Devan vs Freya #3

"Di rooftop?"

"Iya. Saya sudah siapkan tenda di sana. Dari pada kamu numpang sama Winie terus, lebih baik kamu tinggal di rooftop. Lebih bagus juga, jadi kamu ngga akan telat sampai di kantor. Kalau pulang kerja ngga akan kena macet, tinggal naik pake lift. Praktis kan?"

"Hah?"

"Kenapa?" tanya Devan dengan santainya.

"Ngga mau, Pak. Saya ngga mau tinggal di rooftop. Mendingan saya balik lagi ke tempat Mbak Winie. Kalau saya tinggal di rooftop, berati sendirian di kantor ini. Kalau saya dikeroyok Mbak Kunti sama teman-temannya gimana? Ngga mau Pak, please."

Dengan wajah memelasnya Freya memohon pada Devan. Namun pria itu terlihat tidak peduli. Dia memijit tombol di dekat pintu lift dan tak lama pintu langsung terbuka. Devan langsung masuk ke dalamnya, sementara Freya masih bertahan di tempatnya.

"Masuk!" titah Devan.

"Ngga mau!" kepala Freya menggeleng.

"Masuk!"

Devan menarik tangan Freya, namun gadis itu tetap bertahan. Dia mengangkat kakinya lalu disandarkan ke tembok, sebelah tangannya digunakan untuk menahan tubuhnya agar tidak terseret masuk ke dalam lift. Namun dikarenakan tenaganya yang kalah kuat dari Devan, dengan sedikit hentakan Devan berhasil menarik Freya hingga tubuh gadis itu masuk juga ke dalam lift. Pria itu menahan pintu agar tidak menutup. Dia kemudian mengambil traveling bag dan ransel Freya lalu memasukkan asal ke dalam kotak besi tersebut. Setelah pintu menutup, Devan memijit tombol B1.

Freya yang tengah panik hanya duduk di pojokan sambil memeluk ranselnya. Gadis itu sama sekali tidak menyadari kalau lift bergerak turun bukan naik. Devan melirik ke belakang sambil tersenyum tipis. Puas rasanya bisa mengerjai sekretaris tengilnya itu. Ketika lift sudah sampai di B1, Devan mengajak gadis itu keluar.

"Ayo keluar!"

"Ngga mau!"

"Kamu mau tidur di lift? Cepat keluar! Atau saya panggil security buat gendong kamu."

Mendengar ucapan Devan, mau tidak mau Freya keluar dari dalam lift dengan membawa barang bawaannya. Sesampainya di luar, gadis itu baru menyadari kalau sekarang sedang berada di basement, bukan di rooftop.

"Ayo cepat!"

Ucapan Devan menyadarkan Freya dari lamunannya. Sambil membawa dua traveling bag di tangannya dan ransel di punggungnya gadis mengikuti Devan setengah berlari. Pria itu membuka pintu belakang mobilnya, meminta Freya memasukkan barang bawaannya. Ketika Freya hendak masuk setelah menaruh barang, Devan melarangnya.

"Kamu mau ngapain?"

"Duduk, Pak."

"Duduk di depan! Emangnya saya supir kamu!"

"Hehehe.."

Freya menutup pintu belakang kemudian membuka pintu depan. Devan langsung menjalankan kendaraannya sebelum Freya memakai sabuk pengamannya dengan benar. Perjalanan pulang memakan waktu yang cukup lama. Kantor Kharisma Group berada di Jakarta Pusat, sementara rumah Devan berada di Jakarta Selatan.

"Kita mau kemana, Pak?"

"Pulang. Saya sudah siapkan tempat tinggal untuk kamu."

"Terima kasih, Pak."

Dalam hati Freya bersyukur, ternyata Devan tidak seburuk pikirannya. Dipikirnya benar pria itu memintanya tinggal di rooftop menggunakan tenda. Namun pria itu malah menyewakan tempat lain untuknya. Setelah menempuh perjalanan selama tujuh puluh lima menit, mobil yang dikendarai Devan berbelok memasuki pelataran parkir gedung apartemen Mega Tower. Usai memarkirkan mobilnya, Devan mengajak Freya keluar.

Pria itu berjalan santai menuju lobi dengan kedua tangan berada di saku celana. Sementara Freya mengekor di belakangnya dengan membawa barang-barangnya. Seorang petugas keamanan menyambut kedatangan pria itu.

"Selamat malam, Pak."

"Saya penyewa baru di gedung ini. Apa kunci unit 311 ada di Bapak?"

"Oh iya, Pak. Sebentar."

Petugas security bernama Wawan itu menuju meja tempatnya bertugas. Dia mengambil sebuah keycard dari dalam lacinya lalu memberikannya pada Devan. Mata pria itu kemudian tertuju pada Freya yang baru saja masuk dengan membawa cukup banyak barang.

"Dia yang akan tinggal di sini," Devan menunjuk pada Freya.

"Oh iya, Pak. Sini Mbak, biar saya bawakan."

Tak tega melihat Freya yang berubah mungil membawa barang yang terlihat berat, Wawan pun berinisiatif membantu. Pria itu mengambil dua traveling bag di tangan Freya.

"Tolong antarkan dia ke unit apartemennya. Dan kamu cepat kembali ke sini setelah menaruh barang."

"Siap, Pak."

Freya menerima keycard dari Devan lalu mengikuti langkah Wawan yang sudah berjalan lebih dulu. Wawan meminta Freya menempelkan keycard di layar panel yang ada di dekat pintu sebelum memijit tombol tiga. Kotak besi tersebut segera bergerak naik.

"Kalau yang tadi siapa Mbak?"

"Atasan saya, Pak. Orangnya embang nyebelin. Tapi untung saya dikasih tempat tinggal, soalnya saya ini perantau."

"Memang asalnya dari mana Mbak?"

"Bandung."

"Oh sama seperti saya berarti. Bandungnya di mana? Kalau saya di Soreang. Oh iya kita belum kenalan, saya Wawan."

Pria itu mengulurkan tangannya pada Freya dan langsung dibalas oleh gadis itu seraya menyebutkan namanya. Lift yang mereka tumpangi sudah sampai di lantai tiga. Wawan keluar lebih dulu untuk memandu Freya. Pria itu berhenti di depan pintu kamar 311. Dia meminta gadis itu menempelkan kembali keycard ke panel yang ada di pintu. Setelah kunci terbuka, Wawan membuka pintu dan mempersilakan Freya masuk ke dalamnya.

Apartemen yang disewakan Devan untuknya memang tidak terlalu besar. Hanya apartemen studio, tapi cukup untuknya yang tinggal sendiri. Hanya ada satu kamar, kamar mandi dan ruang santai yang menyatu dengan dapur di unit ini. Dapur sudah dilengkapi kitchen set dan kulkas. Serta balkon untuk tempat Freya duduk santai atau menjemur pakaian.

Selesai menaruh barang bawaannya, Freya mengajak Wawan kembali ke bawah. Sesuai amanat Devan, dia harus segera kembali ke bawah setelah menaruh barang-barang. Tak butuh waktu lama, lift yang mereka tumpangi sudah sampai lagi di lantai dasar.

"Terima kasih ya, Pak Wawan. Oh ya, saya Bandungnya di Ciganitri."

"Iya, Neng. Semoga betah ya. Kalau butuh apa-apa, bilang aja ke saya. Kita ini bersaudara, sesama orang Bandung, " Wawan melemparkan senyumnya.

"Aamiin.. Makasih, Pak."

Freya berlari kecil mendekati Devan yang masih menunggunya. Pria itu bangun dari duduknya ketika melihat Freya mendekat. Dengan isyarat tangannya dia meminta Freya mengikutinya. Ternyata pria itu kembali ke mobilnya.

"Masuk!"

"Iya, Pak."

"Di hape kamu ada aplikasi stopwatch kan?"

"Ada, Pak."

"Buka dan tekan, kita hitung berapa waktu yang dibutuhkan buat sampai ke tujuan."

"Emang kita mau kemana, Pak?*

"Ngga usah banyak tanya."

Freya langsung membungkam mulutnya. Begitu mobil bergerak, dia segera menekan tombol start pada aplikasi stopwatch. Begitu mobil keluar dari parkiran gedung apartemen, kembali terdengar suara Devan.

"Hafalkan jalannya jangan sampai kamu nyasar nantinya."

"Iya, Pak."

Mobil Devan bergerak lambat, hanya empat puluh kilometer per jam saja. Kendaraan roda empat tersebut berbelok memasuki perumahan Royal Residence. Deretan rumah besar dengan gaya arsitektur Eropa langsung terpampang di depan Freya. Pasti pemilik rumah di sini adalah keluarga konglomerat semua. Mobil Devan kemudian berhenti di depan rumah besar bercat putih. Seorang security bergegas membukakan pintu pagar. Roda mobil kembali bergulir memasuki pekarangan rumah.

"Berapa waktunya?"

"Sepuluh menit, dua puluh detik."

"Kamu sudah ingat jalannya?"

"Sudah, Pak."

"Bagus, ayo turun."

Bagaimana kerbau dicucuk hidungnya, Freya mengikuti saja apa kata Devan. Matanya langsung tertuju pada bangunan megah di depannya.

"Ini rumah orang tua saya. Sementara saya tinggal di sini. Dan mulai besok, setiap pagi sebelum berangkat kerja, kamu harus ke rumah untuk menjemput saya. Jam tujuh pas kamu sudah harus ada di sini. Dan kalau saya membutuhkan kamu di luar jam kerja, kamu harus datang ke sini dalam waktu sepuluh menit, tidak boleh lebih!"

"Tapi Pak, sepuluh menit kan kalau pake mobil. Kalau jalan, waktunya lebih lama."

"Kamu bisa naik motor?"

"Bisa, Pak. Kalau cuma naik motor, semua orang juga bisa, Pak."

"Maksud saya bawa motor."

"Bisa, Pak. Kalau bawa motor kan banyak caranya. Bisa didorong, diderek atau diangkut pake mobil bak."

"Nyetir motor!"

"Oh bilang dong Pak kalau maksudnya nyetir motor, biar jelas. Alhamdulillah saya bisa nyetir motor, tapi belum punya SIM."

Devan menarik nafas dalam-dalam. Berbicara dengan Freya memang membutuhkan energi lebih. Sepertinya gadis itu sengaja menguji kesabarannya. Bisa-bisa dia terkena tekanan darah tinggi setelah Freya menjadi sekretarisnya.

"Nanti kamu bawa motor itu, anggap aja itu buat inventaris kamu. Kamu boleh pakai di sekitaran sini aja, ngga boleh jauh-jauh."

Mata Freya mengikuti jari telunjuk Devan. Yang dilihatnya adalah motor sport berwarna merah. Refleks gadis itu menolehkan kepalanya pada Devan.

"Kalau motor itu, saya ngga bisa Pak. Bapak tahu sendiri, saya kan pendek, mana sampai kaki saya kalau bawa motor itu. Lagian saya ngga bisa pake motor kopling."

***

Didorong Frey🤣

Terpopuler

Comments

dheey

dheey

Van Devan... jangankan motor sport, motor sandard aja untuk tinggi badan 150 pas pasan, kadang jinjit untuk tipe2 tertentu. wkwkwkw

2025-01-07

3

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

bos sama sekretaris gak mau kalah.ada saja perlakuan untuk saling membalas .
sengaja Devan mencari tempat tinggal untuk Freya biar deket sama rumahnya dan kalau di suruh2 cepet datangnya.

2025-01-07

2

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

kalau di dorong sampai di rumah Devan lebih dari 10 menit.kena hukuman lagi dia nanti 🤣..lari aja Frey itung2 olahraga 🤣

2025-01-07

3

lihat semua
Episodes
1 Gadis Gila
2 Nestapa Perantau Dadakan
3 Mimpi Buruk
4 Sengsara Membawa Berkah
5 Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6 Devan vs Freya #1
7 The Real Secretary
8 Devan vs Freya #2
9 Devan vs Freya #3
10 Kena Tilang
11 Devan vs Freya #4
12 Sekretaris Gila
13 Botol Yakult
14 Gombalan Ega
15 Akal Bulus Banu
16 Duo Toxic
17 Devan yang Menyebalkan
18 Saling Sindir
19 Kejutan Bikin Sawan
20 Lembur yang Diinginkan
21 Dilema
22 Pamit
23 Dibayar Lunas!
24 Bos Sadis
25 Donal Bebek
26 Tiffany
27 Devan vs Freya #5
28 Makan Siang
29 Kenangan Masa Lalu
30 Diam-diam Peduli
31 Perhatian
32 Buang Mantan Pada Tempatnya
33 Mantan = Penghalang
34 Sama-sama Diselingkuhi
35 Debat Kusir
36 Pernikahan Bisnis
37 Kejutan Dari Bos
38 Ulang Tahun Istimewa
39 Investigasi ala Ega
40 Galau
41 Win Win Solution
42 Mulut Mercon Devan
43 Pengakuan Devan
44 Cobaan Pra Wedding
45 Prahara
46 Penghulu Jahil
47 Bapak?
48 Perjanjian
49 Kesepakatan yang Menguntungkan
50 Godaan Devan
51 Ketularan Modus
52 Menciptakan Peluang
53 Isi Hati
54 Upaya Klarifikasi
55 Mode Tom and Jerry On
56 Sweet Honeymoon
57 Masa Lalu
58 The Truth Revealed
59 Hukuman Setimpal
60 Hadiah Istimewa
61 Accident
62 Tanggung Jawab
63 Manuver Widi
64 Devan vs Widi
65 Serangan Rishi
66 Serangan Balik
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gadis Gila
2
Nestapa Perantau Dadakan
3
Mimpi Buruk
4
Sengsara Membawa Berkah
5
Bos Menyebalkan vs Sekretaris Tengil
6
Devan vs Freya #1
7
The Real Secretary
8
Devan vs Freya #2
9
Devan vs Freya #3
10
Kena Tilang
11
Devan vs Freya #4
12
Sekretaris Gila
13
Botol Yakult
14
Gombalan Ega
15
Akal Bulus Banu
16
Duo Toxic
17
Devan yang Menyebalkan
18
Saling Sindir
19
Kejutan Bikin Sawan
20
Lembur yang Diinginkan
21
Dilema
22
Pamit
23
Dibayar Lunas!
24
Bos Sadis
25
Donal Bebek
26
Tiffany
27
Devan vs Freya #5
28
Makan Siang
29
Kenangan Masa Lalu
30
Diam-diam Peduli
31
Perhatian
32
Buang Mantan Pada Tempatnya
33
Mantan = Penghalang
34
Sama-sama Diselingkuhi
35
Debat Kusir
36
Pernikahan Bisnis
37
Kejutan Dari Bos
38
Ulang Tahun Istimewa
39
Investigasi ala Ega
40
Galau
41
Win Win Solution
42
Mulut Mercon Devan
43
Pengakuan Devan
44
Cobaan Pra Wedding
45
Prahara
46
Penghulu Jahil
47
Bapak?
48
Perjanjian
49
Kesepakatan yang Menguntungkan
50
Godaan Devan
51
Ketularan Modus
52
Menciptakan Peluang
53
Isi Hati
54
Upaya Klarifikasi
55
Mode Tom and Jerry On
56
Sweet Honeymoon
57
Masa Lalu
58
The Truth Revealed
59
Hukuman Setimpal
60
Hadiah Istimewa
61
Accident
62
Tanggung Jawab
63
Manuver Widi
64
Devan vs Widi
65
Serangan Rishi
66
Serangan Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!