Sekretaris Gila

"Kok porsi saya lebih besar ya?"

"Sengaja. Kan porsi makan kamu lebih besar. Takutnya nanti ngga kenyang terus pingsan."

Freya hanya berdecih saja mendengar jawaban Devan. Gadis itu segera memotong steak di depannya. Ternyata dagingnya empuk dan rasanya sangat enak. Freya memakan dengan lahap menu yang jarang dimakan olehnya. Seumur hidupnya, dia baru empat kali makan steak. Itu pun bukan steak yang dimakannya sekarang.

Begitu Devan menyelesaikan makannya, Freya juga sudah selesai. Devan melirik piring Freya yang bersih tak bersisa, baik daging, kentang atau sayuran sudah masuk semuanya ke dalam perut. Ternyata sekretarisnya ini memang memiliki nafsu makan yang besar. Tapi entah pergi kemana semua makanan yang masuk ke perutnya. Tubuhnya masih tetap kecil mungil.

"Sekarang kita ke kantor, Pak?"

"Hem.. tapi kita mampir ke suatu tempat dulu."

"Siap."

Freya siap melakukan aktivitas lain setelah perutnya terisi penuh. Dia tidak peduli Devan akan membawanya kemana. Setelah membayar makanannya, Devan langsung menjalankan kendaraannya meninggalkan restoran. Sebelum menuju kantor, pria itu mampir dulu di salah satu supermarket.

"Kita mau ngapain ke sini, Pak?"

"Saya mau beli camilan buat dikirim ke panti. Kamu pilihin makanan buat anak-anak ya."

"Panti mana, Pak?"

"Kamu ngga tahu kalau Kharisma Group punya beberapa panti asuhan?"

"Ooh.."

Hanya itu saja jawaban yang keluar dari Freya. Satu lagi kekaguman Freya bertambah pada Devan. Ternyata pria itu memiliki kepedulian sosial yang tinggi di luar mulut dan sikapnya yang menyebalkan. Gadis itu segera memasuki supermarket. Dia mengambil kereta dorong dan siang memilihkan camilan untuk anak-anak. Kalau urusan makanan, Freya tidak ada duanya.

Selain membeli makanan, Freya juga mengambil beberapa peralatan memasak seperti pan, panci, wajan dan magic com berukuran kecil. Dia bermaksud memasak sendiri makanan demi mengirit pengeluaran. Gadis itu juga membeli beras, telur, mie instan dan beberapa makanan olahan.

"Kamu buat apa beli itu?"

"Yang ini belanjaan buat saya, Pak. Buat mengirit pengeluaran, mending masak sendiri. Kan di apartemen udah ada kompor juga. Sayang kalau ngga digunakan."

"Emang kamu bisa masak?"

"Bapak jangan meremehkan. Saya ini bisa masak, ya walau ngga sejago chef Renata. Tapi masakan saya masih bisa dimakan kok."

"Kirain kamu cuma tahu makan aja."

"Kapan-kapan saya masakin buat Bapak deh."

Tidak ada tanggapan lagi dengan Devan. Mendengar Freya yang akan memasak untuknya, dia jadi teringat akan Dita. Wanita yang berhasil mencuri hatinya sekaligus menorehkan luka. Devan segera menepiskan bayang-bayang Dita. Dia sudah merelakan wanita itu kembali pada mantan suaminya. Dan sekarang dia harus fokus pada hidupnya sendiri. Kedua orang tuanya sudah sering menanyakan kapan dirinya akan melepas masa lajang. Apalagi sekarang usianya menginjak 32 tahun.

Selesai memilih belanjaan, Freya mendorong troli menuju kasir. Dia memisahkan barang belanjaan untuk anak panti dan belanjaannya, karena akan dibayar terpisah olehnya. Tapi Devan meminta Freya membayar semuanya menggunakan kartu kredit yang tadi pagi diberikan olehnya. Selesai membayar semua belanjaan, Freya menodong troli menuju parkiran. Cukup banyak belanjaan mereka dan Devan tidak mau membantu membawakan. Alhasil Freya harus memakai troli, karena dirinya akan kerepotan membawa semua sendiri.

Sebelum menuju kantor, Devan mampir dulu ke salah satu panti asuhan yang berada di bawah naungan yayasan keluarganya. Setelah memberikan makanan dan menitipkan uang pada pengurus panti, barulah pria itu kembali ke kantor.

Baru saja pria itu mendaratkan bokongnya di kursi kerjanya, ponselnya berdering. Melihat nama sang pemanggil adalah Ega, pria itu segera menjawab panggilan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. Sehat Bos?" terdengar suara Ega dari seberang.

"Kamu kapan ke Jakarta?" Devan malah balik bertanya.

"Kayanya mundur seminggu dari jadwal, Bos. Pekerjaan di sini masih belum selesai. Aku juga lagi nunggu Ganjar sampai selesai wisuda."

"Ganjar udah beres kuliahnya?"

"Udah, Bos. Pas Bos berangkat ke Jakarta, dia sidang skripsi. Untung masih sempat daftar wisuda. Habis wisuda dia pulang ke Jakarta. Makanya aku nunggu dia dulu. Dia juga udah ngelamar ke kantor. Kalau ngga salah ada lowongan di bagian Media Corporate. Aku arahin dia ngelamar ke sana aja. Sesuai dengan jurusan kuliahnya."

"Hem.."

"Bos sudah dapat sekretaris?"

"Sudah."

"Perempuan apa laki-laki?"

"Perempuan."

"Masih muda?"

"Hem."

"Jomblo?"

"Hem.. haissshh.. ngapain nanya-nanya?"

"Ya kali aja bisa jadi calon makmum aku, Bos. Awas ya Bos,jangan digebet tuh sekretaris, buat aku aja."

"Ambil aja. Siapa juga yang mau sama sekretaris gila kaya dia."

"Hah? Apa Bos?"

"Cepetan ke Jakarta kalau sudah beres di sana!"

Devan segera mengakhiri panggilannya. Kadar kecerewetan asistennya itu semakin bertambah saja sejak mereka kembali ke tanah air. Devan segera menyalakan laptopnya dan mulai fokus pada pekerjaannya.

***

Pekerjaan Freya semakin bertambah saja. Selain harus menjemput Devan ke rumah setiap pagi, gadis itu juga harus membelikan kopi di kedai kopi yang tidak terlalu jauh dari kantornya. Waktu pembelian kopi tidak menentu, kadang pagi, kadang siang. Namun varian kopi yang dibeli Devan tidak berubah. Dan setiap membeli kopi, gadis itu harus menyebutkan komposisinya secara lengkap. Seperti siang ini, Freya sudah mengantri di kedai kopi. Pegawai kedai kopi yang melayani sudah hafal dengan wajah Freya. Sudah empat hari berturut gadis itu selalu datang dan memesan menu yang sama.

"Vanila lattenya satu. Air hangatnya 50 ml, susunya satu gelas, kopinya satu sendok teh, gulanya satu sendok teh, sirup vanilanya dua sendok teh. Awas jangan lebih, jangan kurang! Jangan lupa tambahkan es batu dan krim kocok seperlunya. Yang satu lagi, iced moccachino ya."

"Siap, Mbak. Oh ya, soal komposisi vanila latte, ngga usah diulang-ulang."

"Sudah hafal ya?"

"Bukan. Tapi komposisi yang disebutkan itu resep standar di kedai kopi ini."

"Oh begitu.."

Tentu saja Freya cukup malu mendengarnya. Berarti selama ini Devan hanya mengerjainya saja. Kemudian terbersit dalam pikirannya untuk mengerjai balik sang Bos. Gadis itu menuju etalase yang memajang camilan manis dan gurih. Dia membeli empat potong kroket kentang dan dua slice cheese cake. Setelah membayar pesanannya, Freya bergegas kembali ke kantor.

Sebelum menuju ruangan Devan, lebih dulu Freya menuju pantry. Dia mengambil dua cabe rawit yang ditancapkan di atas kroket kentang. Diiirisnya tipis-tipis cabe rawit lalu pelan-pelan memasukkan ke dalam kroket kentang. Lubang kecil bekas memasukkan irisan cabe disumpal dengan cabe rawit utuh,hingga bentuknya masih tetap sama. Dia menaruh dua buah kroket kentang dan cheese cake di atas piring kecil kemudian membawanya ke ruangan Devan.

Setelah menaruh piring kecil dan kopi di atas meja kerja Devan, gadis itu buru-buru meninggalkan ruangan Devan. Selesai menyimpan pekerjaannya, Devan menyeruput iced vanila latte pesanannya. Kemudian dia mengambil sepotong kroket kentang dan memasukkan ke dalam mulutnya sekaligus. Dia mengambil potongan kedua dan memasukkan lagi ke mulutnya sekaligus. Ketika mengunyah kroket kentang kedua, mata Devan melotot saat merasakan rasa pedas. Pria itu mengambil tisu dan mengeluarkan kroket kentang dari mulutnya. Matanya membulat melihat banyak irisan cabe ada di dalamnya.

"Freya..." geram Devan. Pria itu segera membasahi kerongkongannya dengan iced vanila latte untuk mengurangi rasa pedas yang dirasakan.

***

Di sebuah rumah sederhana, nampak seorang gadis sedang asik berselancar dengan ponselnya. Gadis bernama Mina itu tengah membuka aplikasi TokTok. Jarinya berhenti men-scroll ketika melihat tayangan berdurasi enam puluh detik. Video tersebut berisi promosi salah satu kedai kopi ternama di Jakarta. Dia menjeda tayangan video dan fokus pada sosok gadis yang sedang mengantri. Tentu saja Mina mengenali gadis itu, dia adalah Freya, sepupunya yang menjadi buronan Santo karena kabur menjelang hari pernikahan.

"Mama! Papa! Aku tahu di mana Freya!!"

***

In Syaa Allah hari ini up 2 bab🤗

Terpopuler

Comments

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

karena Devan ngerasa bossnya....dan Freya sebagai bawahan ....jd blom tergerak hatinya untuk bantu bawain belanjaan Freya....biarpun Freya kesusahan keknya bomat deh....tp ntah kedepannya ...bila Freya udah bisa menggetarkan hati sebagai pengganti Dita...keknya bakal posesif abis deh .....sumpahin bucin abis deh semoga semesta ngabulkan ...aamiin 🤲🏻

2025-01-11

3

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Ampuuun, udah susah payah hafalin komposisi vanilla latte ga taunya udah standarnya 🤣🤣🤣 untung Freya cerdas jadi bisa hafal. impas deh dikerjain pake kroket mercon 🤣🤣🤣 nyonyor ga tuh mulut kena pedes 😄😄😄

2025-01-11

3

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

sejauh - jauhnya orang lari pasti suatu hari bakal ketangkap.....dan inilah saatnya Freya ketahuan oleh pamannya.....dmn tempat nya melarikan diri dan harus nerima cobaan hidup ....tp percaya deh Freya tangguh ...wanita strong /Determined//Determined/

2025-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Gila
2 Nestapa Perantau Dadakan
3 Mimpi Buruk
4 Sengsara Membawa Berkah
5 Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6 Devan vs Freya #1
7 The Real Secretary
8 Devan vs Freya #2
9 Devan vs Freya #3
10 Kena Tilang
11 Devan vs Freya #4
12 Sekretaris Gila
13 Botol Yakult
14 Gombalan Ega
15 Akal Bulus Banu
16 Duo Toxic
17 Devan yang Menyebalkan
18 Saling Sindir
19 Kejutan Bikin Sawan
20 Lembur yang Diinginkan
21 Dilema
22 Pamit
23 Dibayar Lunas!
24 Bos Sadis
25 Donal Bebek
26 Tiffany
27 Devan vs Freya #5
28 Makan Siang
29 Kenangan Masa Lalu
30 Diam-diam Peduli
31 Perhatian
32 Buang Mantan Pada Tempatnya
33 Mantan = Penghalang
34 Sama-sama Diselingkuhi
35 Debat Kusir
36 Pernikahan Bisnis
37 Kejutan Dari Bos
38 Ulang Tahun Istimewa
39 Investigasi ala Ega
40 Galau
41 Win Win Solution
42 Mulut Mercon Devan
43 Pengakuan Devan
44 Cobaan Pra Wedding
45 Prahara
46 Penghulu Jahil
47 Bapak?
48 Perjanjian
49 Kesepakatan yang Menguntungkan
50 Godaan Devan
51 Ketularan Modus
52 Menciptakan Peluang
53 Isi Hati
54 Upaya Klarifikasi
55 Mode Tom and Jerry On
56 Sweet Honeymoon
57 Masa Lalu
58 The Truth Revealed
59 Hukuman Setimpal
60 Hadiah Istimewa
61 Accident
62 Tanggung Jawab
63 Manuver Widi
64 Devan vs Widi
65 Serangan Rishi
66 Serangan Balik
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gadis Gila
2
Nestapa Perantau Dadakan
3
Mimpi Buruk
4
Sengsara Membawa Berkah
5
Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6
Devan vs Freya #1
7
The Real Secretary
8
Devan vs Freya #2
9
Devan vs Freya #3
10
Kena Tilang
11
Devan vs Freya #4
12
Sekretaris Gila
13
Botol Yakult
14
Gombalan Ega
15
Akal Bulus Banu
16
Duo Toxic
17
Devan yang Menyebalkan
18
Saling Sindir
19
Kejutan Bikin Sawan
20
Lembur yang Diinginkan
21
Dilema
22
Pamit
23
Dibayar Lunas!
24
Bos Sadis
25
Donal Bebek
26
Tiffany
27
Devan vs Freya #5
28
Makan Siang
29
Kenangan Masa Lalu
30
Diam-diam Peduli
31
Perhatian
32
Buang Mantan Pada Tempatnya
33
Mantan = Penghalang
34
Sama-sama Diselingkuhi
35
Debat Kusir
36
Pernikahan Bisnis
37
Kejutan Dari Bos
38
Ulang Tahun Istimewa
39
Investigasi ala Ega
40
Galau
41
Win Win Solution
42
Mulut Mercon Devan
43
Pengakuan Devan
44
Cobaan Pra Wedding
45
Prahara
46
Penghulu Jahil
47
Bapak?
48
Perjanjian
49
Kesepakatan yang Menguntungkan
50
Godaan Devan
51
Ketularan Modus
52
Menciptakan Peluang
53
Isi Hati
54
Upaya Klarifikasi
55
Mode Tom and Jerry On
56
Sweet Honeymoon
57
Masa Lalu
58
The Truth Revealed
59
Hukuman Setimpal
60
Hadiah Istimewa
61
Accident
62
Tanggung Jawab
63
Manuver Widi
64
Devan vs Widi
65
Serangan Rishi
66
Serangan Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!