Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil

"Selamat pa.."

"Kamu!"

Ucapan Freya terhenti ketika mendengar suara Devan. Dengan tatapan tajam, Devan terus melihat pada Freya, gadis yang sudah mempermalukannya di stasiun Tegalluar tempo hari. Winie hanya terbengong saja melihat semuanya. Sementara Freya mulai disusupi perasaan khawatir kalau-kalau Devan akan langsung memecatnya di hari pertamanya bekerja. Bahkan sebelum dirinya sempat memperlihatkan kemampuan yang dimiliki. Padahal ini adalah satu-satunya harapan dia bisa mendapatkan pekerjaan di kota besar ini.

"Bawa kembali orang ini. Saya tidak butuh sekretaris seperti dia!"

"Tapi Pak.."

"Tidak ada tapi-tapi, keluar!!"

"Freya adalah sekretaris yang dipilih Bu Anne untuk Bapak. Ibu bilang, silakan Bapak tes dulu kemampuannya. Kalau memang pekerjaannya tidak sesuai dengan kriteria yang Bapak inginkan, silakan Bapak memecatnya."

"Tanpa saya harus tes pun, saya sudah tahu bagaimana kinerjanya."

"Saya akan tunjukkan kemampuan saya kalau Bapak memberi kesempatan. Bagaimana kalau kita bertaruh? Bapak berikan pekerjaan pada saya dan saya akan menyelesaikannya dengan baik. Kalau saya menang, saya bisa tetap bekerja. Tapi kalau saya kalah, saya akan langsung pergi dari kantor ini," tantang Freya. Bagaimana pun caranya dia harus mendapatkan pekerjaaan ini demi kelangsungan hidupnya.

"Saya tidak suka taruhan. Pergi! Jangan buang waktu berharga saya!"

Winie melihat pada Freya dengan pandangan iba. Entah apa yang sudah terjadi pada mereka berdua sampai Devan tidak mau menerima gadis itu bahkan sebelum Freya menunjukkan kemampuannya. Padahal Winie cukup mengakui kinerja Freya. Jika diberi kesempatan pasti gadis itu akan menjadi sekretaris yang handal.

"Ngga apa-apa, Mbak Winie. Pak Devan pasti takut kalah, makanya dia ngga berani terima tantangan saya. Dia ngga mau terlihat kalah dan salah di mata orang lain."

"Beraninya kamu bilang begitu. Baik, saya terima tantanganmu!"

Ingin rasanya Freya bersorak karena Devan terpancing kata-katanya. Winie pun ikut menyunggingkan senyuman. Dia yakin sekali kalau Freya akan memenangkan taruhan ini dan bisa menjadi sekretaris yang baik untuk Devan. Wanita itu segera berpamitan dan keluar dari ruang kerja wakil CEO tersebut. Devan mengambil buku panduan dan proposal yang dijadikan bahan meeting dengan klien hari ini kemudian mendekati Freya.

"Salin kembali buku panduan ini, lalu hafalkan isi di proposal, buat ringkasannya. Kemudian susun jadwalku untuk satu bulan ke depan. Waktumu hanya satu jam!"

GLEK!

Freya menelan ludahnya kelat. Ternyata Devan benar-benar bertekad mendepaknya di hari pertamanya kerja. Devan menyunggingkan senyum miring, dia yakin sekali kalau Freya akan gagal. Dengan begitu dia tidak perlu berhadapan dengan gadis menyebalkan itu.

"Baik, Pak."

Freya segera berpamitan. Gadis itu keluar dari ruangan Devan kemudian menuju mejanya yang berada di dekat pintu masuk atasannya. Dia menyalakan laptop lalu mendudukkan diri di depannya. Setelah mengucapkan basmalah, dia menggerakkan jari-jari tangannya lalu menepuk pundaknya beberapa kali. Proposal yang akan disalinnya ditaruh di dekat laptop. Setelah menarik nafas panjang, jari jemari gadis itu mulai menari-nari di atas keyboard.

Tiga puluh lima menit berlalu dan dirinya sudah selesai mengetik ulang buku panduan. Sambil menunggu buku panduan diprint, Freya menyusun ulang jadwal Devan selama sebulan ke depan. Jadwal tersebut dimasukkan ke dalam tab yang akan selalu dibawanya selama bertugas. Usai menyusun jadwal, sisa waktu dipakainya untuk membaca proposal dan membuat ringkasannya.

Satu jam yang diberikan Devan berakhir sudah. Lewat telepon ekstensi, pria itu memanggil Freya ke ruangannya. Pria itu yakin sekali kalau Freya akan jatuh dalam taruhannya sendiri. Tak berapa lama kemudian terdengar suara ketukan di pintu. Freya segera membuka pintu setelah mendengar suara Devan meminta masuk. Gadis itu berjalan mendekati meja kerja Devan kemudian menaruh buku panduan dan hasil ketikannya di meja. Tak lupa dia meletakkan juga ringkasan proposal yang sudah dipelajarinya. Kening Devan mengernyit melihat semua yang ada di depannya.

Tangannya meraih lembaran kertas yang berisi salinan buku panduan. Dibukanya lembaran kertas tersebut. Ternyata Freya benar-benar sudah menyalinnya dengan baik. Devan melihat pada Freya yang masih setia menunggu reaksinya.

"Pasti kamu fotocopy kan? Bukan diketik."

"Coba Bapak raba huruf di kertas. Pasti Bapak bisa membedakan mana hasil fotocopy, mana hasil print. Oh ya, di halaman 13 dan 17 ada sedikit typo di buku panduan. Tapi saya sudah memperbaikinya. Kalau Bapak tidak percaya, silakan Bapak cek."

Devan membuka halaman yang disebutkan oleh Freya, memang benar apa yang dikatakan gadis itu. Di buku panduan terdapat typo satu buah kata, sementara di hasil ketikan Freya sama sekali tidak ada typo. Devan hanya berdehem saja. Dalam hati pria itu memuji hasil kerja Freya. Entah berapa ratus kata per menit kecepatan mengetiknya sampai bisa menyelesaikan salinan buku panduan yang cukup tebal dengan cepat. Tapi tetap saja dia kesal pada gadis yang sudah mengerjai dan membuatnya malu.

"Bagaimana dengan jadwal saya?"

Freya membuka tab di tangannya. Kemudian gadis itu membacakan jadwal Devan selama satu bulan, lengkap dengan tanggal, waktu dan tempat kemana Devan harus pergi. Devan menghembuskan nafas panjang, itu artinya dia sudah kalah dalam taruhan dan harus menerima Freya bekerja di sini untuknya.

"Baiklah, untuk sementara kamu diterima. Tapi jangan senang dulu, karena saya akan tetap mengawasimu. Sekali saja kamu melakukan kesalahan, kamu akan langsung dipecat."

"Siap, Pak," Freya menaruh tangannya di kening seperti orang sedang menghormat seraya melemparkan senyuman.

"Bersiaplah, sebentar lagi kita akan meeting dengan klien."

"Baik, Pak."

Dengan wajah sumringah Freya keluar dari ruangan Devan. Sesampainya di luar ruangan, gadis itu berteriak kegirangan sambil melompat beberapa kali. Suara teriakan Freya sampai ke telinga Devan karena pintu belum tertutup sempurna. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya. Apa bisa dia bekerja dengan gadis tengil seperti Freya?

***

Sudah lewat satu jam lamanya Devan dan Freya menghadiri meeting bersama klien. Meeting dilakukan di sebuah private room restoran bintang lima. Jalannya meeting cukup berjalan alot, kedua belah pihak masih belum mendapat kata sepakat. Beberapa kali klien mereka mencoba menarik keuntungan lebih. Hampir saja Devan terjebak karena pria itu belum sepenuhnya mempelajari proposal tersebut. Maklum saja, dia baru menerima proposal di pagi hari dan sebelum mempelajari semuanya, dia sudah memberikannya pada Freya. Beruntung sekretarisnya itu sudah memberi ringkasan. Beberapa kali bahkan Freya membisikinya hingga pria itu bisa mengambil keputusan dengan tepat.

Sungguh Freya berharap meeting segera berakhir karena perutnya sudah mulai keroncongan. Pagi tadi dia hanya sarapan bubur dan tidak cukup untuk mengganjal perutnya yang memiliki daya tampung lebih besar walau tubuhnya terbilang mungil. Tinggi Freya memang hanya 150 sentimeter, dan berat badannya 42 kilogram. Walau mungil, namun yang membuatnya istimewa, sebanyak apapun dia makan, berat badannya tidak pernah naik.

Penderitaan Freya akhirnya berakhir. Devan dan sang klien berhasil mencapai kesepakatan. Perjanjian kerjasama akan ditanda tangani dua hari kemudian di kantor Kharisma Group. Usai meeting, Devan membunyikan bel, memanggil pelayan yang bersiaga di luar ruangan. Sepuluh menit berselang, pintu ruangan terbuka. Seorang pelayan masuk seraya mendorong troli. Dengan cekatan pelayan wanita itu tersebut menata makanan di atas meja.

Freya menelan ludahnya beberapa kali melihat menu makanan yang tersedia. Kalau tidak ingat untuk menjaga image, mungkin dia akan langsung mencicipi semua makanan yang tersedia di meja. Devan mempersilakan kliennya makan. Di saat Freya akan mengambil makanan, Devan melihat pada sekretarisnya itu, dia meminta Freya mencatat jadwal pertemuan mereka berikutnya. Dengan cepat Freya segera melakukannya. Baru saja dia hendak mengambil makanan, kembali terdengar suara Devan.

"Tolong pesankan dessert untuk kami. Sepertinya tadi saya lupa memesan desert. Pak Bagas mau apa?"

"Apa saja, asalkan rasanya manis, semanis sekretarismu."

Bagas mengedipkan sebelah matanya pada Freya. Gadis itu sampai bergidik sendiri. Pasalnya Bagas adakah pria berumur, mungkin usianya sudah 50 tahun lebih. Buru-buru gadis itu bangun dari duduknya dan keluar dari ruangan. Sepuluh menit kemudian, Freya kembali ke dalam ruangan. Semua yang ada di dalam masih menikmati makanan. Freya kembali ke kursinya. Ketika hendak mengambil makanan, terdengar suara Devan memintanya mencatat semua yang dibicarakan dengan Bagas.

Dengan dongkol Freya mengambil tab kemudian mencatat pembicaraan keduanya. Ternyata kedua pria itu masih membicarakan proposal yang tadi mereka bahas. Dengan kesal dia menatap Devan, sepertinya pria itu sengaja membuatnya tidak bisa menikmati makanan. Otak Freya langsung bekerja bagaimana caranya agar bisa membahas perbuatan Devan.

Akhirnya makan siang berakhir, dengan Freya yang tidak bisa menyentuh makanan sedikit pun. Bagas dan asistennya segera berpamitan. Pria itu menjabat tangan Devan tanda kesepakatan kerjasama sudah dicapai. Kemudian Bagas menyalami Freya, jari telunjuknya menggelitik telapak tangan Freya, membuat gadis itu dengan cepat menarik tangannya.

Sepeninggal Bagas dan asistennya, Devan mengajak Freya untuk pergi. Gadis itu melirik piringnya yang masih kosong dan bersih. Kemudian matanya melihat pada makanan yang masih tersisa di meja. Dia menelan ludahnya kelat. Ingin rasanya dia mengambil makanan itu untuk mengisi perutnya yang terasa perih dan melilit.

"Ayo pergi."

"Tapi, Pak. Saya belum makan, saya lapar."

"Kita sudah tidak ada waktu lagi. Apa kamu lupa kalau kita masih ada meeting di kantor?"

"Lima menit aja, Pak. Selain bisa mengetik cepat, saya juga bisa makan dengan cepat."

"Kamu ngga makan siang sekali ngga akan buat kamu mati, ayo cepat!"

Ingin rasanya Freya melempar Devan dengan kursi makan. Dengan sangat terpaksa gadis itu mengikuti langkah Devan keluar dari private room tersebut. Langkah Freya terasa sangat berat dan sulit, tenaganya seakan habis karena belum terisi makanan. Tapi karena takut Devan akan memecatnya, dengan sangat terpaksa dia mengikuti pria itu.

***

BRUK!

Di tengah-tengah meeting tiba-tiba saja Freya terjatuh dari kursi yang didudukinya.

***

Itu si Freya kenapa?🤣

Buat yang nanya Devan apa masih ada hubungan dengan keluarga Hikmat, jawabannya ngga ya. Dia tokoh baru dan bukan lanjutan dari generasi KPA. Jadi ngga usah nanya lagi di kolom komentar🤭

Besok aku libur ya🤗

Terpopuler

Comments

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

weiyyy. sadisnya.....saking gk mau kalah sampe segitunya ...ampiunnn....babang Devan.....awas loh kalo jd cinta....sekarang nolak belum ada rasa...rasain kalo udah bucin pasti bakal posesif brutal .....ahahahahhaha.../Facepalm/

2025-01-03

3

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

Freya pingsan kah,klo iya kebangetan tuh si devan.Perut dia kenyang, sekretarisnya salatri 🤣ngetik juga butuh amunisi pakbos🤭awas aja ya Freya pingsan,kamu yg repot lgi 🤣

2025-01-03

2

Inooy

Inooy

pasti bisa laah Vaan, biarpun tengil Ferya pinter lho Van, banyak akal lg..bukti nya dia bisa nyampe Jakarta tanpa mengeluarkan uang, bahkan bisa kenalan ma mama kamu lg..hebat kan Freya? 😆

2025-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Gila
2 Nestapa Perantau Dadakan
3 Mimpi Buruk
4 Sengsara Membawa Berkah
5 Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6 Devan vs Freya #1
7 The Real Secretary
8 Devan vs Freya #2
9 Devan vs Freya #3
10 Kena Tilang
11 Devan vs Freya #4
12 Sekretaris Gila
13 Botol Yakult
14 Gombalan Ega
15 Akal Bulus Banu
16 Duo Toxic
17 Devan yang Menyebalkan
18 Saling Sindir
19 Kejutan Bikin Sawan
20 Lembur yang Diinginkan
21 Dilema
22 Pamit
23 Dibayar Lunas!
24 Bos Sadis
25 Donal Bebek
26 Tiffany
27 Devan vs Freya #5
28 Makan Siang
29 Kenangan Masa Lalu
30 Diam-diam Peduli
31 Perhatian
32 Buang Mantan Pada Tempatnya
33 Mantan = Penghalang
34 Sama-sama Diselingkuhi
35 Debat Kusir
36 Pernikahan Bisnis
37 Kejutan Dari Bos
38 Ulang Tahun Istimewa
39 Investigasi ala Ega
40 Galau
41 Win Win Solution
42 Mulut Mercon Devan
43 Pengakuan Devan
44 Cobaan Pra Wedding
45 Prahara
46 Penghulu Jahil
47 Bapak?
48 Perjanjian
49 Kesepakatan yang Menguntungkan
50 Godaan Devan
51 Ketularan Modus
52 Menciptakan Peluang
53 Isi Hati
54 Upaya Klarifikasi
55 Mode Tom and Jerry On
56 Sweet Honeymoon
57 Masa Lalu
58 The Truth Revealed
59 Hukuman Setimpal
60 Hadiah Istimewa
61 Accident
62 Tanggung Jawab
63 Manuver Widi
64 Devan vs Widi
65 Serangan Rishi
66 Serangan Balik
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gadis Gila
2
Nestapa Perantau Dadakan
3
Mimpi Buruk
4
Sengsara Membawa Berkah
5
Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6
Devan vs Freya #1
7
The Real Secretary
8
Devan vs Freya #2
9
Devan vs Freya #3
10
Kena Tilang
11
Devan vs Freya #4
12
Sekretaris Gila
13
Botol Yakult
14
Gombalan Ega
15
Akal Bulus Banu
16
Duo Toxic
17
Devan yang Menyebalkan
18
Saling Sindir
19
Kejutan Bikin Sawan
20
Lembur yang Diinginkan
21
Dilema
22
Pamit
23
Dibayar Lunas!
24
Bos Sadis
25
Donal Bebek
26
Tiffany
27
Devan vs Freya #5
28
Makan Siang
29
Kenangan Masa Lalu
30
Diam-diam Peduli
31
Perhatian
32
Buang Mantan Pada Tempatnya
33
Mantan = Penghalang
34
Sama-sama Diselingkuhi
35
Debat Kusir
36
Pernikahan Bisnis
37
Kejutan Dari Bos
38
Ulang Tahun Istimewa
39
Investigasi ala Ega
40
Galau
41
Win Win Solution
42
Mulut Mercon Devan
43
Pengakuan Devan
44
Cobaan Pra Wedding
45
Prahara
46
Penghulu Jahil
47
Bapak?
48
Perjanjian
49
Kesepakatan yang Menguntungkan
50
Godaan Devan
51
Ketularan Modus
52
Menciptakan Peluang
53
Isi Hati
54
Upaya Klarifikasi
55
Mode Tom and Jerry On
56
Sweet Honeymoon
57
Masa Lalu
58
The Truth Revealed
59
Hukuman Setimpal
60
Hadiah Istimewa
61
Accident
62
Tanggung Jawab
63
Manuver Widi
64
Devan vs Widi
65
Serangan Rishi
66
Serangan Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!