bab 76 Berkumpul Kembali
77 Bab 77 Reuni
78 Bab 78 Rencana Syukuran
79 Bab 79 Tujuh Bulan
80 Bab 80 Acara inti
81 Bab 81 Suasana Asri
82 Bab 82 Nyamuk
83 Bab 83 Serangan Jantung
84 Bab 84 Kesibukan Baru
85 Bab 85 CEO tampan
86 Bab 86 Semakin membesar
87 Bab 87 Super sibuk
88 Bab 88 Obat Rasa Lelah
89 Bab 89 Hadiah
90 Bab 90 Kontraksi
91 Bab 91 Telah Lahir
92 Bab 92 Aris dan Airah
93 Bab 93 Rencana Tasyakuran
94 Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95 Bab 95 Operasi
96 Bab 96 Rasa Sesal
97 Bab 97 Keramas
98 Bab 98 Kereta Bayi
99 Bab 99 Tanda Merah
100 Bab 100 Semakin Membaik
101 Bab 101 Terjebak Hujan
102 Bab 102 Asi Menumpuk
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 ikatan janji suci
2
Bab 2 Permintaan Orang Tua
3
Bab 3 Lupa Istri
4
Bab 4 Air mata
5
Bab 5 Makan Bersama
6
Bab 6 Lemah tak berdaya
7
Bab 7 Hadiah
8
Bab 8 Berkunjung
9
Bab 9 Rasa Kecewa
10
Bab 10 Kemana Dia..?
11
Bab 11 Jatuh Sakit
12
Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13
Bab 13 Kejadian Di Kamar
14
Bab 14 Penolakan
15
Bab 15 Celaka
16
Bab 16 Perhatian Kecil
17
Bab 17 Mulai Sadar
18
Bab 18 Bekal
19
Bab 19 Bersentuhan
20
Bab 20 Pengakuan Vano
21
Bab 21 “Mas”
22
Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23
Bab 23 Satu Ranjang
24
Bab 24 Ruang Kerja
25
Bab 25 Butuh Sesuatu
26
Bab 26 Nyeri Perut
27
Bab 27 Nasehat Orang Tua
28
Bab 28 Pelukan Hangat
29
Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30
Bab 30 Alergi??
31
Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32
Bab 32 Pengobatan
33
Bab 33 Saling Pandang
34
Bab 34 Takut Suntik
35
Bab 35 Lepas Perban
36
Bab 36 Belanja
37
Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38
Bab 38 Perasaan Cinta
39
Bab 39 Hadiah
40
Bab 40 Kemesraan
41
Bab 41 Melelahkan
42
Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43
Bab 43 Seorang Sahabat
44
Bab 44 Hadiah
45
Bab 45 Berkaca~kaca
46
Bab 46 Mimpi Buruk
47
Bab 47 Tak Suka Kentang
48
Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49
Ban 49 Rencana Kepantai
50
Bab 50 Hujan - Hujanan
51
Bab 51 Demam
52
Bab 52 Akhirnyaa
53
Bab 53 Unboxing
54
Bab 54 Tas Mewah
55
Bab 55 Potong Rambut
56
Bab 56 Melon
57
Bab 57 Pucat
58
Bab 58 Kabar Bahagia
59
Bab 59 Mual
60
Bab 60 Ngidam?
61
Bab 61 Ngidam Es Cendol
62
Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63
Bab 63 Bosan
64
Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65
Bab 65 Isolasi
66
Bab 66 Terbaring Lemah
67
Bab 67 Ke Australia
68
Bab 68 Via Telfon
69
Bab 69 Mati Lampu
70
Bab 70 Dia Pulang
71
Bab 71 Kembar
72
Bab 72 Ke Apartemen
73
Bab 73 Hasrat
74
Bab 74 Tak Malu Lagi
75
Bab 75 Pengunduran Diri
76
Bab 76 Berkumpul Kembali
77
Bab 77 Reuni
78
Bab 78 Rencana Syukuran
79
Bab 79 Tujuh Bulan
80
Bab 80 Acara inti
81
Bab 81 Suasana Asri
82
Bab 82 Nyamuk
83
Bab 83 Serangan Jantung
84
Bab 84 Kesibukan Baru
85
Bab 85 CEO tampan
86
Bab 86 Semakin membesar
87
Bab 87 Super sibuk
88
Bab 88 Obat Rasa Lelah
89
Bab 89 Hadiah
90
Bab 90 Kontraksi
91
Bab 91 Telah Lahir
92
Bab 92 Aris dan Airah
93
Bab 93 Rencana Tasyakuran
94
Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95
Bab 95 Operasi
96
Bab 96 Rasa Sesal
97
Bab 97 Keramas
98
Bab 98 Kereta Bayi
99
Bab 99 Tanda Merah
100
Bab 100 Semakin Membaik
101
Bab 101 Terjebak Hujan
102
Bab 102 Asi Menumpuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!