The Real Secretary

"Yang benar, Pak? Bapak mau membelikan untuk saya?"

"Iya, tapi ngga gratis. Bayarannya dipotong dari gaji kamu!"

"Ok, deal!"

Dengan semangat Freya mengulurkan tangannya pada Devan. Dia yakin kalau Devan pasti akan membelikan barang bermerk untuknya. Tidak masalah kalau dia harus mencicil dari gajinya. Itu berarti dia akan terus bekerja bersama Devan. Tanpa menunggu lama gadis itu langsung mengiyakan ucapan Devan, takut kalau pria itu berubah pikiran.

Sebenarnya Devan cukup terkejut Freya akan langsung menyetujui ucapannya. Disangkanya akan terjadi perdebatan dulu tentang gaji gadis itu yang akan dipotong. Tak mau ambil pusing, Devan mengambil ponselnya lalu menghubungi Winie.

"Ya Pak Devan."

"Saya tunggu kamu sekarang di Mall Galaxy."

"Baik, Pak."

Usai menghubungi asisten Mamanya, Devan bangun dari duduknya. Dengan isyarat jarinya, pria itu meminta Freya segera mengikutinya. Tadi dia sempat mendengar Devan menyebut Mall Galaxy. Barang-barang yang dijual di mall itu harganya terbilang mahal. Kebanyakan hanya kalangan menengah ke atas saja yang berbelanja di sana.

Mata Freya terus melihat ke jendela samping mobil atasannya. Dia mengagumi bangunan tinggi menjulang yang dilihatnya sepanjang jalan. Menjelang senja, kesibukan masih terlihat di kota ini, jangan lupakan kemacetan yang terus menghiasi jalanan Ibu Kota. Pantas saja kalau pemerintah menggalakan warganya untuk menggunakan transportasi umum demi mengurangi kemacetan dan juga polusi.

Mobil yang dikendarai Devan sudah memasuki pelataran parkir mall Galaxy. Mall ini masih berada di bawah naungan Kharisma Group dan menjadi salah satu mall terbesar, terlengkap dan terbaik di kota Jakarta. Pria itu memilih memarkirkan mobilnya di parkiran basement. Ketika mereka keluar dari mobil, terdengar suara adzan dari ponsel Devan. Sungguh Freya tidak menyangka bosnya yang berwajah seperti orang bule dan selalu bersikap dingin ternyata termasuk orang yang rajin beribadah.

"Kita shalat dulu, sudah Maghrib," ujar Devan.

"Siap, Pak."

Devan memandu Freya berjalan lebih dulu menuju mushola yang ada di pusat perbelanjaan ini. Selesai shalat, Devan mengajak Freya menuju lobi mall, di sana Winie sudah menunggu. Tangan Freya melambai ketika melihat Winie. Gadis itu berlari agar sampai lebih cepat di dekat Winie.

"Pak," sapa Winie pada Devan.

"Kamu temani Freya belanja. Belikan dia pakaian, sepatu dan tas yang layak untuknya."

"Siap, Pak."

Devan mengambil dompetnya lalu di mengeluarkan kartu pipih berwarna hitam kemudian memberikannya pada Winie.

"Pakai ini untuk berbelanja."

"Beli pakaian, sepatu dan tas kerja aja Pak? Apa perlu beli kosmetik?"

"Memangnya anak SD seperti dia bisa dandan?"

Ucapan Devan tentu saja mendapat pelototan dari Freya. Dengan seenaknya pria kaku itu menyebutnya anak SD. Walau tubuhnya mungil, tapi usianya sekarang sudah 22 tahun. Dua bulan lagi dia akan berulang tahun yang ke-23.

"Badan saya mungil, Pak. Saya bukan anak SD tapi gadis imut," Freya mencoba membela diri.

"Saking imutnya baju yang pas buat kamu cuma baju anak SD. Oh ya kalau sudah beli pakaian, bawa ke tukang jahit juga."

"Buat apa Pak?"

"Buat motong celana atau tangan blazer."

Sebisa mungkin Winie menahan tawanya. Tapi apa yang dikatakan Devan memang benar, pasti pakaian yang dibeli nanti harus dipermak karena postur Freya yang tidak tinggi. Freya memajukan bibirnya beberapa senti. Kalau Devan sudah membahas fisiknya, maka dia tidak bisa mengatakan apapun.

"Jangan lupa simpan struknya, supaya saya tahu berapa uang yang dia habiskan untuk belanja."

"Baik, Pak. Ada lagi?"

"Carikan apartemen yang dekat dengan rumahku. Apartemen studio sudah cukup dan langsung bayar sewanya selama setahun."

"Baik, Pak."

Setelah menyampaikan instruksinya, Devan segera meninggalkan kedua wanita itu. Dia akan langsung pulang ke rumah. Pria itu malas kalau harus menemani Freya berbelanja. Sudah pasti butuh waktu lama, apalagi ukuran tubuh Freya di bawah standar dari kebanyakan wanita.

Sepeninggal Devan, Winie segera mengajak Freya berbelanja. Lebih dulu dia mengajak Freya mencari pakaian kerja. Wanita itu memilihkan beberapa pakaian kerja yang sesuai dengan selera Devan. Pria itu tidak senang melihat wanita yang mengenakan pakaian kekurangan bahan. Jika Freya bertemu dengan Devan dua tahun lalu, ketika pria itu baru kembali dari New York, mungkin gadis itu akan diminta berpakaian seksi. Tapi tidak sekarang. Setelah belajar ilmu agama, dia anti melihat wanita berpakaian minim.

"Kamu coba dulu beberapa pakaian ini."

Freya membawa tiga buah celana panjang dan juga blouse menuju ruang ganti. Freya melepas pakaiannya lalu mencoba pakaian yang dipilihkan oleh Winie. Modelnya sangat bagus, begitu juga dengan warnanya. Blouse lengan pendek yang dipilihkan Winie, panjang lengannya hampir menyentuh sikunya. Begitu juga dengan celana panjang yang dicobanya. Menyisakan beberapa senti dari panjang kakinya.

"Gimana Frey?" tanya Winie dari luar.

Tak ada jawaban dari Freya. Gadis itu memilih membuka pintu ruang ganti agar Winie melihat sendiri bagaimana penampakannya. Dilihatnya Freya dari atas sampai bawah. Untuk bagian blouse, wanita itu tidak merasa ada masalah, hanya panjang celananya saja yang harus dipotong menyesuaikan panjang kaki Freya.

"Kalau pinggangnya pas?"

"Longgar dikit, tinggal pakai sabuk aja."

"Udah coba semua celana?"

"Udah, sama semua, longgar dikit di bagian pinggang."

"Ya udah ambil itu aja. Nanti kan bisa dipotong celananya. Sekarang kita cari blazernya."

Dengan cepat Freya menutup pintu kemudian melepaskan pakaian yang dicobanya, menggantinya dengan pakaian yang tadi dikenakan. Lima menit kemudian dia keluar. Pakaikan yang tadi dicobanya dimasukkan ke dalam tas belanjaan. Sekarang mereka akan mencari blazer.

Hampir satu jam lamanya mereka berburu pakaian. Di tas belanjaan sudah terdapat lima helai blouse, celana panjang dan blazer dengan berbagai model dan warna berbeda. Winie juga membelikan pakaian pesta untuk Freya. Siapa tahu saja gadis itu diminta Devan menemaninya datang ke pesta klien. Selesai dengan urusan pakaian, sekarang Winie mengajak Freya menuju tempat lain untuk membeli sepatu.

"Mbak, aku ngga bisa pakai high heels," bisik Freya.

"Belajar, Frey. Apalagi badan kamu mungil begini. Pakai high heels biar kamu kelihatan lebih tinggi."

"Tapi jangan yang lancip yang bentuknya. Nanti aku bisa jatuh."

"Untuk permulaan kamu beli yang lima senti aja dulu."

"Ehm.. boleh deh."

Mau tidak mau Freya harus belajar mengenakan high heels karena penampilan sangat penting untuk menunjang pekerjaannya sebagai sekretaris. Winie memilihkan tiga pasang sepatu dengan warna hitam, putih dan cream. Dia juga membelikan satu sepatu pesta.

"Besok kamu pakai pantovel yang wedges. Sekalian kamu belajar pakai high heels."

"Iya, Mbak."

"Ayo sekarang kita beli tas."

Untuk tas, Winie hanya membelikan satu tas kerja dan satu clutch bag yang bisa dibawa ke pesta. Selesai membeli semua keperluan Freya, Winie mengajak Freya menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya. Jantung Freya berdebar kencang menunggu berapa total belanjaannya. Setelah dihitung, total uang yang dihasilkan untuk membelinya pakaian, sepatu dan tas mencapai delapan juta rupiah. Mata Freya membelalak melihat nominal yang harus dicicilnya pada Devan.

"Ya ampun Mbak, ngga salah semuanya delapan juta? Aku harus nyicil berapa lama?" bisik Freya.

"Tenang aja, gaji kamu sebagai sekretaris Pak Devan juga besar kok."

"Gitu ya?"

"Emang kamu ngga nanya berapa gajinya waktu tanda tangan kontrak?"

"Ngga. Udah dapat kerjaan aja aku udah senang kok."

Winie hanya menggelengkan kepalanya saja. Freya benar-benar gadis yang polos. Dia memberikan kartu kredit milik Devan untuk membayar semua belanjaan. Selesai pembayaran, Winie mengajak Freya berbelanja kosmetik dan parfum. Lima belas menit sebelum mall tutup, acara belanja mereka baru selesai. Winie memesan taksi online untuk kembali ke apartemen yang ditinggalinya.

***

"Selamat pagi, Pak," sapa Freya ketika memasuki ruang kerja Devan.

Pria yang tengah sibuk mempelajari proposal yang akan dijadikan bahan meeting nanti, segera mengangkat kepalanya begitu mendengar suara sang sekretaris. Pagi ini penampakan Freya sudah berubah. Untuk sesaat Devan terdiam memandangi penampilan Freya yang sudah jauh berubah.

***

Tersepona ya🤭

Berhubung Indra Ke-6 libur, aku ada rencana up dua bab. Berdoa saja semoga proses review-nya ngga lama😉

Terpopuler

Comments

Adiba

Adiba

pastinya nelen saliva nih saking tersepona...eh terpesonanya 😁😁....wah pastinya nanti bikin gak konsen kalo ada meeting sama kliennya terutama yang mata.......🤭.... ditunggu updatenya ya thor kukirim vote buat doping yaaa biar tambah semangat 💪🏻🔥

2025-01-06

2

anonim

anonim

Freya gadis yang baik, apa adanya. Sudah diterima bekerja disyukuri tanpa pingin tahu berapa gajinya.
Pak Devan terpesona melihat penampilan Freya tapi paling2 tetap mengejek penampilan Freya karena gengsinya yang gede

2025-02-19

2

𝐀⃝🥀🦆͜͡🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ🤎𝗚ˢ⍣⃟ₛ

𝐀⃝🥀🦆͜͡🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ🤎𝗚ˢ⍣⃟ₛ

Devan sudah berubah gak kayak dulu karena sudah belajar tentang agama dengan baik jadi sekarang sudah mengerti artinya tiap bunyi azan Devan pasti akan menjalankan kewajiban shalat

2025-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Gila
2 Nestapa Perantau Dadakan
3 Mimpi Buruk
4 Sengsara Membawa Berkah
5 Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6 Devan vs Freya #1
7 The Real Secretary
8 Devan vs Freya #2
9 Devan vs Freya #3
10 Kena Tilang
11 Devan vs Freya #4
12 Sekretaris Gila
13 Botol Yakult
14 Gombalan Ega
15 Akal Bulus Banu
16 Duo Toxic
17 Devan yang Menyebalkan
18 Saling Sindir
19 Kejutan Bikin Sawan
20 Lembur yang Diinginkan
21 Dilema
22 Pamit
23 Dibayar Lunas!
24 Bos Sadis
25 Donal Bebek
26 Tiffany
27 Devan vs Freya #5
28 Makan Siang
29 Kenangan Masa Lalu
30 Diam-diam Peduli
31 Perhatian
32 Buang Mantan Pada Tempatnya
33 Mantan = Penghalang
34 Sama-sama Diselingkuhi
35 Debat Kusir
36 Pernikahan Bisnis
37 Kejutan Dari Bos
38 Ulang Tahun Istimewa
39 Investigasi ala Ega
40 Galau
41 Win Win Solution
42 Mulut Mercon Devan
43 Pengakuan Devan
44 Cobaan Pra Wedding
45 Prahara
46 Penghulu Jahil
47 Bapak?
48 Perjanjian
49 Kesepakatan yang Menguntungkan
50 Godaan Devan
51 Ketularan Modus
52 Menciptakan Peluang
53 Isi Hati
54 Upaya Klarifikasi
55 Mode Tom and Jerry On
56 Sweet Honeymoon
57 Masa Lalu
58 The Truth Revealed
59 Hukuman Setimpal
60 Hadiah Istimewa
61 Accident
62 Tanggung Jawab
63 Manuver Widi
64 Devan vs Widi
65 Serangan Rishi
66 Serangan Balik
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gadis Gila
2
Nestapa Perantau Dadakan
3
Mimpi Buruk
4
Sengsara Membawa Berkah
5
Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6
Devan vs Freya #1
7
The Real Secretary
8
Devan vs Freya #2
9
Devan vs Freya #3
10
Kena Tilang
11
Devan vs Freya #4
12
Sekretaris Gila
13
Botol Yakult
14
Gombalan Ega
15
Akal Bulus Banu
16
Duo Toxic
17
Devan yang Menyebalkan
18
Saling Sindir
19
Kejutan Bikin Sawan
20
Lembur yang Diinginkan
21
Dilema
22
Pamit
23
Dibayar Lunas!
24
Bos Sadis
25
Donal Bebek
26
Tiffany
27
Devan vs Freya #5
28
Makan Siang
29
Kenangan Masa Lalu
30
Diam-diam Peduli
31
Perhatian
32
Buang Mantan Pada Tempatnya
33
Mantan = Penghalang
34
Sama-sama Diselingkuhi
35
Debat Kusir
36
Pernikahan Bisnis
37
Kejutan Dari Bos
38
Ulang Tahun Istimewa
39
Investigasi ala Ega
40
Galau
41
Win Win Solution
42
Mulut Mercon Devan
43
Pengakuan Devan
44
Cobaan Pra Wedding
45
Prahara
46
Penghulu Jahil
47
Bapak?
48
Perjanjian
49
Kesepakatan yang Menguntungkan
50
Godaan Devan
51
Ketularan Modus
52
Menciptakan Peluang
53
Isi Hati
54
Upaya Klarifikasi
55
Mode Tom and Jerry On
56
Sweet Honeymoon
57
Masa Lalu
58
The Truth Revealed
59
Hukuman Setimpal
60
Hadiah Istimewa
61
Accident
62
Tanggung Jawab
63
Manuver Widi
64
Devan vs Widi
65
Serangan Rishi
66
Serangan Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!